Anda di halaman 1dari 11

Materi kelompok 5

O
L
E
H
1. Nayla natania sofyani
2. Natasya alighra
3. Delima djulhijjah
4. Zaqila maulida adha
5. Aisyah ramadani putri

Kerajaan pagaruyuang
Kerajaan Pagaruyung merupakan kerajaan di Indonesia
yang mengalami dua masa sekaligus, yakni masa Hindu-
Budha dan masa Islam.

Nama kerajaan ini dirujuk dari nama pohon Nibung atau


Ruyung

Ketika awal didirikan pada 1347 M, Kerajaan Pagaruyung


bercorak Hindu-Buddha. Kemudian pada abad ke-17,
Kerajaan Pagaruyung berubah menjadi bercorak Islam.

Kerajaan Pagaruyung terletak di Provinsi Sumatera Barat


dan sebagian Provinsi Riau.

Pagaruyung berkuasa selama 5 abad, dan akhirnya runtuh


dalam peristiwa Perang Padri.

a. Wilayah kekuasaan
Wilayah kekuasaan Pagaruyung meliputi dataran tinggi
pedalaman Sumatera, wilayah pantai timur Arcat ke Jambi,
dan kota-kota pelabuhan pantai barat Panchur (Barus), Tiku
dan Pariaman.

Dinyatakan pula bahwa tanah Indragiri, Siak dan Arcat


merupakan bagian dari tanah Minangkabau, dengan Teluk
Kuantan sebagai pelabuhan utama raja Minangkabau.

Di dalam Tambo yang merupakan legenda adat


minangkabau bahwa wilayah Pagaruyung meliputi,
Pasaman Barat, Sumatera Barat, Bengkulu, Kabupaten
Bungo, dan Kabupaten Kampar Riau.

b. Sistem pemerintahan
Pagaruyung menganut sistem raja triumvirat atau tiga orang
raja yang bersila, yang meliputi:

1. Raja Alam yang berkedudukan di Pagaruyung;


2. Raja Adat yang berkedudukan di Buo;
3. Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus.

Selain raja, Pagaruyung juga memiliki 4 orang pembesar


utama yang disebut dengan Basa Ampek Balai. Keempat
pembesar utama di antaranya adalah:

1. Bandaro yang berkedudukan di Sungai Tarab;


2. Makhudum yang berkedudukan di Sumanik;
3. Indomo yang berkedudukan di Suruaso;
4. Tuan Gadang yang berkedudukan di Batipuh.

Selain raja dan para menteri, ada juga aparat pemerintahan


yang bertugas menjalankan kebijakan dari kerajaan, aparat
itu disebut dengan Langgam nan Tujuah. Mereka terdiri
dari:

1. Pamuncak Koto Piliang


2. Perdamaian Koto Piliang
3. Pasak Kungkuang Koto Piliang
4. Harimau Campo Koto Piliang
5. Camin Taruih Koto Piliang
6. Cumati Koto Piliang
7. Gajah Tongga Koto Piliang

c. Raja – raja kerajaam pagaruyuang


Raja-raja Pagaruyung dibedakan menjadi dua, yakni pada
masa Hindu-buddha dan Pagaruyung pada masa Islam.
Berikut adalah nama-nama raja Pagaruyung dari masa ke
masa:

Maharajadiraja & Yuwaraja

1. Maharajadiraja Akarendrawarman di Parahyangan (k.


1316);
2. Maharajadiraja Adityawarman di Malayapura dan
Surawasa (1347-1375);
3. Yuwaraja Ananggawarman (kemudian
Maharajadiraja?) di Malayapura (1375-1417);
4. Yuwaraja Bijayendrawarman di Parwatapuri (~abad
ke-14);
5. Maharajadiraja Wijaya Warman di Malayapura (1417-
1440).

Yang Dipertuan Sultan (Raja Alam) & Regent Tanah Datar

1. Yang Dipertuan Sultan Ahmadsyah di Pagaruyung


(1668-1674);
2. Yang Dipertuan Sultan Indermasyah di Suruaso dan
Pagaruyung (1674-1730);
3. Yang Dipertuan Sultan Arifin Muningsyah di
Pagaruyung (1780-1821);
4. Yang Dipertuan Sultan Tunggal Alam
Bagagarsyah (kemudian Regent Tanah Datar) di
Pagaruyung (1821-1833).

d. Berdirinya kerajaan pagaruyuang


e. Pada Arca Amoghapasa diceritakan bahwa Adityawarman
menyatakan dirinya sebagai raja di Malayapura pada
1347 M. Dari sumber tersebut, Adityawarman diduga kuat
sebagai pendiri Kerajaan Pagaruyung.
f. Adityawarman adalah seorang keturunan Minangkabau-
Jawa dari pasangan Adityawarman dan Dara Jingga.

g. Namun, pendapat lainnya menyatakan bahwa


Adityawarman adalah putra Raden Wijaya (pendiri
Kerajaan Majapahit dengan Dara Jingga.

h. Di sisi lain, Adityawarman dinyatakan sebagai sepupu dari


garis keluarga ibunya, yaitu raja Jayanegara (raja kedua
Majapahit).

i. Sebelum mendirikan Kerajaan Pagaruyung,


Adityawarman diketahui menaklukkan Bali dan
Palembang bersama Mahapatih Gajah Mada.

j. Adityawarman juga merupakan raja bawahan (uparaja)


dari Majapahit yang dikirim untuk menaklukkan beberapa
daerah penting di Pulau Sumatera.

k. Bersamaan dengan itu, ia berupaya untuk melepaskan


diri dari Majapahit. Dan mengetahui hal tersebut,
membuat Majapahit mengirim pasukan dari Jawa Timur
untuk mengejar Adityawarman. Hingga tercetuslah
pertempuran dahsyat di daerah Pada Sibusuk,
Adityawarman mencapai kemenangan.

e. puncak kejayaan

Masa kejayaan Pagaruyung dicapai pada saat masa


pemerintahan Adityawarman dan putranya yang bernama
Ananggawarman.

Pada saat itu, Kerajaan Pagaruyung berubah menjadi sangat


kuat dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
sampai ke Sumatera bagian tengah.
Diketahui pula bahwa pada tahun 1371 sampai 1377,
Adityawarman mengirimkan utusan ke Dinasti Ming
sebanyak enam kali.

f. pengaruh hindu budha


Hindu-Buddha sebenarnya telah muncul di Sumatera
bagian tengah sejak abad ke-13, yaitu dimulai pada
masa pengiriman Ekspedisi
Pamalayu oleh Kertanegara, dan kemudian dilanjutkan
masa pemerintahan Adityawarman dan
putranya Ananggawarman. 

Masa Pemerintahan Adityawarman telah mendominasi


wilayah Sumatera bagian tengah dan sekitarnya. Hal ini
dapat dibuktikannya keberadaan Arca Amoghapasa
dan prasasti Batusangkar telah ada sejak
pemerintahan Adityawarman.
g. berubah bercorak islam

Pada abad ke-16, agama Islam mulai dibawa masuk


oleh para musafir yang singgah dari Aceh dan Malaka,
dan kemudian berkembang di Pagaruyung.

Syaikh Burhanuddin Ulaka merupakan salah satu


ulama yang pertama kali menyebarkan Islam di
Pagaruyung dan merupakan murid ulama terkenal di
Aceh.

Masuk ke abad 17, Kerajaan Pagaruyung berubah


menjadi sebuah kesultanan dan raja pertamanya yang
masuk Islam adalah Sultan Alif.
Dengan menganut ajaran Islam, beberapa aturan
Minangkabau di Pagaruyung mulai dihilangkan. Hal ini
dilakukan karena aturan tersebut bertentangan
dengan ajaran Islam yang mereka anut.
h. hubungan dengan belanda dan inggris

Pada 1667 M, VOC berhasil menaklukkan Kesultanan


Aceh, sehingga kekuasaan Pagaruyung kembali.

Menjelang akhir abad ke-17, perekonomian Kerajaan


Pagaruyung mulai menarik perhatian Belanda dan
Inggris. Karena pada saat itu ekonomi Pagaruyung
sedang mengandalkan produksi emas.

Pada 1684, Gubernur Jendral Belanda mengutus


Thomas Dias untuk datang ke Pagaruyung. Mereka
membina komunikasi dan perdagangan dengan
Pagaruyung.

Pada tahun 1795 sampai 1819 M, Pagaruyung sempat


berada di bawah kekuasaan Inggris. Tapi setelah
disepakati Traktat London pada 1824, Belanda
menguasai kembali Pagaruyung
i.cikal bakal kemunduran

Kemunduran Kerajaan Pagaruyung disebabkan karena


adanya Perang Padri antara 1803 sampai 1838 M.

Salah satu pemimpin Perang Padri kala itu adalah


Tuanku Imam Bonjol. Beliau menjadi pemimpin
sekaligus panglima perang setelah Tuanku Nan Renceh
meninggal dunia.

Hingga memasuki awal abad ke-19, kekuasaan


Pagaruyung semakin melemah. Permusuhan antara
keluarga kerajaan dengan kaum Padri tidak dapat
dihindari, hingga menimbulkan korban jiwa akibat
permusuhan mereka.

Untuk melawan kaum Padri, keluarga Kerajaan


Pagaruyung dengan terpaksa meminta bantuan
Belanda.

Pada 10 Februari 1821, ditandatanganilah perjanjian


antara Kerajaan Pagaruyung dengan Belanda. Dari
pihak Pagaruyung, ada Sultan Alam Bagagarsyah yang
merupakan raja terakhir Pagaruyung. 

Kesepakatan ini diambil sebagai bentuk penyerahan


Pagaruyung kepada Belanda. Selain itu, Belanda
berjanji membantu sultan dalam perang melawan
kaum Padri dan Sultan akan menjadi bawahan
pemerintahan pusat.

Dalam usahanya menaklukkan kaum Padri, Belanda


mendatangkan pasukan dari Jawa dan Maluku.
Pasukan itu dipimpin oleh Sentot Prawirodirjo, yang
merupakan panglima pasukan Pangeran Diponegoro
yang berkhianat dan membelok pada pemerintahan
Hindia Belanda.
Karena ambisi Belanda, malah membuat keluarga
kerajaan bersatu dengan kaum Padri demi
mempertahankan wilayahnya. Karena kejadian itu
Sultan Alam Bagagarsyah dinilai berkhianat dan
ditangkap oleh Belanda pada 2 Mei 1833. Kemudian,
Sultan Pagaruyung diasingkan ke Betawi.

Pada 11 Januari 1833 beberapa pertahanan dari


Belanda diserang secara mendadak, disebutkan sekitar
139 orang tentara Eropa serta ratusan tentara pribumi
terbunuh.

Pada tanggal 16 April 1835, Belanda memutuskan


untuk kembali mengadakan serangan besar-besaran
untuk menaklukkan Bonjol dan sekitarnya.

Tidak kalah akal, Belanda membuat perjanjian baru


dengan kaum Padri yang menyatakan bahwa kawasan
Kerajaan Pagaruyung resmi di bawah kekuasaan
Belanda. Dan sejak itu Pagaruyung runtuh.

j. peninggalan

1. istana pagaruyuang

Istana Pagaruyung atau juga disebut dengan Istano Basa.

Situs bersejarah ini adalah sebuah bangunan istana yang terletak


di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah
Datar, Sumatera Barat. Istano Basa ini berjarak lebih kurang 5
kilometer dari pusat kota Batusangkar. 

Istana Kerajaan Pagaruyung mengalami 3 kali pembangunan dan


renovasi ulang, sebab dahulu dibakar habis pada saat perang
Padri pada tahun 1804, dan dua kali kebakaran pada 1966 dan
2007.

Istana Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dengan batang-


batang kayu. Namun untuk replikanya dibangun dengan bahan
beton modern namun tetap mempertahankan teknik tradisional
dan bahan kayu yang dihias dengan 60 ukiran yang menjelaskan
filosofi dan budaya Minangkabau.

2. makam raja pagaruyuang

Kompleks makam raja Pagaruyung atau juga disebut dengan


Makam Rajo Ibadat. Makam ini berlokasi di Sumpur Kudus,
tepatnya di tengah pemukiman penduduk Nagari Sumpur Kudus,
Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
Di sebelah kanan (selatan) kompleks makam terdapat
gelanggang medan nan bapaneh.Kompleks makam ini terdapat 13
buah makam. Jirat makam terbuat dari susunan batu
andesit. Orientasi makam mengarah Utara-Selatan yang
merupakan ciri dari makam Islam. Nisan-nisannya setipe dengan
Tanah Datar berbentuk pipih, sebagian nisan bermotif hias
geometris, garis, dan sulur-suluran. Selain nisan pipih, sebagian
makam hanya memakai nisan berupa batu polos.

3.prasasti batusangkar

Dari prasasti Batusangkar disebutkan Ananggawarman


sebagai yuvaraja melakukan ritual ajaran Tantris dari agama
Buddha yang disebut hevajra yaitu upacara peralihan kekuasaan
dari Adityawarman kepada putra mahkotanya, hal ini dapat
dikaitkan dengan kronik Tiongkok tahun 1377 tentang adanya
utusan San-fo-ts’i kepada Kaisar Tiongkok yang meminta
permohonan pengakuan sebagai penguasa pada kawasan San-fo-
ts’i.

4.prasasti suruaso

Prasasti Saruaso I merupakan salah satu dari prasasti peninggalan


raja Adityawarman. Prasasti ini juga disebut dengan Prasasti Batu
Bapahek. Prasasti ini diberi nama Prasasti Suruaso karena pada
manuskripnya tersebut kata Sri Surawasa yang merupakan asal
kata dari nama nagari Suruaso di (wilayah Kabupaten Tanah
Datar sekarang). Situs bersejarah ini tertulis berangka tahun 1297
Saka atau 1375 M.

5.prasasti bandar bapahat

Prasasti Bandar Bapahat merupakan prasasti yang ditemukan di


jorong Bukik Gombak, Nagari Baringin, Kecamatan Lima
Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat. Situs bersejarah tersebut
berisi tulisan di kedua sisi dinding batu saluran air kuno, yang
diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan
Raja Adityawarman.Saat ini, kedua tulisan tersebut sudah hilang
karena runtuh, namun duplikasinya (absklath) masih terdapat
dalam arsip Museum Nasional Jakarta dan juga di Universitas
Leiden, Belanda.

Anda mungkin juga menyukai