Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerajaan Banten adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di wilayah Banten,
Indonesia. Berawal dari sekitar tahun 1526, ketika kesultanan Cirebon dan kesultanan
Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat pulau Jawa dengan
menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan
militer serta kawasan perdagangan sebagai antisipasi terealisasinya perjanjian antara
Kerajaan Sunda dan Portugis tahun 1522 m. Penaklukan ini dilakukan oleh Maulana
Hasanudin. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng
pertahanan yang dinamakan surosowa, yang akhirnya menjadi Kerajaan Banten.
Kesultanan Banten awalnya hanya sebuah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan
Kerajaan Padjajaran yang bercorak Hindu. Wilayah kerajaan ini merupakan salah satu
wilayah yang berpengaruh dalam jalur perdagangan internasional. Banten merupakan
salah satu pelabuhan terpenting kerajaan ini dan wilayah lain, di antaranya, Pontang,
Tangerang, Kalapa, Cimanuk, dan Cirebon.Ekspor utama pelabuhan Banten adalah lada
dan beras posisi Banten yang sangat strategis membuat wilayah ini menjadi tempat transit
pedagang dari negara-negara lain seperti Maladewa serta kerajaan-kerajaan lain.

Wilayah intinya sekarang membentuk provinsi Indonesia dari Banten . Saat ini, di
Banten Lama , Masjid Agung Banten menjadi tujuan penting bagi wisatawan dan
peziarah dari seluruh Indonesia dan dari luar negeri. hampir 3 abad Kesultanan Banten
mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang di waktu bersamaan
penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara,
dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun
perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni
Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh
pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota
Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintahannya, para Sultan Banten tidak
lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.

Dari uraian latar belakang masalah di atas maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul “KERAJAAN BANTEN”

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan MasalahDari latar belakang yang kami uraikan di atas, kami memproleh
beberapa rumusan masalah yang nantinya akan kami bahas dalam bab 2, pembahasan,
yaitu:

1. Bagaimana sejarah Kerajaan Banten?


2. Bagaimana masa awal dan masa kejayaan Kerajaan Banten?
3. Bagaimana masa kemunduran Kerajaan Banten?

1.3 TujuanPenelitian

Setiap sesuatu pasti mempunyai suatu tujuan, begitu pula makalah ini, tujuan
pembuatan makalah ini ialah, diharapkan pembaca mampu:

1. Mendeskripsikan tentang sejarah Kerajaan Banten


2. Menganalis tentang masa awal dan masa kejayaan Kerajaan Banten
3. Mendeskripsikan masa kemunduran Kerajaan Banten

BAB II
2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kerajaan Banten

Pada awalnya kawasan Banten juga dikenal dengan Banten Girang merupakan
bagian dari Kerajaan Sunda.Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan
Maulana,Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilavah juga
sekaligus penyebaran dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasamaSunda -
Portugal dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat membahayakan
kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugal dari
Melaka tahun 1513. Atas perintah Irenggana, bersama dengan Fatahillah melakukan
penyerangan dan penaklukkan PelabuhanKelapa sekitar tahun 1527, yang waktu itu
masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda. Selain mulai membangun
benteng pertahanan di Banten, Maulana Hasanuddin juga melanjutkan perluasan
kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Ia berperan dalam penyebaran Islam
di kawasan tersebut, selain itu ia juga telah melakukan kontak dagang dengan raja
Malangkabu (Minangkabau, KerajaanInderapura), SultanMunawarSvah dan
dianugerahi keris oleh raja tersebut. Seiring dengan kemunduran Demak terutama
setelah meninggalnya Trenggana Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan
Demak, mulai melepaskan diri dan meniadi kerajaan yang mandiri. Maulana Yusuf
anak dari Maulana Hasanuddin, naik tahta pada tahun 1570 melanjutkan ekspansi
Banten ke kawasan pedalaman Sunda dengan menaklukkan Pakuan Pajajaran tahun
1579. Kemudian digantikan anaknya Maulana Muhammad, yang mencoba menguasai
Palembang tahun 1596 sebagai bagian dari usaha Banten dalam mempersempit
gerakan Portugal di nusantara, namun gagal karena meninggal dalam penaklukkan
tersebut. Pada masa Pangeran. Ratu anak dari Maulana Muhammad, ia menjadi raja
pertama di Pulaulawa yang mengambil gelar "Sultan" pada tahun 1638 dengan nama
ArabAbu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir. Pada masa ini Sultan Banten telah mulai
secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada
waktu itu, salah satu diketahui surat Sultan Banten kepada Raja lnggris, James tahun
1605 dan tahun 1629 kepada Charles.

2.2 Masa Awal dan Masa Kejayaan Kerajaan Banten

3
a. Masa Awal Kerajaan Banten

Kerajaan atau Kesultanan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau


dikenal sebagai Sunan Gunung Jati pada 1525 M. Kedatangan Sunan Gunung Jati
ke Banten adalah bagian dari misi Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak untuk
mengusir Portugis dari Nusantara. Setelah berhasil menguasai Banten, Sunan
Gunung Jati segera mengambil alih pemerintahan, tetapi tidak mengangkat dirinya
sebagai raja. Pada 1552 M, Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon dan
menyerahkan Banten kepada putra keduanya, Sultan Maulana Hasanuddin. Sejak
saat itu, Sultan Maulana Hasanuddin ini resmi diangkat sebagai raja pertama
Kerajaan Banten. Pada masa kepemimpinannya, perdagangan Kerajaan Banten
berkembang pesat didukung adanya pelabuhan sebagai gerbang perdagangan
antarnegara. Lokasinya yang strategis menjadikan Kerajaan Banten sangat
mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya. Lada menjadi
komoditas yang paling diunggulkan dan berkembang pesat pada masa itu. Bahkan
monopoli perdagangan lada di Lampung dikuasai Banten. Belum lagi didukung
oleh niaga melalui jalur laut yang membuat Banten berkembang tak hanya di
Nusantara, melainkan sampai luar negeri.Tak hanya itu saja, Sultan Maulana
Hasanuddin juga melanjutkan cita-cita ayahnya untuk meluaskan pengaruh Islam
di tanah Banten.

b. Masa Kejayaan Kerajaan Banten

Kerajaan Banten berhasil mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan


Sultan Ageng Tirtayasa yang berkuasa pada 1651-1683 M. Beberapa hal yang
dilakukan Sultan Ageng Tirtayasa untuk memajukan Kesultanan Banten, antara
lain:

 Memajukan wilayah perdagangan Banten hingga ke bagian selatan Pulau


Sumatra dan Kalimantan.
 Banten dijadikan tempat perdagangan internasional yang mempertemukan
pedagang lokal dengan pedagang Eropa.
 Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam.
 Melakukan modernisasi bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas
Cardeel.

4
 Membangun armada laut untuk melindungi perdagangan dari kerajaan lain
dan serangan pasukan Eropa.

Tak hanya itu saja, Sultan Ageng Tirtayasa juga dikenal sebagai raja yang
gigih menentang pendudukan VOC di Indonesia. Hal ini diketahui karena VOC
menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan
Banten, teman-teman. Di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa, kekuatan
politik dan angkatan perang Banten maju sangat pesat.

2.3 Masa Kemunduran Kerajaan Banten

Kegigihan Sultan Ageng Tirtayasa dalam melawan VOC kemudian


mendorong Belanda melakukan politik adu domba. Politik adu domba ditujukan
kepada Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya, Sultan Haji, yang kala itu sedang
terlibat konflik. Siasat VOC pun berhasil sehingga Sultan Haji mau bekerjasama
dengan Belanda demi meruntuhkan kekuasaan ayahnya. Pada 1683, Sultan Ageng
Tirtayasa ditangkap dan dipenjara sehingga harus menyerahkan kekuasaannya kepada
putranya. Penangkapan Sultan Ageng Tirtayasa ini menjadi tanda berkibarnya
kekuasaan VOC di BantenMeski Sultan Haji menjadi raja, namun pengangkatan itu
disertai beberapa persyaratan yang tertuang dalam Perjanjian Banten.Sejak saat itu,
Kesultanan Banten tidak lagi memiliki kedaulatan dan penderitaan rakyat menjadi
semakin berat. VOC semakin ikut campur dalam urusan Banten bahkan meminta
kompensasi untuk menguasai Lampung sekaligus hak monopoli perdagangan di
sana. Usai Sultan Haji meninggal, VOC semakin menekan Kerajaan Banten. Hal ini
pun membuat pengaruh Kerajaan Banten memudar dan ditinggalkan. Hingga akhirnya
pada 1809, Gubernur Jenderal Daendels menghapus Kesultanan Banten untuk
mengatasi perlawanan rakyat Banten terhadap VOC.

2.4 Silsilah Raja-Raja Kesultanan Banten

1. Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570)

5
2. Sultan Maulana Yusuf (1570-1580)
3. Sultan Maulana Muhammad (1580-1596)
4. Pangeran Ratu (1596-1651)
5. Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1672)
6. Sultan Haji (1672-1686)
7. Abdul Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)
8. Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)
9. Muhammad Syifa Zainul Ar / Sultan Arifin (1750-1752)
10. Muhammad Wasi Zainifin (1733-1750)
11. Syarifuddin Artu Wakilul Alimin (1752-1753)
12. .Muhammad Arif Zainul Asyikin (1753-1773)
13. .Abul Mafakir Muhammad Aliyuddin (1773-1799)
14. Muhyiddin Zainush Sholihin (1799-1801)
15. .Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)
16. Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)
17. .Aliyuddin II (1803-1808)
18. .Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)
19. Muhammad Syafiuddin (1809-1813)
20. .Muhammad Rafiuddin (1813-1820)

BAB III

PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
1. Kerajaan Banten memiliki pengaruh yang kuat di wilayah barat pulau Jawa
dan menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan pada abad ke-16 hingga abad
ke-18.
2. Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang toleran dan menghargai
keberagaman budaya dan agama.
3. Kekuatan dan kemakmuran Kerajaan Banten terancam oleh serangan Belanda
dan akhirnya Kerajaan Banten runtuh pada tahun 1813.

3.2 Saran
1. Menjaga keberagaman budaya dan agama seperti yang dilakukan oleh
Kerajaan Banten dapat menjadi contoh bagi masyarakat di masa kini untuk
lebih menghargai keberagaman yang ada.
2. Pemerintah dan masyarakat seharusnya lebih memperhatikan dan
melestarikan situs-situs sejarah Kerajaan Banten sebagai bagian dari warisan
budaya Indonesia yang penting.
3. Pendidikan sejarah harus memberikan penekanan yang lebih besar pada
sejarah Kerajaan Banten dan mengajarkan nilai-nilai toleransi dan
keberagaman yang menjadi ciri khas kerajaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-ageng-tirtayasa/teknik-
informatika/136-kerajaan-banten/45513023

7
https://nasional.okezone.com/read/2022/09/26/337/2675363/silsilah-sultan-kesultanan-
banten-beserta-sejarahnya

https://brainly.co.id/tugas/10433191

https://bobo.grid.id/read/083572052/kerajaan-banten-sejarah-masa-kejayaan-kemunduran-
dan-peninggalannya?page=all

https://kumparan.com/berita-hari-ini/sejarah-kerajaan-banten-awal-berdiri-masa-kejayaan-
dan-kemundurannya-1vqkQrbQnnG

https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

Anda mungkin juga menyukai