Anda di halaman 1dari 5

BIBLIOGRAFI SEJARAH LOKAL INDONESIA

OLEH NANDA SYIFA FAUZIA

1. Radjab, Muhamad. 2019. Perang Padri di Sumatra Barat (1801-1838). Jakarta:


Kepustakaan Populer Gramedia.

Anotasi :

Buku ini menjelaskan secara runtut Perang Padri yang terjadi di Sumatera Barat tahun 1803-
1838. Hampir semua isi buku ini berisi tentang gejolak perang yang melibatkan kaum padri,
kaum adat, dan pemerintah Belanda. Buku ini diawali dengan menggambarkan masyarakat
Minangkabau yang damai sebelum adanya Perang Padri dan Belanda. Namun, ketika 3 orang
haji pulang dari Mekah dan berusaha menyebarkan ajaran Wahabi yang tujuannya
menegakkan agama Islam, dari sana muncul pertentangan dengan kaum adat. Para penyebar
Wahabi ini disebut Kaum Padri. Dan semakin lama, perselisihan semakin membesar dan
mereka melibatkan pemerintah Belanda. Tipu muslihat, perundingan, pengkhianatan
menyertai tiap perkembangan perang. Meskipun berakhir dengan kemenangan Belanda.
Adanya perang ini, memberikan kesadaraan berbangsa kaum adat dan kaum Padri dan cukup
menciptakan dinamika perubahan besar dalam struktur masyarakat Minangkabau.

2. Sitaresmi, Ratnaayu, dkk. 2002. Saya Pilih Mengungsi : Pengorbanan Rakyat


Bandung Untuk Kedaulatan. Bandung: Bunaya.

Anotasi :

Buku ini merupakan buku yang membahas peristiwa Bandung Lautan Api, 24 Maret 1946.
Dalam buku ini diceritakan secara gamblang dan utuh dalam membahas peristiwa yang
menginspirasi terciptanya lagu perjuangan “Halo-Halo Bandung” yang dahulu dinyanyikan
untuk membangkitkan gelora semangat perjuangan. Buku ini dimulai dengan menjelaskan
alam dan kondisi sosial dan politik di Bandung kala itu, menjelaskan pindah alihnya
penguasaan kota Bandung saat kolonialisme Belanda, kedatangannya saudara tua dan
bagaimana berada di tangan kekuasaan saudara tua, hingga insiden Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Di bab selanjutnya, buku ini menjelaskan secara runtut dan detail bagaimana
pasukan-pasukan Inggris yang datang ke Bandung dan reaksi warga disana saat adanya
ultimatum Inggris hingga keberanian penduduk untuk melakukan pengosongan kota Bandung
dan membakar kotanya hingga memilih mengungsi sembari mengatur strategi. Di bab-bab
terakhir, ditutup dengan gambaran pulangnya penduduk dari pengungsian menuju Kota
Bandung dan keadaan kota tersebut pasca pembakaran dilihat dari sisi sosial dan ekonomi.
Buku ini menunjukkan keberanian dan kegigihan penduduk Kota Bandung untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

3. Y. Andaya, Leonard. 2002. Warisan Arung Palakka : Sejarah Sulawesi Selatan Abad
ke-17. Jakarta: Ininnawa.

Anotasi :

Buku ini berisi sejarah tentang bagaimana Arung Palakka berjuang melawan penindasan
kaumnya (Bugis) di bawah cengkaraman adidaya Gowa-Tallo. Meskipun banyak cacian akan
keberpihakan Arung Palakka pada Belanda, dalam buku ini menceritakan kisah sebenarnya
alasan ia mengangkat senjata dan memilih bantuan belanda. Penulis menulis buku ini
bermaksud untuk menjelaskan sejarah yang kabur mengenai sosok Arung Palakka yang
menimbulkan kesalahpahaman. Selepas masa Revolusi, menurut penulis rakyat Indonesia
secara umum mulai men-streotipkan Arung Palakka sebagai seorang pembelot Nasionalisme,
pandangan yang belum jelas dan menimbulkan kesalahpahaman inilah mulai diluruskan
dengan buku ini. Bersama VOC dibawah Laksamana Speelman dan pasukan Ambonnenzen
(Maluku) dibawah pimpinan Ahmad Sangadji alias Kapitan Jounker, ketiganya menjelma
menjadi sosok menakutkan dalam sejarah perang Nusantara hingga meruntuhkan kejayaan
Gowa takluk dalam Perjanjian Bongaya 1666. Buku ini menceritakan tentang perjuangan
rakyat Bugis yang bersusah payah melepaskan diri dari tirani Gowa pada abad 17.

4. Bahri, S. (2015) ‘Gawai Dayak sebagai Sumber Sejarah Lokal Tradisi Masyarakat
Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan’, SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 12(2). doi:
10.21831/socia.v12i2.12236.

Anotasi :

Jurnal ini menjelaskan Internalisasi tradisi Gawai Dayak di Putussibau sebagai sumber
sejarah lokal pada materi tradisi masyarakat Indonesia. Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa
sejarah lokal di Kuala Mandor B, ini merupakan bagian sejarah lokal di Dayak yang wajib
diketahui oleh pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Gawai Dayak adalah suatu perayaan yang
dilakukan oleh suku Dayak dalam rangka merayakan ucapan syukur atas hasil panen yang
melimpah. Upacara ini biasanya dilakukan di Rumah Betang Panjang rumah khas suku
Dayak.
5. Fikri, A. (2019) ‘Sejarah Lokal Riau untuk Pengembangan Materi Ajar Sejarah
Indonesia Kelas XI SMA’, Diakronika, 19(1), p. 35. doi: 10.24036/diakronika/vol19-
iss1/78.

Anotasi :

Dalam jurnal ini, membahas hasil kajian antara lain, sejarah lokal perjuangan rakyat Riau
melakukan perlawanan terhadap penjajahan bangsa asing seperti Perang Guntung,
Perlawanan Rakyat Reteh, Perang Mondang Kumango, PerangTuanku Tambusai,
PerangDatuk Tabano, Perlawanan Raja Haji, Perlawanan Sultan Zainal Abidin, Perang
Manggris dan Perlawanan Lanun di Perairan Riau yang berusaha diintegrasikan ke dalam
proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) ke Indonesia dengan materi pembelajaran Strategi perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa Eropa sampai awal abad ke-20. Integrasi materi ini selain
bertujuan untuk pengembangan bahan ajar sejarah, adanya integrasi ini juga berguna untuk
mendapatkan pemahaman utuh mengenai sejarah lokal di Indonesia khususnya di Riau.

6. Hardiana, Y. (2017) ‘Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis Peristiwa-peristiwa


Lokal di Tasikmalaya untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis’, Historia:
Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 1(1), p. 41. doi: 10.17509/historia.v1i1.7008.

Anotasi :

Jurnal ini menjelaskan sejarah lokal di Tasikmalaya yang mana peristiwa- peristiwa lokal ini
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya roda sejarah bangsa
Indonesia. Peristiwa-peristiwa lokal tersebut ada yang bernuansa politik, sosial, ekonomi,
maupun budaya. Dalam jurnal ini dijabarkan sejarah lokal di Tasikmalaya dari zaman
praaksara dan berbagai peninggalan situs-situs di Tasikmalaya, zaman Hindu-Buddha,
masuknya Islam di Tasikmalaya, Kolonialisme dengan sejarah preanger Stelsel di
Tasikmalaya, pemberontakan Sukamanah dan berbagai pemberontakan lainnya Pergerakan
Nasional yang diisi oleh pemberontakan demi pemberontakan hingga Peristiwa Kemerdekaan
Indonesia yang mana di Tasikmalaya, peristiwa pertempuran-pertempuran yang terjadi
adapula yang berkaitan dengan Bandung Lautan Api. Tidak hanya itu, jurnal ini berusaha
menjelaskan bahwa sejarah lokal di Tasikmalaya ini harus diimplementasikan ke sekolah-
sekolah dengan pendekatan yang kreatif yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dikalangan siswa-siswi.
7. Hartati, E. (2018) ‘Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis Peristiwa-Peristiwa
Lokal Di Kalimantan Tengah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis’,
Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 9(1), pp. 39–50. doi: 10.37304/jikt.v9i1.5.

Anotasi :

Mirip dengan jurnal yang disebutkan diatas. Jurnal ini banyak membahas peristiwa-peristiwa
lokal yang berada di Kalimantan Tengah yang terkadang luput, terabaikan serta minim
referensi. Dalam jurnal ini dijabarkan pula sejarah lokal di Kalimantan Tengah dari zaman
pra-aksara sampai masa pergerakan kemerdekaan. disini juga penulis menjelaskan bahasa dan
seni yang menjadi tradisi penduduk Kalimantan Tengah. Dalam jurnal ini menyadarkan
bahwa begitu banyak peristiwa-peristiwa lokal khsususnya di wilayah Kalimantan Tengah
yang kurang terekspos. penulis berusaha mengimplementasikan sejarah lokal Kalimantan
Tengah ini di kalangan siswa dalam bagian pembelajaran sejarah Indonesia dengan
pendekatan yang menarik dan kreatif sehingga sejarah Kalimantan Tengah diingat dan tidak
teraiabaikan.

8. ‘Integrasi Sejarah Lokal Muna sebagai Alternatif Pembelajaran Sejarah Nasional


Indonesia’ (2021), p. 25966.

Anotasi :

Situs sejarah lokal yang memiliki keterkaitan materi dengan sejarah nasional Indonesia harus
dapat dimaksimalkan oleh semua komponen pendidikan sebagai alternatif dalam
pembelajaran sejarah yang selama ini hanya terkesan menghafal peristiwa sejarah yang ada
dalam buku teks. Jurnal ini mengemukakan pembelajaran sejarah Indonesia yang berbasis
pada potensi peninggalan budaya dan situs sejarah yang terdapat di Kabupaten Muna.
dijelaskan bahwa situs sejarah Gua Liangkabori dan Masjid Kuba Loghiya yang ada di
Kabupaten Muna dapat digunakan sebagai sumber belajar mengenai materi sejarah Indonesia
masa pra sejarah dan proses masuk dan berkembangnnya islam di Indonesia. Dalam jurnal ini
menjelaskan bahwa kehadiran sejarah lokal dalam proses pembelajaran memiliki tujuan
mencairkan kebekuan dalam ruang pembelajaran serta untuk memperkaya objek sejarah yang
akan digunakan dalam praktek pembelajaran. Sejarah lokal sangat diperlukan dalam proses
transfer nilai-nilai kebudayaan sebagai bagian dari rencana menumbuhkan karakter peserta
didik. Membuka cakrawala berfikir bahwa apa yang dialami saat ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan
9. Syafii, I. (2017) ‘Sejarah Lokal Adalah Sejarah Maritim (Nasional) Indonesia?’,
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 11(1), pp. 24–36.
doi: 10.17977/um020v11i12017p024.

Anotasi :

Jurnal ini menjelaskan bahwa sejarah maritim di tingkat lokal telah menunjukkan kepada kita
bahwa hampir semua wilayah di Indone- sia memiliki konektivitas satu sama lain,
menciptakan mobilitas, komunikasi, di- aspora berbagai etnis yang membentuk peradaban
bersama yang kosmopolit. Penulis yang berfokus pada sejarah maritim dimana datangnya
kolonialisme Hindia Belanda menjelaskan bahwa sejarah kolonialisme yang terkait dengan
sejarah kemaritiman ini ternyata diambil dari peristiwa-peristiwa lokal. Terkait ini, peristiwa
lokal yang mengacu adalah Perang Padri. Dalam Perang Padri, menyebutkan akan
kedatangan pemerintah Belanda yang mana Belanda ikut serta dan banyak mendominasi
perstiwa di Sumatra Barat di antara tahun 1830-1838.

10. Viora, D. (2018) ‘Sejarah, Mitos, Dan Parodi Dalam Penciptaan Karya Sastra Modern
Indonesia Warna Lokal’, Jurnal Basicedu, 1(2), pp. 66–75. doi:
10.31004/basicedu.v1i2.8.

Anotasi :

Dalam jurnal ini menjelaskan melalui penciptaan karya sastra yang berbasis sejarah lokal
misalnya Sajak Pahlawan Tak Dikenal atau Sajak Bandung Lautan Api, dapat
membangkitkan atau meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia akan sejarah-sejerah
lokal dengan atau melalui penciptaan karya sastra modern ini.

Anda mungkin juga menyukai