Anda di halaman 1dari 9

Kerajaan Banten

Kami, dari kelompok 8 :


1. Assyifa Nur Noviyanti absen 2
2. Aulia Nazriel Deviani absen 3
3. Fenny Aprilia Azahra absen 10
Asal Mula Kerajaan Banten
Secara geografis, Kerajaan Banten terletak di ujung barat Pulau
Jawa, lebih tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten. Wilayah kerajaan
ini meliputi bagian barat Pulau Jawa, seluruh bagian Lampung dan
sebagai wilayah di bagian selatan Jawa Barat. Hal ini yang menjadikan
Kerajaan Banten sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan
yang melewati Selat Sunda.

Kerajaan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau biasa


dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati sekitar abad ke-16, ketika
Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke
kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukkan beberapa
kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer
serta kawasan perdagangan sebagai antisipasi terealisasinya perjanjian
antara kerajaan Sunda dan Portugis tahun 1522 M. Dan kerajaan ini
diperkirakan runtuh pada tahun 1813.
Raja Pertama dan
Masa Kejayaan
Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sultan Maulana
Hasanuddin yang berkuasa sekitar tahun 1552-1570 M dan
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Abu Fath Abdul Fatah atau lebih dikenal dengan
nama Sultan Ageng Tirtayasa. Karena
Kerajaan Banten mengadakan hubungan dengan negara-negara
lain melalui jalur laut. Pengiriman pejabat ke berbagai negara
seringkali dilakukan pada masa pemerintahan ini. Sehingga
Pelabuhan Banten menjadi pelabuhan internasional, dan
perekonomian kesultanan itu maju pesat.
Kehidupan Sosial, Ekonomi,
dan Politik
Sosial

Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa,


sehingga kehidupan sosial mereka menganut ajaran-ajaran Islam.
Hidup mereka semakin sejahtera saat puncak kejayaannya. Usaha
Sultan Ageng Tirtayasa adalah perdagangan bebas dan mengusir
VOC dari Batavia. Meskipun agama Islam merupakan agama
mayoritas Banten, penduduk Banten telah menoleransi keberadaan
pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah
klenteng di pelabuhan Banten pada tahun 1673.
Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan
Politik
Ekonomi

Ekonomi Kerajaan Banten bertumpu pada perdagangan.


Kerajaan Banten memegang monopoli perdagangan lada di
Lampung yang menjadi komoditas terbesarnya. Hal ini membuat
Kerajaan Banten berkembang pesat dan menjadi pusat niaga
yang sangat penting.
Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan
Politik
Politik
Pada tahun 1524 Banten dikuasai oleh Kerajaan Demak. Pada waktu Demak
terjadi perebutan kekuasaan, Banten melepaskan diri dan tumbuh menjadi kerajaan
besar. Kemudian kekuasaan diserahkan kepada Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin
dianggap sebagai pionir Kerajaan Banten karena Banten semakin maju di bawah
pimpinannya. Puncak kejayaannya ada saat Sultan Ageng Tirtayasa memimpin. Masa
keemasan Kerajaan Banten tersebut berlangsung ketika pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa (1651-1683 M).
Di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa, ia banyak
memimpin perlawanan terhadap Belanda lantaran VOC menerapkan
perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan
Banten.
Di sisi lain, Sultan Ageng Tirtayasa juga
menginginkan Banten menjadi kerajaan Islam
terbesar. Tak heran jika Islam telah menjadi
pilar dalam Kerajaan Banten maupun pada
kehidupan masyarakatnya.
Siapa Raja Terakhir dari Kerajaan Ini dan Apa Penyebab Kerajaan
Ini Runtuh ?
Raja terakhir dari kerajaan ini adalah Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin
yang berkuasa sekitar tahun 1809-1816 M. Perang saudara adalah salah satu
penyebab runtuhnya Kerajaan Banten. Sekitar tahun 1680 terjadi perselisihan dalam
Kesultanan Banten. Anak dari Sultan Ageng Tirtayasa, yakni Sultan Haji, berusaha
merebut kekuasaan dari tangan sang ayah. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh
kompeni VOC dengan memberi dukungan dan bantuan persenjataan kepada Sultan
Haji, sehingga perang saudara menjadi tak terhindarkan.

Akibat sengketa tersebut, Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan
pindah bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya. Kemudian pada 1683 Sultan
Ageng ditangkap VOC dan ditahan di Batavia. Perang saudara yang berlangsung di
Banten menyisakan ketidakstabilan dan konflik di masa pemerintahan berikutnya.

VOC semakin ikut campur dalam urusan Banten bahkan meminta kompensasi
untuk menguasai Lampung sekaligus hak monopoli perdagangan lada disana. Usai
Sultan Haji meninggal, VOC semakin menekan Kerajaan Banten. Hal tersebut pun
membuat Kerajaan Banten memudar dan ditinggalkan.
Sekian dari kami
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai