Anda di halaman 1dari 3

Nama : Elvira

Nim : 0306202195
Jurusan : PGMI 4

BAHAN BACAAN

- PKn sebagai Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) MPK (Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian)
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian dalam konteks pendidikan
nasional yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kembali wawasan kebangsaan
dan semangat nasionalisme mahasiswa. Karena itu, untuk memperkuat peran pendidikan
kewarganegaraan, maka pemerintah mewajibkan diberikan pada setiap satuan pendidikan
termasuk perguruan tinggi. Sebagaimana dalam pasal 37 ayat (1) Undang-Undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air”. Jika dikaji lebih jauh maka pemerintah melalui undang-
undang tersebut memiliki tujuan menyiapkan generasi muda (mahasiswa) agar memiliki
wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme, karena mahasiswa merupakan kader
bangsa yang akan meneruskan tonggak kepemimpinan bangsa dan Negara Indonesia. Karena
itu, Negara bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi muda/mahasiswa yang
memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi dan juga memiliki semangat nasionalisme dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penanaman dan pengembangan wawasan kebangsaan dan nasionalisme menuntut pendidikan
kewarganegaraan agar mampu mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan
kewarganegaraan itu sendiri. Artinya dibutuhkan penanaman sikap menghadapi segala situasi
baru yang belum pernah terjadi dalam kehidupan suatu masyarakat atau suatu bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman
dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadian nya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu
realitas yang dihadapi, bahwa manusia adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki
visi intelektual, religious, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.
Dengan adanya mata kuliah pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat membantu
mahasiswa memantapkan kepribadian nya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-
nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang penting bagi setiap anak bangsa,
karena pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi panutan untuk menghindari perilaku-
perilaku yang menyimpang.Selain itu, melalui pendidikan kewarganegaraan kita dapat
melihat sejarah perjuangan bangsa dan lebih menghargai arti dari kemerdekaan Indonesia.
Sebagai warga negara, kita perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan
perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka
bela negara demi keutuhan NKRI. Mempelajari pendidikan kewarganegaraan juga terdapat di
dalam pasal 39 ayat 2 yaitu bahwa di setiap Jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan kewarganegaraan agar kita dapat memahami hak dan kewajiban seorang warga
Negara.
MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian) adalah suatu program pendidikan nilai yang
dilaksanakan melalui proses pembelajaran di Perguruan Tinggi dan berfungsi sebagai model
pengembangan jati diri dan kepribadian para mahasiswa, bertujuan membangun manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri, serta mempunyai rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

- Dinamika dan Tantangan PKn


Dinamika dan tantangan Pendidikan kewarganegaraan pada saa tini adalah masuknya
berbagai macam ideologi dan kebudayaan yang ada didunia ini. Sehingga pada akhirnya akan
menyebabkan lunturnya budaya dan nasionalisme yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Penyebab lunturnya budaya Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
budaya lokal, minimnya komunikasi tentang budaya dan kurangnya pembelajaran budaya
sehingga dampaknya remaja Indonesia kehilangan jati diri sebagai rakyat Indonesia yang
memegang teguh budaya Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh beberapa factor missal arus globalisasi yang mulai merambah luas
dikalangan masyrakat. Peristiwa ini harus dicegah dengans ungguh-sungguh, salah satu solusi
tersebut adalah sosialisasi. Jika hal tersebut juga tidak mampu maka kita harus menyadarkan
rakyat Indonesia untuk mengajak mereka untuk mencintai barang bangsa Indonesia sendiri.
Adapun Contoh tantangan dan solusi Pendidikan kewarganegaraan dalam menghadapi era
globalisasi adalah sebagai berikut. Tantangan yang dihadapi adalah rendahnya minat peserta
didik dalam belajar kewarganegaraan. Adapun solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan
melakukan kunjungan belajar langsung dimasyarakat.

- Pancasila sebagai Nilai Dasar PKn


Pendidikan Kewarganegaraan sebagai MPK diarahkan mampu mengemban misi tersebut.
Konsekuensi PKn sebagai MPK, keseluruhan materi program pembelajaran PKn disirati
nilai-nilai Pancasila.
Pengertian nilai dasar harus difahami bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijadikan
sebagai pedoman dan sumber orientasi pengembangan kekaryaan setiap lulusan PT.
Peran nilai-nilai dalam setiap Sila Pancasila adalah sebagai berikut.
1. Nilai Ketuhanan dalam Sila Ketuhanan YME : melengkapi ilmu pengetahuan
menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal.
Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan
pusatnya. Faham nilai ketuhanan dalam Sila Ketuhanan YME, tidak memberikan
ruang bagi faham ateisme, fundamentalisme dan ekstrimisme keagamaan,
sekularisme keilmuan, antroposentrisme dan kosmosentrisme.
2. Nilai Kemanusiaan dalam Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi
arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu harus didasarkan
pada tujuan awal ditemukan ilmu atau fungsinya semula, yaitu untuk
mencerdaskan, mensejahterakan, dan memartabatkan manusia, ilmu tidak hanya
untuk kelompok, lapisan tertentu.
3. Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan
universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak
mengabaikan sistem dan sub sistem. Solidaritas dalam subsistem sangat penting
untuk kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu
integrasi. Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia sesnsinya adalah pengakuan
kebhinnekaan dalam kesatuan: koeksistensi, kohesivitas, kesetaraan, kekeluargaan,
dan supremasi hukum.
4. Nilai Kerakyatan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan
dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan
penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara
perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai penerapan masal. Nilai
Kerakyatan dalam Sila 4 ini esensinya adalah menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi
yang berkeadaban. Tidak memberi ruang bagi faham egoisme keilmuan
(puritanisme, otonomi keilmuan), liberalisme dan individualsime dalam kontek
kehidupan.
5. Nilai Keadilan dalam Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif,
dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara
kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh
terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang
memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi.
Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam penyusunan
dan pengembangan substansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai MPK mencerminkan pendidikan demokrasi, HAM
dan persoalan kewarganegaraan lainnya berperspektif Pancasila. Jadi, meskipun setiap
bangsa sama-sama menyebut Pendidikan Kewarganegaraan sebagai “civic education,
democracy education, civil education” dan lain sebagainya, tetapi arah pengembangan
kompetensi keilmuan PKn di perguruan tinggi Indonesia memiliki karakter sendiri.

Anda mungkin juga menyukai