Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SEJARAH

nama : chintya agustina aini


no abs : 15
X APH 1
ganjil
1.kerajaan hindu budha yang ada diluar Jawa

KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai terletak di Sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur yang berdiri pada
tahun 400 Masehi. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua yang menjadi
cikal bakal kerajaan – kerajaan Hindu Buddha di Indonesia. Sumber sejarah Kerajaan
Kutai adalah prasasti Yupa yang berbahasa sansekerta dan berhuruf pallawa.Dari
Yupa yang ditemukan kemudian muncul nama Kudungga sebagai pendiri Kerajaan
Kutai. Menurut para ahli sejarah, nama Kudungga dianggap sebagai nama asli
Indonesia sebelum mendapatkan pengaruh bahasa India. Sedangkan keturunannya,
Mulawarman dan Aswawarman diduga mendapatkan pengaruh nama dari budaya
Hindu dari India. Kata “warman” pada penamaan raja – raja di Kutai merupakan nama
yang banyak disebut bagi masyarakat India bagian selatan.

Prasasti Yupa juga menyebutkan nama – nama raja yang memerintah Kutai. Berikut
adalah 20 daftar nama raja – raja Kutai :
1.Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (sebagai pendiri)
2.Maharaja Aswawarman (anak dari Raja Kudungga)
3.Maharaja Mulawarman (sebagai raja yang terkenal)
4.Maharaja Marawijaya Warman
5.Maharaja Gajayana Warman
6.Maharaja Tungga Warman
7.Maharaja Jayanaga Warman
8.Maharaja Nalasinga Warman
9.Maharaja Gadingga Warman Dewa
10.Maharaja Indra Warman Dewa
11.Maharaja Sangga Warman Dewa
12.Maharaja Candrawarman
13.Maharaja Sri Langka Dewa
14.Maharaja Guna Parana Dewa
15.Maharaja Wijaya Warman
16.Maharaja Sri Aji Dewa
17.Maharaja Mulia Putera
18.Maharaja Nala Pandita
19.Maharaja Indra Paruta Dewa
20.Maharaja Dharma Setia
Masa Kejayaan Kerajaan Kutaii
Kutai mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman seperti
yang tertulis pada Yupa. Dijelaskan bahwa Mulawarman telah melakukan upacara
pengorbanan emas dengan jumlah yang sangat banyak. Emas tersebut dibagikan
kepada rakyatnya dan dijadikan persembahan kepada para dewa.

Runtuhnya Kerajaan Kutai


Masa kejayaan Kutai tidak berlangsung lama, setelah meninggalnya Raja
Mulawarman, Kutai mengalami banyak pergantian pemimpin hingga mengalami
keruntuhan pada masa pemerintahan Raja Dharma Setia pada abad ke 13 M. Raja
Dharma Setia tewas di tangan penguasa Kerajaan Kutai Kertanegara yaitu Pangeran
Anum Panji Mandapa.

Peninggalan kerajaan Kutai


Peninggalan terpenting Kerajaan Kutai adalah keberadaan 7 buah yupa yang dibuat
sekitar tahun 350-400 masehi. Semua prasastinya ditulis menggunakan huruf Pallawa
dengan Bahasa Sanskerta. Adapun isi ketujuh prasasti Kerajaan Kutai antara lain
sebagai berikut. Berisi silsilah Kudungga berputra Aswawarman yang seperti dewa
matahari (ancuman) menumbuhkan keluarga. Aswawarman berputra tiga, salah
satunya Mulawarman, raja yang baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarman telah
mengadakan selamatan, mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para
Brahmana

2.kerajaan islam dipulau jawa

Kesultanan Banten

Kesultanan Banten merupakan kerajaan Islam yang pernah berdiri dan berjaya di
ujung barat pulau Jawa, yaitu di Provinsi Banten saat ini. Kesultanan Banten didirikan
pada abad ke-16 Masehi oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, meski sang
sunan tidak pernah menjadi raja di sana. Raja pertama Kesultanan Banten adalah
Sultana Maulana Hasanuddin (1552-1570 Masehi), yang juga putra Sunan Gunung Jati.
Adapun raja terbesar Kesultanan Banten adalah Sultan Ageng Tirtayasa, yang
berkuasa pada periode 1651-1683 Masehi.
Sejarah Kerajaan Banten
Kerajaan atau Kesultanan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau dikenal
sebagai Sunan Gunung Jati. Ia mengangkat anaknya, Sultan Maulana Hasanuddin
sebagai raja pertama Kesultanan Banten.pada masa kepemimpinan Maulana
Hasanuddin (1552-1570), perdagangan Kerajaan Banten berkembang pesat yang
didukung dengan adanya pelabuhan sebagai gerbang perdagangan antarnegara.
Lokasinya yang strategis, menjadikan Kerajaan Banten sangat mengandalkan
perdagangan dalam menopang perekonomiannya.Lada menjadi komoditas yang
paling diunggulkan dan berkembang pesat pada masa itu. Bahkan monopoli
perdagangan lada di Lampung dikuasai oleh Banten. Belum lagi didukung oleh niaga
melalui jalur laut yang membuat Banten berkembang tak hanya di Nusantara,
melainkan sampai pada pedagang Persia, India, Arab, Portugis, hingga Tiongkok.

Kejayaan Kerajaan Banten


Masa keemasan Kerajaan Banten disebut berlangsung ketika pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa (1651-1683 M).Di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa, ia
banyak memimpin perlawanan terhadap Belanda lantaran VOC menerapkan perjanjian
monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten.Di sisi lain, Sultan Ageng
Tirtayasa juga menginginkan Banten menjadi kerajaan Islam terbesar. Tak heran jika
Islam telah menjadi pilar dalam Kerajaan Banten maupun pada kehidupan
masyarakatnya.

Kemunduran Kerajaan Banten


Perang saudara adalah salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Banten. Sekitar
tahun 1680 terjadi perselisihan dalam Kesultanan Banten. Anak dari Sultan Ageng
Tirtayasa, yakni Sultan Haji, berusaha merebut kekuasaan dari tangan sang
ayah.Perpecahan ini dimanfaatkan oleh kompeni VOC dengan memberi dukungan dan
bantuan persenjataan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara menjadi tak
terhindarkan.Akibat sengketa tersebut, Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya
dan pindah bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya. Kemudian pada 1683
Sultan Ageng ditangkap VOC dan ditahan di Batavia.perang saudara yang
berlangsung di Banten menyisakan ketidakstabilan dan konflik di masa pemerintahan
berikutnya.VOC semakin ikut campur dalam urusan Banten bahkan meminta
kompensasi untuk menguasai Lampung sekaligus hak monopoli perdagangan lada di
sana.Merujuk Kemhub, usai Sultan Haji meninggal, VOC semakin menekan Kerajaan
Banten. Hal tersebut pun membuat pengaruh Kerajaan Banten memudar dan
ditinggalkan.

Anda mungkin juga menyukai