Oleh:
Jeniffer Gracellia (00000020745)
Silvia Etiara Tantianty (00000021326)
Stella Simiwijaya (00000021817)
Syifa Salsabila (00000024882)
Vanessa Joanne (00000028327)
Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga yang selalu dianggap ‘serumpun’
atau saudara. Dengan banyaknya kesamaan antar budaya, sering menyebabkan
permasalahan klaim antar budaya oleh kedua negara tersebut. Salah satu budaya
yang akan dibahas penulis adalah mengenai klaim Tari Pendet yang digunakan
umat Hindu di Bali. Hubungan antara Indonesia dan Malaysia yang kerap tidak
stabil pun terpengaruh akan permasalahan ini. Tulisan yang didasarkan dengan
studi pustaka dari beberapa sumber menekankan pada cara Indonesia menanggapi
dan menyelesaikan permasalahan klaim yang dilakukan Malaysia mengenai
budaya milik Indonesia.
1
I. Pendahuluan
tersebar di pelosok nusantara, dan sudah menjadi suatu ciri khas yang telah
ada sejak dahulu, dan wajib dijaga agar generasi-generasi mendatang dapat
Dalam tulisan ini, hal yang penulis titik beratkan adalah mengenai
multikulturalisme di Indonesia. Negeri ini tidak hanya kaya akan SDA dan
SDM, tetapi juga kaya akan budayanya yang unik. Tidak heran jika begitu
banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat negara lain mengklaim
budaya di Indonesia, dan yang akan dibahas penulis dalam tulisan ini ialah
tahun 2007 hingga 2012, yang pada saat itu menjadi ramai di setiap media dan
atas kekayaan intelektual mereka. Sebut saja Batik, Angklung Sunda, lagu
Konflik ini bukanlah yang pertama kalinya, karena pada masa Orde
Lama pemerintahan Ir. Soekarno Malaysia pun melakukan hal yang sama
2
didasari oleh hubungan antar kedua negara yang memiliki perbedaan
Adapun tujuan penulis memilih tema ini adalah karena penulis ingin
sehingga budaya yang dimiliki bangsa ini tidak hilang dan terus dapat
metode yang diaplikasikan ialah metode historis - analisis naratif dan teknik
3
Hubungan Indonesia dengan Malaysia merupakan salah satu hubungan
juga negara demokrasi terluas ketiga. Sedangkan Malaysia yang lebih kecil
Indonesia dengan Malaysia amat dekat dan tidak dapat dipisahkan dari konsep
baru dari hubungan yang baik. Tetapi hubungan tidak bertahan lama
1
Index Mudi. Country Comparisons: Malaysia vs Indonesia.
https://www.indexmundi.com/factbook/compare/malaysia.indonesia/economy (diakses 27 Maret
2018)
2
Joseph Chinyong Liow. 2006. The politics of Indonesia-Malaysia relations: one kin, two nations.
Abingdon: Routledge.
3
Anuar, Nik. Konfrontasi Malaysia-Indonesia. 2000. Bangi, Selangor: Penerbit Universiti
Kebangsaan Malaysia.
4
semakin sering terjadi setelah terjadinya Konfrontasi (1963-1966) yang
Darussalam.
Asian Nations (ASEAN) pada tahun 1967. Pada 2001 dan 2005, perdagangan
dari kedua negara saling berkunjung dan semakin tinggi angka TKI yang
bekerja di Malaysia. 4
kedua negara yang terlihat hangat dan ramah di pertemuan antar negara justru
Permasalahan yang terjadi antara lain adalah asap dari kebakaran hutan dari
5
dan illegal logging6. Sedangkan permasalahan yang kami angkat dari makalah
‘Kakatua’ dari Maluku, ‘Injit-injit Semut’ dari Jambi, ‘Musik Indang Sungai’
dari Sumatera Barat, ‘Soleram’ dari Riau, ‘Jali-jali’ dari Jakarta dan ‘Anak
Kambing Saya’ dari Nusa Tenggara. Selain permasalahan klaim budaya, lagu
plagiatrisme dari lagu balada keroncong asal Indonesia yang berjudul ‘Terang
Bulan’.7
Pada 2009, permasalahan Tari Pendet yang merupakan tarian sakral dari
juga dijadikan sebagai simbol budaya Malaysia dalam iklan pariwisata yang
terusan melakukan klaim budaya asal Indonesia. Banyak buku, jurnal atau
6
Rezasyah, Teuku. 2011. 17 Bom Waktu Hubungan Indonesia-Malaysia. Bandung: Penerbit
Humaniora
7
Clark, Marshall. Op cit. Page 398-399.
8
Ibid.
6
blog dipublikasi oleh masyarakat sebagai cara mereka mengemukakkan
negeri jiran’ oleh Usman dan Din10 dan ‘Ganyang Malaysia’ oleh Efantino dan
agama dan bahasa. Sebagai 2 negara yang merdeka, ini tentu seharusnya
menjadi sebuah alat pemersatu dan pererat dalam politik internasional. Tetapi
justru persamaan ini menjadi awal dari banyak permasalahan antara kedua
negara ini, khususnya klaim Malaysia atas budaya Indonesia. Menurut penulis,
penyelesaian masalah antar kedua negara mengenai klaim budaya ini tidak
tercatat tidak hanya sekali atau dua kali. Malaysia telah mengklaim budaya
9
Lazuardi, G.C. 2009. Maumu apa, Malaysia? Konflik Indo-Malay dari kacamata seorang WNI
di Malaysia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
10
Usman, S. and Din, I. 2009. Ancaman negeri jiran: Dari ‘GANYANG MALAYSIA’ sampai
konflik Ambalat. Yogyakarta: MedPress.
11
Efantino, F. and Arifin, S.N. 2009. ‘Ganyang Malaysia’: hubungan Indonesia–Malaysia sejak
konfrontasi sampai konflik Ambalat. Yogyakarta: Bio Pustaka.
12
Clark, Marshall. Loc cit.
7
Indonesia pada beragam jenis budaya mulai dari tarian, batik, lagu, hingga alat
Terkait aksi klaim yang dilakukan Malaysia telah menimbulkan protes dari
berbagai kalangan masyarakat Indonesia, baik itu dari warga daerah setempat,
hingga masyarakat luas. Klaim budaya yang dilakukan oleh Malaysia ini pun
dirugikan karena budayanya yang diklaim tidak akan tinggal diam, begitu juga
Sesuai dengan penjelasan yang telah kami jabarkan, maka dari itu kami
Melalui rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian kami adalah:
terhadap Indonesia.
Indonesia.
8
Dengan ini, kami berharap bahwa penelitian kami mampu bermanfaat untuk
Indonesia dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut turut serta dalam
menjaga budaya nasional, menjadi rakyat yang memiliki kesadaran untuk lebih
upaya menjaga kelestarian budaya seperti mengikuti ajaran tari daerah, berlibur ke
baru mengenai bagaimana cara penyelesaian konflik atas klaim budaya yang
dilakukan oleh negara lain khususnya yang dilakukan oleh Malaysia terhadap
Indonesia.
V. Tinjauan Pustaka
9
tentu telah dinyanyikan masyarakat dari kecil yang dianggap sebagai
bahwa mereka adalah serumpun, yang artinya adalah sebagai satu nenek
moyang atau satu keturunan, yaitu bangsa Melayu. Pemerintah dari kedua
hubungan bilateral lebih kuat, tetapi justru karena dasar kekerabatan ini
keluarga dan keadaan biologis saja. Kekerabatan ini juga tumbuh dan
dapat didefinisikan dari sisi sosial dan kebudayaan. Ini dapat menjelaskan
tersebut.
Konflik antara 2 negara ini bukanlah hal yang baru terjadi, tetapi sudah
10
Menurut penulis, hubungan yang tidak stabil ini dikarenakan oleh
perbedaan waktu antara kedua negara ini dalam meraih demokrasi. Ini
dibahas adalah ketika SEA Games 2011 yang dilaksanakan di Jakarta dan
Menurut penulis, isu Tarian Pendet ini menarik perhatian masyarakat dari
kedua negara, tetapi reaksi lebih esktrim ditemukan di Indonesia. Hal itu
11
sebenarnya hubungan antara kedua negara dari pemerintah ke pemerintah
tetap stabil. Tetapi isu ini tentu berpengaruh kepada hubungan dari orang
ke orang masyarakat kedua negara dan isu ini menjadi sejarah baru yang
dan warisan budaya yang hampir sama, bahasa yang dipakai pun sama,
budaya yang saling diperebutkan oleh kedua negara tersebut. Hal ini
12
kemudian melakukan investigasi terhadap data tersebut seperti teknik
2) Pendekatan Ilmiah
Sebagai peneliti membutuhkan langkah-langkah untuk
menguji hipotesis, mengevaluasi sebuah penjelasan,
memberikan dukungan empiris untuk sebuah teori, atau
mempelajari sebuah isu yang diterapkan. Pendeketan penelitian
dilakukan melalui dua cara yaitu pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif menurut W. Lawrence.13
Dalam pengukuran kuantitatif memiliki terminologi dan
teknik khusus karena tujuannya adalah untuk secara tepat
menemukan data empiris dan mengungkapkan apa yang kita
temukan dalam bentuk jumlah atau angka. Berbeda dengan
13
W. Lawrence Neuman .2014. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches (Seventh Edition). Pearson Education. United Kingdom . Hlm 91-201.
13
pendekatan kualitatif karena berdasarkan dari data dimana lebih
sering ditulis atau kata-kata, tindakan, suara, simbol, objek fisik,
atau gambar visual (misal: peta, foto, video), memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan
sebuah teori. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi dengan proses induktif. Tahapan
yang dilakukan melalui metode kualitatif adalah mengangkat
permasalahan, memunculkan pertanyaan penelitian,
mengumpulkan data yang relevan, melakukan analisis data, dan
menjawab pertayaan penelitian.
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena
penelitian ini bertujuan untuk memahami sebuah kasus yang
sudah terjadi dimasa lalu tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian dengan cara deskripsi dalam pengumpulan data-data
teori berbentuk kata-kata dan bahasa. Sesuai dengan latar
belakang tema yang dipilih adalah budaya Indonesia yang
diklaim oleh Malaysia. Melalui pendekatan kualitatif penulis
dapat mengumpulkan data, teori dan bukti untuk dikumpukan
menjadi satu hasil penelitian.
3) Metode Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, kami juga merefleksikan
konsep sebelum mengumpulkan data. Penulis memeriksa
kembali dan merenungkan data dan konsep secara bersamaan
dan interaktif. Seiring kita mengumpulkan data, kita sekaligus
merenungkannya dan menghasilkan sebuah metode yang terkait
dengan pendekatan kualitatif tersebut yaitu metode historis.
Metode ini adalah penelitian yang fokus dalam peristiwa-
peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa
lalu dengan sumber data atau saksi sejarah yang masih ada saat
14
ini.14 Mengkaji peristiwa-peristiwa yang telah berlalu, maka ciri
khas dari penelitian metode historis ialah waktu. Dimana
fenomena dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan
pergeseran waktu. Sumber data tersebut diperoleh dari berbagai
catatan sejarah, referensi buku dan laporan verbal.
Pendekatan historis dilakukan lebih dalam menggunakan
Narrative Analysis. Tujuannya adalah berkaitan dengan narasi
serta gagasan untuk menganalisis urutan kejadian, memiliki
banyak arti dan digunakan dalam antropologi, arkeologi,
sejarah, linguistik, kritik sastra, ilmu politik, psikologi, budaya
dan sosiologi. Alat pendekatan yang dilakukan melalui analisis
naratif ini adalah kontroversi sejarah, yaitu sebuah gagasan
analitik dalam analisis naratif yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa, atau situasi dengan mengacu pada kombinasi faktor-
faktor yang digabungkan dalam waktu dan tempat tertentu.
Analisis data kualitatif yang berfokus pada kasus yang tidak
sesuai dengan harapan teoritis dan menggunakan rincian dari
kasus tersebut untuk memperbaiki teori.
Dalam melakukan pengumpulan data tersebut penulis
melalukan studi kepustakaan. Peneliti mengkaji literatur yang
terdapat pada perpustakaan mengenai penyelesaian klaim
budaya Indonesia oleh Malaysia. Harapan dan tujuan penulis
menggunakan metode ini adalah agar mendapat jawaban yang
akurat mengapa hal yang penulis teliti dapat terjadi dengan
menghubungkan beberapa kisah yang terjadi dari periode waktu
tertentu.
4) Jenis data
Penulis menggunakan jenis data sekunder dalam proses
penyusunan penelitian ini. Alasannya adalah penulis
14
Ibid.
15
mengumpulkan berbagai kejadian dan data melalui literature
buku, artikel, jurnal, berita dan internet. Penelitian ini dapat
dimulai dengan memperhatikan dan menelaah pada kasus
lampau yang sudah berlalu untuk diteliti dengan melihat
berbagai aspek subjektif dari perilaku objek. Penelitian ini
diperoleh secara tidak langsung, melalui media perantara dan
mengamati kejadian yang pernah terjadi untuk dipelajari dan
diambil kesimpulan dari kejadian tersebut berupa data kualitatif
dengan metode historis antara budaya Indonesia - Malaysia
yang mengalami perdebatan karena kemiripan budayanya.
5) Teknik Pengumpulan Data
5.1) Metode Pengumpulan Data
Penulis menggunakan metode literatur untuk
mengumpulkan data. Hasil literatur dari perpustakaan juga
didukung oleh beberapa data dari website resmi, artikel dan
buku menurut ahli. Pendapat para ahli juga sudah teruji
validitasnya, sehingga data tersebut tidak diragukan lagi.
5.2) Alat Pengumpulan Data
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan beberapa
alat. Alat tersebut berupa Kamera, handphone, laptop, buku,
jurnal, dan internet
16
Data yang diperoleh alalu dikelompokan dan dianalisis
sesuai aspek yang terdapat dalam penelitian. Kumpulan data
dikaji secara mendalam berdasarkan fenomena kejadian nyata
dua budaya yaitu Indonesia dan Malaysia. Data yang dicari
haruslah akurat sehingga penulis menyusun beberapa kejadian
dan dalam tahapan editing kata untuk menyampaikan kembali
bagaimana suatu kasus tersebut dapat terjadi.
Dalam penyusunannya penulis menggunakan teknik
penyajian data dalam bentuk tulisan yang menjelaskan kembali
kasus tersebut secara rinci mulai dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan bagaimana
solusi permasalaha tersebut. Dalam analisis data ini penulis
mengalami kendala untuk mengakuratkan kejadian berdasarkan
urutan waktu dan aktor yang terlibat serta bagaimana peran
nyata hubungan kedua negara yaitu Indonesia dan Malaysia saat
ini.
7) Lampiran:
Time line penelitian yang dilakukan pada Selasa, 30 Januari 2018
sampai dengan 22 April 2018.
NO TANGGAL KEGIATAN
1. 30 Januari 2018 Diskusi pemilihan tema dan rumusan masalah secara kasar
2. 6 Februari 2018 Pembagian tugas dalam kelompok
3. 13Februari 2018 Penyusunan kata dan perumusan masalah yang tepat
4. 20 Februari 2018 Penentuan judul tetap sesuai dengan tema
5. 23 Februari 2018 Pergi ke Perpustakaan untuk meminjam literatur buku / jurnal
6. 2 Maret 2018 Pengecekan proposal bersama kelompok dengan deadline masing-
masing sebelum dikumpulkan
7. 7 Maret 2018 Pencarian berita dan artikel terkait revisi
8. 12 Maret 2018 Melanjutkan penulisan dengan benar sesuai revisi
17
9. 20-25 Maret 2018 Menambahkan kekurangan dan melanjutkan BAB II-III
10. 3 Maret-15 AprilMenambahkan Abstrak, metodelogi penelitian, rumusan masalah
2018 dan daftar pustaka.
11. 16-22 April 2018 Melanjutkan BAB IV dan kesimpulan
8) Analisis
18
dan jenisnya atau orang-orang yang seketurunan sama nenek moyangnya. Begitu
juga dengan Malaysia dan Indonesia yang mempunyai beberapa kesamaan.
19
tetapi yang membuat bangsa tidak terima adalah Malaysia menggunakan hasil
klaim budaya Indonesia untuk dijadikan promosi pariwisata Malaysia. Apa yang
dilakukan Malaysia dengan mengklaim kebudayaan Indonesia adalah bagian dari
krisis identitas yang dialami Malaysia dan sebagai upaya mempertahankan
eksistensinya maka Malaysia mengklaim beberapa budaya milik Indonesia.
Kebudayaan yang diklaim oleh Malaysia seperti batik, tari pendet, tari tor-tor,
reog ponorogo, angklung, lagu rasa sayang-sayange. Tentu saja hal ini membuat
gempar bangsa Indonesia sebagai pemilik budaya tersebut, budaya asli yang digali
dari warisan luhur nenek moyang diakui oleh bangsa lain sebagai budayanya.
b. Peran Media
Sejak dulu, media sudah menjadi alat publikasi yang cukup mampu meraih
kalangan masyarakat untuk mendapatkan informasi, walaupun belum begitu
efektif, namun media sudah menjadi sebuah perantara yang sangat dibutuhkan
dalam hal publikasi. Seiring berjalannya waktu, teknologi pun semakin
berkembang mengikuti arus perkembangan zaman. Pada era millennials saat ini,
media merupakan salah satu sumber utama untuk memperoleh segala macam
informasi, dimana teknologi sudah semakin canggih sehingga dapat
mempublikasikan segala informasi kepada masyarakat hanya dalam beberapa
waktu, bahkan menit dan detik.
15
Romeltea Online. (2012). Media Massa: Pengertian, Karakter, Jenis, dan Fungsi. [online]
Available at: http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/ [Accessed 23
Apr. 2018].
20
4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan norma.
5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.
Dari hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa efek dari media merupakan
efek yang besar di dalam kehidupan sehari-hari manusia. 16 Media massa dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang dikarenakan beberapa efek media menurut
para ahli. Menurut Keith R. Stamm & John E. Bowes (1990), efek media dalam
mempengaruhi manusia, dibagi menjadi dua bagian, yaitu efek primer dan efek
sekunder;17
17
Keith R. Stamm & John E. Bowes, The mass communication process: a behavioral and social
perspective, 1990
21
Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia.”, dan masih banyak media lainnya yang
ikut serta dalam mempublikasikan konflik Malaysia ini.
18
KOMPASIANA. (2013). Peranan Media Massa dalam Kehidupan Sosial dan Politik Indonesia.
[online] Available at: https://www.kompasiana.com/yuhdyanto/peranan-media-massa-dalam-
kehidupan-sosial-dan-politik-indonesia_552a36486ea834f649552d3c [Accessed 22 Apr. 2018].
19
Pramesti, Olivia. “Warbudnas, Program Perlindungan Budaya RI dari Klaim Bangsa Lain.”
nationalgeographi.co.id. http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/07/warbudnas-program-
perlindungan-budaya-ri-dari-klaim-bangsa-lain (diakses 26 April 2018.
22
pihak (pemerintah) Indonesia karena budaya yang ditampilkan dalam iklan
tersebut sama dengan warisan budaya khas Indonesia.20
Tetapi sebenarnya dalam hal ini, pemerintah Indonesia juga termasuk lambat
dalam mengambil tindakan, pemerintah baru peduli terhadap warisan kebudayaan
Indonesia setelah adanya banyak kasus pengklaiman yang terjadi, jika tidak ada
kasus pengklaiman mungkin pemerintah kurang memperhatikan kebudayaan
Indonesia. Pemerintah juga seharusnya mendaftarkan dan menginvetarisasikan
semua daftar kebudayaan milik Indonesia sebagai hak cipta milik Negara
Indonesia. Namun akhirnya, dalam menghadapi permasalahan klaim kebudayaan
Malaysia atas Indonesia, pemerintah Indonesia menanggapi hal tersebut secara
serius dan mengambil langkah-langkah khusus untuk membicarakan dan
menyelesaikan sengketa tersebut, seperti yang kita ketahui bahwa Malaysia sudah
tujuh kali melakukan klaim atas budaya Indonesia sejak 2007. Dimulai dari
kesenian budaya Reog, lalu lagu daerah yang berasal dari Maluku yaitu Rasa
Sayange, kerajinan Batik, Tari Pendet dari Bali juga sempat diklaim oleh
Malaysia lewat salah satu iklan pariwisatanya hingga yang baru-baru ini terjadi
adalah Tari Tor-Tor dan alat musik Gordang Sambilan yang berasal dari
Mandailing.21 Dalam kasus terakhir, pemerintah menanggapi klaim Malaysia atas
tari Tor-Tor dan alat musik Gordang Sambilan dengan menyiapkan surat
keberatan atas tindakan Malaysia yang ingin mencantumkan tari Tor-Tor kedalam
warisan nasionalnya. Pemerintah Indonesia juga langsung meminta klarifikasi
tertulis kepada pemerintah Malaysia tetapi tidak kunjung mendapat nota
penjelasan tersebut. Dengan munculnya konflik ini, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) juga sedang membentuk Komite Penetapan Warisan
Budaya Nasional dimana Komite ini akan mencatat seluruh budaya nasional yang
dimiliki oleh Indonesia.22 Hal tersebut juga dilakukan untuk mencegah dan
20
Sunarti, Linda. “Menelusuri Akar Konflik Warisan Budaya antara Indonesia dengan Malaysia.”
Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan Vol. 6 No. 1 (2013)
21
Syailendra, Prihandoko. “Malaysia Sudah Tujuh Kali Mengklaim Budaya RI.” TEMPO.co, 21
Juni 2012.
22
“Reaksi atas Tor Tor dan Gordang Sambilan.” BBC News Indonesia, 18 Juni 2012, diakses 26
April 2018.
23
memberikan klarifikasi atas klaim-klaim budaya yang dilakukan oleh negara lain
terhadap Indonesia.
Kita juga mengetahui bahwa mengenai klaim budaya ini, Indonesia dan
Malaysia tidak hanya sebagai negara tetangga yang lokasinya berdekatan namun,
hubungan antar Indonesia dan Malaysia sudah terjalin lama sejak dahulu, tetapi
akhirnya untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara Indonesia dengan
Malaysia perihal pengklaiman kebudayaan yang dituduhkan kepada Malaysia,
kedua negara melewati beberapa metode penyelesaian masalah yang berbeda-beda
di setiap masalah klaim yang terjadi. Misalnya, penyelesaian terhadap sengketa
Lagu Rasa Sayange, langkah resolusi yang diambil oleh kedua negara adalah
23
“Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Klaim Budaya Malaysia.” Suara Pembaruan (Berita
Satu), 26 Juni 2012, diakses 26 April 2018.
24
melalui Eminent Persons Group/EPG yang dibentuk khusus untuk melakukan
sejumlah komunikasi, pertemuan dan juga konsultasi yang disebut dengan
Committee of MICE and Arts yang berisikan para tokoh terkemuka dari Indonesia
dan Malaysia untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam
hubungan di antara kedua negara tersebut. 24 Indonesia juga menempuh jalur
diplomasi melalui UNESCO yang dimana merupakan salah satu Organisasi
Internasional dalam upaya resolusi konflik antar negara untuk mematenkan salah
satu budaya (batik) Indonesia sebagai national heritage.
Oleh sebab itu, dengan adanya konflik klaim budaya yang terjadi diantara
kedua negara tetangga, Indonesia dengan Malaysia maka dengan ini pemerintah
khususnya bagian Departemen Hukum dan HAM menjalin kerja sama dengan
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata mengenai perlindungan, pengembangan
dan pemanfaatan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual/Hak Cipta) terhadap budaya
warisan nasional milik negara Indonesia dan terus menginventarisir seni
kebudayaan Indonesia agar dengan melalui cara itu diharapkan tidak ada lagi
kasus-kasus mengenai pengklaiman budaya, dengan adanya inventarisasi, maka
Indonesia dapat membuat written declaration kepada World Intellectual Property
Organization sehingga semua daftar kebudayaan Indonesia tercacat disana dan
24
Maksum, Ali, dan Reevany Bustami, Ketegangan Hubungan Indonesia-Malaysia Dalam Isu
Tarian Pendet. Kajian Malaysia. Vol.32. No.2, 2014 p.41-72
25
“Hukum Internasional Tangani Konflik Budaya.” Koran SINDO. 30 Juni 2012, diakses pada 26
April 2018.
25
bila terjadi suatu konflik lagi, Indonesia dapat menggugat pihak tersebut karena
seluruh kebudayaan yang dimiliki Indonesia telah terdaftar disana, pemerintah
juga menghimbau masyarakat agar membangkitkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya Hak Kekayaan Intelektual.
26
dulu mewarisi budaya tersebut. Namun sayangnya dengan cara ini membutuhkan
waktu dan biaya yang cukup besar.
Selama ini Pemerintah Malaysia sudah menggunakan ketiga cara tersebut
dalam menghadapi isu keberatan yang dilontarkan oleh Indonesia. Mengapa
masih terjadi? Dikarenakan seeiring berjalannya waktu muncul berbagai warga
malaysia yang mengakui beberapa kerajinan tangan seperti batik, tarian daerah,
makanan, pakaian adat dan lainnya. Mereka mendapatkan itu semua dari
kunjungan daerah ke Indonesia biasanya, lalu entah bagaimana warga Malaysia
yang memiliki rasa bahwa itu merupakan warisan Malaysia yang hilang membuat
Pemerintah Malysia pun ikut mendukung reaksi dari warga tersebut dan
dibenarkan tanpa dikaji dulu bahkan belum ditelusuri apakan benar itu milik
Malaysia atau Indoenesia.
Selain faktor diatas Pemerinah Malaysia pun menganggap kurangnya
keamanan dari Indonesia sendiri yang kurang ketat dalam wilayah maupun
budaya bisa dimanfaatkan Malaysia. Secara Historis negara Malaysia dan
Indonesia dahulu dianggap menyatu, hanya karena kejadian bencana alam mebuat
kedua pulau yang terhubung terpisah. Reaksi Pemerintah Malaysia sendiri
terkadang cukup lamban dalam membahas isu yang membuat rakyat Indonesia
geram karena pengakuan warisan nenek moyang yang diambil. Namun beberapa
kejadian telah membuat hubungan anatara Pemerintah Malaysia dan Indonesia
semakin membaik dan lebih sering bersidkusi secara bilateral, jadi lebih
mendukung hubungan antar kedua negara ini dan menurunkan jumlah klaim
budaya Indonesia yang diambil oleh Malaysia.
27
terdapat makna-makna sakral dan religius. Awal permasalahan klaim tari Pendet
dimulai dari iklan pariwisata selama 30 detik yang ditayangkan di channel
Discovery Networks Asia-Pasific dengan judul Enigmatic Malaysia pada 2009.
Iklan ini dibuat oleh KRU Studios yang merupakan perusahaan media dan
entertainment di Kuala Lumpur. Pembuatan iklan ini tidak berhubungan dengan
pemerintah Malaysia, karena KRU Studios adalah sebuah perusahaan swasta
bebas. Menurut keterangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di
Kuala Lumpur, yang menjadi permasalahan adalah munculnya tayangan foto atau
disebut still photo yang menujukkan tarian pendet sebagai budaya dari Malaysia 27.
Selain tarian pendet, terdapat juga muncul gambar bunga Raflesia dan wayang
kulit. Sedangkan pernyataan dari Discovery Channel yang berpusat di Singapura
mengambil foto tarian pendet tersebut dari pihak ketiga, tanpa persetujuan KRU
Studios28. Selain dari tarian pendet, bunga raflesia dan wayang kulit, masih
terdapat budaya asli Indonesia yang diklaim oleh Malaysia sebagai milik mereka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia berkata bahwa sepanjang
2007-2012, sekurang-kurangnya terdapat 7 tindakan klaim budaya yang dilakukan
Malaysia. 7 klaim tersebut antaranya adalah tarian Reog Ponorogo, lagu Rasa
Sayange, batik, tarian pendet, alat musik Angklung, beras padi adan krayan dan
tarian tor-tor29.
28
govermental organization seperti Benteng Demokrasi Rakyat (BENDERA),
Barisan Muda Betawi, Relawan Ganyang Malaysia dan Relawan Pembela
Demokrasi (Repdem). BENDERA melakukan penyapuan warga negara Malaysia
yang tinggal di Indonesia.
29
menyelesaikan permasalahan antar kedua negara dari sisi akademis. Selain
pembentukan EPG, Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman
melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia di Jakarta pada 17
September 2009. Setelah itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga
melakukan perjalanan resmi ke Malaysia setelah ia dilantik menjadi Presiden pada
periode keduanya. Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menegaskan bahwa
Malaysia dan Indonesia tidak akan membiarkan isu-isu kecil yang dibangkitkan
oleh pihak-pihak tertentu mempengaruhi kerjasama antara dua negara tetangga
tersebut36.
Dari kasus ini dilihat dari segi politik, agresifitas politik Malaysia dalam
politik kebudayaan lebih baik dibandingkan Indonesia. Tahap klaim dilanjuti
dengan dipatenkan ke PBB membuat Malaysia lebih serius ingin menggunakan
kebudayaan tersebut untuk menarik masyarakat Internasional untuk datang
berwisita. Sedangkan pemerintah Indonesia dianggap tidak berdaya dalam
menanggulangi permasalahan ini. Pemerintah Indonesia juga bersikap reaktif,
bukan preventif. Ketika kejadian klaim ini terjadi, pemerintah baru memberikan
reaksi. Kelambatan respon ini menunjukkan bahwa politik Indonesia yang masih
belum matang dan perlu ditingkatkan. Dengan budaya Primordialisme dan
identitas suku-suku di Indonesia yang kuat, dikhawatirkan bahwa budaya asli
suku-suku tersebut dapat memicu pemikiran bahwa pemerintah Indonesia tidak
serius dalam melindungi kekayaan-kekayaan budaya tersebut. Pemikiran tersebut
dapat mempengaruhi persatuan bangsa Indonesia. Klaim budaya juga
mempengaruhi sektor pariwisata dimana Indonesia kehilangan budaya asli yang
khas. Kehilangan budaya ini membuat daya tarik Indonesia di mata wisatawan
menjadi berkurang.
Permasalahan ini juga memberikan sisi positif yaitu munculnya persatuan dari
seluruh masyarakat yang berpendapat dan sadar akan permasalahan ini. Budaya
asli Indonesia mulai digemari dan dijadikan sebagai bagian dari identitas nasional
36
Bernama. 2009. Active year for Malaysia’s International Relations. 18 Desember.
http://www.bernama.com/bernama/v3/news_lite.php?id=463158/ diakses 22 April 2018
30
masyarakat. Masyarakat mulai mengecam pemerintah Indonesia yang terus
melakukan tindakan klaim budaya milik Indonesia yang menjadikan masyarakat
sadar bahwa budaya Indonesia berharga. Unjuk rasa yang dilakukan ratusan
mahasiswa menjadi salah satu bukti bahwa persatuan masyarakat yang tidak
setuju dengan apa yang Malaysia lakukan dan sadar akan berharganya budaya
tersebut. Mahasiswa tersebut tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Hindu Bali
(AMHB) menggelar aksi demonstrasinya di depan kantor Dewan Provinsi Bali,
Denpasar. Demonstran tersebut membawa poster dengan tulisan “Jangan Curi
Warisan Budaya Kami”, “Malaysia Jangan Jadi Pencuri”, “Segera Urus Hak atas
Kekayaan Budaya”, dan lain lain37. Selain demonstrasi, mahasiswa juga
menyanyikan lagu-lagu nasional dan kebangsaan Indonesia Raya.
3. Penutup
A. Kesimpulan
Hubungan antara Malaysia dan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari konsep
serumpun, dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti satu
nenek moyang atau satu keturunan. Serumpun dari kedua negara ini dikarenakan
sesama bangsa Melayu yang akhirnya menimbulkan persamaan adat istiadat dan
budaya. Konsep serumpun ini menjadi salah satu latar belakang akan seringnya
terjadi klaim budaya diantara kedua negara. Sedangkan hubungan bilateral antara
kedua negara dimulai ketika Malaysia mendeklarasikan kemerdekaannya pada 31
Agustus 1957. Hubungan kedua negara menjadi buruk dengan terjadinya
Konfrontasi pada 1962-1966 dimana Malaysia ingin mengabungkan Brunei,
Sabah dan Sarawak menjadi satu kesatuan bersama Malaysia. Keinginan ini
akhirnya tidak disetujui Presiden Soekarno karena dianggap merupakan salah satu
proses kolonialisme dan imperialisme. Dalam ketegangan Konfrontasi, hubungan
kedua negara juga semakin buruk dengan Malaysia yang dilantik menjadi non-
permanent member di United Nations Security Council (UNSC). Dengan
37
R.Hasan, 2009, Bali Ramai Demo Tari Pendet, Tempo.co,
<https://nasional.tempo.co/read/194673/bali-ramai-demo-tari-pendet > ,diakses 22 April 2018
31
pelantikan ini, Indonesia kemudian keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
7 Januari 1965 walaupun akhirnya masuk kembali pada September 1966.
Sekarang pada abad ke 21, permasalahan antara kedua negara yang sering menjadi
sorotan publik adalah klaim budaya Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia.
Klaim ini meningkatkan ketegangan antar kedua negara dengan respon
masyarakat yang tidak setuju akan klaim tersebut. Dalam penelitian kami, kami
akan meneliti mengenai bagaimana proses penyelesaian permasalahan klaim
budaya Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia.
Dalam konflik klaim budaya ini, peran media sangat berperan penting. Media
Indonesia kerap mempublikasikan berbagai informasi menegenai Malaysia yang
melakukan klaim budaya Indonesia. Contoh dari media Indonesia tersebut adalah
media Tempo.co dengan berita berjudul “Malaysia Sudah Tujuh Kali Mengklaim
Budaya RI” atau Liputan 6 dengan judul “Lagi-lagi Masalah Klaim dari Malaysia
terhadap Kebudayaan Indonesia. Dengan gencarnya publikasi media mengenai
klaim ini, masyarakat Indonesia pun bertindak dengan berbagai cara untuk
menyuarakan ketidaksetujuan mereka akan tindakan Malaysia. Media dari
Malaysia juga tidak tinggal diam dan membalas berbagai publikasi dari media
Indonesia. Peran media dalam permasalahan ini sebagai salah satu sumber
informasi dan juga mengendalikan pendapat masyarakat.
32
ini dinyatakan dalam pembentukan Eminent Persons Group (EPG) yang dibentuk
pada 7 Juli 2008. EPG ini diharapkan untukmenyelesaikan permasalahan antar
kedua negara dari sisi akademis dengan bantuan keompok tokoh-tokoh terkemuka
dari kedua negara. Strategi panjang dari pemerintah Indonesia adalah membawa
persolan klaim budaya ke International Court of Justice. Strategi jangka panjang
ini masih belum diambil oleh kedua negara dikarenakan dibutuhkan waktu yang
lama dan biaya yang besar. Sampai saat ini, pemerintah terus mempertahankan
hubungan antara kedua negara tetangga ini dengan cara perjalanan resmi
pemimpin negara ke kedua negara tersebut.
B. Saran
budaya. Dengan populasi hampir 270.054.853 juta jiwa pada tahun 2018, tentu
banyak budaya asli Indonesia yang diharus dilestarikan. Dengan sekitar 300
dapat terjadi karena tidak ada informasi atau daftar jelas mana budaya yang asli
dari Indonesia dengan keaslian asal usulnya. Ketiadaan informasi yang jelas akan
membuat potensi klaim oleh negara lain menjadi lebih besar. Negara lain yang
sendiri ke badan budaya yang resmi seperti The United Nations Educational,
Kebudayaan Indonesia. Dari informasi yang diakses oleh penulis dari Statistik
33
Kebudayaan dan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayan, statisik
yang harus dijaga bersama. Seiringan dengan pendataan budaya tersebut, penulis
juga memberikan saran akan peningkatan nasionalisme dengan rasa cinta terhadap
budaya lokal oleh masyarakat Indonesia, khususnya dari kaum muda. Dengan
budaya dari negara lain. Dengan degradasi nasionalisme ini, budaya Indonesia
Indonesia dapat lebih mencintai dan melestarikan budaya asli. Jangan sampai
budaya Indonesia diklaim oleh negara lain dikarenakan masyarakat asli Indonesia
34
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Usman, Syarifuddin, dan Isnawita Din. Ancaman Negeri Jiran: Dari ‘GANYANG
MALAYSIA’ Sampai Konflik Ambalat. Yogyakarta: MedPress, 2009.
35
Yong, Joseph. The politics of Indonesia-Malaysia relations: one kin, two nations.
Abingdon: Routledge. 2006.
Jurnal :
Anto, Yuhdy “Peranan Media Massa dalam Kehidupan Sosial dan Politik
Indonesia.” 24 Juni 2015. https://www.kompasiana.com/yuhdyanto/peranan-
media-massa-dalam-kehidupan-sosial-dan-politik-
indonesia_552a36486ea834f649552d3c. [Diakses pada 23 April 2018].
Hasan, Rofiqi. “Bali Ramai Demo Tari Pendet.” Tempo.co, 27 Agustus 2009.
https://nasional.tempo.co/read/194673/bali-ramai-demo-tari-pendet [Diakses pada
22 April 2018].
36
Koran JAKARTA. 12 September 2009.
Media Massa: Pengertian, Karakter, Jenis, dan Fungsi. Romeltea Online. 2012.
http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/. [Diakses
pada 23 April 2018].
37
“Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Klaim Budaya Malaysia.” Suara
Pembaruan (Berita Satu), 26 Juni 2012. [Diakses 26 April 2018].
“Reaksi atas Tor Tor dan Gordang Sambilan.” BBC News Indonesia, 18 Juni
2012. [Diakses pada 26 April 2018].
38