Anda di halaman 1dari 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Repository Universitas Negeri Makassar

ARTIKEL

KESULTANAN BIMA PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ABDUL


HAMID 1767-1811

SULTANATE OF BIMA DURING THE REIGN OF THE SULTAN ABDUL HAMID


1767-1811

MUHAMMAD AQIL

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
KESULTANAN BIMA PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ABDUL
HAMID 1767-1811

SULTANATE OF BIMA DURING THE REIGN OF THE SULTAN ABDUL HAMID 1767-
1811

MUHAMMAD AQIL
Pendidikan IPS Kekhususan Pendidikan Sejarah
Program Pascasarjana
Uneversitas Negeri Makassar

Aqilbima367@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalahUntuk mengetahui (i) kondisi kesultanan Bima di bawah
pimpinan Sultan Abdul Hamid; (ii) Dinamika Politik dan Kekuasaan yang terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Abdul Hamid. Peneltian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
merupakandatadalambentukuraianataupenjelasan yang menekankan pada kejadian- kejadian
peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan sejarah Sultan Abdul Hamid dengan teknik
pengumpulan data yang ditempuhberdasarkanmetodepeneitiansejarahyaituheuristik,
kritikdanhistografi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (i) kondisi kesultanan Bima dibawa pimpinan
Sultan Abdul Hamid.Sepanjang masa pemerintahan Sultan Abdul Kadim dan Sultan Abdul
Hamid, hubungan Kesultanan Bima dengan Belanda masih dalam suasana tidak
bersahabat.Dalam perdagangan, keduanya terus mempertahankan politik dagang bebas. (ii)
dinamika politik dan kekuasaan yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid.
Sultan Abdul Hamid sadar, bahwa rakyat serta negri yang dicintainya sedang dilanda
berbagai tantangan, akibat politik de vide et empera Belanda pada masa pemerintahan
ayahnya. Untuk mengatasi semua persoalan tersebut, Abdul Hamid harus berjuang
keras.Hubungan dengan Makassar harus segera dipulihkan, pertahanan keamanan perlu
ditingkatkan, perdagangan harus segera dibenahi seperti pada masa sebelumnya.

Kata Kunci: Masa Kesultanan Abdul Hamid


ABSTRACT

The study aims at discovering (i) the condition of the Sultanate of Bima under the
leadership of Sultan Abdul Hamid, (ii) the dynamics of politic and power during the reign of
Sultan Abdul Hamid. The study employed qualitative approach in which the data were of
description which focused on the past events aligned with the history of Sultan Abdul Hamid.
Data were collected based on history research method, namely heuristic, critique, and
historiogrphy.

The results of the study reveal that (i) the conditions of the Sultanate of Bima was
under the leadership of Sultan Abdul Hamid. During the reight of Sultan Abdul Kadim and
Sultan Abdul Hamid, the relations of the sultanate Bma and Duct were still in unfriendly
atmosphere. In trading, both parties keep maintaining a free trade policy, (ii) the dynamics of
politic and power during the reign of Sultan Abdul Hamid, the Sultan Abdul Hamid realized
that the beloved people and nation hit by various challenges due to the politic of de vide et
empera of Dutch during the reign of his father. In order to solve all those problems, Abdul
Hamid had to fight harder. The relation with Makassar should be immediately restored,
security defense needed to be improved, trade should immediately be fixed as in previous
times.

Keywords: Time of the Sultanate of Abdul Hamid


PENDAHULUAN Januari 1805 M),Ruma Bicara Muhyiddin
Kesultanan Bima sampai akhir masa diganti oleh Ruma Bicara Abdul Nabi.
kesultanan telah diperintah oleh 14 orang sultan Pada awal masa pemerintahan Sultan Abdul
dengan Sultan Muhammad Salahuddin sebagai Hamid, kondisi dan situasi politik ekonomi Bima
sultan terakhir. Pada masa sultan kedelapan, kurang mengembirakan.Timbulnya masalah
Abdul Kadim, tepatnya tanggal 9 Februari 1765 tersebut disebabkan oleh dua faktor penting yaitu
M Belanda memaksanya untuk menandatangani faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Kontrak Monopoli Dagang, sehingga Bima harus Faktor dari dalam yang menyulitkan posisi
tunduk kepada politik monopoli dagang Belanda Bima pada masa Sultan Abdul Hamid adalah
dan meninggalkan politik dagang bebasnya yang adanya kontrak dengan Belanda yang
sudah dijalankan jauh sebelum Islam masuk. ditandatangani oleh Sultan Abdul Kadim pada
Sejak itu Bima tidak boleh berhubungan dengan tahun 1765. Kontrak tersebut pada hakekatnya
bangsa lain dan hasil bumi harus dijual kepada mengikat Bima untuk menerima monopoli
VOC dengan harga yang sudah ditetapkan. Hal Belanda. Hal ini merupakan tantangan yang
ini sangat merugikan perkembangan ekonomi berat bagi Sultan Abdul Hamid yang berusia
Bima selanjutnya. Sebelum perjanjian ini, sudah muda, dan yang belum memiliki pengalaman.
ada perjanian-perjanjian antara Bima dengan Berhasil tidaknya Bima menangani masalah
VOC, namun dengan adanya perjanjian ekonomi dan sosial politik pada masa itu
tahun1765 ini semakin memperkuat posisi VOC tergantung sungguh dari kemampuan Ruma
di Bima dan berdampak besar bagi pemerintahan Bicara Muhyiddin sebagai wali sultan.
Abdul Hamid. Faktor luar yang ikut mempengaruhi situasi
Adanya kegoncangan politik yang terjadi di ekonomi dan sosial politik pada saat itu adalah
lingkungan kesultanan pada masa Sultan Abdul tindakan Belanda yang selalu memaksakan
Kadim telah mengundang campur tangan kehendaknya kepada sultan dan raja-raja
Belanda dan hal ini sangat merugikan Bima, Indonesia untuk menerima hegemoni Belanda
sehingga menyebabkan Bima terjerat dalam dalam perdagangan. Para sultan dan raja selalu
sistem monopoli. Ketika dalam kondisi seperti dibujuk atau dipaksa untuk mengakui monopoli
ini, Sultan Abdul Kadim wafat pada tahun 1773 dagang Belanda melalui kontrak dagang. Hal ini
M10 dan kekuasaan dilimpahkan kepada amat menguntugkan Belanda dan amat
anaknya, Abdul Hamid. Pada saat Abdul Hamid merugikan para sultan dan raja-raja Indonesia.
naik tahta, Bima sudah satu abad di bawah Cara-cara menguasai kesultanan dan
kekuasaan Kompeni. Kontrol Belanda di bidang kerajaan Indonesia semakin teratur dan
politik dan ekonomi berakibat Kerajaan Bima terorganisir. Karena sejak tahun 1808 kekuasaan
bukan lagi pusat perniagaan antarpulau di Belanda di Indonesia bukan lagi dipegang oleh
kawasan Indonesia Timur, sehingga kehilangan komponi atau para pedagang, tetapi mulai
berbagai sumber kemakmuran.(Mawaddah, dipegang dan diatur oleh pemerintah pusat yang
2017). berada di Belanda. Pada tahun 1808 pemerintah
Sultan Abdul Hamid adalah putera Sultan Belanda mengirim Jendral Herman Willem
Abdul Kadim. Beliau dilahirkan pada tahun Daendels untuk menjadi Gubernur Jendral di
1176 H (1762 M ),mangkat pada tanggal 1 Indonesia. Seorang Jendral bekas Panglima
Ramadhan 1234 H (Juni 1819 M). Dimakamkan perang yang membantu Prancis melawan
di halaman Masjid Kesultanan Bima.Setelah Inggris. Sudah barang tentu pemerintahan
wafat digelari Mantau Asi Saniu,karena beliau dilaksanakan dari tangan kompeni ke tangan
bermukim di istana yang dihiasi dengan cermin. Pemerintah Belanda akan menambah kesulitan
Pada tahun 1187 H (1773 M),Abdul Hamid bagi Sultan Abdul Hamid. Bima benar-benar
dilantik menjadi Sultan Bima, menggantikan memperoleh tantangan dalam bidang kehidupan
kedudukan ayahnya. Pada saat itu beliau baru (Ismail, 2004:117-119).
berumur 11 tahun. Untuk sementara waktu, tugas Sebagaimana yang telah sebutkan diatas
Sultan diserahkan kepada walinya Ruma Bicara bahwa keadaan Islam pada masa Sultan Abdul
Muhyiddin. Pada tanggal 18 Syawal 1219 H (10 Kadim sangatlah mengkuatirkan dan hampir
disemua daerah kekusaannya timbul
pemberontakan akibat dari sikap sultan yang lokal serta melawan usaha dorongan oleh
tidak tegas. Maka pada masa pemerintahan Makassar. Akhinya hubungan dengan orang
Sultan Abdul Hamid ini segera dilakukan Belanda tentu saja sangat menentukan sejak
pembenahan untuk mengatasinya dan berusaha perjanjian Bongaya ditandatangani, dan segala
untuk mengembalikan suasana seperti keadaan keputusan bersifat politik yang penting harus
semula. Sultan Abdul Hamid wafat dan disetujui oleh Residen di Bima atau Gubernur di
dimakamkan dikuburan Raja-raja Kampung Sigi Makassar.
Bima. Dari tulisan yang ada di nisanya dapat Kunjungan Sultan Abdul Hamid ke
diketahui bahwa Sultan Abdul Hamid wafat pada Makassar pada tahun 1792 merupakan contoh
tanggal 20 Ramadhan 1234 H. Setelah yang baik dari keadaan tersebut. Sultan berlaku
memerintah hampir lima puluh tahun(1765-1811 sebagai raja bawahan terhadap gubernur, dan
M). Semasa menjabat sebagai Sultan beliau juga Gubernur memperlakukanya dengan sekaligus
mendapat gelar Ruma Mantau Asi memperlihatkan kekuasaanya sendiri dan
Saninu.(Salahuddin, Sulaiman & melimpahkan tanda persahabatan. Buat orang
Abubakar.2013:27). Belanda, yang terpenting ialah keamanan dan
Sebelum kompeni berhasil menaklukkan ketetiban. Di Makassar itu Sultan Abdul Hamid
Makassar dan pulau Sumbawa, Bima berada di menerima surat dari Gubernur Jendral yang
bawa kekuasaan Makassar, namun sifatnya sama menyangkut masalah kehadiran orang Inggris di
sekali lain, berupa kontrol politik tetapi juga Sumbawa, yaitu sesuatu hal yang juga
pertalian darah: kedelapan Sultan Bima pertama dipersoalkan oleh Gubernur Celebes, Boelen
kawin dengan seorang putri Makassar. Abdul (1771) dan Vermeulen (1801). Begitu juga
Hamid adalah sultan pertama yang tidak Gubernur pada waktu itu, yaitu W. Beth,
melakukanya, dia memperistrikan ( antara lain) mendesak Sultan supaya mengampuni Jeneli
dua orang putri Sumbawa Harun al-Rasyid, yaitu Sape yang pernah memberontak (Chambert-Loir,
Masiki Syafiatuddin dan Datu Sagiri. Fasal 2004: 234)
perkawinan itu merupakan salah satu akibat Rujukan yang dapat memberi petunjuk awal
situasi politik yang baru: pertalian darah dengan tentang Kronologi peran Kesultanan Bima,
Makassar tidak mempunyai makna lagi, bahkan sebuah buku yang di sunting oleh M. Hilir Ismail
Bima dan Makassar beberapa kali bersengketa (2004) berjudul Peran Kesultanan Bima Dalam
tentang kekuasaan atas daerah Manggarai. Perjalanan Sejarah Nusantara. Buku ini
(Chambert-loir, Dkk, 2010: 13). menjelaskan beberapa tentang sejarah kesultan
Pada masa Kekuasaan yang terjadi pada Bima, tentang bagaimana dinamika sejarah Bima
Pemerintahan Sultan Abdul Hamid berbagai Dalam konteks Sejarah Kesultanan Abdul
dinamika yang terjadi di Kerajaan Bima Hamid dalam Dinamika politiknya jarang
umumnya terbuka didunia luar dari segi ekonomi diungkap. hal ini mungkin dikarenakan
sebab perniagaan merupakan penghasilan partisipasi pergolakan kekuasaan banyak bersifat
utamanya, dan dari segi politik sebab keadaan lokal dan regional wilayah saja. Selain itu
negara tergantung pada keadaan kerajaan lain di penulisan sejarah tentang Bima juga banyak
Pulau Sumbawa dan sekitarnya. Pada tahun 1809 dilatar belakangi oleh Nasionalisme sehingga
Gubernur Jason menulis:” Secara keseluruhan tulisan-tulisan sejarah lokal tentang peran
Pulau Sumbawa adalah sarang komplotan yang Kesultanan Abdul Hamid dalam dinamika
besar”, Penggulingan, perebutan tahta, politik nasional hanya menjelaskan secara
pembunuhan, dan sekongkolan terjadi terus singkat tentang sejarah Bima terutama dalam
menerus. Ketiga Kerajaan Bima, Dompu, dan kesultanan. Dari sini penulis berusaha membuat
Sunbawa jarang berperang tetapi tidak berhenti tulisan dengan landasan historis lokal yang juga
berkomplot satu sama lain. Tambahan pula memaparkan karakteristik bagaimana
pemberontakan terhadap Komponi yang berasal Pemrintahan Sultan Abdul Hamid, sehingga
dari kaum Bangsawan di Sulawesi Selatan selain pembaca bisa mengetahui Dinamika
mencari perlindungan di pulau itu. Bima kekuasaan di Bima, pembaca juga bisa menilai
mempertahankan kekuasaannya atas daerah sendiri bagaimana kondisi masyarakat Bima
Manggarai dan harus mengatasi pemberontakan dalam kekhususan sesuai dengan penelitian saya
mengenai kesultanan Abdul Hamid. Tidak penguasa. Segi yang luput dari perhatian adalah
semua yang diceritakan dalam buku yang ditulis tidak memberi ruang bagi arus bawah untuk
oleh M. Hilir Ismail ini dianggap mewakili memberi arti bagi perjalanan sejarah negerinya
zamanya, karena perlu mengacu dan sendiri dan sangat sedikit perhatian pada
mengumpulkan sumber yang lain untuk interaksi sosial, politik, dan ekonomi antar
mendapatkan gambaran yang utuh tentang kelompok masyarakat. Hampir semua pelaku
Kesultanan Bima pada masa pemerintahan sejarah diperankan oleh para bangsawan, elite-
Sultan Abdul Hamid 1767-1811. M Hilir Ismail elite politik yang berpengaruh, dan pejabat-
kurang menjelaskan secara utuh bagaimana pejabat istana.
peran Kesultanan Abdul Hamid dalam Dalam tulisan Gubernur Jason tahun 1809,
menyebarkan surat menyurat pada Belanda, serta dibuku yang tulis oleh Henri Chambert-Loir,
bagaimana kondisi Bima dibawa kekuasaan Massir Q. Abdullah, Suryadi Oman
Sultan Abdul Hamid bahwa Pada tahun 1800 Fathurahman, H. Siti Maryam Salahuddin,
kapal dagang Inggris mulai berdatangan di Secara keseluruhan Pulau Sumbawa adalah
perairan Indonesia sehingga, kedudukan Belanda sarang komplotan yang besar”, Penggulingan,
terancam oleh Inggris, yang berusaha melanggar perebutan tahta, pembunuhan, dan sekongkolan
monopoli dagang Belanda di Indonesia. terjadi terus menerus. Ketiga Kerajaan Bima,
Kehadiran Inggris semakin menyulitkan posisi Dompu, dan Sunbawa jarang berperang tetapi
Belanda di Indonesia. Gubernur Deandels tidak berhenti berkomplot satu sama lain.
mengundurkan diri. Pada tanggal 15 Mei 1811, Tambahan pula pemberontakan terhadap
diganti oleh Gubernur Yanssen, dan itu masih Komponi yang berasal dari kaum Bangsawan di
dalam pencarian sumber apakah Belanda dan Sulawesi Selatan mencari perlindungan di pulau
Inggris pernah ada konflik karena persaingan. itu. Bima mempertahankan kekuasaannya atas
Rujukan Kedua, Henri Chambert-Loir, daerah Manggarai dan harus mengatasi
Massir Q. Abdullah, Suryadi Oman pemberontakan lokal serta melawan usaha
Fathurahman, H. Siti Maryam Salahuddin dorongan oleh Makassar. Hal ini melibatkan
(2010), memberikan rujukan dalam sebuah seorang bangsawan sehingga dianggap penting
buku yang berjudu Imam Dan Diplomasi dicatat. Terjadi pemberontakan yang melibatkan
Serpihan Sejarah Kerajaan BimaDengan tiga kerajaan langsung, Kerajaan Bima, Dompu
sampul unik berupa ilustrasi tanda tangan Sultan dan Sumbawa ditabah lagi di tambah lagi kaum
Abdul Hamid Muhammad, yang disalin dari Bangsawan yang mencari perlindungan di Bima,
naskah Perjanjian antara Kerajaan Bima dan hal ini mendorong penulis untuk meneliti
Kompeni Belanda, 26 Mei 1792, buku ini bagaimana sebenarnya kondisi Pemerintahan
menghadirkan tiga hasil telaah atas naskah- Sultan Abdul Hamid , sehingga menimbulkan
naskah yang berasal dari Kesultanan Bima, perhatian supaya mendorong untuk mencari
antara tahun 1775 sampai 1882. Para penulisnya: sumber-sumber mencatat secara detail mengenai
Henri Chambert-Loir, Massir Q. Abdullah, peristiwa ini.
Suryadi, Oman Fathurahman, dan H. Siti Rujukan Ketiga, Tulisan yang berkaitan
Maryam Salahudin adalah mereka yang telah dengan aktifitas Raja dan Sultan Bima yang
lama ‘bercengkrama' dengan dunia pernaskahan ditulis oleh Hj. Siti Maryam R. Salahuddin,
Nusantara. Surat-surat itu menggambarkan Mumawar Sulaiman dan Syukri Abubakar yang
upaya dan siasat diplomatik dari sang Sultan berjudul Aksara Bima Peradaban Lokal Yang
dalam rangka membina hubungan dengan Hilang, (2013), dengan melihat keadaan Islam
Kompeni Belanda, selain juga menggambarkan pada masa Sultan Abdul Kadim sangatlah
produk ekspor Bima yang dijual kepada mengkuatirkan dan hampir disemua daerah
Belanda, barang-barang yang disalingtukarkan kekusaannya timbul pemberontakan akibat dari
sebagai hadiah, serta secara umum gambaran sikap sultan yang tidak tegas. Maka pada masa
ekonomi Kesultanan Bima yang justru kelihatan pemerintahan Sultan Abdul Hamid ini segera
rapuh dan mudah tergoncang dilakukan pembenahan untuk mengatasinya dan
Buku ini memberi arti penting yang berusaha untuk mengembalikan suasana seperti
menggambarkan kontruksi sejarah para keadaan semula, dalam tulisan buku ini kurang
lengkap pembahasan mengenai keadaan politik (1771) dan Vermeulen (1801). Begitu juga
yang terjadi dalam kesultanan Abdul Kadim, Gubernur pada waktu itu, yaitu W. Beth,
sehingga sampai ke anaknya yaitu Sultan Abdul mendesak Sultan supaya mengampuni Jeneli
Hamid. Dari tulisan ini memberi pemahaman Sape yang pernah memberontak. Tapi buku
tentang keeadaan politik pada masa kesultanan penjelasan mengenai Sultan Abdul Hamid belum
Abdul Kadim selaku ayahnya Sultan Abdul Lengkap dan terperinci, namun buku ini telah
Hamid tetapi juga menjadi rujukan dalam memberi sumbangan bagi penulis.
penelitian ini. Adapun tujuan dari penulisanan ini, sebagai
Rujukan Empat, Hj. Siti Maryam R. berikut:
Salahuddin yang berjudul Hukum Adat Undang- 1. Untuk mengetahui kondisi kesultanan Bima
undang Bandar Bima (2004), telah menambah di bawah pimpinan Sultan Abdul Hamid.
pengetahuan kita tentang Bima yang mengenai 2. Untuk mengetahui Dinamika Politik dan
informasi sejarah Kesultanan Bima pada masa Kekuasaan yang terjadi pada masa
yang lampau khususnya keadaan pada waktu pemerintahan Sultan Abdul Hamid.
abad ke 16 sampai abad ke 19. Dari naskah-
naskah Bima sisa peninggalan Sultan Bima METODE PENELITIAN
terakhir, Muhammad Salahuddin, yang masa Jenis Penelitian
pemerintahanya tahun 1915-1951, dapat Penelitian ini, termasuk dalam kategori
diketahui perjalanan sejarah Kerajaan Bima yang penelitian historis(penelitian sejarah), karena
berawal dari kira-kira abad ke-14, Sayangnya, berkenaan dengan analisis logis terhadap
informsi tentang periode awal ini sangat sedikit. peristiwa-peristiwa dimasa lampau berdasarkan
Akan tetapi, dari catatan-catatan dan tulisan- sumber-sumber.
tulisan yang setiap kali diperbaharui dari abad ke Penelitian historis bertujuan
abad dan kini tersimpan dalam bentuk buku- mengontruksikan objek yang telah terjadi pada
buku catatan dan naskah-naskah lepas, dapat masa lampau secara sistematis dan objektif, dan
diketahui betapa para pendahulu kita berupaya mengkaji bagaimana kaitanya dengan kondisi
menjalankan perannya di tengah-tengah masa kini.Objek yang di maksud bisa berupa
kehidupan negerinya maupun dalam hubungan benda-benda historis, peristiwa-peristiwa
dengan negeri luar, Dalam memperlihatkan historis, gejala-gejala atau hubungan-hubungan
adanya informasi penting awal terjadinya yang berdimensi historis. Rekonstruksi
Kesultanan Bima sehingga menambah wawasan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
dan menjadi rujukan bagi peneliti untuk mengisi mengevaluasi, memverifikasi, dan menyintesis
beberapa bagian yang kurang disoroti sehingga bukti-bukti yang berkaitan dengan objek historis
sejarah Kesultanan Bima pada masa Pemerintah tersebut. (Mustami, 2015: 79).
Sultan Abdul Hamid. Menurut Riyanto (1996:22), bahwa
Rujukan Kelima, Buku yang ditulis oleh penelitian sejarah merupakan Exspost factor
Henri Chambert-Loir, yang berjudul Kerajaan yang dinaungi oleh penelitian kualitatif. Menurut
Bima Dalam Sastra dan Sejarah (2004), dalam Sukmadinata (2007:60), Penelitian kualitatif
buku ini menjelaskan Kunjungan Sultan Abdul adalah suatu pendekatan penelitian yang
Hamid ke Makassar pada tahun 1792 merupakan ditujukan untuk mendeskripsikan dan
contoh yang baik dari keadaan tersebut. Sultan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas
berlaku sebagai raja bawahan terhadap gubernur, sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
dan Gubernur memperlakukanya dengan orang secara individual maupun kelompok.
sekaligus memperlihatkan kekuasaanya sendiri Sealnjunya Sukmadinata bahwa penelitian
dan melimpahkan tanda persahabatan. Buat kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu
orang Belanda, yang terpenting ialah keamanan pertama menggambarkan dan mengungkap (to
dan ketetiban. Di Makassar itu Sultan Abdul describe and explore) dan kedua
Hamid menerima surat dari Gubernur Jendral menggambarkan dan menjelaskan (to describe
yang menyangkut masalah kehadiran orang and explain).
Inggris di Sumbawa, yaitu sesuatu hal yang juga Selanjutnya metode sejarah menurut
dipersoalkan oleh Gubernur Celebes, Boelen Kuntowijoyo (2003:209), dalam metode sejarah
yaitu mengubah sejarah sebagai humanity semacam ini dikenal teknik dokumentasi yaitu
dengan pendekatan hermeneutics (menafsirkan) membaca koleksi Museum Samparaja, koleksi
yang memahami (understand, vestehan). Untuk pribadi yang dimiliki oleh masyarakat, dokumen
menjadi sejarah yang menerangkan (explain, pemerintah, hasil penelitian terdahulu yang
ekslaren). Memahami seseorang berarti mengerti relevan dengan topik penelitian serta makalah-
“dari dalam” berdasar makna subjektif” dan makalah lainya.Sumber-sumber tersebut dicatat
menerangkan dari luar dengan menggunakan dan digandakan (foto kopi).
ilmu (hubungan-hubungan kausal). Data dalam bentuk lisan diperoleh dengan
Sumber Data melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat
1. Jenis Data diteliti oleh penulis. Hasil dari wawancara selain
Data yang disajikan pada penelitian ini dicatat pada saat proses penelitian sedang
adalah data kualitatif yang merupakan data berlangsung juga direkam dengan menggunakan
dalam bentuk uraian atau penjelasan yang tape recorder. Tujuan dari penggadaan sumber
menekankan pada kejadian- kejadian tertulis dan perekaman dari sumber lisan yang
peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan telah diperoleh adalah untuk memudahkan bagi
sejarah Sultan Abdul Hamid. peneliti dalam melakukan pengecekan kembali
2. Sumber data pada penelitian ada dua, yakni terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
sebagai berikut: penelitian ini.
a. Sumber Data Primer Selain itu, juga dilakukan
Menurut Abdurahman,(2007: 65) sumber pendokumentasikan terhadap objek sejarah baik
Primer dalam penelitian sejarah adalah objek sejarah kerajaan Bima maupun sejarah
sumber yang disampaikan oleh saksi mata. kerajaan Gowa sehingga dapat memperkuat
Hal ini dalam bentuk dokumen, misalnya dalam penelitian ini.Kegiatan pendokumentasian
catatan rapat, daftar anggota organisasi, dan ini menggunakan kamera dan dilakukan sendiri
arsip-arsip laporan pemerintahan atau oleh peneliti, semua teknik yang digunakan tidak
organisasi massa. Jadi sumber data Primer dapat dipisahkan antara satu dengan yang
merupakan data yang diperoleh secara lainnya karena masing-masing saling
langsung oleh seorang peneliti, dengan melengkapi dan mendukung dari penelitian ini.
melakukan pengambilan data dalam bentuk Dalam pembahasan terdahulu telah
dokumen seperti arsip-arsip yang berkaitan dipaparkan tentang sumber-sumber sejarah,
kajian penelitian. terutama dilihat dalam kategorisasi sumber itu
b. Sumber Data Sekunder berdasarkan bahanya. Berikut ini akan dijelaskan
Data sekunder rmerupakan data yang lebih lanjut tentang teknik mencari dan
diperoleh dari pihak lain,yaitu data yang di mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Teknik
peroleh instansi-instansi atau lembaga- dimaksud dinamakan heuristik, yaitu berasal dari
lembaga yang terkait dan berwenang untuk kata Yunani heurishein, yang artinya
mempublikasikan data. Data skunder memperoleh. Menurut G.J. Renier
diperoleh dari koran, majalah, dan buku. (Abdurahman, 2007:64), heuristik adalah suatu
teknnik, suatu seni dan bukan suatu ilmu. Oleh
Teknik Pengumpulan Data karena itu, heuristik itu, heuristik tidak
Teknik pengumpulan data yang ditempuh mempunyai peraturan-peraturan umum.Heuristik
berdasarkan metode peneitian sejarah yaitu seringkali merupakan suatu keterampilan dalam
heuristik di awali dengan studi kepustakaan. menemukan, menangani, dan memerinci
Prosedur semacam ini juga dikenal dengan bibliografi, atau mengklasifikasi dan merawat
teknik dokumentasi yakni membaca koleksi catatan-catata.
Museum Yayasan Samparaja dan para peneliti Tahap heuristik ini banyak menyita
lokal Daerah Bima yang mempunyai waktu,biaya,tenaga,pikiran, dan juga perasaan.
pengetahuan mengenai hal yang teknik Ketika kita mencari dan mendapatkan apa yang
pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan kita cari maka kita akan merasakan seperti
metode penelitian sejarah yaitu heuristik, di menemukan” tambang emas”.Tetapi jika kita
awali dengan studi kepustakaan. Prosedur setelah bersusah payah kemana-mana (didalam
negeri maupun luar negeri) ternyata tidak Bima Dalam Catatan Sejarah
mendapatkan apa-apa, maka kita bisa”frustasi”. Daerah Bima atau Dana Mbojo telah
Oleh sebab itu sebelum kita mengalami yang mengalami perjalanan sejarah panjang dan
berakhir ini, kita lebih dahulu menggunakan berliku. Daerah yang terhampar di ujung timur
kemampuan pikiran kita mengatur strategi: di Pulau Sumbawa ini telah mengalami fase sejarah
mana dan bagaimana kita akan mendapatkan yang diawal Zaman Naka, Zaman Ncuhi,
bahan-bahan tersebut:, siapa-siapa instansi apa Kerajaan, Kesultanan, Swapraja, Swatarta,
yang dapa kita hubungi: berapa biaya yang harus Daerah tingkat II Kabupaten, hingga saat ini
dikeluarkan untuk berjalan, akomondasi kalau ke dimekarkan menjadi dua daerah otonom yaitu
tempat-tempat lain, untuk foto kopi, informan, Kota Bima dan Kabupaten Bima (Malingi dan
dll.(Sjamsuddin, 2007:67-68). Ismail, 2014: 1).
Analisis Data Dalam perjalanan sejarahnya, “dana Mbojo”
Metode yang digunakan dalam penelitian terus berkembang dipimpin oleh Raja-raja
ini adalah metode sejarah, yaitu menguji dan hingga tahun 1620 Masehi. Kemudian ketika
menganalisi rekaman, peninggalan serta Raja Bima ke 27 memeluk Agama Islam, gelar
peristiwa pada masa lampau. Teknik ini raja berubah menjadi Sultan.Sejalan dengan itu,
memungkinkn untuk melakukan eksplorasi orang Bima terus berkembang terpencar di
konsep-konsep yang boleh jadi hilang esensinya berbagai kampung, dipimpin oleh Sultan-sultan
bila dilakukan dengan pendekatan lain. Teknik yang beragama Islam semenjak tahun 1620
analisa data yang digunakan adalah analisa, sampai 1951.
untuk melihat gambaran tentang proses Sejarah Sultan pertama bernama Abdul Kahir
Bima dalam Kesultan Abdul Hamid. memerintah tahun 1620-1640, kemudian
Dalam pengolahan data serta analisis data digantikan oleh putranya yang bernama Abdul
penulis menggunakan tiga macam metode, Khair Sirajuddin yang bergelar Mantau Uma Jati
karenanya untuk mencapai apa yang diinginkan, memerintah lebih kurang 42 tahun (1640-1682).
maka penulis mengolah data yang selanjutnya Sultan ini mempunyai kedudukan yang
diinterpretasikan dalam bentuk konsep yang sangat menentukan meletakan dasar filosofi
dapat mendukung objek pembahasan dalam pemerintahan sekaligus sebagai mandaritas
penulisan ini. Metode penulisan yang digunakan rakyat juga sebagai “Pengayom dan pelindung
dalam menganali data tersebut sebagai berikut: rakyat” Dalam istilah adat Bima disebut “Howo
a. Metode induktif, menganalisis data yang ro Ninu” yang harus mengutamakan
bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus kepentingan rakyat. Beliau meletakkan dasar
untuk selanjutnya mengambil kesimpulan syarat-syarat bagi pejabat pemerintahan, yaitu
ke hal-hak yang bersifat umum. “taqwallah (taqwa kepada Allah), sidiq (berkata
b. Metode deduktif, yakni analisis data yang benar), amanah (jujur), tablig (menyampaikan
didasarkan pada hal-hal yang bersifat pesan), cerdik dan pintar”.
umum, kemudian mengambil kesimpulan Kondisi Geografis, Iklim dan Kependudukan
yang bersifat khusus. Bima
c. Metode komparatif, yaitu metode yang 1. Kondisi Geografis
memecahkan masalah yang Perkembangan perjalanan sejarah suatu
membandingkan antara satu data dengan bangsa, ikut dipengaruhi oleh keadaan geografis
data yang lain, dan kemudian menarik suatu yang didiami oleh bangsa tersebut. Letak, luas
kesimpulan. Hal ini dilakukan untuk wilayah, keadaan tanah dan iklim, saling
membandingkan persamaan dan perbedaan mempengaruhi keadaan hidup dan kehidupan
dua atau lebih fakta-fakta objek yang diteliti masyarakat.
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu Letak dan Luaas Daerah Bima terletak di
Pulau Sumbawa bagian timur. Memiliki luas
diperkirakan 4.870 km2 atau 1/3 dari luas Pulau
Sumbawa. Wilayah Bima sekarang ini
mempunyai batas-batas berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN - Sebelah Barat, dengan Kabupaten Dompu
-Sebelah Timur, dengan Selat Sape masih dapat memberi kebutuhan hidup
-Sebelah Utara, dengan Laut Flores (Soelaeman, 2011: 185-186).
-Sebelah Selatan, dengan Samudera Indonesia.
2. Keadaan Tanah dan Iklim Masa Kesultan Abdul Hamid
Hampir 70 % daerah Bima terdiri dari Sultan Abdul Hamid mewarisi tahta Kerajaan
dataran tinggi dan pegunungan. Pada masa Bima dari almarhum ayahnya, Sultan Abdul
lalu, ddataran tinggi dan pegunungan Kadim Muhammad Syah (1751-1773). Pada
berpindah, maka akhir-akhir ini luas area waktu itu Bima sebenarnya sudah berada dalam
hutan semakin berkurang. Dataran tinggi dan pengaruh VOC (Verenigde Oost Indische
pegunungan sudah banyak yang gundul. Hal Compagnie, Perusahaan Dagang Hindia Timur),
ini ikut mempngaruhi perekonomian yang sejak beberapa dekade sebelumnya sudah
masyarakat. Lebih karena timbul erosi yang berusaha memasuki pulau Sumbawa. Pada 9
dapat merusak kelestarian lingkungan hidup. februari 1765 Sultan Abdul Kadim bersama lima
Dari dataran rendah yang ada hanya 14% raja lainya dari Pulau Sumbawa menandatangani
yang dapat dijadikan daerah pertanian. Sisanya kontrak perjanjian dengan petinggi VOC di
merupakan daerah kering yang cocok untuk Makassar, Cornelis Sinkelar, mewakili atasanya
daerah peternakan, tetapi pada musim hujan di Batavia, Petrus Albertus Van der Parra
dapat juga ditanami dengan jenis tanaman yang (menjabat 1761-1775). Sukses itu dicapai VOC
tahan panas seperti kacang-kacangan dan umbi- setelah beberapa kali berupaya masuk ke Bima
umbian untuk menanamkan pengaruhnya di Pulau
Daerah Bima beriklim panas dan kering. Sumbawa. Sebelunya, pada tanggal 8 Desember
Curah hujan amat sedikit, kalau dibanding 1669 VOC yang diwakili Admiral Speelman
dengan curah hujan di Indonesia Barat. Musim menandatangi kontrak perjanjian dengan sultan
kemarau lebih panjang dari musim hujan. Bima Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682)
Sehingga daerah-daerah pertanian sering akibat Bima ikut membantu kerajaan Gowa
mengalami kekeringan (Isamil, 2004: 13-14). melawan VOC. Kerajaan Gowa di bawah
Bima adalah sebuah daerah dibagian Timur pimpinan sultan Hasanuddin dikalahkan VOC
Pulau Sumbawa dan salah satu daerah dan akibat Bima dipisahkan secara politisi dari
Kabupaten dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gowa sebagaimana diatur dalam perjanjian
Dalam lintasan peta bumi, Bima terletak pada Bongaya (1667). Dalam perjanjian tahun1669
posisi antara 8o Lintang Selatan dan 9o Lintang tersebut Bima ditekan untuk memberi konsensi
Selatan serta antara 118 derajat Bujur Timur dan kepada VOC untuk berdagang diwilayah
119 derajat Bujur Timur. kedaulatanya. Kontrak ini melempengkan jalan
3. Kependudukan bagi Kompeni untuk melakukan penetrasi politik
Masalah penduduk tidak terlepas dari dan ekonomi lebih dalam lagi kerajaan Bima,
konteks biologi dan kebudayaan, sebab dalam seperti terbukti dalam perjanjian 1765 yang
prosesnya mahluk manusia mengalami ditandatangani Sultan Abdul Kadim. Kontrak
peristiwa biologi seperti kelahiran, hidup, dan 1765 yang berisi 21 pasal itu semakin mengikat
mati. Dengan demikian perlu pangan untuk Bima: antara lain ditetapkan bahwa Bima dan
hidup dan berproduksi dalam memperoleh kelima kerajaan tetangganya harus membantu
keturunanya. Mahkluk manusia dalam lahir VOC kjika berperang dengan musuh-musuhnya.
dan hidupnya ada dibawah pengaruh Kontrak itu juga menyebutkan bahwa setiap
lingkungan sehingga perlu beradaptasi pergantian Sultan di keenam kerajaan dipulau
dengan hukum yang banyak ditentukan oleh Sumbawa itu harus dilaporkan kepada Kompeni.
kebudayaanya. Jumlah penduduk atau Hal inilah yang di kemudian hari memaksa
populasi ditentukan oleh, bahan pangan yang Sultan Abdul Hamid dalam usianya yang masih
disediakan dan kematian. Meledaknya jumlah muda, harus berlayar bersama pengiringnya ke
penduduk mengakibatkan berkurangnya Makassar menghadang gelombang besar dan
bahan pangan, dan hal ini harus, disesuaikan, gosong-gosong karang di antara gugus
seperti berimigrasi ke wilayah lain yang Kepulauan Bala-Balakang/ kepulauan tengah
dan liukang tengaya/ kepulauan sabalana di laut
Flores untuk mendapatkan pengesahan dirinya Hindia Belanda di bawah kekuasaan Gouverneur
sebagai Sultan Bima yang baru dari Gubernur van Celebes en Onderhoorigheden ( Gubernur
Celebes Willem Beth (Chambert-Loir, 2010: Sulawesi dan daerah-daerah bawahanya) yang
121). berkedudukan di Makassar (Chambert-Loir.
Dkk, 2010: 122).
Belanda Berhasil Mengadu Domba Bima
Dengan Makassar Dinamika Politik dan Kekuasaan Sultan
Peristiwa ini terjadi pada masa Abdul Hamid
pemerintahan Sultan Abdul Kadim (1742-1773 Awal abad XVII merupakan saat yang amat
M). Pada waktu itu yang menjadi sultan penting bagi perkembangan sejarah Bima. Pada
Makassar adalah Sultan Abdul Qudus dengan awal abad XVII terjadi dua peristiwa saling
permaisurinya bernama Karaeng Ballasari. mempengaruhi perjalanan sejarah Bima, pada
Karaeng atau nama Bimanya Kumala Bumi saat itu Salisi Ma Ntau Asi Peka
Partiga adalah saudara Sultan Abdul Kadim. melakukannteror kepada Raja dan Putra
Konflik terus berlanjut sampai dengan Amas Mahkota, demi mewujudkan kepentingan pribadi
Madinah keponakan Sultan Abdul Kadim berdasarkan ambisi dengan melanggar adat yang
menjadi Sultan Makassar. menjadi dasar dan falsafah hidup masyarakat.
Sultan Makassar Abdul Qudus dan dultan Pada waktu yang bersamaan pengaruh Islam dari
Amas Madina bermusuhan dengan Belanda. Sulawesi Selatan mulai menyinari pesisir timur
Mereka sangat menentang politik monopoli Sape, pesisir selatan Waworada, terus
dagang Belanda. Sebaliknya Abdul Ali yang menelusuri dusun dan desa disekitar Gunung
menjabat sebagai wali Sultan, bersikap lemah Lambitu, yang berpusat di Kalodu.
terhadap Belanda. Sultan Abdul Kadim ketika Kejayaan Kerajaan yang telah
dilantik menjadi sultan pada tahun 1742M, diperjuangkan dengan cucuran keringat oleh
usianya masih 13 tahun. Karena itu untuk Raja Manggampo Donggo, Ruma Bicara
sementara tugas Sultan dijalankan oleh wali Bilmana dan La Mbila, tidak dapat
Abdul Ali, merangkap sebagai Ruma Bicara dipertahankan lagi. Kemelut politik berawal dari
(Perdana Menteri) dan Jeneli Rasana’e. tindakan Salisi (Mantau Asi Peka) yang
melakukan teror dan pembunuhan terhadap Jena
Teke Mbora Di Mpori Wera dan Jena Teke La
Kekuasaan Pedagang Belanda (VOC) Diganti Ka’i, situasi istana dan kerajaan yang selama ini
Oleh Pemerintan Kolonial Belanda . aman dan damai berubah menjadi suasana yang
Kedatangan Belanda ke Nusantara secara memilukan, darah dan air mata mewarnai situasi
langsung maupun tak langsung menyebabkan di istana. Para Ncuhi, pejabat hadat bersama
terjadinya perubahan sosial di masyarakat. rakyat dalam keadaan berkabung. Perasaan sedih
Perubahan sosial terjadi karena nilai-nilai dan khawatir merupakan perasaan umum pada
tradisional yang sudah mengakar kuat di saat itu.
Nusantara dikonfrontasikan dengan nilai-nilai
modern yang dibawa Belanda, sehingga mulai Keadaan Politik Pada Masa Kesultanan
muncul kelas-kelas sosial baru dalam Abdul Hamid.
masyarakat. Terbentuknya kelas sosial baru akan Dalam perkembangan sejarahnya, Bima
melahirkan kesenjangan sosial, terutama antara telah mengalami bermacam-macam bentuk dan
orang-orang Eropa dengan penduduk lokal yang sistem pemerintahan yang disesuaikan dengan
semakin mengerucut. Keadaan semacam ini tatanan masyarakat pada masing-masing
menyebabkan timbulnya gerakangerakan protes zamanya. Sistem politik dan pemerintahan yang
dan pemberontakan, sebagai akibat dari rasa pernah tumbuh dan berkembang dalam
ketidakpuasan kaum pergerakan terhadap apa sejarah Bima adalah:
yang terjadi pada masyarakat desa (Wirawan,
1. Masa Naka
2011).
2. Masa Ncuhi
Setalah VOC dibubarkan tahun 1799, Bima
3. Masa Kerajaan
berada dalam sistem administrasi pemerintah
4. Masa Kesultanan
5. Masa Swapraja lambang itu hukum Islam yang dimaksud oleh
6. Masa Swatantra pemerintah dan masyarakat Bima seperti yang
7. Masa Kabupaten Dati II (Ismail,2004: 22). terperinci sebagai berikut (2) 7 helai sayap luar
melambangkan tujuh unsur ilmu fiqih, (3) 5 helai
Sistem dan Struktur Pemerintahan Bima bulu sayap dalam yang melambangkan lima
Setelah Sultan Abdul Khair Sirajudin putra unsur yakni tiga bagian ilmu tauhiq, dan dua
Sultan Abdul Kahir sebgai sultan Bima yang ke- bagian ilmu tasawuf, (4) 4 helai bulu ekor
2, terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan, melambangkan empat orang pembantu imam
yang sebelumnya yang berdasarkan Hadat saja, sebagai pelaksana hukum Islam yakni khatib tua,
berubah menjadi pemerintahan yang berdasakan khatib karato, khatib lawili dan khatib to’i.
Hadat dan Syara’. Kesultanan yang berlaku
berdasarkan Hadat dan Syara’ ini beraku secara Bagian pokok yang ketiga ialah badan
turun temurun sampai dengan Sultan Bima ke-12 burung yang di dalamnya terdapat 35 helai bulu
Sultan Ibrahim (1050 H-1336 H/1631-1917 M). badan yang melambangkan dua hal: (1) tubuh
Sementara pada masa pemerintahan Sultan Bima garuda melambangkan diri sultan Bima dan (2)
yang ke-13, tidak lagi berdasarkan Hadat dan dalam arti sultan mengendalikan 35 jabatan
Syara, tetapi berdasarkan Hadat dan Hukum dalam pemerintaha (Abdullah, 2004:135).
Hindia Belanda, sebab Belanda mulai berdaulat Lambang Kesultanan Bima Tureli
atas wilayah Bima (Salahuddin Dkk, 2013:31). nggampo, tureli, dan para pejabat tinggi lainnya
pada umumnya merupakan kerabat
Berdasarkan struktur organisasi pemerintahan di sultan.Kediaman mereka berada di sekitar istana.
atas, pengungkapan posisi beberapa satuan Rumah tureli nggampo berdiri di sebelah timur
organisasi dapat dilihat sebagai satu perangkat istana sultan, yang biasa disebut Asi Kalende
yang utuh. Berikut ini akan diungkap struktur yang sekaligus berfungsi sebagai kantor. Di
organisasi lembaga “hadat”. Bagan 1:sebelah kiri sana, dengan menggunakan ruangan yang
yang terdiri dari (1) kepala garuda yang menoleh terbuka dengan pilar simbolis, para tureli duduk
ke kiri, melambangkan pemerintah atau lembaga bersidang dan pada kesempatan ini tureli
“hadat”, (2) 7 helai bulu sayap luar bermakna 7 nggampo akan berada di sebelah barat kelompok
orang Tureli dalam kabinet kesultanan Bima,(3) itu, arah Mekah dan tempat tinggal leluhur
5 helai bulu sayap kanan mengungkap asal-usul mereka, Sang Bima.
“dana Mbojo” yang terdiri dari lima bagian Sebaliknya, dua bagian lain lebih banyak
daerah. Sebelum pengislaman Bima terbagi 5 berurusan dengan masalah agama dan
daerah Ncuhi Bolo (Bima barat), Ncuhi hukum.Salah satunya yang berpusat di mesjid
Mbanggapupa (Bima utara), Ncuhi Dara (Bima agung, sebuah bangunan yang letaknya strategis
tengah), Ncuhi Dorowani (Bima timur), Ncuhi antara dua istana, berurusan dengan hukum
Parewa (Bima selatan), (4) 4 helai bulu ekor kiri Islam mengingat bagian lain yang terletak di
mengungkap golongan masyarakat Bima yang Kampung Dara, dipimpin oleh seorang ahli
tesusun atas golongan Raja-raja, bangsawan, dalam bidang hukum adat.Tugas menengahi
tukang-tukang/pegawai istana, dan golongan antara tiga bidang ini berada pada sultan, yang
rakyat biasa, dan (5) 2 helai bulu ekor pisah dianggap murni secara ritual dan karena itu tidak
bagian kiri dan kanan melambangkan adanya mungkin berbuat salah. Sebagai tanda
unsur masyarakat yang terikat pada “hadat” dan kekuasaannya, pada saat upacara tertentu sultan
“hukum” yang dikepalai oleh dua orang pengatur mengenakan keris pusaka “Samparaja” sebagai
pangkat, dua orang anggota majelis “hadat” dan simbol persatuan negara (Effendi, 2017: 194-
membawa aspirasi rakyat yakni Bima Luma 195).
Rasana’e dan Luma Bolo (Abdullah, 2004:134).
1. Hubungan Kesultanan Bima dengan
Sedangkan bagan ke 2 ialah rentangan kerajaan lain di Pulau Sumbawa
ke sebelah kanan terdiri dari unsur-unsur, (1) Sebelum ada pemberitaan-pemberitaan awal
kepala garuda yang mengadap kekanan yang tertulis menurut legenda atau mitos semula
melambangkan lembaga “hukum”. Menurut di pulau Sumbawa memerintah seorang raja
yang berdiam dipedalam pulau, yaitu Dompu. yang sangat giat dan ramai pada abad ke-15
Raja ini membagi kerajaannya atas tiga bagian sampai ke -18. Dalam periode itu Bima
menurut jumlah putranya: putra tertua tetap berhubungan dengan kerajaan-keajaan terpenting
memerintah di Dompu, putra kedua memerintah di Nusantara kaena perniagaan, dan juga sebab
di Bima dan putra ketiga memerintah di perniagaan Bima menjadi makmur dan
Sumbawa (Sjamsiddin, 2013:72). menyerapkan berbagai unsur kebudayaan luar
Pembagian Kerajaan-kerajaan ini tidak (Chambert-Loir, 2009: 33).
sama dengan pembagian bahasa daerah yang Pada masa pemerintahan Sultan Abdul
dipergunakan di pulau itu, Menurut bahasa- Hamid Setelah Dewasa dijodohkan dengan Datu
bahasa daerah yang dipakai, ada dua kelompok Sagiri Putri Sultan Sumbawa.Dari
besar masyarakat: pertama bahasa Sumbawa pernikahannya itu dikaruniai seorang putra
(basa samawa) yang digunakan oleh orang- bernama Ismail dan seorang putri bernama Siti
orang Sumbawa (tau samawa), dan yang kedua Jamila Bumi Kaka (Alan dan Ismail, 2014: 39).
bahasa Bima (Nggahi Mbojo) yang digunakan Pemerintahan Sumbawa maupun di Bima
oleh orang-orang Bima (Dou Mbojo) Dompu meskipun dengan struktur yang berbeda.
(Dou Dompu) . Prinsipnya adalah sama, juga kedudukan sultan
Kesultanan Bima dan Kesultanan Sumbawa pada posisi tertinggi ia juga sebagai Khalifa
adalah dua kesultanan yang paling besar di Pulau dalam penegertian sebagai kepala negara dan
Sumbawa dilihat baik dari luas wilayahnya, kepala agama, setidak-tidaknya sebagai lambang
jumlah penduduknya, maupun dari kecanggihan pengikat (Sjamsuddin, 2013: 100).
yang relatif struktur politik dan organisasi sosial
tradisional masing-masing. Persamaan keduanya KESIMPULAN
ialah kesamaan dalam agama, yaitu Islam Berdasarkan Uraian yang telah dibahas
meskipun masuknya agama ini dari arah yang sebelunya maka dapat di simpulkan sebagai
berbeda: Bima dari utara (Gowa) dan Sumbawa berikut
dari barat (Jawa via Lombok) (Sjamsuddun, 1. Dari latar belakang Pada masa Sultan
2013: 97). Abdul Hamid , Hubungan Kesultanan Bima
Selain itu Bima pun menjalin hubungan dengan Belanda masih dalam suasana tidak
dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan, bersahabat. Dalam perdagangan, keduanya
terutama kerajaan Gowa dan Tallo.Kapan terus mempertahankan Politik dagang
hubungan itu mulai berlangsung belum dapat bebas. Belanda berupaya keras untuk
ditentukan secara pasti.Dalam Bo kerajaan Bima membujuk dan memaksa Sultan agar sultan
disebutkan bahwa raja Bima, Manggampo mau menandatangani Kontrak dagang.
Donggo belajar cara-cara mengendalikan 2. Dinamika Politik dan Kekuasaan yang
pemerintahan yang kemudian berkembang terjadi pada masa pemerintahan Sultan
menjadi tata hadat yang berlaku di kerajaan Abdul Hamid, situasi politik ekonomi
Bima dikemudian hari dari kerajaan Gowa.Sejak Kurang mengembirakan. Hal ini merupakan
itu pula hubungan dengan kerajaan Gowa dan tantangan yang berat bagi Sultan Abdul
Tallo berlangsung hingga terjalin hubungan Hamid yang berusia muda, dan yang belum
keluarga rnelalui perkawinan. memiliki pengalaman. Berhasil tidaknya
Kebanyakan manuskrip itu bertalian dengan Bima menangani masalah sosial politik ini
sejarah setempat, malah merupakan sumber yang dalam kepemimpinanya.
sangat penting tentang perkembangan politk
kerajaan Bima, tentang susunan masyarakat dan SARAN
adat istiadat, tentang pentadbiran dan hukum, Sehubungan dengan kesimpulan di atas,
serta tentang hubungan Bima dengan daerah maka melalui tulisan ini di sarankan kepada
sekitarnya. Manuskip itu sarat dengan aneka 1. Pemerintah untuk berlaku adil dalam
ragam informasi yang amat berharga karena mengambil suatu kebijakan untuk
tidak terdapat dalam dokumen lain, dan memperhatikan nilai dan budaya dalam
informasi itu membuktikan Bima pernah kehidupan masyarakat.
menjadi pelabuhan dab sebuah ibu kota keajaan
2. Di harapkan pengkajian tentang Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah.
berbagai peristiwa yang lebih mendalam Jogyakarta: Tiara Wacana
terkait kejadian-kejadian yang Mustami, Muh, Khalifah. 2015. Metodologi
bersejarah supaya dapat diperkaya guna Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
melengkapi sejarah nasional. Aynat Publishing
Salahuddin, Sulaiman dan Abubaka .2013
3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya,
.Aksara Bima Peradaban Lokal Yang
agar menghimpun data terkait dengan Sampai Hilang. Mataram: Alam Tara
kondisi sejarah Bima guna menambah Institute
wawasan dan gambaran yang lebih luas Sjamsuddin, Helius.2007. Metodologi
tentang Kesultanan Bima dalam Sejarah.Yogyakarta: Ombak.
Pemerintahan Sultan Abdul Hamid _______2013.Memori Pulau Sumbawa Tentang
Sejarah, Interaksi Budaya dan Perubahan
DAFTAR PUSTAKA Sosial-Politik di Pulau
Sumbawa.Yogyakarta: Ombak.
Abdurahman, Dudung.2007.Metodologi Soelaeman, Munandar. 2011. Ilmu Sosial Dasar
Penelitian Sejarah. Jogjakarta: AR-Ruzz Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung:
Media Refika Aditama.
Abdullah gani Abdul.2004.Peradilan Agama Taamin, H. Jamil. 2014. Orang Bima: Siapa,
Dalam Pemerintahan Islam di Kesultanan Kedatangan dan Keadaan di Sulawesi
Bima (1947-1957). Mataram: Lengge. Selatan. Jakarta: Yapma.
Chambert-Loir Henri. 2009. Pelayaran, Wirawan, Wahyu. 2011.Semaun Dalam Bayang-
Perdagangan dan Persaingan Kuasa bayang Pemerintah Hindia Belanda 1819-
Berdasarkan Manuskrip Undang- 1823.Jurnal. Belanda: Nijmegen University
undang Bandar Bima. Ding Choo Ming, Belanda. Volume 21 nomor 2 Juli
Henri Chambert-Loir dan Titik 2011.
Pudjiastuti, Kearifan Lokal yang
Terkandung dalam Manuskrip Lama.
Bangi-Malaysia-Institut Alam dan Tamadun
Melayu (ATMA): Universiti Kebangsaan
Malaysia.
_________ 2010.Iman dan Diplomasi Serpihan
Sejarah Kerajaan Bima. Jakarta: KPG (
Kepustakaan Populer Gramedia).
Effendy,Muslimin A.R. 2017. Diskursus Islam
danKarakterPolitik Negara di Kesultanan
Bima.Jurnal Al- Qalam Vol 23 No 2
Desember 2017. (Makassar: Litbang
Agama), ISSN: 0854-1221, E. ISSN: 2443-
2288, hlm. 184197..
Daliman.2015. Metode Penelitian Sejarah.
Yogyakarta: Ombak (AnggotaIkapi
Ismail, M.Hilir dan Alan Malingi.2014. Profil
Raja dan Sultan Bima. Bima: Dinas
Kebudayaan Pariwisata Bima
_________ 2014.Profil Raja dan Sultan Bima.
Bima: Dinas Kebudayaan Pariwisata Bima.
_________.2004.Peran Kesultanan Bima dalam
Perjalanan Sejarah Nusantara.Mataram:
Lengge.

Anda mungkin juga menyukai