DISUSUN OLEH:
LAILATUSSYIFA : 0306202161
ELVIRA : 0306202195
NURUL AISYAH PUTRI : 0306202217
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang sangat istimewa. karena manusia dikaruniai akal sebagai
keistimewaannya dibandingkan dengan dengan makhluk-makhluk yang lain. Manusia
merupakan makhluk yang mulia dari semua makhluk yang ada di alam bumi ini. Allah yang
memberikan manusia dengan berbagai keutamaan dengan ciri khas yang membedakan
makhluk satu dengan makhluk yang lainnya. Dalam pandangan Islam menyatakan bahwa
kemampuan dasar dan keunggulan manusia dapat dibandingkan dengan makhluk lainnya
yang disebut dengan fitrah, kata “ Fitrah” yang dalam pengertian etimologi mengandung arti
kejadian.
Pembahasan fitrah merupakan perkara yang penting, agar manusia mengetahui hakikat dan
tujuan eksistensinya. Dengan jalan ini akhirnya dia akan mengetahui Penciptanya, sebab
“orang yang mengetahui dirinya, akan mengenal Tuhannya”. Dalam konteks psikologi Islam,
fitrah merupakan identitas esensial yang ada pada jiwa manusia. Identitas adalah kondisi atau
fakta spesifik dari sesuatu. Kondisi dan fakta itu memelihara dan menjaga sesuatu itu agar
tidak menyimpang dan lari dari awal mula kejadiannya. Sedangkan esensi adalah sesuatu
yang ada, atau berada, kekal. Segala sesuatu mempunyai identitas esensial. Identitas esenisal
pada jiwa manusia adalah fitrah. Dengan fitrah manusia menjadi dirinya sebagai manusia
sejak awal kejadiannya sampai akhir hayatnya.
Dalam pemikiran pendidikan Islam, fitrah penciptaan manusia merupakan diskursus yang
banyak dibahas oleh para ahli, mengingat salah satu aspek pendidikan Islam adalah upaya
menumbuhkembangkan potensi manusia yang dibawa sejak lahir. Potensi inilah yang dalam
konteks pendidikan Islam disebut dengan fitrah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari fitrah?
2. Bagaimana Fitrah dalam Tinjauan Al-Qur’an dan As-Sunnah?
3. Bagaimana Fitrah Menurut Para Ahli?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari fitrah
2. Untuk mengetahui Fitrah dalam Tinjauan Al-Qur’an dan As-Sunnah
3. Untuk mengetahui Fitrah Menurut Para Ahli
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fitrah
Secara lughatan (etimologi) berasal dari kosa kata Bahasa Arab yakni fa-tha-ra yang berarti
“kejadian”, oleh karna kata fitrah Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik
diantara makhluk Allah yang lain. Struktur manusia terdiri dari unsur jasmaniah (fisiologis)
dan rohaniah (psikologis).
Dalam unsur ini Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki
kecenderungan berkarya yang disebut potensialitas. Menurut pandangan Islam, kemampuan
dasar tersebut dinamakan fitrah. Dalam pengertian lain dijelaskan secara rinci:
1. Fitrah adalah ciptaan Allah, yaitu bahwa manusia telah diberi potensi yang baik oleh
Allah.4
2. Fitrah berarti ciptaan, sifat tertentu yang mana setiap yang maujud disifati dengannya
pada awal masa penciptaannya, sifat pembawaan manusia (yang ada sejak lahir).
3. Dalam pandangan Islam, kemampuan dasar/pembawaan disebut dengan fitrah yaitu
dalam pengertian etimologi berarti kejadian, karena kata fitrah berasal dari kata
fathoro yang berarti menjadikan.
4. Menurut Syahminan Zain (1986: 5), bahwa fitrah adalah potensi laten atau kekuatan
yang terpendam yang ada dalam diri manusia, yang dibawanya sejak lahir.
Pengertian secara etimologi tersebut masih bersifat umum, untuk mengkhususkan arti fitrah,
berikut ini firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum ayat 30:
3. Fitrah Allah berarti ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah dengan mempunyai
naluri beragama, yaitu agama tauhid. Maka hal itu tidak wajar jika manusia tidak
beragama tauhid. Mereka tidak beragama tauhid itu hanya lantaran pengaruh
lingkungan. Tegasnya manusia menurut fitrah, beragama tauhid.
4. Fitrah berarti ciptaan, kodrat jiwa, budi nurani. Maksudnya bahwa rasa keagamaan,
rasa pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa itu adalah serasi dengan budi nurani
manusia. Adapun manusia yang ber-Tuhan-kan kepada yang lain adalah menyalahi
kodrat kejiwaannya sendiri.
5. Fitrah berarti potensi dasar manusia. Maksudnya potensi dasar manusia ini sebagai
alat untuk mengabdi dan ma’rifatullah. Para filosof yang beraliran empirisme
memandang aktivitas fitrah sebagai tolok ukur pemaknaannya.
Menurut Abd al-Rahman al-Bani yang dikutip anNahlawi menyatakan tugas pendidikan
Islam adalah menjaga dan memelihara fitrah peserta didik, kemudian mengembangkan dan
mempersiapkan semua potensi yang dimiliki, dengan mengarahkan fitrah dan potensi yang
ada dan menuju kebaikan dan kesempurnaan, serta merealisasikan suatu program tersebut
secara lebih bertahap, (Nahlawi, 1996). Pengembangan fitrah manusia dapat dilakukan
dengan berbagai kegiatan belajar, yaitu melalui sebuah institusi. Pengembangan fitrah
manusia dapat dilakukan dengan kegiatan belajar. Yaitu melalui berbagai institusi. Belajar
yang dimaksud dengan tidak terfokus yaitu melalui pendidikan di sekolah saja, tetapi juga
dapat dilakukan di luar sekolah, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lewat isnstitusi
social keagamaan yang ada.
Demikianlah tulisan ini yang telah saya susun. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstrukstif
kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Amin
KESIMPULAN
Secara etimologis fitrah berarti : kejadian, sifat semula jadi, potensi dasar, kesucian Ayat-ayat
al Qur’an yang menyebutkan kata fitrah terdapat dalam 17 surah. Diantara yang seringkali
dibahas dalam mencari pengertian fitrah adalah QS. Ar- Rum:
Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh Muhaimin dan Abul Mujib membagi fitrah menjadi
2 bagian:
1. Fitrah al-Munazzalah, yaitu fitrah luar yang masuk pada diri manusia. Fitrah ini
berupa petunjuk al-Qur’an dan al-Sunah yang digunakan sebagai kendali dan
pembimbing bagi fitrah.
2. Fitrah al-Garizah, yaitu fitrah inheren dalam diri manusia yang memberi daya akal
yang berguna untuk mengembangkan potensi dasar manusia.
Perspektif pendidikan Islam terhadap manusia dan fitrahnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Pendidikan Islam merupakan jalan yang tepat dalam rangka mengembangkan fitrah
manusia,
2. Pendidikan Islam sebagai pengembangan potensi karena manusia lahir di dunia
membawa sejumlah potensi atau kemampuan.
3. Pendidikan Islam sebagai pengembangan ketaqwaan kepada Allah SWT