21/477191/EK/23445
S1 Akuntansi
Setelah acara dibuka okeh moderator, sesi dilanjutkan oleh Dr. Arqom Kuswanjono yang
menyampaikan materi. Berikut rangkuman materi yang disampaikan oleh Beliau.
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya raya. Memiliki banyak Sumber
Daya Alam seperti emas, gas alam serta potensi Sumber Daya Manusianya pun juga
banyak yang dibuktikan dengan keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Budaya (SARA).
Terdapat teori value yang dapat menggambarkan kekuatan dari suatu negara.
Berikut penjelasannya.
• Value 1.0 (Territorial Value)
Negara yang besar merupakan negara yang mampu menguasai banyak wilayah
negara lain
• Value 2.0 (Science and Knowledge Value)
Negara yang besar merupakan negara yang mampu menguasai ilmpu pengetahuan
• Value 3.0 (Media Value)
Negara yang besar merupakan negara yang menguasai media cetak dan media
elektronik
• Value 4.0 (Big Data Information Value)
Negara yang besar adalah negara yang menguasai teknologi big data
• Value 5.0 (Moral Value)
Negara yang besar merupakan negara yang berpegang teguh tehadap prinsip moral
yang bermanfaat untuk alam dan kemanusiaan.
Dari kelima teori value tersebut, teori value 5.0 lah yang menjadi landasan dari
keempat teori lainnya. Pada Value 5.0 inilah Pancasila dapat berperan secara besar.
Keempat teori yang lain tidak ada artinya tanpa diimbangi dengan Value 5.0. Pancasila
juga dapat dikaji secara lebih mendalam menjadi beberapa konsentrasi seperti Ekonomi
Pancasila, Hukum Pancasila, dan sebagainya. Hal yang paling fundamental adalah
bahwa Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
diperlukan transformasi untuk memahami wawasan kebangsaan. Bangsa lain tidak lagi
berfokus pada problematika internal bangsa dan negaranya, tetapi mereka berfokus
pada kemajuan bangsa dan negaranya. Masyarakat hendaknya segera meninggalkan
konflik-konflik internal dan bersatu untuk mengahadapi tantangan zaman yang bersifat
global. Upaya bela negara tidak hanya dalam lingkup militer saja tetapi harus meluas
pada bidang-bidang yang lainnya.
Bangsa Indonesia sudah seharusnya bangga atas jati diri mereka masing-masing
sebagai warga negara Indonesia. Banyak sekali kekayaan dan keberagaman yang
tercipta dalam bangsa ini. Keberagaman ini membawa kita pada titik ketika kita harus
mampu hidup secara bersama dengan banyak orang atau elemen masyarakat.
Pancasila sebagai dasar negara serta pemersatu bangsa Indonesia karena nilai-nilai
Pancasila telah digenggam oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu kala bahkan
nilainya telah ada sejak sebelum kemerdekaan Indonesia. Nilai tersebut disebut dengan
kausa materialis atau bahan Pancasila yang kemudian dirumuskan oleh founding
fathers dan dijadikan dasar negara kita yang saat ini. Tri Prakara bangsa Indonesia
meliputi adat istiadat kebudayaan, kepercayaan kegamaan, dan kenegaraan. Unsur-
unsur ini yang pada akhirnya menjadi panutan jiwa bangsa Indonesia.
Sampai saat inipun Pancasila masih selalu mengalami adjustment seiring dengan
berkembangnya zaman. Pancasila memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang
berarti susunan negara Indonesia merupakan satu kesatuan yang terdiri dari banyak
unsur dan semboyan ini perlu diaplikasikan dalam mencapai cita-cita Inodnesia yaitu
menjadi negara yang berdaulat dan bersatu yang salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan nasionalisme dalam diri sendiri.
Bela negara merupakan sikap warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya pada
negara yang juga disadari oleh UUD 1945 Pasal 27 ayat (3). Bela negara juga
merupakan contoh nyata sikap nasionalisme. Bela negara merupakan perwujudan rela
berkorban dan tanggung jawab seroang warga negara bagi bangsanya dan setiap warga
negara hendaknya mengambil bagian dalam upaya bela negara.
Setelah sesi pemaparan materi selesai, sesi berikutnya adalah sesi diskusi. Berikut
rangkuman sesi tersebut.
Sesi Diskusi
• Bagaimana caranya kita mengimplementasikan secara nyat anilai-nilai nyata untuk upaya
bela negara? Melihat fakta dan kenyataan yang terjadi?
Sebenarnya banyak anak muda saat ini yang berusaha mengangkat derjata
kebudayaan bangsa Indonesia melalui berbagai upaya seperti seni musik, teater, dan
sebagainya. Selain itu, mereka juga menjadikan kebudayaan sebagai bisnis digital yang
dapat meningkatkan branding dari kebudayaan Indonesia itu sendiri. Dalam dunia
perguruan tinggi, para mahasiswa banyak yang menyumbang hal akademik dan hal
intelektual untuk membangun wawasan kebangsaan dan bela negara.
• Bagaimana jika salah satu pemeluk agama terlalu fanatik menganggap agama lain salah
dan buruk?
Sebenarnya fanatik ada dalam tiap diri pemeluk agama. Fanatik yang sebenarnya
harus terjadi yaitu fanatik ke dalam dan kasih ke luar. Namun, yang kerap menjadi
kesalahan ada pada fanatik ekstrimisme. Perlu adanya dialog antar agama untuk
menambah pemahaman kita akan agama lain. Kemudian pemahaman intelektual
terhadap agama tersebut juga penting
Caranya adalah dengan melakukan bela negara sesuai kondisi dan situasi seperti
para mahasiswa dapat meningkatkan intelektual guna kemajuan bangsa. Selain itu,
bangga akan kebudayaannya sendiri dan turut serta memperkenalkan kebudayaan yang
dimiliki bangsa ini melalui seni, produk, dan lain-lain kepada bangsa lain.
Kesimpulan
Lahir sebagai Warga Negara Indonesia dan berada dalam lingkungan yang berwarna-
warni menjadikan tiap elemen masyarakat yang ada memiliki tujuan dan kepentingan yang
berbeda-beda. Pancasila sebagai dasar negara mampu menyatukan perbedaan tersebut dan
menjadikannya sebagai hal yang berwarna yang mampu menjadikan perbedaan itu menjadi
anugerah bagi Bangsa Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga terhadap jati diri
kita sendiri dan patut memiliki Wawasan Kebangsaan serta upaya bela negara apapun peran
yang kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari.