Anda di halaman 1dari 20

Assalamualaikum WR.WB.

Kelompok 5

Pembahasan : kerajaan banten

Nama kelompok:
Andriansyah
Citra adelia D.
Nurfaiz muhmindhito
Sarah safira
Yeni oktaviana
Sejarah kerajaan banten

Pada awal abad ke-16, daerah pajajaran yang beragama


hindu. pusat kerajaan ini berlokasi di pakuan
( sekarang bogor ). kerajaan pajajaran memiliki
bandar-bandar penting seperti banten, sunda kelapa
( jakarta ) dan cirebon.
Kerajaan pajajaran telah mengadakan kerja sama
dengan portugis. oleh kerena itu, portugis diizinkan
mendirikan kantor dagang dan benteng pertahanan di
sunda kelapa.
pada tahun 1526, armada demak berhasil menguasai
banten.
Pasukan fatahillah juga berhasil merebut pelabuhan
sunda kelapa pada tanggal 22 juni 1527.
Dalam waktu singkat. seluruh pantai utara jawa barat
dapat dikuasai fatahillah,agama islam lambat laun
tersebar di jawa barat. fatahillah menjadi wali ( ulama
besar ) dengan gelar sunan gunung jati dan
berkedudukan di cirebon.
Pada tahun 1552, putra fatahillah yang bernama
hasanudin diangkat menjadi penguasa banten.
putranya yang lain, pasarean diangkat menjadi
penguasa di cirebon. fatahillah sendiri mendirikan
pusat kegiatan keagamaan di gunung jati, cirebon
sampai beliau wafat pada tahun  pada tahun 1568.
Kejayaan Kerajaan Banten
Kerajaan Banten mencapai kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Dimana,
Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta
memberi upah kepada pekerja Eropa.
Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang Belanda
yang terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan
VOC yang telah memblokade kapal dagang menuju Banten.
Selain itu, Banten juga melakukan monopoli Lada di
Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan
negara-negara lain sehingga Banten menjadi wilayah yang
multi etnis dan perdagangannya berkembang dengan pesat
Raja raja kerajaan Banten

1. Sultan Hassanudin (1552 M - 1570 M)


Banten menjadi kerajaan yang berdaulat
Membangun pelabuhan Banten menjadi jalur
lintasan perdagangan.

2. Maulana Yusuf (1570 M – 1580 M)


Berhasil menaklukan kerajaan Pajajaran.
Merupakan anak dari Sultan Hassanudin.
3. Maulana Muhammad (1580 M – 1596 M)
Putra dari Maulana Yusuf
Naik tahta setelah ayahnya meninggal pada usia 9
tahun.
Menyerang kesultanan Palembang, namun kalah
dan meninggal saat pertempuran dalam usia 16
tahun.

4. Pangeran Ratu (Abdul Mufakhir) (1596-1651)


Pada usia 5 bulan menjadi sultan ke 4 kerajaan
banten
Mendapatkan gelar Kanjeng Ratu Banten.
5. Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682 M)
Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan
Memperluas wilayah kerajaan Banten
Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap saat terjadi
perang saudara dan dipenjarakan di batavia hingga
beliau wafat pada tahun 1691 M
Kehidupan politik
K e hi d u pan s os i al -
b u daya
• Pemerintahan Banten di Jawa Barat menggunakan
aturan dan hukum Islam
• Banten menjadi salah satu pusat penyebaran Islam
di Jawa.
• Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan
Ageng Tirtayasa cukup baik
• Seni budaya masyarakat ditemukan pada bangunan
Masjid Agung Banten (tumpang lima), dan
bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten.
Kehidupan ekonomi
Faktor-faktor :
• Letaknya strategis dalam lalu lintas
perdagangan
• Jatuhnya Malaka kepada Protugis
• Bahan ekspor ; Lada.
• Letak geografis Banten di tepi selat
Sunda
Runtuhnya Kerajaan Banten
Kerajaan Banten mengalami kemunduruan berawal dari
perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan
Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini
dimanfaatkan oleh VOC dengan memihak kepada Sultan
Haji. Kemudian Sultan Ageng bersama dua putranya yang
lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa
mundur dan pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada
14 Maret 1683 Sultan Ageng berhasil ditangkap dan
ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desember 1683,
Syekh Yusuf juga berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran
purbaya akhirnya menyerahkan diri.
Atas kemenangannya itu, Sultan Haji memberikan
balasan kepada VOC berupa penyerahan Lampung pada
tahun 1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat
surat perjanjian bahwa Hak monopoli perdagangan lada
Lampung jatuh ketangan VOC. Sultan Haji meninggal
pada tahun 1687. Setelah itu, VOC menguasai Banten
sehingga pengangkatan Sultan Banten harus mendapat
persetujuan Gubernur Jendral Hindian Belanda di
Batavia.
Terpilihlah Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya
sebagai pengganti Sultan Haji kemudian digantikan oleh
Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Aabidin. Pada
tahun 1808-1810, Gubernur Hindia Jenderal Belanda
menyerang Banten pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.
Penyerangan tersebut akibat Sultan menolak
permintaan Hindia Belanda untuk memindahkan ibu
kota Banten ke Anyer. Pada akhirnya, tahun 1813 Banten
telah runtuh ditangan Inggris.
Peninggalan Kerajaan Banten
a. PENINGGALAN Kerajaan Banten
adalah salah satu Kerajaan bercorak
Islam yang berdiri pada tahun 1526 di
ujung Barat pulau Jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh putra Sunan Gunung
Jati, yakni Sultan Maulana Hasanudin
setelah melakukan penaklukan atas
wilayah di sekitar Selat Sunda. Selama
3 abad berdiri, kerajaan Banten
mencapai kejayaan yang luar biasa
sebelum akhirnya Belanda datang dan
menciptakan perang saudara hingga
menjadikan keruntuhan kerajaan ini.
Selama 3 abad berkuasa itu pula,
Kerajaan Banten meninggalkan
beberapa peninggalan sejarah.
Masjid Agung
Istana Kaibon Banten
• Selain istana Keraton Kaibon, Kerajaan Banten di masa silam juga
meninggalkan bangunan istana lainnya, yaitu istana Keraton Surosawan. Istana
ini adalah tempat tinggal dari Sultan Banten dan menjadi kantor pusat
kepemerintahan. Nasib istana Keraton Surosawan juga sama dengan Keraton
Banten, hancur luluh. Saat ini tinggal kepingan-kepingan reruntuhannya saja
yang dapat kita lihat bersama bangunan kolam pemandiaan para putri.
Benteng dan mercusuar
Danau buatan Tasikardi.
Vihara Avalokitesvara

Meriam ki Amuk

Anda mungkin juga menyukai