Anda di halaman 1dari 5

Nama: Reki Ilham Buhhori

Kelas : XI IPS1

KESULTANAN BANTEN

Banten adalah salah satu kerajaan Islam yang ada di Provinsi Banten dan pada awal
mulanya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Namun kemudian, Banten
melepaskan diri saat Kerajaan Demak mundur dan pemimpin pertama Kerajaan
Banten adalah Sultan Hasanuddin yang memiliki periode pemerintahan dari tahun
1522 sampai dengan 1570. Sultan Hasanuddin lalu membuat Banten menjadi pusat
perdagangan dan memperluas wilayahnya hingga Lampung sebagai penghasil lada
di wilayah Sumatera Selatan. Jika dilihat dari letak geografisnya, Kerajaan Banten
ada di bagian utara yang sekarang merupakan provinsi Banten. Kerajaan Banten ada
di wilayah Banten pada bagian paling ujung Pulau Jawa dan pada awalnya wilayah
dari Kesultanan Banten masuk ke dalam wilayah Kerajaan Sunda.

RAJA-RAJA KESULTANAN BANTEN

Kerajaan Banten memiliki beberapa pemimpin di masanya dan dari beberapa


pemimpin itu menghasilkan kehidupan rakyat Banten yang baik dan juga kehidupan
sosial yang semakin merosot dan akhirnya menyebabkan hancurnya Kerajaan
Banten Tersebut.

1.SULTAN HASANUDDIN

Waktu terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak, Banten dan juga Cirebon
ingin melepaskan diri dari Demak sehingga akhirnya kedua wilayah tersebut menjadi
wilayah yang berdaulat. Selepas dari Demak, Sultan Hasanuddin diangkat menjadi
raja Banten pertama dan memerintah selama 18 tahun dari tahun 1552 sampai
dengan 1570 M. Dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin, Lampung berhasil
dikuasai yang merupakan wilayah penghasil rempah lada dan Selat Sunda sebagai
jalur lalu lintas perdagangan. Dalam pemerintahannya, Sultan Hasanuddin
membangun pelabuhan Banten sehingga banyak dikunjungi pedagang banyak
bangsa seperti pedagang dari Gujarat, Persia dan juga Venesia yang ingin
menghindari Selat Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis. Banten semakin
berkembang dan menjadi bandar perdagangan serta pusat penyebaran dari agama
Islam. Sultan Hasanuddin kemudian wafat tahun 1570 dan diganti oleh putranya
yakni Maulana Yusuf

2.Maulana Yusuf

Maulana Yusuf memerintah Banten dari tahun 1570 sampai dengan 1580 M. Pada
tahun 1579, Maulana Yusuf berhasil menaklukan Kerajaan Pajajaran di Pakuan,
Bogor dan juga menyingkirkan Raja Pajajaran yakni Prabu Sedah sehingga membuat
banyak rakyat Pajajaran yang mengungsi ke pegunungan dan sampai sekarang
dikenal dengan Suku Badui di Rangkasbitung, Banten.

3.MAULANA MUHAMMAD

Maulana Yusuf yang wafat lalu digantikan oleh putranya yakni Maulana Muhammad
yang naik tahta saat usianya masih 9 tahun sehingga pemerintahan dijalankan oleh
Mangkubimu Jayanegara sampai Maulana Muhammad beranjak dewasa dan
memerintah tahun 1580 sampai dengan 1596. Sesudah 16 tahun kemudian, Sultan
Maulana Muhammad menyerang Kesultanan Palembang yang didirikan Ki Gendeng
Sure, bangsawan Demak. Kerajaan Banten yang juga merupakan keturunan dari
Demak juga merasa memiliki hak atas Palembang, namun Banten kalah dan Sultan
Maulana Muhammad tewas di dalam pertempuran tersebut.

4.Pangeran Ratu [Abdul Mufakhir]

Pangeran Ratu yang saat itu masih berumur 5 bulan akhirnya menjadi Sultan Banten
ke-4 tahun 1596 sampai dengan 1651. Sementara menunggu Pangeran dewasa,
pemerintahan dijalankan oleh Mangkubumi Ranamanggala. Pada waktu tersebut,
Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Banten tanggal 22
Juni 1596. Pangeran Ratu lalu mendapat gelar Kanjeng Ratu Banten dan saat wafat
ia digantikan oleh anaknya yakni Sultan Ageng Tirtayasa.

5.Sultan Ageng Tirtayasa

Ageng Tirtayasa lalu memerintah Banten tahun 1651 sampai dengan 1682 M. Pada
masa Sultan Ageng Tirtayasa inilah akhirnya Banten mencapai puncak kejayaan dan
Sultan Ageng Tirtayasa juga berusaha untuk memperluas wilayah kerajaannya.
Tahun 1671 M, Sultan Ageng Tirtayasa lalu mengangkat putranya untuk dijadikan raja
pembantu dengan gelar Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji. Sultan Haji ini memiliki
jalinan baik dengan Belanda sehingga membuat Sultan Ageng Tirtayasa yang
kecewa melihatnya lalu menarik jabatan raja pembantu Sultan Haji. Sultan Haji
kemudian ingin mempertahankan jabatan tersebut dengan cara meminta bantuan
pada Belanda sehingga terpecahlah perang saudara dan Sultan Ageng Tirtayasa
tertangkap kemudian di penjara di Batavia sampai ia wafat pada tahun 1691 M.
6.Sultan Haji

Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau Sayyidi Syeikh Maulana Mansyuruddin.R.a
dikenal dengan Sultan Haji warga banten akrab dengan panggilan Syeikh Buyut
Mansyuruddin Cikadueun Pandegelang-Banten. merupakan seorang sultan pada
Kesultanan Banten, berkuasa di Banten dalam rentang waktu 1683 - 1687

PENINGGALAN KESULTANAN BANTEN

1.Mesjid Agung Banten

Masjid Agung Banten merupakan peninggalan Kerajaan Banten sebagai kerajaan


Islam Indonesia yang berada di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen dan masih
berdiri sampai sekarang. Masjid ini di bangun tahun 1652 pada masa pemerintahan
putra pertama Sunan Gunung Jati yakni Sultan Maulana Hasanuddin dan menjadi
salah satu 10 masjid tertua di Indonesia yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid
ini mempunyai menara yang terlihat seperti mercusuar dan bagian atapnya seperti
pagoda China, sedangkan pada bagian kiri dan kanan masjid ada serambi serta
kompleks pemakaman Sultan Banten dan juga keluarganya.

Seni budaya bisa dilihat dari bangunan masjid Agung Banten [Tumpang Lima] dan
juga beberapa bangunan gapura yang ada di Kaibon Banteng. Selain itu, istana yang
di bangun Jan Lukas Cardeel seseorang berkebangsaan Belanda yang merupakan
pelarian dari Batavia dan memeluk agam Islam. Istana ini terlihat seperti istana Eropa
dan situs peninggalan lainnya juga tersebar di beberapa kota lain seperti Serang,
Tangerang, Pandeglang dan juga Cilegon

2.Meriam Ki Amuk

Dalam Benteng Speelwijk ada beberapa bua meriam dan meriam yang memiliki
ukuran terbesar dinamakan dengan meriam ki amuk sebab meriam ini bisa
menembak dengan jauh dan daya ledaknya juga besar. Meriam ini merupakan
rampasan dari pemerintah Belanda saat perang. Baca Artikel terkait lainnya Sejarah
Candi Cetho, Candi Peninggalan Budha, dan Candi Peninggalan Agama Hindu.

3.Benteng Speelwijk

Benteng Speelwijk merupakan poros pertahanan maritim pada jama kerajaan yang
memiliki tinggi 3 meter dan di bangun pada tahun 1585. Benteng ini berguna untuk
pertahanan dari serangan laut dan juga sebagai tempat mengawasi aktivitas
pelayaran di sekitar Selat Sunda. Pada benteng ini terdapat mercusuar dan beberapa
meriam di bagian dalam serta terowongan yang menghubungkan benteng dengan
Istana Keraton Surosowan.

•Akhir Kerajaan Banten

Adanya perang saudara antara sultan haji dan voc dengan sultan ageng. Perang
saudara yang berlangsung di Banten meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan
masa berikutnya. Konfik antara keturunan penguasa Banten maupun gejolak
ketidakpuasan masyarakat Banten, atas ikut campurnya VOC dalam urusan Banten.
Perlawanan rakyat kembali memuncak pada masa akhir pemerintahan sultan abul
fathi di antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang
berkepanjangan Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam
beberapa perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi vassal
dari VOC.

Anda mungkin juga menyukai