Abstract
True nationalism, whose love for the motherland, is based on knowledge of the structure of
the world economy and history, and by mere arises from mere national pride. Nationalists who are not
chauvinists must not, must reject all understandings of that narrow-minded exception. A true
nationalist whose nationalism is not merely a copy or imitation of western nationalism, but arises
from a love of humanity and humanity, a nationalist who accepts his nationalism as a revelation and
carries out that feeling as a service. For him, then the love of the nation is wide and wide, by giving
place to everything that is necessary for his life all things that live.
I Pendahuluan
Dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah, para pemuda pada zaman
kolonialisme bersusah payah dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Mereka yang
seharusnya bisa bersenang-senang dengan masa mudanya mengorbankan hidupnya hanya
demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kongres
Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang berbunyi,
“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”. Seiring berkembangnya zaman atau yang lebih kita kenal dengan zaman
globalisasi, rasa nasionalisme di kalangan generasi semakin memudar. Hal ini dibuktikan dari
berbagai sikap para pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia.
Nasionalisme yang memiliki arti sebagai sikap mental dan tingkah laku individu
maupun masyarakat yang akan menunjukkan adanya loyalitas ataupun pengabdian yang
tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Saat ini banyak generasi muda yang kurang peduli
rasa nasionalisme ke dirinya. Menurut Affan (2016), hal ini disebabkan karena di Indonesia
telah banyak masuk budaya asing oleh adanya arus globalisasi yang menyebabkan generasi
muda melupakan jati diri bangsa sendiri
Pada era globalisasi sekarang dan semakin berkembangnya teknologi informasi dapat
mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara (baik secara politik, ekonomi, maupun
sosial). Era globalisasi sekarang ini, salah satu permasalahan penting yang sedang dihadapi
anjangsm adalah memudarnya semangat nasionalisme dan anjangsm di kalangan generasi
muda. Berbagai permasalahan yang timbul akibat memudarnya semangat nasionalisme dan
anjangsm banyak terjadi belakangan ini, banyak generasi muda yang mengalami disorientasi
dan terlibat pada suatu kepentingan yang hanya mementingkan diri pribadi dan terkadang
tidak peduli dan tidak mau tahu bagaimana para pejuang kita dengan susah payah
memperoleh kemerdekaan (S. Widiyono: 2019).
Untuk mewujudkan suatu perkembangan bangsa yang lebih baik, perilaku yang
dipedomani oleh sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu bangsa tersebut. Jika suatu
sumber daya alam yang dimiliki suatu Negara memiliki cadangan dengan jumlah yang
banyak, tetapi sumber daya manusianya memiliki tingkat karakter dan sikap yang tidak baik,
berdampak pada kurang optimal dan tidak efisiennya tujuan pengelolaan yang dicapai. Hal
ini disebabkan karena dalam anjan pengelolaan suatu pemerintahan atau Negara yang sangat
bergantung pada pola perilaku dan karakter yang dimiliki oleh masing-masing pejabat atau
kepala daerah. Makin tinggi sebuah nilai karakter seorang pemimpin, maka makin tinggi
kesempatan untuk sebuah Negara itu maju (Santoso dkk., 2020).
II.Rumusan Masalah
III.Metode Penelitian
Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara
utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai sumber
data. Menggunakan berbagai sumber data, sebagai upaya untuk mencapai validitas
(kredibilitas) dan reliabilitas (konsistensi) penelitian.
Pada Jurnal ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
menurut Flick (2002) ialah “Specific relevance to the study of social relations, owing to the
fact of the pluralization of life world”. Penelitian kualitatif adalah ketertarikan spesifik pada
studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dan pluralisasi dunia kehidupan.
Dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan
itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang
diinterpretasikan oleh setiap individu (Sukmadinata, 2005).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).
Sementara itu Creswell (1995) menyatakan : Research that is guided by the
qualitative paradigm is defined as: “an inquiry process of understanding a social or human
problem based on building a complex, holistic picture, formed with words, reporting detailed
views of informants, and conducted in a natural setting”.
Penelitian yang dibimbing oleh paradigma kualitatif didefinisikan sebagai suatu
proses penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan
menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata,
melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari para sumber informasi, serta dilakukan
dalam latar (setting) yang alamiah.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu
realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya.
IV. IMPLEMENTASI
Menurut KBBI, nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan Negara. Setiap warga Negara Indonesia harus memiliki cita-cita dan tujuan yang
sama. Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Sedangkan bangsa
memiliki beberapa arti salah satunya yaitu kumpulan manusia yang biasanya terikat
kesatuan bahasa dan kebudayaan untuk menempati wilayah tertentu di muka bumi.
Ada upaya memperkokoh karakter bangsa Indonesia salah satunya sikap dan nilai
nasionalisme melalui implementasi pendidikan kewarganegaraan yaitu religious dan jujur
agar menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya baik dalam perkataan,
tindakan, maupun pekerjaan, toleransi agar senantiasa menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda, disiplin agar senantiasa
menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai aturan atau ketentuan yang berlaku,
demokratis, cara berfikir dan bersikap serta bertindak sesuai hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain, semangat kebangsaan untuk menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan dirinya dan kelompoknya, dan cinta tanah air yang senantiasa
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa.
Sebagai calon pemimpin bangsa yang menentukan arah dan tujuan bangsa Indonesia
di masa yang akan datang, generasi muda harus mampu untuk mengenal dan memahami
nilai-nilai Pancasila yang telah menjadi dasar dan kepribadian bangsa Indonesia dari awal
bangsa ini berdiri. Budaya asing dan arus globalisasi yang tanpa batas, harus mampu diikuti
dengan baik dan dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan untuk menguasai teknologi dan
eksistensi bangsa Indonesia di tingkat dunia. Pancasila harus tetap menjadi pedoman dalam
setiap proses bernegara untuk menjaga dan mempertahankan eksistensi Pancasila sebagai
dasar dari bangsa Indonesia agar tidak hilang dan kalah terhadap budaya asing yang tidak
sesuai.
Daftar Pustaka
Asyari, D., & Anggraeni Dewi, D. (2021). Peran Pendidikan Kewarganegaraan bagi
Generasi Milenial dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme Di Era Globalisasi. Jurnal
Pendidikan Dan Konsling.
Agus, E. (2021). Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Generasi Muda. IURIS
STUDIA: Jurnal Kajian Hukum.
Fikri, A. (2019). Pengaruh Globalisasi dan Era Disrupsi terhadap Pendidikan dan Nilai-
Nilai Keislaman. Sukma: Jurnal Pendidikan.
Humaeroh, S., & Dewi, A. (2021). Peran Pendidikan Kewarganegaraan di Era Globalisasi
Dalam Pembentukan Karakter Siswa. Journal on Education.
Rizky Amalia, F., Ulfatun Najicha, F., & Maret, S. (2022). PERAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI LUNTURNYA NILAI NASIONALISME DAN
CINTA NKRI DI ERA GLOBALISASI. Jurnal Kewarganegaraan
Teguh, R., Gobel, S., Syariah, F., Sultan, I., & Gorontalo, A. (2018). Merekatkan Kembali
Semangat Nasionalisme. Jurnal Al-Himayah.