Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 5

Khansa Labibah

Latifa Nur Azizah

Olivia Marfianti

Anisa Febiola
Kerajaan Banten
Kerajaan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau lebih
dikenal dengan sultan gunung jati pada tahun 1526 M . Namun raja
satu Kerajaan Banten adalah putra beliau, Maulana Hasanuddin.
Kerajaan Banten yang dalam cerita Parahyangan dikenal dengan
nama wahan ten girang meliputi wilayah sebelah barat pantai Jawa
sampai ke Lampung. Daerah ini sebelumnya merupakan daerah
tetangga Kerajaan Pajajaran namun saat menguasai wilayah Banten
Syarif Hidayatullah menjadi daerah Kerajaan Banten menjadi batu
loncatan untuk menguasai Pajajaran bagian barat dan timur
Syarif Hidayatullah Maulana Hasanuddin
• Perkembangan secara
Politik
Kerajaan Banten dijadikan sebagai basis penyerangan kerajaan Demak yang Cirebon untuk menguasai
Kerajaan Pajajaran dan pelabuhan Sunda kelapa titik penyerangan ke Kerajaan Banjar dilakukan karena
penolakan kerajaan tersebut atas dakwah Islam selain itu, Kerajaan Pajajaran juga menolak mengakui
kekuasaan Kerajaan Demak atas Pajajaran. Meskipun pelabuhan Sunda kelapa berhasil ditaklukan pada
tahun 1527 M. Namun Kerajaan Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Demak. Ketika
Sultan hadiwijaya berkuasa di Demak, Kerajaan Banten baru menjadi kesultanan yang merdeka dari
Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin yang berkuasa pada tahun 1552-1570 M.
Penyebaran agama Islam dan perdagangan perkembangan demikian luas. Penguasaan Kerajaan Banten
atas Lampung dan selat Sunda sangat penting bagi kegiatan perdagangan Kerajaan Banten karena dari
sanalah Kerajaan Banten mendapat penghasilan dari pajak atas lintas perairan Maulana Hasanuddin juga
menjadi persahabatan erat dengan kerajaan Indrapura di wilayah Sumatera hubungan diplomatik ini
bertambah erat dengan dinikahinya Putri raja Indrapura oleh Hasanuddin
Maulana Hasanuddin digantikan oleh putranya itu Maulana Yusuf yang memimpin
Kerajaan Banten pada tahun 1570-1580 M. pada masa kini Kerajaan Banten berusaha
menaklukkan pakuan, ibukota Kerajaan Pajajaran sementara daerah Kerajaan Pajajaran
lainnya telah berhasil dikuasai. Baru pada tahun 1579 m, Kerajaan Banten berhasil
menguasai pakuan dan para bangsawan Kerajaan Pajajaran yang bersedia masuk islam
dapat mempertahankan jabatan dan gelarnya.
setelah Maulana Yusuf meninggal putranya Maulana Muhammad yang baru berusaha 9
tahun menggantikan kedudukannya. Karena masih sangat belia kekuasaan pemerintahan
sementara waktu sampai sang raja cukup umur , dilaksanakan oleh kali (Jaksa Agung)
dengan dibantu 4 menteri. Pada guru saya 25 tahun atau pada tahun 1596 M
ia memimpin pasukan kerajaan Banten untuk melancarkan serangan terhadap kerajaan
Palembang. Penyerangan ini bertujuan untuk melancarkan jalur perdagangan hasil bumi
dan rempah-rempah dari Sumatera. Namun sayangnya, pada penyerangan ini Maulana
Muhammad gugur dan gagal menaklukkan kerajaan Palembang.
Gugurnya Maulana Muhammad menyebabkan adanya kekosongan
kekuasaan Kerajaan Banten karena putra Maulana Muhammad abu
mufakir baru berusia 5 bulan titik pemerintahan bantuan untuk
sementara dijalankan oleh badan peralihan yang diketuai oleh
Jayanegara (Wali Kerajaan) dan Nyai Emban Rangkung (Pengasuh
Pangeran) . Pada masa inilah, Armada dagang Belanda pertama kali tiba
di Kerajaan Banten dan dipimpin oleh Cornelis de Houtman titik abu
mufakhir baru resmi menjalankan kekuasaannya pada tahun 1596 M .
Pada tahun 1638 M , . Khalifah Mekah memberikan gelar Sultan pada
abu mufakhir. 13 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1651 m abu
mufakir meninggalkan kemudian digantikan oleh putranya yang bergelar
Sultan abu Malik Ahmad rohmatullah
Belum lama berkuasa, Sultan abu mengalir Rahmatullah wafat dan kemudian digantikan
oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa Kerajaan Banten
mengalami puncak kejayaannya. Sultan Ageng Tirtayasa juga berusaha keras mengusir
kekuasaan Armada dagang Belanda (VOC) dari kerajaan Banten. Pemerintahan Kerajaan
Banten juga mendukung usaha kerajaan Mataram untuk mengusir Belanda dari Batavia titik
namun, usaha itu gagal karena kekuasaan militer yang dimiliki oleh Belanda begitu besar
dan tidak seimbang titik Sultan Ageng Tirtayasa kemudian mengganti strategi perangnya
dengan cara yang memerintahkan untuk merampok dan merusak perkebunan tebu Belanda
dan berusaha menyaingi monopoli perdagangan Belanda titik pada tahun 1671 m Sultan
Ageng Tirtayasa mengangkat putranya Sultan Abdul Kahar atau Sultan haji sebagai raja
muda di mana ia bertugas menjalankan pemerintahan sementara Sultan Ageng Tirtayasa
hanya mengawasi
Namun, selama menjalankan pemerintahan Sultan haji cenderung
bersahabat dengan VOC dan VOC memanfaatkan kesempatan ini untuk
mempengaruhi kebijakan pemerintahan Sultan haji titik Sultan Ageng
Tirtayasa tidak menyetujui hubungan erat antara Kerajaan Banten di
bawah Sultan haji dengan VOC dan ia berusaha mencabut kembali Sultan Hadiwijaya
mandat kekuasaannya Sultan haji menempatkan dukungan VOC
akhirnya terjadi persengketaan dan perang saudara akibat penghianatan
ini Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap oleh Belanda dan diperpanjang
pada tahun 1683 M . Sultan Ageng Tirtayasa meninggal pada tahun
1692 m dan sejak saat itu Kerajaan Banten menjadi kerajaan boneka di
bawah kendali Belanda

Sultan Abu ma'ali


Rahmatullah
•perkembangan secara
ekonomi
kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Banten bersandar pada perdagangan
pertanian dan perkebunan. Tanda di Jawa Jawa Barat yang subur menjamin hasil
pertanian terutama padi titik raja 1 Banten yaitu pemanasan Udin kemudian
mengenalkan budidaya lada yang harganya sangat mahal jika dijual Kerajaan
Banten tidak hanya mengandalkan perdagangan hasil pertanian dan perkebunan
dari Kerajaan Banten sendiri banyak hasil pertanian dan perkebunan dari luar
Banten di bawah ke luar melalui pelabuhan Banten. Kerajaan Banten terletak di
tempat strategis yang terbentang antara Jawa Barat sampai Lampung sehingga
secara otomatis Banten menguasai jalur perdagangan selat Sunda pelabuhan
Sunda menjadi pelabuhan transit yang ramai setelah pelabuhan Malaka dikuasai
Portugis
•perkembangan secara
budaya
ramainya pelabuhan Banten dan Sunda kelapa menyebabkan banyak perkampungan
dari suku dan bangsa luar pulau jawa perkampungan-perkampungan ini hidup sesuai
dengan tradisi penduduk yang didiaminya. Selain berdasarkan etnis muncul pula di
Kerajaan Banten perkampungan-perkampungan yang berdasarkan profesi kedua jenis
perkampungan ini dalam berkembang bebas walaupun masyarakat Banten menerapkan
hukum dan adat berdasarkan ajaran penduduk titik penduduk Kerajaan Pajajaran yang
tidak mau menganut Islam mengasingkan diri ke pedalaman Jawa Barat. Mereka
kemudian dikenal dengan nama suku Baduy. Mereka menerapkan sistem kepercayaan
yang di sistem dengan pasunda kawitan titik pasunda kawitan atau Pasundan yang
pertama adalah perpaduan agama Hindu dengan pekerjaan tradisional suku Sunda
Dengan banyaknya perkampungan asing di Kerajaan
Banten agama Islam bukanlah satu-satunya pengaruh
yang memperkaya kehidupan masyarakat kerajaan
Banten titik sayangnya peninggalan-peninggalan
budaya dari Kerajaan Banten tidak banyak ditemukan
namun demikian pengaruh ajaran Islam dalam seni
bangunan di Banten masih dapat dilihat yaitu pada
bangunan masjid agung Banten dan kompleks makam
raja-raja penguasa Kerajaan Banten di Kennari

Anda mungkin juga menyukai