Anda di halaman 1dari 15

AYU SHYNTA EVITALIA

231040008

PGMI 1

IDENTITAS BANGSA INDONESIA


1.Konsep identitas nasional
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional.
Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau tanda yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain.
Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena
kesamaan, baik kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa
yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.

Dalam konteks negara Indonesia, maka identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka
Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangnya, demikian dikutip dari buku Pendidikan
Kewarganegaraan oleh Maryanto.
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c43317ab856/pengertian-identitas-nasional-contoh-dan-
faktor-pembentuknya
2.Karakteristik identitas Nasional
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa setiap negara pasti memiliki karakteristik
identitasnya masing-masing yang menjadi ciri khas. Hal ini juga berlaku untuk Indonesia
yang identitasnya memiliki karakteristik sendiri.
Di Indonesia sendiri ada sekitar sembilan karakteristik identitas nasional utama yang
diantaranya.

1. Kesatuan Indonesia
2. Persamaan Nasib
3. Keinginan untuk Merdeka
4. Memiliki Bahasa Umum
5. Kebudayaan yang Sama
6. Memiliki Sejarah Umum
7. Keputusan Politik Negara
8. Pengatur Sebuah Masyarakat
9. Memiliki Sifat Khusus Tertentu

https://wawasankebangsaan.id/identitas-nasional/Sumber
3.Pembentukan identitas Nasional
Faktor Pembentuk Identitas NasionalAdapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi:
1. Faktor Objektif Meliputi faktor geografis ekologis dan demografis. Kondisi geografis –
ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia.
2. Faktor Subjektif Meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia.Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala
nasionalisme berkembang di Indonesia.
3. Faktor Primer Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya.
Unsur-unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia.Kesatuan
tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka
Tunggal Ika.
4.Faktor Pendorong Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara.Proses
pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan
prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta langkah yang
sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
5.Faktor Penarik Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem
pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa nasional
dan kesatuan nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia masih tetap menggunakan
bahasa dari daerahnya masing-masing.

6.Faktor Reaktif Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga
penindasan.Seperti yang sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus
tahun oleh bangsa asing.Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan
perjuangan, penderitaan dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk memperjuangkan
kemerdekaan. Mengutip dari kemdikbud.go.id, konsep identitas Nasional tercantum dalam pasal
undang-undang dasar.Pasal tersebut mengatur tentang identitas nasional Indonesia yang
membedakan dengan bangsa
lain. Sumber: https://m.mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/485338/pengertian-identitas-
nasional-dan-faktor-pembentuk
4.Paham identitas Nasional
Identitas merupakan ciri khas setiap individu yang dimaksud sebagai pembeda satu sama lain.
Maka dari itu, identitas nasional merupakan kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang dimiliki suatu bangsa sehingga dapat membedakan antara bangsa satu
dengan bangsa yang lainnya. Setiap negara merdeka dan berdaulat memiliki identitas
nasionalnya masing-masing untuk mendukung eksistensi negaranya.
Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam lambang-lambang negara seperti
Pancasila, bahasa persatuan bahasa Indonesia, konstitusi UUD 1945. Sementara itu, identitas
nasional suatu bangsa cenderung merujuk pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas
suatu negara. Keberagaman tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk
dapat tetap menjaga identitas nasionalnya. Sebagai generasi muda penerus bangsa, sudah
seharusnya kita memahami apa itu identitas nasional.
Dalam era globalisasi yang cenderung mengancam nasionalisme, generasi muda berperan
penting sebagai penggerak yang bertujuan untuk memantapkan jati diri bangsa yang merupakan
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri. Dalam sejarahnya, identitas nasional ini sebenarnya
ditandai oleh tumbuhnya kesadaran rakyat sebagai bangsa terjajah pada tahun 1908 yang
akhirnya dikenal sebagai masa Kebangkitan Nasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia mulai
memiliki kesadaran akan jati diri sebagai manusia lalu bertekad bangkit membentuk sebuah
bangsa.
Banyak upaya yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda untuk mempertahankan identitas
nasional. Pertama, mengembangkan nasionalisme. Nasionalisme merupakan rasa cinta terhadap
tanah air sebagai bentuk upaya mempertahankan identitas nasional di era digital. Jika kita
menanamkan nasionalisme dalam setiap pribadi kita masing-masing, maka akan ada kesadaran
untuk bersatu sebagai suatu bangsa Indonesia dan minim timbul perpecahan. Disaat kita sudah
memiliki rasa nasionalisme itu, maka secara alami akan ada rasa bangga terhadap bangsa sendiri.
Selanjutnya, hal ini sebenarnya secara tidak langsung berhubungan dengan Pendidikan
Kewarganegaraan. Kita harus memandang Pendidikan Kewarganegaraan sebagai sarana untuk
meningkatkan pemahaman terkait apa itu identitas nasional dan untuk apa kita perlu sadar akan
hal tersebut. Kemudian nantinya kesadaran generasi muda akan pentingnya bersatu dalam satu
bangsa Indonesia akan tertanam dalam setiap individu.
Cara selanjutnya yaitu dengan melestarikan budaya. Perlu diingat bahwa budaya merupakan
salah satu faktor penentu identitas bangsa. Namun sayangnya, budaya Indonesia saat ini mulai
hilang akibat banyaknya pengaruh barat yang masuk ke negara Indonesia. Mulailah dengan
bangga dan melestarikan budaya daerah kita masing-masing. Pada akhirnya, kita akan sadar
bahwa kebudayaan di negara Indonesia sungguh begitu beragam. Namun apakah artinya kita
bukan satu bangsa Indonesia? Jawabannya adalah tidak. Ingat semboyan Bhinneka Tunggal Ika,
walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Artinya walaupun kita memiliki kebudayaan berbeda-
beda, kita tetaplah satu, yaitu bangsa Indonesia.
Identitas Nasional menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berharga dan dihormati di
antara negara-negara lain yang berbeda budaya, agama, dan semangat toleransi serta rasa
solidaritas yang tinggi. Dengan pemahaman yang baik, dapat menjadi modal dasar agar kita
sadar akan betapa pentingnya mempertahankan identitas bangsa kita, yaitu identitas nasional
negara Indonesia di lingkup internasional. Oleh: Vanessa Aprily Hongastu | PPTI 13 |
2502040726
https://binus.ac.id/character-building/2023/03/paham-akan-identitas-nasional-penting-
atau-tidak/Sumber

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


1.Pengertian hak dan kewajiban warga Negara
Kewajiban Warga Negara
Kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan dengan penuh tanggung
jawab oleh warga negara kepada negara. Contoh kewajiban warga negara adalah menaati
sistem hukum dan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut. Jika kewajiban warga
negara terpenuhi, maka akan tercipta keharmonisan dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara.
Sebaliknya, jika kewajiban tidak dilaksanakan maka bisa merugikan diri sendiri karena terkena
sanksi dan merugikan orang lain karena melanggar hak mereka.
Hak Warga Negara
Hak warga negara adalah segala sesuatu yang harus didapatkan atau diterima secara penuh
bertanggung jawab oleh masing-masing warga negara. Bahkan, tak hanya hak sebagai warga
negara, setiap manusia pada dasarnya telah memiliki hak sebagai individu, seperti hak asasi.
Negara menjamin hak asasi setiap warga negaranya. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945.
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230106163500-569-897116/mengenal-hak-dan-
kewajiban-warga-negara-beserta-contohnya
2. Asas-asas kewarganegaraan dan naturalisasi
Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran
-Asas Ius Sanguinis
Asas ius sanguinis menentukan berdasarkan orang tua, tanpa memperhatikan tempat
kelahiran. Ini berlaku di negara-negara yang tidak terbatas oleh lautan, seperti negara-negara di
Eropa Kontinental dan China. Asas ini memiliki beberapa keuntungan, termasuk mengurangi
jumlah warga negara keturunan asing, mempertahankan hubungan antara negara dan
penduduk negaranya, dan meningkatkan semangat nasionalisme.
-Asas Ius Soli
Asas ius soli berlaku jika seseorang mendapatkan kewarganegaraan berdasarkan tempat
kelahirannya. Ini banyak diterapkan di negara-negara imigran seperti Amerika, Australia, dan
Kanada. Namun, tidak semua tempat kelahiran menentukan kenegaraan. Misalnya, di
Indonesia, seseorang yang lahir di wilayah hukum Indonesia menjadi penduduk negara
Indonesia.
Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan
-Asas Kesatuan Hukum
Asas ini menyatakan bahwa suami dan istri memiliki kewarganegaraan yang sama, sehingga istri
mengikuti status suami setelah perkawinan dan selama perkawinan berlangsung. Asas ini
dianut oleh beberapa negara seperti Belanda, Perancis, dan lainnya.
-Asas Persamaan Derajat
Asas ini menyatakan bahwa status kewarganegaraan suami atau istri tidak berubah setelah
perkawinan, sehingga mereka tetap memiliki asal masing-masing. Beberapa negara yang
menggunakan asas ini adalah Australia, Inggris, Jerman, dan lainnya.
Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Naturalisasi
-Asas Kesatuan Hukum
Asas ini menyatakan bahwa suami dan istri memiliki kewarganegaraan yang sama, sehingga istri
mengikuti status suami setelah perkawinan dan selama perkawinan berlangsung. Asas ini
dianut oleh beberapa negara seperti Belanda, Perancis, dan lainnya.
-Asas Persamaan Derajat
Asas ini menyatakan bahwa status suami atau istri tidak berubah setelah perkawinan, sehingga
mereka tetap memiliki kewarganegaraan asal masing-masing. Beberapa negara yang
menggunakan asas ini adalah Australia, Inggris, Jerman, dan lainnya.
https://fahum.umsu.ac.id/kewarganegaraan-pengertian-asas-dan-cara-memperolehnya-di-
indonesia/

3. Hubungan hak dan kewajiban sebagai warga Negara


Karena pada dasarnya, hak dan kewajiban adalah sebuah timbal balik, baik antar sesama warga
negara maupun antar warga negara dan bangsanya sendiri. Warga negara memiliki hak atas
negaranya dan juga negara memiliki hak atas warga negaranya, hal ini juga berlaku untuk
kewajiban.
Salah satu cita-cita masa lampau yang dimiliki bangsa ini memiliki inti untuk menciptakan
masyarakat sipil demokratis yang mampu mengharmoniskan hak dan kewajiban negara dan
warga negara.
Meski hak warga negara lebih dari kewajiban warga negara (yang tertuang dalam UUD 1945),
namun bangsa Indonesia memahami secara filosofis bahwa hak warga negara tetap harus
dijalani bersamaan dengan kewajiban warga negara. Dalam hal ini artinya, jaminan hak dan
kewajiban warga negara dan negara akan terpenuhi dengan baik bila harmoni hak dan
kewajiban warga negara dan negara juga terpenuhi. Sehingga, negara mengupayakan bahwa
pemenuhan kewajiban serta hak negara dan warga negara (beserta dengan segala dinamika
yang terjadi pada pemenuhan tersebut) juga dapat memenuhi keseimbangan harmoni
kewajiban dan hak negara dan warga negara.
Arum Puspariani (K3320014) https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=83399

NEGARA DAN KONSTITUSI


1.Syarat terbentuknya Negara
- Adanya penduduk disuatu wilayah
- Adanya wilayah yang di tinggali
- Adanya pemerintahan yang berdaulat atau berkuasa
- Mampu menjalin hubungan Internasional
https://katadata.co.id/agung/berita/635f9a6bd3773/menilik-4-syarat-berdirinya-suatu-negara-secara-
de-jure

2. Bentuk Negara dan pemerintahan


a.)Bentuk Negara
- Negara Kesatuan , Negara kesatuan adalah negara yang pemerintah pusat atau nasional
memegang kedudukan tertinggi, memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan.
- Negara Fedearal, negara Federal ditandai oleh adanya pemisahan kekuasan negara antara
pemerintahan nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi, kawasan
atau wilayah).

b.)Bentuk pemerintahan

- Pemerintahan Parlementer, Dalam pemerintahan Parlementer warga negaranya tidak memilih


kepala negara secara langsung. Mereka memilih anggota-anggota dewan perwakilan rakyat,
yang diorganisasi kedalam satu atau lebih partai politik. sebaliknya hal ini menunjukkan bahwa
bentuk pemerintahan parlementer itu sendiri, bukanlah indeks demokrasi atau otoritarianisme
yang memberi ciri bagi negara tertentu.

- Pemerintahan Presidensiil, pemerintahan presidensiil cenderung memisahkan kepala eksekutif


dari dewan perwakilan rakyat, dan bahwa kepala eksekutf, apabila ia menghendaki, dapat
mengasingkan dirinya dari rakyat.

https://repository.unikom.ac.id/41020/1/Bentuk%20Pemerintahan%20dan%20Negara.doc
3. Sistem kelembagaan Negara Indonesia menurut UUD 1945

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai


konstitusi Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara
mulai tugas, fungsi, wewenang sampai pada susunan dan
kedudukannya. Aturan dalam konstitusi ini dijabarkan oleh undang-
undang, yaitu dalam UU Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR,
DPD dan DPRD, UU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung,
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Mahkamah Konstitusi,
UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial, dan UU Nomor 15
Tahun 2004 tentang BPK,

Kekuatan suprastruktur politik yang tergolong ke dalam lembaga


tinggi negara Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden/Wakil Presiden
5. Mahkamah Agung
6. Mahkamah Konstitusi
7. Komisi Yudisial
8. Badan Pemeriksa Kekuangan

https://lilisrinasanti.smk2pekalongan.sch.id/read/22/lembaga-negara-menurut-uud-nri-tahun-1945

4. Hubungan antar Negara dan lembaga


Hubungan antar lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar 1945. Masalah yang akan dibahas di dalam
penulisan ini adalah Bagaimanakah hubunganan anatar lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar
1945?. Masalah Kelembagaan negara, tugas dana wewenang serta hubungan antar lembaga negara sudah
diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Undang_Undang Dasar yang berlaku sekarang ini sudah
mengalami empat kali amandemen. Metoda yang digunakan dalam penulisan ini adalah metoda Library
research (Penelitian Perpustakaan). Metoda Leebrary research dengan mengambil dari berbagai buku,
Undang-Undang Dasar 1945, dan dari peraturan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan masalah
yang dibahas, kemudian menarik kesimpulan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenang masing-masing
lembaga negara mempunyai hubungan antara satu dengan lainnya, yaitu hubungan antara: 1. MPR dan
Presiden; 2. MPR dan DPR; 3. DPR dan Presiden; 4. BPK dan DPR; 5. DPR dan MK. Hubungan antar
lembaga negara, pengaturannya sudah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kelembagaan negara
sdisebut lembaga tinggi nagara. http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/1437

5. Hakikat konstitusi
Hakikat konstitusi adalah konsep dan peraturan yang membatasi kekuasaan pemerintahan
dalam penyelenggaraan Negara yang berdasarkan UUD 1945 dan memberi jaminan bagi warga
Negaranya.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-jawa-timur/
pendidikan-kewargane

6. Institusi dan mekanisme perubahan konstitusi

Setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya Indonesia dapat meraih


kemerdekaannya. Seiring dengan perkembangannya bangsa Indonesia semakin
gencar dalam mengukuhkan soal birokrasi dan tentang konstitusi. Betapapun
sempurnanya sebuah konstitusi, pada suatu saat tertentu konstitusi tersebut bisa
ketinggalan zaman atau tidak lagi sesuai dengan dinamika dan perkembangan
masyarakat. Karena itulah kita memerlukan adanya perubahan konstitusi dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi
yang dilaksanakan menurut pembatasan-pembatasan tertentu. Perubahan ini terjadi
melalui 3 (tiga) macam kemungkinan, yakni sebagai berikut :

1. Pertama, untuk mengubah konstitusi, sidang pemegang kekuasaan legislatif


harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya sejumlah anggota tertentu (quorum)
yang ditentukan secara pasti;
2. Kedua, untuk mengubah konstitusi maka lembaga perwakilan rakyat harus
dibubarkan terlebih dahulu dan kemudian diselenggarakan pemilihan umum.
Lembaga perwakilan rakyat harus diperbaharui inilah yang kemudian
melaksanakan wewenangnya untuk mengubah konstitusi; dan
3. Ketiga, adalah cara yang terjadi dan berlaku dalam sistem majelis dua kamar, hal
mana untuk mengubah konstitusi, kedua kamar lembaga perwakilan rakyat harus
mengadakan sidang gabungan. Sidang gabungan inilah, dengan syarat-syarat
seperti dalam cara pertama yang berwenang mengubah konstitusi.
https://www.erisamdyprayatna.com/2021/05/mekanisme-perubahan-konstitusi-amandemen.html

7. Kesadaran berkonstitusi warga negara dan hak-hak konstitusional warga Negara


Sebagai hukum dasar tertulis (a written constitution), Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 Ayat (3) secara tegas
menyatakan, bahwa Negara Indonesia adalah Negara
Hukum (Rechtstaats/rule of law). Salah satu unsur yang dimiliki oleh negara
hukum adalah pemenuhan akan hak-hak dasar manusia (basic
rights/fundamental rights) sebagaimana diungkapkan oleh Friedrich Julius
Stahl. Upaya mewujudkan konstitusi yang dapat mengikuti perkembangan
dan memenuhi akan hak-hak dasar manusia, konstitusi haruslah mempunyai
aspek yang dinamis dan mampu menangkap fenomena perubahan
sejarah (historical change), sehingga dapat menjadikannya sebagai suatu
konstitusi yang selalu hidup (living constitution). Hanya permasalahannya
kinerja pemerintah sebagai pelaksana konstitusi (eksekutif, legislatif dan
yudikatif) masih belum memberikan keadilan dan kepuasan bagi para pencari
keadilan. Oleh karenanya penguatan kesadaran berkonstitusi merupakan
keniscayaan dalam kerangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar
warga negara. Konstitusi sebagai hukum dasar utama dan merupakan hasil
representatif kehendak seluruh rakyat, haruslah dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh di setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prinsip yang timbul adalah setiap tindakan, perbuatan, dan/atau aturan dari
semua otoritas yang diberi delegasi oleh konstitusi, tidak boleh bertentangan
dengan basic rights dalam konstitusi itu sendiri.
https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/155

DEMOKRASI PANCASILA
1. Pengertian demokrasi
Berdasarkan KBBI, demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh
rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat.
Kemudian, demokrasi juga diartikan KBBI sebagai gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga negara.https://www.hukumonline.com/berita/a/pengertian-demokrasi--
sejarah--dan-pelaksanaan-di-indonesia-lt61b739dbb5bf8/
2. Jenis-jenis demokrasi
Berikut ini beberapa jenis demokrasi
A. Berdasarkan titik berat perhatiannya
1. Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan
dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara liberal.
2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Bentuk demokrasi ini dianut oleh
negara-negara komunis
3. Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta
membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material. Bentuk demokrasi ini
dianut oleh negara-negara non-blok.

B. Berdasarkan ideologi
1. Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasarkan
pada kebebasan atau individualisme.
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan pada
paham marxisme komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak
mengenal kelas sosial.

C. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat


1. Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga
negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara
atau undang-undang secara langsung.
2. Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5628580/demokrasi-pengertian-jenis-dan-
prinsipnya
3. Nilai-nilai demokrasi
Adapun nilai-nilai demokrasi yang menjadi fokus penelitian ini meliputi: nilai toleransi,
nilai kebebasan mengemukakan pendapat, nilai terbuka dalam berkomunikasi, nilai
percaya diri, nilai tanggungjawab, dan nilai kerjasama.
https://jurnal.stkippgritrenggalek.ac.id/index.php/dewantara/article/download/102/66
4. Keunggulan demokrasi

- Rakyat memliki hak dalam mengemukakan aspirasi/usulan.


- Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam politik, serat
meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pola pikir masyarakat.
- Menurunkan ketergantungan rakyat dalam elit politik.
https://binus.ac.id/character-building/2022/03/keunggulan-demokrasi/

DINAMIKA DAN TANTANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA


1. Demokrasi dan pelaksanaannya di Indonesia
Berikut adalah pelaksanaan demokrasi di Indonesia dikutip dari buku Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII oleh Yusnawan Lubis dkk.
1. Demokrasi Parlementer atau Liberal (1945–1959)
Demokrasi ini dilaksanakan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945-
1949). Lalu dilanjutkan pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat
(UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950.
Pada masa demokrasi parlementer, kehidupan politik dan pemerintahan tidak stabil.
Dengan demikian program pemerintah tidak bisa dijalankan dengan baik dan
berkelanjutan.
Secara yudiris, demokrasi ini berakhir pada 5 Juli 1959 bersamaan dengan
pemberlakuan kembali UUD 1945.
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik pada masa
demokrasi parlementer. Berikut karakteristik utama pada era demokrasi terpimpin.

1. Sistem kepartaian kacau. Adanya partai politik bukan untuk mempersiapkan diri dalam
rangka mengisi jabatan politik di pemerintah, tetapi menjadi elemen penopang dari
tarik ulur kekuatan antara lembaga kepresidenan, Angkatan Darat, dan Partai Komunis
Indonesia.
2. Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong membuat peranan lembaga
legislatif dalam sistem politik nasional menjadi lemah.
3. Hak dasar manusia juga menjadi sangat lemah.
4. Kebebasan pers berkurang, beberapa surat kabar dan majalah dilarang terbit oleh
pemerintah.
5. Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah
pusat dan daerah.

3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru (1965-1998)


Demokrasi Pancasila lahir karena berbagai penyelewengan dan permasalahan yang
dialami oleh bangsa Indonesia. Demokrasi ini berlaku setelah masa demokrasi
parlementer dan demokrasi terpimpin.
Maksud demokrasi Pancasila, yaitu dalam menggunakan hak-hak demokrasi harus
disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan.
Selain itu, demokrasi Pancasila menjamin persatuan dan kesatuan bangsa,
mengutamakan musyawarah, serta harus dimanfatkan untuk mewujudkan keadilan
sosial.
Namun, dalam praktik demokrasi Pancasila tetap ada penyimpangan di dalamnya,
seperti:

 Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur.


 Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil.
 Kurangnya kebebasan mengemukakan pendapat.

4. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Reformasi (1998-sekarang)


Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila,
tetapi aturan pelaksanaannya berbeda.
Terdapat empat perubahan pelaksanaan demokrasi Pancasila dari masa orde baru ke
reformasi. Berikut pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi:

 Pemilihan umum lebih demokratis


 Partai politik lebih mandiri
 Lembaga demokrasi lebih berfungsi
 Konsep trias politika (Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat otonom penuh.

berikut ini merupakan ciri dari sistem demokrasi:

 Pemerintahan berdasarkan atas kehendak dan kepentingan semua rakyat.


 Memiliki ciri konstitusional, yaitu hal yang berhubungan dengan kepentingan atau
kehendak rakyat dituliskan dalam konstitusi dan undang-undang.
 Mempunyai ciri perwakilan maksudnya dalam mengatur negara, kedaulatan rakyat
diwakilkan oleh beberapa orang yang dipilih oleh rakyat itu sendiri.
 Menyelenggarakan pemilu, yakni sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk
memilih pihak dalam pemerintahan.
 Terdiri dari organisasi kepartaian. Partai akan menjadi sarana untuk menjadi bagian
dalam melaksanakan sistem demokrasi.
 Memiliki ciri tanggung jawab, yakni dari pihak yang dipilih dalam pelaksaan suatu
sistem demokrasi.

https://kumparan.com/kabar-harian/merunut-pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia-
1x1ajSbH6p4
2. Tantangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Sejak memasuki era reformasi, konsep demokrasi semakin nyata didengungkan. Hal ini
terlihat dari kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat
dalam mengkritik pemerintah. Dicabutnya larangan ekspresi budaya Tionghoa oleh
Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid menandakan bahwa prinsip Demokrasi
Pancasila masih diminati oleh bangsa ini. Namun di sisi lain, era reformasi juga
membawa dilema untuk bangsa ini. Salah satunya adalah karena kebebasan
berpendapat kerap disalahgunakan sebagai penegasan terhadap identitas kelompok
tertentu atas nama mayoritas. Hal tersebut tentunya menjadi permasalahan tersendiri
bagi bangsa ini dan secara potensial ini dapat mencederai hakikat Demokrasi
Pancasila. Sebagai contohnya, banyak kita temukan konflik berbasis perbedaan agama
dan budaya terjadi di masyarakat, maraknya ujaran kebencian terhadap kelompok
minoritas, serta bermunculannya ideologi intoleran dan kejahatan terorisme. Di level
pemerintahan dan politik, kondisi demokrasi di Indonesia, khususnya dari aspek
supremasi hukum, juga cukup mengkhawatirkan. Salah satunya bisa kita soroti dari
banyaknya tindakan pelanggaran HAM, minimnya pelibatan aspirasi publik terhadap
Rancangan berbagai Undang-Undang seperti Revisi UU KPK, RKUHP, keberadaan UU
ITE yang menyulitkan pejuang HAM, beberapa penerbitan Perpu yang tidak
dilandaskan pada kajian yang objektif dan masih banyak lagi. Hal tersebut sangat ironis
karena kedaulatan ada di tangan rakyat dan partisipasi rakyat adalah hal yang mutlak
sekaligus kunci dari demokrasi itu sendiri.

Selain itu, jika kita melihat situasi politik belakangan ini, banyak politikus yang
memanfaatkan isu-isu SARA untuk saling menyerang lawan politik mereka demi
mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu, beberapa contoh di atas
berpotensi mencederai Demokrasi Pancasila dan memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa. Kita seakan lupa bahwa negeri ini menjadi kuat karena dibangun dari
perbedaan.
https://fisib.unpak.ac.id/berita/tantangan-demokrasi-di-indonesia

PENEGAKAN HUKUM DAN NEGARA HUKUM


1. Pengertian Negara hukum
Negara hukum adalah sebuah teori hukum yang berasal dari tradisi hukum Eropa yang
dipengaruhi oleh Romawi. Konsep ini tidak sama dengan rule of law yang dikenal pada tradisi
hukum Inggris (Anglo-Saxon). Konsep negara hukum juga perlu dibedakan
dari Rechtsstaat karena istilah "negara hukum" digunakan secara khusus untuk konteks
Indonesia.
Konsep negara hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan atas
dasar hukum yang adil dan baik. Hubungan antara yang diperintah (governed) dan memerintah
(governor) dijalankan berdasarkan suatu norma objektif, bukan pada suatu kekuasaan absolut
semata-mata. Norma objektif tersebut harus memenuhi syarat formal dan dapat dipertahankan
oleh ide hukum.
https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_hukum
2. Indonesia sebagai Negara hukum
Indonesia sebagai negara hukum memiliki makna bahwa segala aspek kehidupan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia harus didasarkan pada hukum dan segala produk
perundang-undangan serta turunannya yang berlaku di wilayah NKRI. Dalam hal ini, Indonesia
sebagai negara hukum harus mampu menegakkan hukum yang berlaku secara adil dan merata
bagi seluruh warga negaranya. Selain itu, Indonesia sebagai negara hukum juga harus mampu
memenuhi tuntutan akal budi dan mengesahkan demokrasi.Dalam mewujudkan Indonesia
sebagai negara hukum yang baik dan benar dalam mengatur semua hal yang ada di dalam negara,
maka peran serta warga negara yang patuh serta menjalani hukum yang berlaku dengan taat
sangatlah penting. Karena hukum merupakan tatanan atau kaidah yang harus dijunjung tinggi
oleh rakyat di dalam suatu negara.
https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_hukum
3. Dinamika pelaksanaan penegakan hukun di Indonesia
Pelaksanaan the rule of law mengandung keinginan untuk terciptanya negara hukum, yang
membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan rule of law harus diartikan secara hakiki
(materill), yaitu dalam arti “Pelaksanaan dari just law”. Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki
(materiil) sangat erat kaitannya dengan “the enorcement of the rules of law” dalam
penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-
prinsip rule of law Berdasarkan pengalaman berbagai negara dan hasil kajian menunjukkan
bahwa keberhasilan “the enorcement of the rules of law” tergantung kepada kepribadian nasional
masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of
law merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar
budaya yang khas pula. Rule of the law ini juga merupakan legalisme, suatu aliran pemikiran
hukum yang didalamnya terkandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antar manusia,
masyarakat dan negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu yang memiliki
struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut mengandung gagasan bahwa keadilan dapat
dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak
memihak, tidak personal, dan otonom. Secara kuantitatif, peaturan perundang-undangan yang
terkait dengan rufe of law telah banyak dihasilkan di negara kita, namun
implementasi/penegannya belum mencapai hasil yang optimal, sehingga rasa keadilan sebagai
perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan sebagian besar masyarakat.
https://www.studocu.com/id/document/ssekolah-menengah-atas-negeri-10-fajar-harapan/
science/dinamika-pelaksanaan-penegakan-hukum-di/50126057

Anda mungkin juga menyukai