Rheumatoid arthritis (RA) adalah inflamasi kronik sistemik penyakit
autoimun yang menyerang berbagai jaringan terutama sendi. Hal ini disebabkan oleh proliferasi sinovitis nonsuppuratif yang berkembang dan dapat menghancurkan tulang rawan artikular beserta tulang lain yang mendasari sehingga mengakibatkan radang pada sendi. Rheumatoid artritis lebih sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita dan pria sebesar 3:1.
Rheumatoid Artritis merupakan penyakit yang tidak dapat sembuh, WHO
sudah menyatakan bahwa Rheumatoid Artritis merupakah salah satu penyebab kehidupan dengan disabilitas. Keterkaitannya dengan proses imunologis, maka pasien dengan Rheumatoid Artritis tidak akan sembuh tapi akan mengalami remisi atau menuju ke kematian. Obat yang digunakan dalam pengobatan Rheumatoid Artritis terbagi menjadi lima kategori yaitu, NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs), analgesik, glukokortikoid, Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARD) non biologik, dan Disease-Modifying Antirheumatic Drugsbiologic.
Disease modifying anti rheumatic drugs atau biasa disingkat DMARD
merupakan salah satu obat yang sering digunakan untuk menyembuhkan penyakit ini. Disease modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARDs) adalah kategori obat yang sering digunakan untuk mengobati kondisi autoimun, seperti artritis reumatoid dan lupus eritematosus sistemik (lupus). Penggunaan DMARDs harus di bawah pengawasan dokter secara ketat dan hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. DMARDs seringkali diresepkan bersama dengan obat lain sebagai bagian dari pengobatan. Obat ini efektif, tetapi memerlukan waktu untuk menunjukkan hasil, dan terkadang bisa mencapai hingga tiga atau empat bulan pengobatan. Pengobatan dengan menggunakan Disease-Modifying Antirheumatic Drugs sebagai pilihan pertama merupakan metode pengobatan piramida terbalik dimana pemberian obat golongan ini sedini mungkin dapat memberikan efek yang bermakna bila diberikan sedini mungkin, terapi ini memperlambat proses penyakit. Namun penggunaan terapi model piramida ini hanya bertujuan untuk mengurangi gejala saja dan kemudian dilakukan perubahan terapi bila keadaan semakin memburuk. Pada fase ini DMARDs sudah tidak digunakan lagi.
Di negara berkembang penggunaan Disease-Modifying Antirheumatic
Drugs (DMARD) beresiko untuk terjadinya peningkatan terinfeksi TB sehingga sering terjadi keengganan dokter untuk memberikan DMARD pada awal perkembangan penyakit. Padahal, penggunaan DMARD pada terapi awal direkomendasikan oleh American College of Rheumatology (ACR), European League Against Rheumatoid League Against Rheumatism (EULAR), National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) dan banyak perhimpunan lainnya. Terapi Rheumatoid Artritis bisa jadi berbeda antar ahli reumatologi dan sampai sekarang, belum ada rekomendasi internasional yang jelas dan konsensual dalam terapi penyakit ini. Menggunakan terapi DMARD sebagai terapi awal akan menghambat remisi penyakit selama bertahun-tahun pada 40- 60% pasien.
DMARDs bekerja dengan menekan sistem kekebalan tubuh untuk
membantu mengontrol penyakit autoimun. Hal ini dapat memperlambat laju kerusakan jaringan dan perkembangan penyakit. Karena DMARDs menekan sistem imun tubuh, selama mengkonsumsi DMARDs selalu perhatikan tanda- tanda infeksi, termasuk menggigil, demam, sakit tenggorokan atau batuk.
“DAFTAR PUSTAKA”
Azizah, N. and Sutrisna, E.M., 2019. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat
Pada Pasien Rheumatoid Arthritis Di Instalasi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2018 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Chabib, L., Ikawati, Z., Martien, R. and Ismail, H., 2019. Review Rheumatoid Arthritis: Terapi Farmakologi, Potensi Kurkumin dan Analognya, serta Pengembangan Sistem Nanopartikel. Jurnal Pharmascience, 3(1), pp.10-18.
Ritonga, S.N., 2018. Penggunaan Obat Antiinflamasi Pada Penyakit
Rheumatoid Arthritis Pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Kotapinang (Doctoral dissertation, Institut Kesehatan Helvetia).
Sheba, S.H., Djuhaeni, H., Setiabudiawan, B., Sunjaya, D.K., Mutyara, K.
and Rinawan, F.R., 2018. Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Majalah Kedokteran Bandung, 50(1), pp.21-28.
Vonny, N., 2019. EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA
PASIEN RHEUMATOID ARTHRITIS DI POLIKLINIK KHUSUS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).