Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Dosen Pembimbing:
Bagus Firman Wibowo S.H., M.H
Pinem

Disusun oleh Kelompok 3:

PUTRA PRATAMA (228320005)

MIHAL SION BR GINTING (228320023)

CHRISTINE ADVENTINE SILITONGA (228320035)

SYEH NEDI BREMA PANDIA (228320044)

DESI INDAH SARI RUMAPEA (228320059)

MUHAMAD FARHAN HAFIDH (228320066

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, atas karunia-Nya lah kami
akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang Setiap hal tentang
kewarganegaraan.

Betapa pentingnya mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam Kewarganegaraan.


Disamping karena Kewarganegaraan adalah pendidikan untuk mempertahankan bangsa kita,
ilmu serta upaya penerapannya pun telah lama mendarah daging di tubuh semua rakyat
Indonesia. Maka dari itu, melalui makalah ini, kami harap kita lebih bisa menghargai dan bisa
mengaplikasikan ilmu kewarganegaraan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh semua kalangan.
Oleh sebab itu, pendidikan Nasional Indonesia menjadikan pendidikan kewarganegaraan
sebagai pelajaran pokok dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah.
Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang
pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru.
Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang
pernah dikelola oleh Pemerintah sebagai sutuan crash program. Kelima, sebagai kerangka
konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait Serta
kewarganegaraan merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu negara. Tanpa status
kewarganegaraan seorang warga negara tidak akan diakui oleh sebuah negara. Dan dalam
makalah ini kami akan sedikit menjelaskan tentang masalah kewarganegaraan, agar warga
negara Indonesia paham dan mengerti apa itu kewarganegaraan. Hal ini disebabkan
karena di-era sekarang ini banyak warga negara yang tidak mengetahui dan memahami
tentang kewarganegaraan.
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena
potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang
banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam.
Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan
gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis.
Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya
negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan
letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan
memberikan motivasi dlam menciptakan suasana damai.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa maksud dari Identitas Nasional?
2. Apa maksud dari Integrasi Nasional?
3. Bagaimana susunan Konstitusi Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan Hak dan kewajiban warga Negara?
5. Apa yang dimaksud dari Dinamika Demokrasi di Indonesia?
6. Bagaimana penerapan hukum di Indonesia?
7. Apa yang dimaksud dengan Wawasan Nusantara?
8. Bagaimana cara mempertahankan ketahanan Nasional di Indonesia?
9. Bagaimana cara menerapkan Budaya Anti Korupsi?
10. Bagaimana sejarah Indonesia setelah kemerdekaan?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk dari Identitas Nasional?
2. Untuk mengetahui bentuk dari Integrasi Nasional?
3. Untuk mengetahui susunan Konstitusi Indonesia?
4. Untuk mengetahui bentuk dari Hak dan kewajiban warga Negara?
5. Untuk mengetahui bentuk dari Dinamika Demokrasi di Indonesia?
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan hukum di Indonesia?
7. Untuk mengetahui bentuk dari Wawasan Nusantara?
8. Untuk mengetahui cara mempertahankan ketahanan Nasional di Indonesia?
9. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan Budaya Anti Korupsi?
10. Untuk mengetahui sejarah Indonesia setelah kemerdekaan?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan
hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai
dengan keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa.  Hal ini tergantung dari bagaimana
suatu bangsa terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa
tidak bisa dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.

B. Unsur Pembentukan Identitas Nasional


1. Unsur Sejarah dan Kebudayaan
Indonesia mengalami penjajahan ratusan tahun. Oleh karena itu, rasa sensasib
perjuangan muncul sehingga rasa persatuan pun muncul sampai akhirnya Indonesia
mendapatkan kemerdekaannya. Identitas bangsa pun terbentuk kala Sumpah Pemuda
1928 berlangsung, yakni mengaku sebagai putra putri Indonesia.
Kebudayaan yang beragam dari Sabang sampai Merauke juga menjadi salah
satu faktor pembentuk identitas nasional. Dengan begitu, budaya yang beragam ini
disatukan melalui Bhineka Tunggal Ika (berbeda namun tetap satu).
2. Suku Bangsa, Agama, Bahasa
Keberagaman suku dan budaya menjadi faktor pembentuk identitas.
Banyaknya suku dan budaya ini mmebuat Indonesia dicitrakan sebagai negara yang
kaya akan suku dan budaya nya. Namun, tetap satu padu secara nasionalismenya.
Ada juga beragam agama di Indonesia, mulai dari Kristen, Islam, Katolik,
Buddha, Hindu, dan Kong Hu Cu. Kendati demikian, toleransi antara sesama demi
mementingkan nasionalisme lebih penting. Jadi, ragam agama ini hidup
berdampingngan satu sam lainnya.
Meski Indonesia punya banyak banasa daerah, namun bahasa Indonesia
dikenalkan sebagai identitas bangsa. Dengan begitu ketika orang dari berbagai daerah
hadir di satu tempat, bahasa ini yang dijadikan media komunikasinya

C. Sifat Identitas Nasional


1. Buatan - Karena identitas nasional ini dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh warga
bangsa sebagai identitasnya setelah mereka berngerara
2. Sekunder - Identitas ini muncul karena ada persamaan dri segi cita-cita dan tujuan
banyak orang

D. Faktor Faktor Pembentuk Identitas Nasional


1. Primrdial - Primordial merupakan pandangan hidup berdasarkan ikatan kekerabatan,
kesamaan tradisi, suku, adat istiadat, daerah, bahasa, dan nilai-nilai budaya. Faktor-
faktor primordial ini dapat membentuk bangsa dan negara. Bukan hanya membentuk
pola perilaku yang sama, primordial juga menciptakan persepsi yang sama tentang
negara dan masyarakat yang dicita citakan.
2. Sakral - Kesamaan agama yang dipeluk atau ikatan ideologi yang diakui dalam suatu
masyarakat merupakan faktor sakral yang dapat membentuk identitas bersama sebagai
sebuah bangsa dan negara. Ajaran agama mampu memberikan gambaran bagaimana
hidup yang baik dan benar, dan ideologi dotriner dapat menjanjikan masyarakat tanpa
kelas.
3. Tokoh - Kepemimpinan tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat juga menjadi
faktor yang dapat membentuk suatu bangsa dan negara. Dalam suatu masyarakat yang
tengah berjuang, biasanya muncul pemimpin karismatik. Tokoh inilah yang
menggerakkan rakyat untuk mencapai kemerdekaan. Di Indonesia, Soekarno-Hatta
merupakan tokoh yang bisa disebut sebagai simbol pemersatu bangsa tersebut.
4. Sejarah - Latar belakang masa lalu yang sama, seperti penderitaan karena penjajahan,
tidak hanya melahirkan rasa sepenanggungan tapi juga tekad dan tujuan yang sama.
Solidaritas dan visi yang sama ini dapat menjadi faktor yang membentuk identitas
nasional dan menyatukan dalam sebuah bangsa. Hampir semua negara menciptakan
dan menjaga simbol-simbol yang dapat membentuk pandangan yang sama tentang
masa lalu, seperti tempat dan gedung bersejarah, patung atau monumen, dan
pernyataan atau ucapan bersejarah.
5. Bhinneka Tunggal Ika - Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.
Prinsip bersatu dalam perbedaan inilah yang dapat membentuk sebuah bangsa.
Meskipun memiliki keterikatan pada identitas kelompok, namun masyarakat tetap
mengutamakan kebersamaan yang lebih besar dalam bentuk bangsa dan negara.
Prinsip ini dapat diterapkan dalam masyarakat memiliki kesadaran hukum dan
demokrasi yang tinggi.
6. Perkembangan ekonomi - Makin banyaknya kebutuhan membuat masyarakat saling
bergantung. Semakin kuatnya masyarakat rasa saling bergantung karena
perkembangan ekonomi, makin besar pula persatuan dalam masyarakat. Hal tersebut
dapat membentuk keterikatan pada masyarakat sehingga memunculkan identitas
bersama sebagai sebuah bangsa.
7. Kelembagaan - Faktor lain yang tak kalah penting dalam pembentukan identitas
nasional adalah lembaga pemerintahan dan politik. Kinerja dan perilaku lembaga
pemerintahan dan politik yang baik, serta mengakomodir berbagai kepentingan tanpa
melihat perbedaan suku, agama, ras, status sosial, dan lain-lain, dapat menyatukan
masyarakat sebagai sebuah Bangsa.

E. Bentuk Identitas Nasional


1. Bahasa Nasional sebagai bahasa persatuan
2. Bendera negara
3. Semboyan negara
4. Dasar Falsafah negara
5. Konstitusi
6. Bentuk negara
7. Lagu kebangsaan
8. Lambang negara
9. Konsep wawasan nusantara
10. Kebudayaan daerah sebagai kebudayaan Nasional Indonesia.

2.2. INTEGRASI NASIONAL

A. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional berasal dari kata integrasi dan nasional. Integrasi dalam bahasa
Inggris ialah integrate yang memiliki arti menggabungkan dan mempersatukan.
Sementara kata nasional yang dalam bahasa Inggris ialah nation, yang artinya bersifat
kebangsaan. Jika digabungkan, maka Integrasi nasional adalah usaha dan proses
penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan
yang lebih utuh atau memadukan masyarakat masyarakat kecil yang banyak jumlahnya
menjadi suatu bangsa sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.

B. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional

Adapun Faktor yang mempengaruhi Integrasi dibagi menjadi 2, yaitu faktor


pembentuk dan penghambat.

1. Faktor Pembentuk Integrasi Nasional


a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan
b. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
c. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
d. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila, dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa kesatuan Bahasa Indonesia.

2. Faktor Penghambat Integrasi Nasional


a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
b. Kurang toleransi antar golongan
c. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan
dari luar
d. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.

C. Tantangan dan Upaya


Adapun tantangan dalam mempertahankan Integrasi Nasional disuatu Negara adalah
1. Adanya percobaan Invasi asing
2. Adanya KKN
3. Adanya Kriminalitas
Jika ada tantangan pasti ada upaya untuk mempertahankan Integrasi Nasional didalam
suatu negara yaitu;

1. Menerapkan rezim terbaik bagi Indonesia


2. Merumuskan kebijakan yang Konkret
3. Pembinaan kepemimpinan yang arif dan efektif
4. Membangun dan menghidupkan terus Komitmen masyarakat Indonesia

D. Keebijakan Integrasi Nasiona


1. Menanamkan nilai-nilai pancasila
2. Menghilangkan kesempatan untuk KKN
3. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas tidak kenal kompromi
4. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat

E. Contoh dan Problematika Integrasi Nasional


Contoh:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia (TMI)
2. Sikap toleransi antar umat beragama
3. Diadakannya Pekan Olahraga Nasional.

Problematika:

1. Geografi
2. Demografi
3. Kekayaan alam
4. Ideologi
5. Politik
6. Ekonomi
7. Sosial Budaya
8. Pertahanan dan keamanan.

2.3. KONSTITUSI INDONESIA

A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-
badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok care kerja badan-badan
tersebut (E.C.S.Wade dan G.Philips, 1970).
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara, berupa
kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk dan mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu negara (K.C.Wheare, 1975).
Konstitusi adalah sekumpulan asas-asas yang mengatur kekuasaan pemerintah an,
hak-hak dari yang diperintah, dan hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah
(C.F. Strong, 1960).

B. Hukum Dasar
Hukum Dasar dibagi menjadi hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Hukum dasar
tertulis adalah konstitusi negara, sedangkan hukum tidak tertulis juga dikenal sebagai
kontrak. Di antara kedua bentuk ketatanegaraan tersebut terdapat sifat-sifat atau ciri-ciri
yang dapat membedakan antara hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Ketika hubungan
hukum tidak tertulis menjadi pelengkap hukum tertulis.

1. Hukum Dasar Tertulis


Konstitusi tertulis adalah bentuk konstitusi yang ditulis dan dimasukkan ke dalam
aturan hukum. Hukum tertulis menjadi konstitusi negara sebagai dasar dan sumber
peraturan atau undang-undang lainnya. Ada dua jenis hukum dasar tertulis, yaitu
hukum tertulis yang dikodifikasi dan tidak dikodifikasi. Hukum tertulis terkodifikasi
adalah hukum tertulis yang ditulis secara sistematis, lengkap, dan teratur. Jenis hukum
tertulis yang dikodifikasi dicatat, sehingga tidak perlu menerapkan peraturan.
Sedangkan hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan adalah hukum tertulis yang
susunannya tidak lengkap, tidak sistematis dan terpecah-pecah. Dalam praktiknya,
hukum tertulis yang tidak dikodifikasi masih membutuhkan peraturan pelaksana.
Kodifikasi adalah proses mengumpulkan dan menyusun secara sistematis
berbagai undang-undang, peraturan, atau perintah dalam bidang tertentu yang
ditentukan oleh pemerintah.
Hukum tertulis adalah hukum yang tertulis dan diwujudkan dalam peraturan
perundang-undangan negara, baik yang dikodifikasikan maupun yang tidak
dikodifikasikan. Contoh hukum tertulis: Hukum perdata ditulis dalam hukum perdata,
hukum pidana ditulis dalam hukum pidana. Hukum tertulis terkodifikasi mengacu
pada hukum tata negara yang telah ditetapkan dan diundangkan/diatur dalam suatu
terbitan pemerintah. Jika hukum dikodifikasi, keuntungannya adalah kepastian
hukum, kompetensi hukum dan penyederhanaan hukum. Pada saat yang sama,
kerugiannya adalah pergerakan hukum menjadi lambat dan tidak dapat dengan cepat
mengikuti hal-hal yang terus berkembang. Hukum tidak dikodifikasi sebaliknya.
Contoh hukum tertulis yang dikodifikasikan adalah Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP).
Contoh hukum tertulis yang tidak dikodifikasi adalah PP (Peraturan
Pemerintah), Undang-Undang (UU), Keputusan Presiden (Keppres). Hukum tertulis
juga dapat diartikan sebagai peraturan atau ketentuan yang disajikan dalam bentuk
formal yang tersusun secara sistematis. Hukum yang dapat berfungsi secara langsung
sebagai petunjuk dan peringatan kepada masyarakat.

2. Hukum Dasar Tidak Tertulis


Hukum dasar yang tidak tertulis biasa disebut dengan konvensi. Walaupun
konvensi tidak tertulis tetapi konvensi dapat mempengaruhi hasil dari sebuah
kesepakatan. Konvensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI adalah
sebuah kesepakatan atau permufakatan (terutama mengenai tradisi atau adat, dan lain-
lain). Dalam buku Konvensi Ketatanegaraan oleh Bagir Manan, hukum dasar yang
tidak tertulis disebut konvensi. Konvensi berasal dari kata convention yang berarti
suatu aturan yang didasarkan pada kebiasaan. Dalam hukum tata negara Indonesia
lazim dipergunakan ungkapan ‘kebiasaan ketatanegaraan’ atau ‘adat kenegaraan’

C. Kedudukan dan Fungsi Konstitusi


Kedudukan konstitusi dalam negara mengalami banyak perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman. Pada masa negara feodal monarkhi atau oligarkhi; sebagai benteng
pemisah antara rakyat dan penguasa. Pada masa peralihan dari negara feodal monarkhi
atau oligarkhi (dengan kekuasaan mutlak penguasa) ke negara nasional demokrasi;
sebagai alat yang digunakan oleh rakyat dalam perjuangan melawan penguasa. Pada masa
negara demokrasi; senjata pamungkas rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak satu
golongan serta untuk membangun tata kehidupan baru.
Konstitusi berfungsi untuk membatasi kewenangan penguasa, menjamin hak
rakyat dan mengatur jalannya pemerintahan. Dalam negara demokrasi, konstitusi
mempunyai fungsi yang khas,yaitu untuk membatasi kekuasaan pemerintah.

Salah satu usaha yang dilakukan oleh negara untuk mencapai tujuan
masyarakatnya adalah dengan menentukan adanya berbagai macam lembaga negara dan
hal ini telah.

D. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia


1. Undang Undang Dasar 1945
UUD 1945 adalah konstitusi pertama yang digunakan di Indonesia. Konstitusi
ini bersifat tertulis yang berisi dasar negara Indonesia dan dituangkan dalam bentuk
formal. Sampai sekarang, UUD 1945 sudah mengalami empat kali amandemen atau
perubahan.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949 berlaku usai UUD 1945
berakhir di Indonesia Konstitusi ini digunakan mulai 27 Desember 1949 hingga 17
Agustus 1950.
Dalam kosntitusi RIS, terdapat lembaga khusus yang memiliki wewenang
untuk membentuk konstitusi tetap. Lembaga tersebut diberi nama konstituante.
Adapun perubahan yang paling urgen dalam konstitusi RIS yakni perubahan bentuk
negara. Dalam hal ini, bentuk negara kesatuan diganti menjadi negara federal.
3. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku setelah konstitusi RIS 1949
dibubarkan. UUDS 1950 diberlakukan mulai 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959.
Konstitusi ini membawa kembali bentuk negara Indonesia, yang semula federal
menjadi kesatuan.
Sesuai dengan namanya, UUDS 1950 hanya berlaku sementara konstituante
dan pemerintah memutuskan UUD 1945 kembali berlaku untuk menggantikan UUDS
1950 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia yang dibahas di atas dapat
memberi gambaran tentang dinamika hukum atau Undang-Undang yang beberapa kali
sempat berganti. Saat ini, Indonesia menganut UUD 1945 sebagai pedoman hukum
tertinggi bersama Pancasila.

2.4. HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

Negara sebagai organisasi kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh
rakyatnya, maka Negara memiliki sifat memaksa, sifat monopoli dan sifat
mencakup semua

A. Unsur unsur Negara


1. Rakyat
Indonesia memiliki rakyat yang tinggal dalam wilayah. Rakyat Indonesia ini terdiri
dari warga negara dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Rakyat memiliki
hak dan kewajiban dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang politik,
pendidikan, hukum, dan masih banyak lagi. Warga negara juga memiliki hak untuk
memilih wakil rakyat.
2. Wilayah
UUD Negara RI tahun 1945, pasal 25A menjelaskan "Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
Dari penjelasan diatas, Indonesia memiliki wilayah untuk tempat tinggal
rakyatnya. Wilayah ini juga digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah. Pasal
diatas menjelaskan Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki daratan dan
laut.
3. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu lembaga eksekutif,
yudikatif, dan legislatif. Pemerintah juga menjadi lembaga yang menjalankan
pemerintahan negara. Dalam UUD RI tahun 1945 pasal 1 ayat 1 berbunyi, Negara
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Bunyi pasal tersebut
menjelaskan negara menjalankan prinsip kedaulatan rakyat yang dilakukan melalui
pemilu.
4. Pengakuan dari Negara lain
Negara Indonesia diakui oleh negara lain. Pengakuan dari negara lain artinya
Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dengan negara lain. Indonesia juga
melakukan hubungan kerjasama dengan negara lain. Mengutip dari kemdikbud.go.id,
pengakuan negara lain dibagi menjadi 2 yaitu de facto dan de jure. Pengakuan de
facto adalah pengakuan berdasarkan negara baru yang memiliki unsur konstitutif.
Sedangkan pengakuan de jure adalah pengakuan negara baru sesuai hukum
internasional.

B. Hak Negara
1. Menciptakan peraturan dan perundang- undangan yang dapat mewujudkan ketertiban
dan keamanan bagi keseluruhan rakyat
2. Melakukan monopoli terhadap sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
3. Memaksa setiap warga negara untuk taatpada hukum yang berlaku.

C. Kewajiban Negara
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial
4. Negara menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agama dan
kepercayaannya

D. Hak warga Negara


1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
2. Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga Negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
4. Setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan dalam
pemerintahan

E. Kewajiban warga negara


1. Mematuhi sistem hukum dan perundang- undangan negara yang berlaku.
2. Menjaga kedaulatan negara.
3. Membayar pajak negara sesuai aturan.
4. Mengikuti pemilihan umum.
5. Menghormati hak asasi manusia.
6. Mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila.
F. Tujuan Negara
Tujuan negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya. Menurut Roger H.
Soltau tujuan negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta
menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.
Menurut Harold J. Laski menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal

G. Fungsi negara
1. Melaksanakan penertiban
2. Mengusahakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya
3. Pertahanan
4. Menegakkan keadilan

2.5. DINAMIKA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA


Negara yang menganut system demokrasi adalah negara yang diselenggarakan
berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti
pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan
rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat Implementasi demokrasi Pancasila harus
berdasarkan kedaulatan rakyat. Hal ini berat terpenuhinya dan terjaminnya hak warga
negara di bidang politik, dan harus dijalankan sebaik mungkin agar terciptanya
pemerintahan dan negara yang baik

A. Pengertian Dekmorasi
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme system pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan
pemerintahan.

B. Proses Demokrasi
1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)
Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang
merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem
demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di pemerintahan.
Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini telah
memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi kehidupan
sosial politik.

2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)


Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau
keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin
pemerintahan. Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling khas dari
konsep demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan presiden
selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Sukarno.

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)


Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin
dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi. Akan
tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
b. Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
c. Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen kehakiman
d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
e. Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)


Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi
baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi yang
kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
a. Adanya Pemilu secara langsung
b. Kebebasan Pers
c. Desentralisasi
d. Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
e. Rekrutmen politik yang inklusif

2.6. PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai