Anda di halaman 1dari 3

Bentuk Penjajahan di Singapura

Sebelum bernama Singapura, tempat ini memiliki banyak nama. Awalnya tempat yang
berada di ujung selatan semenanjung Malaya ini bernama Pu-Lo-Cheng. Pada sekitar abad ke-
11, Pu-Lo-Cheng berdiri sebuah pemerintahan yang bernama Tumasik. Kerajaan Tumasik berdiri
sekitar tahun 1200-an oleh sesorang bernama Sang Nila Utama. Banyak yang mempercayai jika
Sang Nila Utama adalah seorang pangeran dari kerajaan Sriwijaya. Awal mula bisa terbentuknya
kerajaan Tumasik yaitu ketika Sriwijaya mendapati serangan dari kerajaan Chola dari India yang
menyebabkan Sriwijaya kalah. Pangeran Sang Nila Utama ini melarikan diri ke daerah Pu-Lo-
Cheng atau Tumasik dan menjadi raja di daerah tersebut. Sang Nila Utama saat di Tumasik
mendapatkan Gelar Sri Tri Buana.

Wilayah Tumasik ini sering berpindah kekuasaan oleh beberapa kerajaan dan juga
bangsa barat. Mulai dari awalnya dipegang Sriwijaya kemudian jatuh ke tangan Majapahit. Saat
Majapahit mengalami goncangan dalam diri kerajaan, Tumasik kemudian diambil oleh kerajaan
Ayutthya dari Thailand. Namun bisa direbut kembali oleh Majapahit. Hingga wilayah ini
dipegang oleh kekuatan kesultanan malaka yang sedang kuat kuatnya di tanah melayu. Pada
1551 kesultanan Malaka runtuh karena serangan dari bangsa barat, yaitu Portugis. Kemudian
Portugis menguasai seluruh wilayah kekuasaan kesultanan Malaka, termasuk Tumasik. Pada
1603, Portugis membakar rumah rumah yang berada di tepi sungai utama Tumasik. Semenjak
saat itulah wilayah ini ditinggalkan dan tidak dimiliki oleh siapapun. Pada akhirnya Tumasik
menjadi wilayah yang berisikan Perompak dan Bajak Laut.

Sosok Raffles yang mengubah citra dari Wilayah Tumasik atau Singapura ini menjadi
lebih modern. Kerajaan Inggris yang kala itu sedang mencari sebuah pelabuhan baru untuk
perdagangan mereka yang kemudian menemuka wilayah ini. Pada tanggal 28 Januari 1819
Raffles datang ke tempat ini dan menyadari akan potensi strategisnya Singapura. Dibantu
dengan masyarakat sekitar, Raffles membuat sebuah perjanjian dengan kesultanan Johor yang
kala itu memiliki wilayah Singapura untuk memberikan Tumasik/Singapura kepada tangan EIC
atas nama kerajaan Inggris. Pada 9 November 1824, terdapat perjanjian antara inggris dengan
Belanda yang menjadikan Tumasik resmi menjadi Milik Inggris. Dengan adanya perjanjian
tersebut memperjelas kedudukan singapura sebagai bagian dari wilayah koloni Inggris
(Afriansyah, 2016). Setelah dikuasai EIC, Tumasik atau Singapura ini menjadi kota yang sangat
berkembang dan begitu modern. Pada saat itu peran Singapura menjadi sebuah kawasan
strategis EIC atau Inggris dalam kawasan Asia Tenggara semakin menguat.

Pada awalnya daerah Singapura yang menjadi bagian wilayah koloni Inggris, pada tahun
1926, Singapura resmi masuk kedalam wilayah jajahan Inggris bersama Penang dan Malaka.
Selama masa penjajahan, singapura mendapatkan berbagai bentuk ketidaksesuaian dengan
sesuatu hal sebagaimana mestinya. Tingkat rasisme pada saat itu sangat tiga. Orang kulit putih
atau bangsa barat sangat menyombongkan diri dan menganggap merekalah kasta tertinggi di
wilayah singapura. Orang orang Eurasia berada pada tingkat kedua dan orang asli singapura
pada tingkatan ketiga. Rasisme yang ada pada saat itu, masuk ke segala hal seperti
Kepegawaian, Olahraga, dan Klub Sosial (Koh, 2019). Kemudian hokum yang berlaku pada saat
itu sangat tidak adil. Semua orang wajib dan patuh terhadap Gubernur Singapura. Tak
seorangpun yang memiliki hak kritik pada penguasa dan sesorang yang dianggap tidak memiliki
kesetiaan akan dihukum. Hukumannya adalah sebuah pengusiran dari wilayah Singapura.

Keadaan dan ketertiban di singapura kala itu sangat buruk. Masyarakat diselimuti oleh
penjahat yang berkeliaran disana. Meskipun disana ada sebuah kepolisian, namun masyrakat
tidak begitu percaya dengan para polisi disana yang disebabkan oleh perihal Bahasa. Polisi
disana hanya melindungi orang orang yang bisa Bahasa Inggris saja dan tentunya warga local
yang tidak bisa tidak akan mendapatkan perlindungan oleh polisi. Meskipun demikian, pihak
inggris menyatakan jika Singapura adalah wilayah yang aman dan tidak ada siapapun yang bisa
menembus dan mengambil alih wilayah ini. Pernyataan tersebut patah ketika Jepang mulai
Invasi ke wilayah Asia Tenggara. Hingga pada akhirnya Singapura harus jatuh ke tangan Jepang
pada tahun 1942.
Referensi

Afriansyah, A. (2016). JATUH BANGUN SINGAPURA MEMBANGUN BANGSA: SUATU


PERBANDINGAN. 1-12.

Koh, T. (August 09th, 2019). The British Rule Of Singapore: An Evaluation. Lawgazette .Retrieved
September 10th, 2022, from lawgazette.com.sg/feature/the-british-rule-of-singapore-
an-evaluation/.

N Raditya, I. (August 09th, 2020). Sejarah Singapura, Negeri Yang Merdeka Karena Disia-Siakan.
Tirto.Id. Retrieved September 10th, 2022, from https://tirto.id/sejarah-singapura-
negeri-yang-merdeka-karena-disia-siakan-cuc5.

Anda mungkin juga menyukai