A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri seluruh rakyat Indonesia berekspektasi
agar Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur, tetapi sungguh
disayangkan tidak ada yang berani menjamin lolosnya Indonesia dari
ancaman menjadi failed nation. Menurut Daron Acemoglu dan James A.
Robinson dalam bukunya Why Nations Fail: The Origins of Power,
Prosperity, and Poverty (2012) mengatakan bukanlah faktor budaya, letak
geografis, atau perbedaan iklim melainkan institusi politik-ekonomi suatu
negaralah yang menjadi penentu. Sebagai contoh, lihat saja negara Korea.
Walau mereka sama (baik dari segi budaya, suku, ras, dan etnik), situasi
kehidupan antara Korea Utara dan Korea Selatan sangat jauh berbeda.
Saat ini, Korea Utara termasuk ke dalam deretan negara paling miskin di
dunia berdasarkan pendapatan per kapitanya. Warganya hidup melarat
dan dicekam oleh rezim pemerintahan yang otoriter. Sementara itu,
warga Korea Selatan hidup makmur sejahtera dan dilindungi oleh
pemerintah yang responsif serta mengayomi seluruh kebutuhan
warganya. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan negara yang institusi
politik ekonominya bersifat inklusif, cenderung berpotensi menjadi
negara kaya. Sementara itu, negara yang institusi politik-ekonominya
bersifat ekstraktif, cenderung tinggal menunggu waktu saja untuk
terseret ke dalam jurang kemiskinan, instabilitas politik, dan mengarah
menjadi negara gagal.
Dewasa ini Indonesia di uji kembali oleh penyakit yang datang
berulang menyerang sistem imun bangsa dalam tubuh persatuan nasional
berupa retaknya kesatuan akibat diskursus politik identitas. Tidak dapat
dihindari, bangsa ini dibentuk dengan berbagai keanekaragaman budaya,
agama, suku, bahasa, adat istiadat dan keberagaman lainnya.
Keberagaman tersebut adalah keberagaman yang eksklusif dimana setiap
suku bangsa berdiam di wilayah tertentu sehingga interaksi antar suku
bangsa jarang terjadi (Asshiddiqie, 2016). Keberagaman tersebut perlu
disikapi secara bijak dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dimana
penghormatan terhadap perbedaan suku, agama, ras, dan golongan
dijamin sepenuhnya oleh sistem perundang-undangan di republik ini.
Indonesia adalah negara kepulauan yang terluas di muka bumi.
Jumlah pulaunya lebih dari 17.000, etnisitas, sub-kultur, dan bahasa
lokalnya ratusan. Bahkan, di Papua saja misalnya, tidak kurang dari 252
suku dengan bahasa khasnya masing-masing. Dari sisi keragaman budaya
(pluralisme) ini saja, jika Indonesia bisa bertahan dalam tempo lama
adalah mukjizat sejarah yang bernilai tinggi. Oleh sebab itu, masalah
kebangsaan bernama politik identitas yang sering muncul ke permukaan
sejarah modern Indonesia harus ditangani dan dikawal secara bijak oleh
nalar historis yang dipahami secara benar dan cerdas, sehingga claim of
truth atas nama Tuhan oleh tokoh agama tertentu layak digugat atas
nama keadilan dan persatuan.
Secara umum politik identitas bisa dilihat sebagai muara dari
proses panjang ketersandungan identitas (agama) hal tersebut berupa
pengerasan identitas karena rasa cemas akibat terpaan keras dunia
modern. Yang gagal dipahami adalah mengapa kelompok “yang dibela
Tuhan” menjadikan islam sebagai alat pembenar atas nafsu kekuasaan
yang tuna-moral dan tuna-visi.
Bahmueller (1996:216) mengingatkan bahwa penerapan
demokrasi harus memperhatikan (1) the degree of economic development,
(2) a sense of national identity, (3) historical experience and (4) element of
civic culture. Maka dari itu, demokrasi Indonesia seharusnya memberi
ruang yang lebar bagi moralitas. Implikasinya tentu demokrasi
melahirkan pemimpin yang tidak hanya memiliki kapasitas dan
kapabilitas, namun juga melahirkan pemimpin yang memiliki moral dan
integritas. Jika menengok ke tanah air, politik identitas dilakukan oleh
kelompok mainstream yaitu kelompok agama mayoritas, dengan niat
“menyingkirkan” kaum minoritas yang dianggapnya “menyimpang” atau “
menyeleweng”.
Arus politik identitas umat Islam, terutama yang digawangi oleh
kelompok fundamentalis, paling tidak telah melahirkan tiga bentuk
kekerasan. Pertama, kekerasan fisik seperti perusakan, penutupan tempat
ibadah, seperti geraja dan masjid maupun tindak kekerasan fisik lainnya
yang menyebabkan obyek kekerasan tersebut menjadi terluka, trauma,
maupun terbunuh. Kedua, kekerasan simbolik, yang dapat berupa
kekerasan semiotik seperti berbentuk tulisan atau ceramah-ceramah
yang bernada melecehkan suatu agama. Ketiga, kekerasan struktural,
berbentuk kekerasan yang dilakukan oleh organisasi-organisai atau
kelompok-kelompok tertentu.
Seluruh elemen bangsa perlu memikirkan tentang masa depan
Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negara. Tugas selanjutnya
adalah menerjemahkan nilai-nilai luhur Pancasila ke dalam kehidupan
yang konkret. Tetapi harus diingat bahwa Pancasila tidak boleh terpasung
oleh kekakuan penafsiran. Pancasila harus menjadi ideologi terbuka yang
tidak mungkin dibuatkan penjabarannya sekali untuk selama-lamanya.
Bukan saja Pancasila yang harus membuka diri bagi penafsiran baru:
agama pun, yang diyakini berasal dari Tuhan harus membuka diri untuk
ditafsir ulang. Penafsiran ulang inilah sebenarnya hakikat dari kerja
ijtihad demi menjawab masalah-masalah peradaban yang terus berubah.
Dengan semangat Sumpah Pemuda yang konon ada pada mahasiswa dan
nilai-nilai luhur Pancasila, maka dimensi negatif politik identitas yang
bermuatan agama, etnisitas, dan ideologi akan dapat dikawal dan
diarahkan demi memperkokoh semangat integrasi nasional sebagai
sesuatu yang mutlak bagi masa depan Indonesia.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa
seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak
dalam lembaran sejarah bangsa. Kegiatan kemahasiswaan yang ada di
dalam maupun di luar perguruan tinggi dilakukan untuk meningkatkan
kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis
yang terlibat di dalamnya. Selain itu, pergerakan mahasiswa Indonesia
juga diinterpretasikan dalam bentuk aliansi atau persatuan mahasiswa
Indonesia. Dari sekian banyak persatuan mahasiswa, BEM Nusantara
merupakan aliansi atau persatuan mahasiswa Indonesia yang masih masif
dan aktif dalam pergerakan mahasiswa untuk membangun negeri. Dalam
kesempatan kali ini, BEM Nusantara akan melakukan agenda besar, yaitu
Pra Temu BEM Nusantara XI dan Seminar Nasional yang akan
dilaksanakan di Universitas Negeri Surabaya. Pra Temu BEM Nusantara
XI tahun 2018, mengangkat tema “Quo Vadis Mahasiswa: Tantangan
Pergerakan Mahasiswa Menuju Generasi Berkeadaban”. Melalui
kegiatan tersebut diharapkan BEM Nusantara menjadi sebuah aliansi
mahasiswa yang aktif dan produktif dalam menanggapi krisis
kepemimpinan pada era ini.
B. Dasar Kegiatan
1. Pancasila.
2. Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Kepmen No. 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan Perguruan Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990 Tentang Tujuan Pendidikan
Nasional.
6. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
7. Hasil Temu Nasional BEM Nusantara X di Universitas Teuku Umar,
Universitas Negeri Surabaya menjadi tuan rumah Pra Temu Nasional
BEM Nusantara XI di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
C. Nama Kegiatan
Pra Temu BEM Nusantara XI dan Seminar Nasional
D. Tema Kegiatan
Quo Vadis Mahasiswa: Tantangan Pergerakan Mahasiswa Menuju
Generasi Berkeadaban.
E. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Memperkuat nilai-nilai luhur Pancasila dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika.
F. Bentuk Kegiatan
Bentuk dari kegiatan ini sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Seminar Nasional
a. Kuliah Kebangsaan dengan tema “Mewaspadai Ancaman
Radikalisme sebagai Upaya Menjaga Keamanan dan Ketertiban
Nasional”
Keynote Speaker :
Jenderal Polisi Prof. Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D.
(Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia)
Pembicara :
1) Prof. H. Mohamad Nasir, Ak, Ph.D (Menteri Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi)
2) Mayjen TNI. Arif Rahman, M. A (Pangdam V Brawijaya)
3) Airlangga Pribadi Kusman, Ph.D (Akademisi Universitas
Airlangga)
Yang dilaksanakan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 26 November 2018
Pukul : 13.00 - 16.45 WIB
3. Diskusi Nasional
a. Rapat Paripurna Laporan Pertanggungjawaban Korda, Kornus,
dan Korpus
Hari : Selasa
Tanggal : 27 November 2018
Pukul : 19.00 s/d selesai
5. Galadinner
Galadinner dan Penyambutan oleh Gubernur Jawa timur
Hari : Senin
Tanggal : 26 November 2018
Pukul : 19.00 s/d selesai
H. Target Kegiatan
Pra Temu BEM Nusantara XI tahun 2018 di Universitas Negeri Surabaya
ditargetkan mendapat hasil sebagai berikut:
1. Terjawabnya pembahasan tema yang diangkat dalam kegiatan ini.
2. Tercapainya target terlaksananya laporan pertanggungjawaban
Korda, Kornus, dan Korpus.
3. Tercapainya target laporan perkembangan persiapan tuan rumah
Temu Nasional BEM Nusantara XI.
I. Narasumber
Berikut daftar narasumber:
1. Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Menteri Sekretaris Negara)
2. Komjen. Pol. (Purn) Drs. Syafruddin, M.Si. (Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi)
3. Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, S.IP. (Kepala Staff Kepresidenan
Indonesia)
4. Prof. H. Mohamad Nasir, Ak, Ph.D (Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi)
5. Dr. (H.C) H. Imam Nahrawi, S.Ag., M.KP (Menteri Pemuda dan
Olahraga)
6. Jenderal Polisi Prof. Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia)
7. Dr. H. Soekarwo, M.Hum (Gubernur Jawa Timur)
8. Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T. (Walikota Surabaya)
9. Prof. Dr. H. Nurhasan, M.Kes. (Rektor Universitas Negeri Surabaya)
10. Drs. Supratomo, M.Si (Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Jawa
Timur)
11. Prof. Amzulian Rifai, S.H., LLM., Ph.D (Ketua Ombudsman RI)
12. Airlangga Pribadi Kusman, Ph.D (Akademisi Universitas Airlangga)
13. Mayjen TNI. Arif Rahman, M. A (Pangdam V Brawijaya)
*) Catatan: semua pemateri dalam tahap konfirmasi
L. Sumber Dana
1. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya
2. Registrasi Peserta Pra Temu
3. Dana Halal dan tidak mengikat
4. Instansi Pemerintah dan Swasta
M. Susunan Acara
Lampiran I
N. Susunan Panitia
Lampiran II
R. Formulir Delegasi
Lampiran VI
S. Penutup
Demikian proposal ini kami buat sebagai upaya untuk
memberikan penjelasan dan gambaran mengenai kegiatan yang akan
kami laksanakan. Besar harapan kami agar proposal ini dijadikan
pertimbangan oleh pihak yang terkait untuk memberikan dukungan,
bantuan, dan kerjasama untuk mensukseskan kegiatan yang telah kami
rencanakan ini.
Lampiran I
SUSUNAN ACARA PRA TEMU BEM NUSANTARA XI TAHUN 2018
Penanggung
No Hari/Pukul Agenda Acara
Jawab
Minggu, 25 Kedatangan peserta (check LO dan Sie
1 November 2018 in) Transportasi
13.00 – 21.00 WIB Registrasi peserta
Istirahat
2 Senin, 26 Penampilan tarian khas Jawa Sie Acara
November 2018 Timur
08.00 – 11.45 WIB Penampilan musik
mahasiswa UNESA
1. Pembukaan
2. Menyanyikan lagu
Indonesia Raya
3. Menyanyikan Mars
UNESA dan Darah Juang
4. Laporan Ketua Pelaksana
Yoky Armando Sunaryo
5. Sambutan Presiden BEM
UNESA
Sri Kurnia Abdhi P.
6. Sambutan Rektor UNESA
Prof. Dr. H. Nurhasan,
M.Kes.
7. Sambutan Gubernur Jawa
Timur
Dr. H. Soekarwo, M.Hum
8. Sambutan Menteri
Sekretaris Negara
Prof. Dr. Pratikno,
Penanggung
No Hari/Pukul Agenda Acara
Jawab
M.Soc.Sc
9. Pembacaan Do’a
3 Senin, 26 Kuliah Kebangsaan dengan Sie Acara
November 2018 tema “Mewaspadai Ancaman
13.00 – 16.45 WIB Radikalisme sebagai Upaya
Menjaga Keamanan dan
Ketertiban Nasional”
Keynote Speaker :
Jenderal Polisi Prof. Drs. H.
M. Tito Karnavian, M.A.,
Ph.D. (Kepala Kepolisian
Negara Republik
Indonesia)
Pembicara :
1) Prof. H. Mohamad Nasir,
Ak, Ph.D (Menteri Riset,
Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi)
2) Mayjen TNI. Arif Rahman,
M. A (Pangdam V
Brawijaya)
3) Airlangga Pribadi
Kusman, Ph.D (Akademisi
Universitas Airlangga)
4 Senin, 26 Gala Dinner dan Sie Acara
November 2018 Penyambutan oleh
19.00 – 21.00 WIB Gubernur Jawa Timur
5 Selasa, 27 Seminar Nasional dengan Sie Acara
November 2018 tema “Transparansi Birokrasi
Penanggung
No Hari/Pukul Agenda Acara
Jawab
08.00 – 11.45 WIB sebagai Komitmen
Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Adil”
Keynote Speaker :
Komjen. Pol. (Purn) Drs.
Syafruddin, M.Si. (Menteri
Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi)
Pembicara :
1) Prof. Amzulian Rifai, S.H.,
LLM., Ph.D (Ketua
Ombudsman RI)
2) Dr. (H.C.) Ir. Tri
Rismaharini, M.T.
(Walikota Surabaya)
6 Selasa, 27 Seminar Nasional dengan Sie Acara
November 2018 tema “Menghargai
13.00 – 16.45 WIB Keberagaman sebagai
Kontribusi Nyata Anak
Bangsa untuk Negeri”
Keynote Speaker :
Jenderal TNI (Purn) Dr.
Moeldoko, S.IP. (Kepala
Staff Kepresidenan
Indonesia)
Pembicara :
1) Dr. (H.C) H. Imam
Nahrawi, S.Ag., M.KP
Penanggung
No Hari/Pukul Agenda Acara
Jawab
(Menteri Pemuda dan
Olahraga)
2) Prof. Dr. H. Nurhasan,
M.Kes. (Rektor
Universitas Negeri
Surabaya)
7 Selasa, 27 Laporan Sie Acara
November 2018 Pertanggungjawaban oleh:
19.00 – 22.00 WIB 1. Koordinator Daerah
2. Koordinator Nusantara
3. Koordinator Pusat
8 Rabu, 28 Laporan Persiapan Tuan Sie Acara
November 2018 Rumah Temu Nasional XI
09.00 – 11.00 WIB
9 Rabu, 28 Sidang Pleno Komisi Sie Acara
November 2018
14.00 – 21.00 WIB
10 Kamis, 29 Konferensi Pers dan Sie Acara
November 2018 Fieldtrip
08.00 – 17.00 WIB Tujuan fieldtrip:
1. Mangrove Wonorejo
2. House of Sampoerna
3. Tugu Pahlawan
4. Pusat oleh-oleh ‘Mirota’
5. Jembatan Suramadu
11 Kamis, 29 Gala Dinner dan Pelepasan Sie Acara
November 2018 oleh Rektor UNESA
18.30 – 22.00 WIB
12 Jumat, 30 Check Out LO dan Sie
Penanggung
No Hari/Pukul Agenda Acara
Jawab
November 2018 Transportasi
Lampiran II
PANITIA PRA TEMU BEM NUSANTARA XI TAHUN 2018
Bentuk logo utama berupa perisai segi enam maksudnya adalah Kota
Surabaya sebagai kota tuan rumah Pra Temu BEM Nusantara XI yang aman
dan ramah, siap mnyambut seluruh peserta Pra Temu BEM Nusantara XI
Tahun 2018.
Logo Tugu Pahlawan yng diadopsi dari Logo Universitas Negeri
Surabaya merepresentasikan Semangat Mahasiswa Universitas Negeri
Surabaya dalam mensukseskan Kegiatan Pra Temu BEM Nusantara XI Tahun
2018.
Logo Sura dan Baya yang bermakna “Sura Ing Bebaya” melambangkan
kesiapan peserta Pra Temu BEM Nusantara XI dalam menghadapi segala
tantangan global demi kemajuan Bangsa dan Negara.
Warna kuning emas, biru dongker, dan putih adalah warna identik
Universitas Negeri Surabaya sebagai panitia pelaksana Pra Temu BEM
Nusantara XI Tahun2018.
Lampiran IV
A. Pendaftaran
1. Para peserta dari setiap universitas/ sekolah tinggi diwajibkan untuk
membawa surat tugas dari universitas/ sekolah tinggi asal yang
ditandatangani oleh Rektor Universitas/ Ketua Sekolah Tinggi atau
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
B. Keberangkatan
1. Peserta wajib memberitahukan waktu dan transportasi menuju
Surabaya selambat-lambatnya tanggal 21 November 2018 kepada
panitia acara.
2. Peserta datang hari Minggu, 25 November 2018 (dapat melalui jalur
darat maupun udara) dan diwajibkan menghubungi panitia untuk
konfirmasi.
3. Titik penjemputan peserta Pra Temu BEM Nusantara :
a. Terminal Bungurasih
b. Stasiun Wonokromo
c. Stasiun Gubeng
d. Bandara Internasional Juanda
4. Penjemputan peserta tersedia pada tanggal 25 November 2018 pada
jam 00.00 s/d 23.59 WIB.
5. Panitia tidak bertanggung jawab atas waktu tiba peserta di luar waktu
yang telah ditetapkan oleh panitia.
6. Panitia hanya bertanggung jawab atas akomodasi peserta selama
waktu kegiatan Pra Temu BEM Nusantara 2018 berlangsung.
7. Panitia tidak bertanggung jawab atas biaya keberangkatan dari
daerah asal menuju Surabaya dan kepulangan peserta dari Surabaya
menuju daerah asal.
C. Ketentuan Peserta
1. Peserta adalah mahasiswa aktif di universitas/ sekolah tinggi di
Indonesia dengan menunjukkan SK yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan adalah benar sedang menjabat di BEM Universitas.
2. Masing – masing universitas/ sekolah tinggi dapat mengirimkan
minimal 1 orang dan maksimal 2 orang peserta.
3. Setiap peserta diharapkan mengikuti semua rangkaian acara kegiatan
yang diadakan oleh panitia.
4. Para peserta diwajibkan membawa Jas Almamater dan Bendera
Universitas dari kampus masing – masing.
5. Membawa pakaian yang dipakai selama kegiatan berlangsung
6. Membawa obat-obatan pribadi.
7. Tidak membawa segala bentuk senjata tajam dalam mengikuti
kegiatan Pra Temu BEM Nusantara IX.
8. Tidak membawa, menggunakan, dan mengedarkan segala bentuk
narkotika, ganja, ataupun barang haram lainnya ketika mengikuti
kegiatan Pra Temu BEM Nusantara IX.
9. Setiap peserta wajib mengikuti tata aturan yang ditetapkan oleh
panitia selama mengikuti kegiatan Pra Temu BEM Nusantara IX .
D. Narahubung
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap dapat diperoleh dari
narahubung:
1. Yoky Armando Sunaryo (Ketua Pelaksana) – 088217402350 (WA)
2. Herlambang Ponco (Bendahara Kegiatan) - 081282390812 (Telp/WA)
3. Alsa Vika Zuyina (Sekretaris Kegiatan) - 085749252482 (WA)
Lampiran VI
FORMULIR PESERTA DELEGASI
PRA TEMU BEM NUSANTARA XI TAHUN 2018
Fakultas/Angkatan :
5. Universitas :
6. Email :
7. Nomor HP :
Fakultas/Angkatan :
5. Universitas :
6. Email :
7. Nomor HP :