Anda di halaman 1dari 21

KERAJAAN

BANTEN
KELAS X-4 FARMASI
KELOMPOK 6
Putri meyla
Tiara safitri
Devanty fadilla
Christian
M. Rifqi
KERAJAAN BANTEN
PENINGGALAN, PENDIRI,
LETAK, RAJA-RAJA

Kerajaan Banten terletak di Provinsi Banten,


yang berada di ujung barat Pulau Jawa yang
pada awalnya merupakan bagian
dari Kerajaan Demak. Pendiri Kerajaan
Banten adalah Sunan Gunung Jati dan raja
pertamanya adalah Hasanuddin yang
merupakan anak dari Sunan Gunung Jati.
Semula wilayah ini termasuk bagian dari
Kerajaan Pajajaran. Kerajaan Banten
mencapai puncak kejayaan pada masa
Sultan Ageng Tirtayasa.
PETA WILAYAH
KERAJAAN BANTEN
Awal Mula Berdirinya     Pada awalnya, Banten merupakan
pelabuhan atau bandar besar yang berada
Kerajaan Banten di bawah kekuasaan Pajajaran. Ketika
Malaka jatuh ke tangan Portugis pada
1511 M, Kesultanan Demak sedang
memperluas kekuasaannya di Pulau Jawa.
Perluasan wilayah ke kuasaan merupakan
salah satu usaha membangun benteng
pertahan an melawan Portugis, sekaligus
dalam rangka penyebaran agama Islam.
Oleh karena itu, Sultan Trenggono dari
Kesultanan Demak pada 1522 M mengutus
Fatahillah untuk menguasai Banten
dengan tujuan sebagai berikut:
01 02 03 04
MENDUDUKI MENYEBARKAN DAN MENGAMANKAN .MENGGAGALKAN DAN
PELABUHAN MELINDUNGI UMAT PERDAGANGAN LADA MENGUSIR POTUGIS
ISLAM YANG BERADA DI DARI MONOPOLI DARI SUNDA KELAPA.
BANTEN.
WILAYAH BANTEN. PORTUGIS.
    Fatahillah berhasil menguasai Cirebon
dan Sunda Kelapa pada 1527 M. Sejak
peristiwa itu, Sunda Kelapa berubah
menjadi Jayakarta (Jakarta). Fatahillah
memerintah Banten sementara daerah
Cirebon diserahkan kepada anaknya,
Pangeran Pasarean. Ketika pada 1552 M,
Pangeran Pasarean wafat, Fatahillah
mengambil alih pemerintahan.
Sementara itu, Banten dipimpin oleh
putranya bernama Hasanuddin (1552-
1570 M). Fatahillah yang tinggal di
Cirebon lebih tekun mempelajari agama
sampai wafat pada 1570 M dan dimakam
kan di Gunung Jati.
PENINGGALAN
KERAJAAN
BANTEN

Komplek Kraton Surosowan


Meriam Ki Amuk

Komplek Masjid Agung


Masjid Koja

Komplek Kraton Kaibon


RAJA-RAJA DAN  SEJARAH
KERAJAAN BANTEN
Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanudin, raja pertama di Kerajaan
Banten. Perjuangannya sangat gigih. Pada tahun
1568, Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri
dari kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat itu, di
Demak terjadi perebutan kekuasaan setelah Sultan
Trenggono wafat.Wilayah kekuasaan Banten
hingga ke Lampung. Banten menjadi pusat
penjualan dan perdagangan lada. Pada 1570,
Sultan Hasanudin wafat.
     Berkat jasa Hasanuddin, Banten berkembang
menjadi kesultanan agraris dan maritim. Agama
Islam dan kekuasaan Banten berkembang sampai
Lampung dan Indrapura. Dalam masalah
perdagangan, Banten lebih maju daripada
Jayakarta. Setelah Hasanuddin wafat pada 1570 M,
takhta kerajaan diteruskan oleh anaknya, Maulana
Yusuf.
Syeh Maulana Yusuf

Syeh Maulana Yusuf, putra sultan


hasanudin. Ketika menjadi raja dikenal
dengan sebutan panembahan yusuf yang
memerintah tahun 1570-1580. Pada masa
ini banten mengalami kemajuan. Pada
tahun 1579, banten berhasil menaklukkan
kerajaan pajajaran. Dengan takluknya
kerajaan pajajaran, maka habislah seluruh
kerajaan hindu dan buddha di jawa barat.
Maulana Muhammad
Maulana Muhammad, pengganti penembahan yusuf. Maulana
muhammad menjadi raja dengan gelar kanjeng ratu banten. Maulana
memperluas kerajaan banten dengan menyerang palembang. Waktu itu
palembang dipimpin oleh ki gede ing suro. Ki gede ing suro adalah
seorang penyiar agama islam keturunan surabaya yang telah berhasil
meletakkan dasar-dasar keislaman di palembang. Dalam pertempuran itu
sultan banten gugur.
Abdulmufakhir
Abdulmufakhir, pengganti maulana muhammad yang telah gugur.
Namun karena usianya masih muda ia didampingi oleh pangeran
ranamenggala sebagai mengkubumi. Pangeran ranamenggala
mengendalikan pemerintahan ini tahun 1600-1624 selama pemerintahan
ini kerajaan banten mengalami kemajuan. Banten menjadi pusat
perdagangan lada dan cengkih. Cournelis de houtman seorang pedagang
belanda berkunjung ke banten tanggal 22 juni 1596.
Sultan Ageng Tirtayasa (Abu Fatah Abdulfatah)
Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten
yang memerintah tahun 1651 - 1692.
Pada masa ini Banten semakin maju.
Hasil pertanian melimpah. Penyiaran
agama Islam semakin pesat dengan
ditunjang oleh ulama besar seperti
Syekh Yusuf dari Sulawesi. Kerajaan
Banten menjalin hubungan baik dengan
luar negeri seperti Turki dan Moghul.
Walaupun membina hubungan baik
dengan negara lain. Sultan Ageng
Tirtayasa tidak bersedia bekerja sama
dengan Belanda.
Sultan Ageng Tirtayasa (Abu Fatah Abdulfatah)

Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sangat membenci Belanda. Hal ini


dibuktikan dengan usaha Sultan Ageng untuk melawan Belanda sebanyak
tiga kali. Akan tetapi, anaknya sendiri Sultan Haji bekerja sama dengan
Belanda untuk meruntuhkan kekuasaan Sultan Ageng. Akhirnya, Sultan
Ageng ditawan Belanda dan Sultan Haji naik takhta menggantikan Sultan
Ageng atas bantuan Belanda.
    Selama masa pemerintahannya, Sultan Ageng terlibat pertempuran
melawan VOC sebanyak tiga kali sehingga membuat repot VOC. Kegigihan
Sultan Ageng justru ditentang oleh putra mahkotanya sendiri yang bernama
Sultan Haji. Kesempatan ini dimanfaatkan VOC untuk menggunakan politik
adu domba sehingga tidak lama kemudian Sultan Ageng dapat ditangkap dan
diasingkan hingga beliau wafat.
Sultan Abdulnasar Abdulkahar (Sultan Haji)
  Sultan Abdulnasar Abdulkahar, pengganti
Sultan Ageng Tirtayasa. Sikap kerajaan masih
tetap tidak mau bekerjasama dengan Belanda.
Namun, kekuatan Belanda semakin kuat di
Banten. Akibatnya, kerajaan Banten menjadi
runtuh. 
   
Dua tahun setelah Abdulnasar Abulkahar (Sultan Haji)
menjadi sultan, Belanda menuntut jasa kepada sultan. Sultan
dipaksa menandatangani Perjanjian Banten yang isinya
mengakhiri kekuasaan mutlak atas daerahnya sendiri. Sejak
saat itu, yang berkuasa di Banten sebenarnya adalah Belanda.
Kerajaan banten
Kerajaan banten
berkembang menjadi
menjadi pusat
pusat perdagangan selain
perdagangan
karena letaknya sangat
    pengaruh kerajaan
strategis dantrn juga
banten sampai ke
disukung oleh beberapa
lampung. Artinya,
factor diantaranya
bantenlah yang
jatuhnya kerajaan malaka
menguasai jalu
ke tangan portugis
perdagangan di selat
sehungga para pedagang
sunda. Para pedagang
muslim berpindah jalur
dari cina, persia,
pelayarannya melalui
gujarat, turki banyak
selat sunda
yang mendatangi
faktor lainnya banten
bandar-bandar
merupakan penghasil
pelabuhan di banten.
lada dan beras komiditi
yang laku dipadar dunia
Thank You

Anda mungkin juga menyukai