Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

KERAJAAN BIMA

Nama Kelompok :
1. Aghnia Zulfa Az Zahra (02)
2. Aulianisa Aziza Sutejo (05)
3. M. Syahnofrie Tomtowi (20)
4. Noval Ardiansyah (27)

Guru Pembimbing :
Siti Nur Khomariyah, S.Pd.

SMAN 1 BOJONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Kerajaan Bima

A. Letak Kerajaan Bima


 Kerajaan Bima terletak di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Bima. Wilayah
kekuasaan Kerajaan Bima mencakup Pulau Sumbawa, Sawu, Solor, Sumba,
Larantuka, Ende, Manggarai, dan Komodo.
 Kerajaan Bima diperkirakan berdiri pada didirikan pada sekitar abad ke-13.

B. Agama Kerajaan Bima


 Agama Islam diperkirakan mulai masuk ke Kerajaan Bima mulai abad ke-16, di
bawa oleh para mubalig dan pedagang dari Demak. Penyebaran Islam di Bima
semakin meluas pada abad ke-17, saat Kesultanan Gowa-Tallo menaklukkan
wilayah-wilayah di Nusa Tenggara. Kerajaan Bima kemudian berubah menjadi
kesultanan saat Putra Mahkota La Kai yang bergelar Ruma Ta Ma Bata Wadu
masuk Islam. Setelah masuk Islam, raja ke-27 Kerajaan Bima ini berubah nama
menjadi Abdul Kahir. Sejak saat itu, Islam menjadi agama resmi dari para
bangsawan dan masyarakat Bima.

C. Politik Kerajaan Bima


Raja Kerajaan Bima :
1. Abdul Kahir I atau Ruma-ta Ma Bata Wadu (1620-1640 M)
2. I Ambela Abdul Kahir Sirajuddin atau Mantau Uma Jati (1640-1682 M)
3. Nuruddin Abu Bakar All Syah atau Mawa’a Paju (1682-1687 M)
4. Jamaluddin Ali Syah atau Mawa’a Romo (1687-1696 M)
5. Hasanuddin Muhammad Syah atau Mabata Bo’u (1696-1731 M)
6. Alauddin Muhammad Syah atau Manuru Daha (1731-1748 M)
7. Kamalat Syah atau Rante Patola Sitti Rabi’ah (1748-1751 M)
8. Abdul Kadim Muhammad Syah atau Mawa’a Taho (1751-1773 M)
9. Abdul Hamid Muhammad Syah atau Mantau Asi Saninu (1773-1817 M)
10. Ismail Muhammad Syah atau Mantau Dana Sigi (1817-1854 M)
11. Abdullah atau Mawa’a Adil (1854-1868 M)
12. Abdul Aziz atau Mawa’a Sampela (1868-1881 M)
13. Ibrahim atau Ma Tahi Parange (1881-1915 M)
14. Muhammad Salahuddin (1915-1951 M)

 Sultan Abdul Kahir (1620-1640)


Raja pertama Kerajaan Bima yang masuk Islam adalah Sultan Abdul Kahir.
Sultan Abdul Kahir diangkat sebagai sultan pada tanggal 5 Juli 1620.
 Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah (1773-1819)
Sultan Abdul Hamid merupakan sultan Bima yang paling lama berkuasa di
Kesultanan Bima dan merasakan dua masa yakni, masa VOC dan Pemerintah
Hindia Belanda. Ketika Kompeni (Pasukan Belanda) berhasil mendudukkan
Bima, semua serba sulit dan mengalami penurunan. Eksistensi kesultanan pun
mulai terancam karena para sultan diperlakukan layaknya boneka.
 Sultan Ismail Muhammad Syah (1819-1854)
Sultan Ismail adalah sultan ke-10 Kesultanan Bima. Kekuasaannya dimulai sejak
pengangkatannya pada tanggal 26 November 1819. Selama masa kekuasaannya,
Kesultanan Bima membangun banyak mushala dan masjid di seluruh wilayahnya.
Pada awal pemerintahannya, masyarakat hidup miskin dan menderita kelaparan
akibat letusan Gunung Tambora, serangan bajak laut, dan kemarau panjang.
 Sultan Muhammad Salahuddin (1915-1951)
Sultan Muhammad Salahuddin adalah sultan terakhir di Kerajaan Bima. Kerajaan
Bima mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad
Salahuddin. Pada masa Sultan Muhammad Salahuddin, perkembangan Islam,
terutama di bidang agama sangatlah pesat. Hal tersebut terjadi karena Sultan
Muhammad Salahuddin sangat menaruh perhatian yang besar pada
perkembangan Islam. Selama pemerintahannya, ia mendirikan sekolah Islam di
Raba dan Kampo Suntu, mendirikan masjid-masjid di tiap desa dalam wilayah
Kesultanan Bima, serta mendirikan peradilan urusan agama yang disebut Badan
Hukum Syara. Sultan Muhammad Salahuddin wafat di Jakarta 11 Juli 1951.

D. Akhir Kerajaan Bima


 Kesultanan Bima berakhir pada 1951, setelah Sultan Muhammad Salahuddin
wafat. Di samping itu, sebelumnya Bima telah mengakui kedaulatan Republik
Indonesia dan menjadi bagiannya. Kini Bima menjadi wilayah kabupaten, berada
dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat.

E. Peninggalan Kerajaan Bima


1. Istana Asi Mbojo

2. Istana Asi Bou


3. Masjid Sultan Muhammad Salahuddin

4. Masjid Al-Muwahiddin

Anda mungkin juga menyukai