Anda di halaman 1dari 28

PERKEMBANGAN KOLONIALISME INGGRIS DI

INDONESIA
Kelompok 6

Anggota :
Ilham Ardihamzah (16)
Luzita Delifia (19)
Nadia Efrillia Khasanah (27)
Rafifah Indra Azhari ()

XI. IA.1
PROSES MASUKNYA
• Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis
Drake danThomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang
dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke
Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari
Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia.
Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas
Cavendish melewati jalur yang sama. Pengalaman kedua pelaut
tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran
internasionalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan
ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari
rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak
istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus
perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya
ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor
berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika).Namun, mereka
gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak
laut Melayu di selat Malaka.
• Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta
dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda
yang ada di wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffes
telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
pada tahun 1811, inggris mampu menguasai daerah jajahan belanda, maka
belanda harus menandatangani kapitulasi tuntang tanggal 18 september
1811, yang isinya: -daerah jajahan belanda diserahkan kepada inggris
-tentara belanda menjadi tawanan inggris -orang2 belanda dapat menjadi
pegawai inggris Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi
armada dagang Belanda. dan Berdasarkan perjanjian London tahun 1815,
Inggris diharuskan mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada
Belanda. Dan pada tahun 1816 Inggris melaksanakan kewajibannya itu.
Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka
berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan
Bombay.
LATAR BELAKANG

Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal


dimulainya kekuasaan Inggris di Hindia.
Gubernur Jenderal Lord Minto secara resmi
mengangkat Raffles sebagai penguasanya.
Pusat pemerintahan Inggris berkedudukan di
Batavia.
1. Contngental Stelsel
• Contngental Stelsel merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh
Perancis pada masa Napoleon, kebijakan tersebut dikeluarkan
untuk memblokade perdagangan Inggris di Eropa. Kebijakan
diterapkan pada tahun 1806. Pada saat itu, Inggris merupakan
negara industri yang sedang berkembang pesat sehingga
membutuhkan daerah pemasaran yang luas. Dari kebijakan
tersebut, Inggris kemudian menjadikan India dan Indonesia
sebagai daerah tempat pemasaran barang-barang hasil Industri.
2. Penyerbuan Inggris di Pulau Jawa
• Pada saat Belanda menguasai Nusantara, tepatnya pada
masa pemerintahan Daendels, Inggris menyerbu Pulau Jawa.
Daendels kemudian dipanggil kembali ke Belanda,
kekuasaannya digantikan dengan Gubernur Jenderal
Janssens. Tetapi serangan yang dilakukan oleh pihak Inggris
ternyata membuat Belanda menyerah. Dari kekalahan
tersebut kemudian dibuatlah Kapitulasi Tuntang / Perjanjian
Toentang yang ditandatangani pada tanggal 18 September
1811.
PROFIL SIR RAFFLES
Nama lengkap: Thomas Stamford
Bingley Raffles
Gelar: Sir
Tempat/tanggal lahir: Jamaika, 6
Juli 1781
Wafat: 5 Juli 1826
Terkenal sebagai :
1. Gubernur Jendral Hindia Belanda
yang terbesar
2. Pendiri kota dan negara
Singapura
3. Orang Inggris yang paling dikenal
sebagai pencipta keraja terbesar
di dunia
KEBIJAKAN SEBAGAI PENGUASA
Sebagai penguasa di Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-langkah untuk
memperkuat kedudukan Inggris di tanah jajahan. Dalam rangka menjalankan
pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga prinsip.

Pertama, segala bentuk kerja Ketiga, atas dasar pandangan


rodi dan penyerahan wajib bahwa tanah itu milik
dihapus, diganti penanaman pemerintah, maka rakyat
bebas oleh rakyat. penggarap dianggap sebagai
penyewa.
Kedua, peranan para bupati
sebagai pemungut pajak Berangkat dari tiga prinsip itu
dihapuskan dan para bupati Raffles melakukan beberapa
dimasukkan sebagai bagian langkah, baik yang menyangkut
pemerintah kolonial. bidang politik pemerintahan.
KEBIJAKAN DALAM BIDANG
PEMERINTAHAN
• Secara geopolitik, Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
• Selanjutnya untuk memperkuat kedudukan dan
mempertahankan keberlangsungan kekuasaan Inggris, Raffles
mengambil strategi membina hubungan baik dengan para
pangeran dan penguasa yang sekiranya membenci Belanda
• Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh
penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang
bercorak barat
• Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan
kedudukannya sebagai kepala pribumi. Mereka dijadikan
pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah
kekuasaan pemerintah pusat
KEBIJAKAN DALAM BIDANG SOSIAL
EKONOMI
• Raffles bisa dikatakan sebagai tokoh pembaru dalam menata tanah
jajahan. Pandangannya di bidang ekonomi juga cukup revolusioner
• Raffles telah melakukan beberapa tindakan untuk memajukan
perekonomian di Hindia. Tetapi program itu tujuan utamanya untuk
meningkatkan keuntungan pemerintah kolonial.
Beberapa kebijakan dan tindakan yang dijalankan Raffles antara lain
sebagai berikut :

• Misalnya : Raffles dalam praktiknya melanggar undang-undangnya sendiri


dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu terbukti dengan
pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu perusahaan
temannya, Alexander Hare, yang sedang mengalami kekurangan tenaga
kerja). Penghapusan sistem monopoli. Pemungutan pajak pada mulanya
secara perorangan. Namun, karena petugas tidak cukup akhirnya dipungut
per desa. Pajak dibayarkan kepada kolektor yang dibantu kepala desa tanpa
melalui bupati. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat
kejam dengan melawan harimau.
KEBIJAKAN DALAM BIDANG ILMU
PENGETAHUAN
• Ditulisnya buku berjudul History of Java.
Dalam menulis buku tersebut, Raffles
dibantu oleh juru bahasanya Raden Ario
Notodiningrat dan Bupati Sumenep,
Notokusumo II.
• Memberikan bantuan kepada John
Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk
mengadakan penelitian yang
menghasilkan buku berjudul History of
the East Indian Archipelago, tahun
1820.
• Ditemukannya bunga
bangkai yang akhirnya
diberi nama Rafflesia
Arnoldi.
• Raffles juga aktif dalam
mendukung Bataviaach
Genootschap, sebuah
perkumpulan
kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
• Dirintisnya Kebun Raya
Bogor.
KEBIJAKAN DALAM BIDANG HUKUM

• Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang


dilaksanakan oleh Daendels.
• Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit (ras)
• Raffles lebih berorientasi pada besar-kecilnya kesalahan
• Menurut Raffles, pengadilan merupakan benteng untuk memperoleh
keadilan. Oleh karena itu, harus ada benteng yang sama bagi setiap
warga negara.
• Raffles memang orang yang berpandangan maju. Ia ingin
memperbaiki tanah jajahan, termasuk ingin meningkatkan
kemakmuran rakyat.
• Raffles juga sulit melepaskan kultur sebagai penjajah. Kerja rodi,
perbudakan dan juga monopoli masih juga dilaksanakan. Misalnya
kerja rodi untuk pembuatan dan perbaikan jalan ataupun jembatan,
dan melakukan monopoli garam
AKHIR PEMERINTAHAN RAFFLES
• Pemerintahaan Raffles hanya bertahan sampai
tahun 1816
• Keadaan di negeri jajahan rupanya sangat
bergantung pada keadaan di negeri Eropa
• Pada tahun 1814 Napoleon Bonaparte kalah
melawan raja–raja di Eropa dalam perang koalisi
• Untuk memulihkan kembali keadaan Eropa maka
diadakan konggres Wina 1814 sedangkan antara
Inggris dan Belanda ditindaklanjuti Convention of
London 1814 
Berakhirnya pemerintah Raffles di Indonesia ditandai
dengan adanya Convention of London pada tahun
1814. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh wakil-wakil
Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut:
1. Belanda menerima kembali jajahan yang di serahkan
kepada inggris dalam perjanjian kapitulasi tuntang.
2. Ingris menperoleh tanjung harapan dan srilangka dari
inggris Konsekuensi dari perjanjian tersebut maka
Inggris meninggalkan Pulau Jawa. Raffles kemudian
menduduki pos di Bengkulu. Pada tahun 1819 Inggris
berhasil memperoleh Singapura dari Sultan Johor.
• Raffles yang sudah terlanjur tertarik kepada Indonesia
sangat menyesalkan lahirnya Convention of London.
• Akan tetapi, Raffles cukup senang karena bukan ia yang
harus menyerahkan kekuasaan kepada Belanda,
melainkan penggantinya yaitu John Fendall, yang
berkuasa hanya lima hari.
• Raffles kemudian diangkat menjadi gubernur di Bengkulu
yang meliputi wilayah Bangka dan Belitung.
• Karena pemerintahan Raffles berada di antara dua masa
penjajahan Belanda, pemerintahan Inggris itu disebut
sebagai masa interregnum (masa peralihan).
• Pada Tahun 1824 Inggris dan Belanda kembali berunding
melalui  Treaty Of London tahun 1824 isinya antara lain
menegaskan :
1. Belanda memberikan Malaka kepada Inggris dan
sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada
Belanda.
2. Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis
paralel Singapura sedangkan Inggis di sebelah
Utaranya.
DAMPAK KOLONIALISME INGGRIS DI
INDONESIA

1. Dampak di Bidang Politik


• Daendels atau Raffle sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para Bupati dijadikan pegawai
negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat
upeti dari rakyat. Bupati dijadikan alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu
berdasarkan garis keturunan sekarang menjadi sistem kepegawaian.
• Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
• Dahulu hukum yang digunakan yaitu hukum adat dan kemudian diubah menjadi hukum barat modern.
• Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya tentang pergantian
tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Yang mengakibatkan peranan elite
kerajaan berkurang dalam politik, dan kekuasaan pribumi bahkan bisa runtuh.
2. Dampak di Bidang Sosial
• Pembentukan status sosial yaitu Eropa menempati status sosial tertinggi, kemudian Asia dan Timur Jauh,
untuk yang terakhir yaitu kaum Pribumi.
• Terjadinya pemerasan dan pemindahan secara kejam. Tradisi dalam bangsa Indonesia, misalnya upacara
dan tata cara yang berlaku di dalam lingkungan istana berubah menjadi sangat sederhana dan cenderung
dihilangkan. Tradisi istana perlahan-lahan tergeser oleh tradisi pemerintah Belanda.
• Wilayah Indonesia terkepung laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman, kemunduran
perdagangan di laut melahirkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme, rakyat pribumi
dipaksa patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing, mengakibatkan kehidupan penduduk pribumi
menurun.
3. Dampak di Bidang Ekonomi
• Perkebunan di Jawa terus berkembang tetapi di Sumatra mengalami sulit untuk mendapat
tenaga kerja sehingga dilakukan progam transmigrasi
• Eksploitasi ekonomi dan monopoli dagang VOC menyebabkan perdagangan nusantara mundur
di kancah internasional. Peran syahbandar diganti oleh pejabat Belanda
• Kolonialisme dan Imperialisme mengakibatkan belanda membuka tambang minyak bumi di
Tarakan Kalimantan Timur
• Belanda membangun rel kereta api dengan tujuan memperlancar perdagangan
• Liberalisme ekonomi
• Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal membuat Indonesia dijadikan sebagai
penghasil bahan mentah. Bangsa Belanda sebagai eksportir, dan sebagai perantara yaitu orang
timur asing terutama China dan Bangsa Indonesia hanya sebagai pengecer. Sehingga Indonesia
tidak mempunyai jiwa wiraswasta.
• Pengusaha pribumi dengan modal kecil kalah bersaing dengan pedagang besar karena pintu
politik terbuka
• Diperkenalkannya sistem sewa tanah, terjadi perubahan dari sistem ekonomi barang ke sistem
ekonomi uang yang menyebar juga di kalangan petani
• Belanda membangun waduk, jalan raya, irigasi, jalan kereta api, dan pelabuhan untuk
mendukung progam penanaman modal di Indonesia dengan sistem kerja paksa atau kerja rodi.
4. Dampak di Bidang Budaya
• Imperialisme dan kolonialisme membuat peranan politik para elit yang
merosot membuat raja atau bangsawan mengalihkan perhatiannya
kebidang seni budaya.
• Perbuatan pemerintah Belanda untuk menghilangkan kedudukan
menurut adat penguasa pribumi dan membuat mereka jadi pegawai
pemerintah, membuat runtuh kewibawaan tradisional penguasa pribumi
• Berkembangnya budaya barat secara luas, merusak sendi-sendi
kehidupan budaya tradisional yang dimiliki oleh bangsa kita. Contoh nya
yaitu kebiasaan minum-minuman keras, padahal bukan budaya asli
bangsa kita.
• Hadirnya agama katholik dan protestan
• Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga
disederhanakan dan mengakibatkan ikatan tradisi kehidupan pribadi
menjadi lemah
PENINGGALAN KOLONIALISME INGGRIS
DI INDONESIA
1. Gedung Daerah,  rumah Raffles di
Bengkulu

Di kota Bengkulu ada sebuah rumah megah


 yang dulu pernah dihuni oleh para gubernur
jenderal Inggris, salah satunya yang sangat
terkenal  adalah  Thomas Stamford Raffles.
Lokasi bangunan ini  di Pasar Jitra. Nama
Raffles banyak tercatat dalam sejarah
Indonesia. Namanya disematkan untuk
bunga padma raksasa Rafflesia
arnoldii. Bunga itu sudah sangat identik
dengan  propinsi Bengkulu. Karenanya
Bengkulu juga dapat julukan Bumi Rafflesia.
Selain itu Raffles  juga menghasilkan buku
sejarah yang sangat terkenal, The History of
Java, juga mendirikan Kebun Raya Bogor.
Rumah berubah fungsi menjadi rumah dinas
gubernur yang dinamakan Gedung Daerah
Balai Raya Semarak.
2. Tugu Thomas Parr
  Tugu berbentuk segi delapan dengan beberapa
pilar ini beratap kubah  membulat. Di dinding
ada  sebuah prasasti yang tak tebaca  lagi
akibat dirusak tangan-tangan jahil. Prihatin
sekali.  Karena bentuk kubah yang bulat  itu
 makanya orang Bengkulu menyebutnya dengan
nama kuburan bulek. Kuburan bulek artinya
kuburan bulat.
Thomas Parr itu sendiri adalah  salah seorang
 residen  dari pasukan Inggris di Bengkulu.
Waktu itu rakyat Bengkulu memberontak
menentang kesewenang-wenangan penjajahan,
dan Thomas Parr pun  tewas. Kejadian ini pada
1807. Oleh Inggris setahun kemudian dibuatkan
bangunan mausoleum ini.  Bagi masyarakat
Bengkulu kuburan ini dipandang sebagai bukti
mereka tak takluk pada kolonialisme, tetapi
melawan sekuat tenaga. Kuburan bulek adalah
bukti perjuangan rakyat Bengkulu terhadap
penjajahan dari bangsa asing.
3. Benteng Marlborough

Benteng Marlborough adalah sisa peninggalan Inggris


di Bengkulu yang paling dikenal. Benteng yang
dibangun awal abad 18 (1713- 1719) bernama
resmi Fort   Marlborough. Nama benteng ini diambil
dari nama seorang bangsawan dan pahlawan
Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I.

Benteng  Marlborough  mendapat nama baru yang


lebih mudah diucapkan oleh  orang lokal, Malabro.
Bangunan benteng yang jika dilihat dari atas
 menyerupai kura-kura ini berdiri di sebuah lahan
seluas sekitar 44.100 meter persegi. Benteng
 menghadap ke arah selatan. Bentuk benteng ini
 sesuai dengan desain asli bangunan yang lazim
dibuat di abad ke-17. Benteng  dikelilingi parit dan
ada jembatannya, terletak di pinggir laut.

Kabarnya Fort Marlborough bukanlah satu-satunya


benteng Inggris di Bengkulu. Sebelumnya ada Fort
York yang puing-puingnya hampir tak ada lagi.
 Fort York ditinggalkan karena tergerus erosi dan
banjir dari  laut dan dibangun Fort Marlborough
sebagai penggantinya.
4. Jembatan Engelsche Brug 

Jembatan ini terletak tidak jauh dari Jalan Kali Besar, Jakarta, atau sekitar 300
meter ke sebelah selatan tower pelabuhan. Dibangun pada tahun 1618, ter-buat dari
kayu. Namanya Engelsche Brug atau English Bridge. Pada tahun 1629, jembatan ini
pernah dihancurkan, tetapi kemudian dibangun kembali. 

5. Jembatan Cikuda (Sumedang, Jawa Barat) 

Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1921 oleh Staatsspoorwegen. Kereta api yang
melewati jalur ini tidak hanya digunakan untuk mengangkut penumpang, melainkan
juga mengangkut hasil perkebunan. 

6. Gedung Stadhuis 

Bangunan Stadhuis ini terletak di Jalan Taman Fatahillah, Jakarta. Mulai dibangun
pada awal abad ke-16 dan selesai pada tahun 1712, atas perintah Gubernur Jendral
Jan van Hoorn. Bangunan menyerupai Balai Kota Amsterdam ini berfungsi sebagai
Stadhuis (Balaikota), digunakan untuk mengurus keperluan masyarakat seperti izin
perkawinan, usaha, dan bangunan. Gedung ini berfungsijuga sebagai sebagai College
van Schepen (Dewan Kotapraja) yang menangani berbagai perkara hukum pidana dan
perdata antar warga kota. Sekarang gedung ini menjadi Museum Jakarta.
7. Westzidsch Pakhuzen
Gedung di Jalan Pasar Ikan, Jakarta, ini dibangun pada tahun 1652.
Ketika itu, berfungsi sebagai gudang rempah-rempah. Tembok yang
mengelilingi bangunan adalah pembatas kota Batavia dari jaman
Belanda. Di depan gedung, Menara Syahbandar yang dibangun pada
tahun 1839. Menara ini untuk ,ngawasi kapal yang keluar masuk
pelabuhan Sunda Kelapa. Sekarang bangunan menjadi Museum
Bahari
8. Municipal Theatre 
Gedung di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta, ini dimaksudkan
sebagai tempat seniman berekspresi. Ide munculnya gedung ini
berasal dari Gubernur Jenderal Belanda, Daendels. Kemudian
direalisasikan oleh Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford
Raffles pada tahun 1814. Awalnya gedung ini bernama Municipal
Theatre, Schouwburg, atau dengan sebutan "Gedung Komidi".
Sekarang bangunan itu menjadi Gedung Kesenian Jakarta 
9. Societeit Concordia 
Gedung di Jalan Asia Afrika, Bandung, ini didirikan pada tahun
1879 oleh ar-sitek Belanda van Galen Last dan C.P. Wolff
Schoemakers. Gedung yang kemudian disebut Gedung Merdeka,
tempat berlangsung Konferensi Asia Afrika tahun 1955. 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai