NAMA : KOMARIYAH,S.Pd.I
NIP : 196706252022212004
Makna hidup terdiri dari sejumlah komponen berikut ini (Pasiak, 2012):
7) Menolong dengan spontan
8) Memegang teguh janji
9) Memaafkan (diri dan orang lain). 10)Berperilaku
jujur.
11) Menjadi teladan bagi orang lain. 12)Mengutamakan keselarasan
dankebersamaan
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan bagi seorang ASN yang profesional
yaitu:
a) Berpenampilan yang rapi dan menarik (very goodgrooming)
b) Postur tubuh yang tepat (correct body posture)
c) Kepercayaan diri yang positif (confidence)
d) Keterampilan komunikasi yang baik (communicationskills)
KONSEP KEPROTOKOLAN
Dari berbagai literatur dan sumber referensi, disebutkan bahwa istilah
“Protokol” pada awalnya dibawa ke Indonesia oleh bangsa Belanda dan
Inggris pada saat mereka menduduki wilayah Hindia Belanda, yang
mengambil dari Bahasa perancis Protocole.
Melalui Undang-UndangNomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan yang
memberikan penjelasan bahwa “Keprotokolan “ adalah : “serangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara
resmi yang meliputiTata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan
sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuaidengan jabatan
dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.”
BERORIENTASI PELAYANAN
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait
dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien
masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat. Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat
denganperilaku melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam,
serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu;
melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih
layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan,
keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan
masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,
dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing
something better and better). Dalam rangka mencapai visi reformasi
birokrasi serta memenangkan persaingan di era digital yang dinamis,
diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan
business as usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu
perubahan tradisi, pola, dan cara dalam pemberian pelayanan publik.
Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi pelayanan publik. Konteks
atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah dalam
memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi
pelayanan publik.
Dalam lingkungan pemerintahan banyak faktor yang mempengaruhi
tumbuh dan berkembangnya inovasi pelayanan publik, diantaranya
komitmen dari pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan regulasi.
Adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan
stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk
mendorong tumbuh dan berkembangnya negara Indonesia.
Akuntabel:
e) bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat
untuk kepentingan negara".
2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan.
a. PNS Wajib:
1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan,
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
9) Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;
10) Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
11) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi,
seseorang, dan/atau golongan;
12) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan
keuangan negara;
13) Melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
14) Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
15) Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
16) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
kompetensi; dan
17) Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. PNS Dilarang:
1) Menyalahgunakan wewenang;
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga
terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
3) Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4) Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau
tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
5) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
6) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan, atau meminjamkan barang baik bergerak atau tidak
bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
7) Melakukan pungutan di luar ketentuan;
8) Melakukan kegiatan yang merugikan negara;
9) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
10) Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
11) Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pekerjaan;
12) Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan
13) Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; dan
14) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa.
a) ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
Fungsi ASN yang pertama adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.
Secara teoritis, kebijaka publik dipahamisebagai apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
b) ASN sebagai Pelayan Publik
Pelayanan publik dapat dipahami sebagai kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara danpenduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
c) ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
Fungsi ASN yang ketiga adalah sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Agar ASN dapat melaksanakan fungsi ini dengan baik maka seorang ASN
harus mampu bersikap netral dan adil.
4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS
Kemampuan ASN dalam memahami danmengamalkan nilai- nilai
Pancasila menunjukkan; kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai
loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan
bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari
anggota masyarakat. Penjelasan aktualisasi nilai- nilai pada setiap sila-sila
dalam Pancasila dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Sila Ke-1 (Nilai-Nilai Ketuhanan)
b) Sila Ke-2 (Nilai-Nilai Kemanusiaan)
c) Sila Ke-3 (Nilai-Nilai Persatuan)
d) Sila Ke-4 (Nilai-Nilai Permusyawaratan)
e) Sila Ke-5 (Nilai-Nilai Keadilan Sosial)