Anda di halaman 1dari 13

FITRAH DAN POTENSI DASAR ANAK DIDIK

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Tafsir Hadist Tarbawi

Dosen Pengampu: Dr. Mat Sholikin, M. Ag

Disusun oleh:

1.Qothrunnada (1903026022)

2. Afif Alan Nur H (1903026023)

3. Sabrina Maulina Z. (1903026024)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah “FITRAH DAN POTENSI DASAR ANAK DIDIK” ini
dengan baik. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada junjungan Nabiullah Muhammad
SAW, yang telah membimbing umatnya ke jalan yang terang benderang.

Makalah ini dibuat berdasarkan tugas yang di embankan kepada penulis dari dosen
pengampu mata kuliah Tafsir Hadist Tarbawi, Dr. Mat Sholikin,M.ag.

Dalam makalah ini, tentunya ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh penulis. Oleh
karena itu, dibutuhkan komentar, kritik, dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membawa manfaat kepada pembaca dan
juga bagi penulis sendiri.

Semarang, 6 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..i

Daftar Isi ii
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN1
PEMBAHASAN 2
A. PENGERTIAN FITRAH 2
B. AYAT-AYAT ALQUR’AN YANG MENJELASKAN TENTANG FITRAH DAN POTENSI
DASAR ANAK DIDIK 4
C. DALIL HADITS YANG MENJELASKAN TENTANG FITRAH DAN POTENSI DASAR
ANAK DIDIK 6
PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang istimewa dibandingkan makhluk Allah yang


lainnya. Hal ini dikarenakan manusia memiliki akal. Keistimewaan manusia juga
dikarenakan potensi dalam dirinya yang biasa disebut fitrah. Banyak presepsi mengenai
makna fitrah, sehingga kadang melenceng dari konsep Al-Quran dan Al-Hadits.

Dalam pandangan Islam menyatakan bahwa fitrah merupakan kecenderungan


alamiah bawaan sejak lahir. Penciptaan sesuatu ada untuk pertama kalinya dan struktur
alamiah manusia sejak kelahirannya telah memiliki agama bawaan yakni agama tauhid.
Islam sebagai agama fitrah tidak hanya sesuai dengan naluri keberagamaam manusia,
bahkan menunjang pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya. Hal ini menjadikan
eksistensinya utuh dengan kepribadian yang sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fitrah?
2. Apa saja ayat-ayat Al-Quran mengenai fitrah dan potensi dasar anak didik?
3. Apa saja dalil-dalil Hadits tentang mengenai dan potensi dasar anak didik?
C. Tujuan
1. Mengetahui makna fitrah.
2. Mengetahui ayat-ayat Al-Quran mengenai fitrah dan potensi dasar anak didik.
3. Mengetahui dalil-dali Hadits mengenai fitrah dan potensi dasar anak didik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fitrah

Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik diantara makhluk Allah
yang lain. Struktur manusia terdiri dari unsur jasmaniyah dan rohaniah. Dalam unsur ini
Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan
berkarya yang disebut potensialitas. Menurut pandangan Islam, kemampuan dasar
tersebut dinamakan fitrah. Dalam pengertian lain dijelaskan secara rinci:

1. Fitrah adalah ciptaan Allah, yaitu bahwa manusia telah diberi potensi yang baik oleh
Allah.1
2. Fitrah berarti ciptaan, sifat tertentu yang mana setiap yang maujud disifati dengannya
pada awal masa penciptaannya, sifat pembawaan manusia (yang ada sejak lahir).2
3. Dalam pandangan Islam, kemampuan dasar/pembawaan disebut dengan fitrah yaitu
dalam pengartian etimologi berarti kejadian, karena kata fitrah berasal dari kata
fathoro yang berarti menjadikan.3

Makna fitrah sangat beragam dikarenakan sudut pandang pemaknaannya


berbedda-beda. Secara etimologi kata ftrah berasal dari bahasa Arab fathara (‫ )فطر‬dari
masdar fathrun yang berarti belah atau pecah.4 Adapun makna fitrah yang secara bahasa
disinonimkan dengan kata ”kholaqo”. Kata kholaqo banyak digunakan oleh banyak
orang untuk menyatakan penciptaan sesuatu, seperti kholaqollahus samawati wal ard
(Allah telah menciptakan langit dan bumi). Contoh lain dari penggunaan kata khalaqo
terdapat pada surat al-‘alaq ayat 2, kholaqol insana min ‘alaq (Dialah Allah yang telah
menciptakan manusia dari segumpal darah). Kedua contoh ayat tersebut menunujukkan
bahwa ketika Allah menciptakan makhluk-Nya tidak diawali oleh adanya bahan dasar

1
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1985), hlm. 215.
2
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), hlm. 16.
3
M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 137
4
Mahmud yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penterjemahan dan tafsir Al-
Qur’an, 1973), hlm. 319.

2
ciptaan. Oleh karena itu, semua ayat yang menggunakan kata khalaqo menisbatkan
pelakunya kepada Allah, karena hanya Dialah yang mampu menciptakan segala sesuatu
yang tidak memiliki bahan dasar awalnya. Sementara manusia ampu membuat sesuatu
karena bahan dasarnya sudah tersedia di alam raya ini.

Abu a’la al-Maududi mengatakan bahwa manusia dilahirkan di bumi ini oleh
ibunya sebagai muslim (berserah diri) yang berbeda-beda ketaatannya kepada Tuhan,
tetapi di lain pihak manusia bebas untuk menjadi muslim atau non muslim. Sehingga ada
hubungannya dalam aspek terminology fitrah selain memiliki potensi manusia beragama
tauhid, manusia secara fitrah juga bebas untuk mengikuti atau tidaknya ia pada aturan-
aturan lingkungan daam mengaktualisasikan potensi tauhid tergantung seberapa tinggi
tingkat pengaruh lingkungan positif serta negative yang mempengaruhi diri manusia
secara fitrahnya. 5

Bila diinterpretasikan lebih lanjut, istilah fitrah sebagaimana tersebut dalam al-
Quran dan Hadits, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Fitrah yang disebutkan dalam ayat tersebut mengandung implikasi pendidikan. Oleh
karena itu, kata fitrah mengandung makna “kejadian” yang didalamnya berisi potensi
dasar beragama yang benar dan lurus yaitu Islam. Karena fitrah merupakan ciptaan
Allah yang tidak akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya dalam tiap
pribadi manusia.6
2. Fitrah berarti agama, kejadian. Maksudnya adalah agama Islam bersesuaian dengan
kejadian manusia. Karena manusia diciptakan untuk melaksanakan agama
(beribadah). Hal ini dikuatkan Allah pada surat adz-Dzariyat ayat 56.
3. Fitrah Allah berarti ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah dengan mempunyai
naluri beragama, yaitu beragama tauhid. akah al itu tidak wajar apabila tidak
beragama tauhid. Mereka tidak beragama tauhid itu hanya lantaran lingkungan.
Tegasnya manusia menurut fitrah, beragama tauhid.
4. Fitrah berarti ciptaan, kodrat jiwa, budi nurani. Maksudnya bahwa rasa keagamaan,
rasa pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa itu adalah serasi dengan budi nurani
5
Guntur Cahaya Kesuma, “konsep fitrah manusia perspektif pendidikan Islam”, Jurnal Pengembangan Masyarakat,
hlm. 81.
6
M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 138

3
manusia. Adapun manusia yang ber-Tuhan-kan kepada yang lain adalah menyalahi
kodrat kejiwaannya sendiri.
5. Fitrah beerarti potensi dasar. Maksudnya potensi dasar manusia ini sebagai alat untuk
mengabdi dan ma’rifatullah. Para filosof yang beraliran empirisme memandang
aktivitas fitrah sebaagai tolok ukur pemaknaannya.

Tugas pendidikan Islam yaitu menjaga dan memlihara fitrah peserta didik,
kemudian mengembangkan dan mempersiapkan semua potensi yang ada dan menuju
kebaikan dan kesempurnaan. Pengembangan fitrah manusia dapat dilakukan dengan
berbagai kegiatan belajar yaitu melalui institusi. Belajar yang dimaksud dengan tidak
terfokus melalui pendidikan di sekolah saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar sekolah
baik dalam keluarga maupun masyarakat.

B. Ayat-ayat Al-Quran mengenai fitrah dan potensi dasar anak didik

Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa kata fitrah, akan tetapi memiliki arti yang
beragam diantaranya sebagai berikut:

1. Q.S. Ar-Rum/30 : 30

3َ 3‫ا‬3َّ‫ن‬3‫ل‬3‫ ا‬3‫ر‬3َ 3َ‫ ط‬3َ‫ ف‬3‫ ي‬3ِ‫ت‬3َّ‫ل‬3‫ ا‬3ِ ‫ هَّللا‬3‫ت‬


3‫ َل‬3‫ ي‬3‫ ِد‬333‫ ْب‬3َ‫ اَل ت‬3ۚ 3‫ ا‬3‫ َه‬3‫ ْي‬3َ‫ ل‬3‫ َع‬3‫س‬ 3َ 3‫ َر‬3‫ ْط‬3ِ‫ ف‬3ۚ 3‫ ا‬3ً‫ف‬3‫ ي‬3ِ‫ ن‬3‫ح‬3َ 3‫ن‬3ِ 3‫ ي‬3‫ ِّد‬3‫ ل‬3ِ‫ ل‬3‫ َك‬3‫ َه‬3‫ج‬3ْ 3‫ َو‬3‫ ْم‬3ِ‫ َأ ق‬3َ‫ف‬
ٰ ٰ
3‫ َن‬3‫ و‬3‫ ُم‬3َ‫ ل‬3‫ ْع‬3َ‫ اَل ي‬3‫س‬ ِ 3‫ا‬3َّ‫ن‬3‫ل‬3‫ ا‬3‫ َر‬3َ‫ ث‬3‫ َأ ْك‬3‫ َّن‬3‫ ِك‬3َ‫ل‬33‫و‬3َ 3‫ ُم‬3ِّ‫ ي‬3َ‫ ق‬3‫ ْل‬3‫ ا‬3‫ن‬3ُ 3‫ ي‬3‫ ِّد‬3‫ل‬3‫ ا‬3‫ َك‬3ِ‫ ل‬3‫ َذ‬3 3ۚ 3ِ ‫ هَّللا‬3‫ق‬ ِ 3‫ ْل‬3‫خ‬3َ 3ِ‫ل‬
Artinya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(Q.S. Ar-Rum [30] : 30)7
Ayat ini menyuruh Nabi Muhammad SAW. meneruskan tugasnya dalam
menyampaikan dakwah. Dalam kalimat “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah, sesuai fitrah Allah”, terdapat perintah Allah kepada Nabi
Muhammad untuk mengikuti agama yang lurus yaitu agama Islam, dan mengikuti
fitrah Allah. Kata “fitrah” disini diartikan sebagai “agama”, karena manusia

7
JavanLabs, Surat Ar-Rum ayat 30, https://tafsirq.com/id/30-ar-rum/ayat-30, diakses 30 Maret 2020, jam 06.23
WIB.

4
dijadikan untuk melaksanakan agama itu. Hal ini dikuatkan Allah dalam surat yang
lain:

َ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َواِإْل ْن‬


‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬
Artinya: “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”
2. Q.S. Al-Mulk/67 : 3

َ َ‫ٱر ِج ِع ٱ ْلب‬3
‫ َر‬3 ‫ص‬ ٍ ‫ ُو‬3َ‫ َّر ْح ٰ َم ِن ِمن تَ ٰف‬3 ‫ق ٱل‬3
ْ 3َ‫ت ۖ ف‬ ِ 3‫ت ِطبَاقًا ۖ َّما تَ َر ٰى فِى َخ ْل‬
ٍ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
َ ‫س ْب َع‬ َ َ‫ٱلَّ ِذى َخل‬
َ ‫ق‬
‫َه ْل تَ َر ٰى ِمن فُطُو ٍر‬

Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”8

Maksud kata “futuur” dalam ayat tersebut yaitu “pecah, retak, belah”, sehingga
dapat diartikan bahwa Allah lah yang menciptakan tujuh langit yang berlapis-lapis,
tetapi Allah menciptakan langit tanpa ada keretakan/terpecah. Apabila manusia dapat
mengetahui hal tersebut, maka manusia akan kembali ke fitrahnya yang sebenarnya
yaitu menauhidkan Allah SWT.

3. Q.S An-Nahl/16 : 78

‫ا َر‬33‫ص‬َ ‫ ْم َع َواأل ْب‬33‫الس‬ َ َ‫ون‬33‫اتِ ُك ْم ال تَ ْعلَ ُم‬33‫و ِن ُأ َّم َه‬33ُ‫ َر َج ُك ْم ِمنْ بُط‬33‫َوهَّللا ُ َأ ْخ‬
َّ ‫ َل لَ ُك ُم‬33‫ ْيًئا َو َج َع‬33‫ش‬
ْ َ‫َواأل ْفِئ َدةَ لَ َعلَّ ُك ْم ت‬
َ‫ش ُك ُرون‬

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan
hati nurani, agar kamu bersyukur.”9

Ayat ini, memiliki makna bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan dilahirkan
melalui rahim ibunya tanpa mengetahui apapun. Lalu Allah memberi pendengaran,

8
JavanLabs, Surat Al-Mulk Ayat 3, https://tafsirq.com/67-al-mulk/ayat-3, diakses 30 Maret 2020, jam 06.35 WIB.
9
JavanLabs, Surat An-Nahl ayat 78, https://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-78, diakses 30 Maret 2020, jam 06.42 WIB.

5
penglihatan, dan hati serta akal agar manusia dapat menggunakannya dengan bijak
dan bermanfaat untuk orang lain. Manusia wajib bersyukur kepada Allah yang telah
memberikan nikmat yang luar biasa tersebut, dengan menggunakannya untuk
kebaikan. Begitu pula akal yang telah diberikan Allah kepada setiap manusia. Artinya
manusia memiliki kecerdasan dan potensinya masing-masing. Hal ini dapat
dikembangkan manusia dengan belajar dan membaca, hingga akhirnya peradaban
manusia menjadi maju dan berkembang pesat.

C. Dalil-dalil Hadits mengenai fitrah dan potensi dasar anak didik.

Selain di dalam al-Quran, hadits juga membahas fitrah dan potensi manusia.
Berikut adalah beberapa hadits yang membahas fitrah dan potensi manusia:

1. Hadits Riwayat Bukhori

َ ‫ َأ ْخبَ َرنِي َأبُو‬:‫ قَا َل‬،‫ي‬


َ‫لَ َمة‬33‫س‬ ُّ ْ‫ عَن‬،‫س‬
ِّ ‫الز ْه ِر‬ ُ ُ‫ َأ ْخبَ َرنَا يُون‬،ِ ‫ َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد هَّللا‬، ُ‫َح َّدثَنَا َع ْبدَان‬
ْ‫ا ِمن‬33‫ " َم‬:ِ ‫و ُل هَّللا‬3‫س‬ُ ‫ا َل َر‬33َ‫ ق‬:‫ا َل‬33َ‫ ق‬،ُ‫ه‬3‫ َي هَّللا ُ َع ْن‬3‫ض‬ َ 3‫ا ُه َر ْي‬33َ‫ َأنَّ َأب‬،‫ َّر ْح َم ِن‬3‫ ِد ال‬3‫بْنُ َع ْب‬
ِ ‫رةَ َر‬3
َ ‫ َأ ْو يُ َم ِّج‬3،‫ َرانِ ِه‬3‫ص‬
‫ا تُ ْنت َُج‬33‫انِ ِه َك َم‬3‫س‬ ِّ َ‫ ِه َأ ْو يُن‬3ِ‫َأبَ َواهُ يُ َه ِّودَان‬3َ‫ ف‬،‫ر ِة‬3
َ 3‫ ُد َعلَى ا ْلفِ ْط‬3َ‫َم ْولُو ٍد ِإاَّل يُول‬
‫ َر‬3َ‫ َرةَ هَّللا ِ الَّتِي فَط‬3‫ فِ ْط‬:‫و ُل‬33ُ‫ ثُ َّم يَق‬،‫سونَ فِي َها ِمنْ َج ْدعَا َء‬ ُّ ‫ َه ْل ت ُِح‬،‫ َج ْم َعا َء‬3ً‫ بَ ِهي َمة‬3ُ‫ا ْلبَ ِهي َمة‬
ُ‫دِّينُ ا ْلقَيِّم‬33333333333‫ َك ال‬33333333333ِ‫ق هللاِ َذل‬333333333333
ِ ‫ ِدي َل لِ َخ ْل‬33333333333‫اف ال تَ ْب‬33333333333‫اس َعلَ ْي َه‬
َ َّ‫الن‬
Artinya: Abdan Menceritakan kepada kami (dengan berkata) Abdullah
memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari al-Zukhri (yang menyatakan) Abu
salamah bin Abd al-Rahman memberitahukan kepadaku bahwa Abu Hurairah, ra.
Berkata : Rasulullah SAW bersabda “setiap anak lahir (dalam keadaan) Fitrah, kedua
orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani,
atau bahkan beragama Majusi. sebagimana binatan ternak memperanakkan seekor
binatang (yang sempurnah Anggota tubuhnya). Apakah anda melihat anak binatang
itu ada yang cacak (putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain)kemudian
beliau membaca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan menurut manusia
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus.10
10
 Phaul kahar, HADIS NABI TENTANG FITRAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TEORI
PERKEMBANGAN MANUSIA,https://makalahnih.blogspot.com/2014/07/hadis-nabi-tentang-fitrah-dan.html,
diakses 31 Maret 2020, jam 06.58 WIB.

6
Maksud dari hadits tersebut yaitu bahwa setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini
telah memiliki fitrah (agama) di dalam dirinya yaitu agama Islam. Namun karena
kesalahan orang tuanya yang beragama yahudi dan nasrani, maka anak itu mengikuti
agama orang tuanya. Jadi, faktor lingkungan dapat memengaruhi anak.

2. HR. Muslim no. 6945, Imam Ahmad no. 8777 dan 8815, Ibnu Majah no. 79 dan
4168, Nasai no. 10457, Ibnu Hibban, Baihaqi, dan lainnya

‫ ٌر‬3‫ى َخ ْي‬ ُ ‫عَنْ َأبِى ه َُر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر‬


ُّ ‫ ِو‬3َ‫ ْؤ ِمنُ ا ْلق‬3‫ « ا ْل ُم‬-‫لم‬33‫ه وس‬33‫لى هللا علي‬33‫ص‬- ِ ‫و ُل هَّللا‬3‫س‬
ِ ‫» ِ َوَأ َح ُّب ِإلَى هَّللا‬.

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa


sallam bersabda, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
daripada seorang mukmin yang lemah. Namun, keduanya memiliki keistimewaan
masing-masing. Berusahalah semaksimal mungkin untuk menggapai hal-hal yang
bermanfaat untukmu! Mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi
orang yang lemah! Jika ada suatu musibah yang menimpamu, janganlah engkau
katakan: “seandainya aku lakukan hal lain (selain yang aku lakukan tadi), maka aku
akan begini dan begitu”! Namun katakanlah: “hal tersebut merupakan bagian dari
takdir yang Allah telah tentukan dan Allah telah melakukan apa yang Ia kehendaki”.
Ketahuilah bahwa berandai-andai itu memberi peluang kepada syetan untuk
memainkan perannya.”11

Isi hadis tersebut, bahwa setiap manusia memiliki keistimewaannya masing-


masing. Hadis tersebut menyuruh kita agar bersemangat meningkatkan potensi diri.
Lakukanlah dengan niat menggapai ridha Allah dan jangan terlalu sering berandai-
andai, karena berandai-andai memberikan kesempatan setan untuk memainkan
perannya. Dan apabila mendapati suatu masalah, maka serahkanlah semuanya kepada
Allah dan bersabarlah.

11
Asnawi Bin Surandi, Hadis Mengenai Potensi dan Prestasi,
https://www.kompasiana.com/asnawibinsurandi/552aedfbf17e61b855d623b0/hadis-mengenai-potensi-dan-
prestasi, diakses 31 maret 2020, jam 07.08 WIB.

7
Jadi, manusia pasti memiliki potensi dalam dirinya. Manusia juga dapat
meningkatkan dan mengembangkan potensinya melalui metode pendidikan atau
pembelajaran. Dengan pendidikan yang sesuai dengan potensi dalam diri manusia,
maka manusia dapat mengembangkan potensi tersebut, sehingga dapat menciptakan
hal-hal baru dan menakjubkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
1. Pengertian fitrah dapat diartikan sebagai pecah, belah atau retak. Fitrah juga dapat
diartikan sebagai agama yaitu agama Islam, karena sejatinya fitrah semua manusia itu
beragama islam, namun karena faktor lingkungan yang terdapat di sekitarnya,
menjadikan manusia tersebut melenceng dari fitrahnya. Fitrah juga dapat diartikan
sebagai potensi yang terdapat dalam diri manusia.
2. Adapun ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan fitrah dan potensi manusia,
diantaranya:
a. Q.S Ar-Rum/30 : 30, yang menjelasakan bahwa agama yang seharusnya dianut
oleh anak yang baru lahir yaitu agama Islam.
b. Q.S. Al-Mulk/67 : 3, yang menjelaskan bahwa Allah menciptaka 7 langit yang
berlapis-lapis, tetapi tidak terdapat keretakan dalam langit tersebut. Inilah bukti
kekuasaan Allah SWT.
c. Q.S. An-Nahl/17 : 68, yaitu menjelaskan bahwa manusia saat lahir di dunia tidak
dapat berbuat apa-apa, lalu Allah memberi pendengaran, penglihatan, dan hati
serta akal yang dapat dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal. Maka
seharusnya manusia wajib bersyukur atas nikmat ini.
3. Di dalam hadis juga terdapat pembahasan fitrah dan potensi manusia
a. H.R Bukhori. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hadis ini menjelaskan bahwa
fitrah anak seharusnya beragama Islam, namun karena orang tuanya yahudi dan
nasrani maka ia mengikuti agama orang tuanya.
b. HR. Muslim no. 6945, Imam Ahmad no. 8777 dan 8815, Ibnu Majah no. 79 dan
4168, Nasai no. 10457, Ibnu Hibban, Baihaqi, dan lainnya, dalam hadis ini
manusia telah diciptakan Allah dengan beragam potensinya. Hal ini agar manusia
dapat memanfaatkannya untuk kebaikan dirinya maupun orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

9
Langgulung, Hasan. 1985. Pendidikan dan Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakrya.

Sudiyono, M.. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Yunus, Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan


Penterjemahan dan Tafsir Al-Qur’an.

Labs,Javan Surat Al-Mulk Ayat 3,diakses 30 Maret 2020, jam 06.35 WIB https://tafsirq.com/67-
al-mulk/ayat-3

Labs,Javan Surat An-Nahl ayat 78, diakses 30 Maret 2020,jam 06.42 WIB https://tafsirq.com/16-
an-nahl/ayat-78

Kahar,Phaul HADIS NABI TENTANG FITRAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TEORI


PERKEMBANGAN MANUSIA , diakses 31 Maret 2020, jam 06.58 WIB.
https://makalahnih.blogspot.com/2014/07/hadis-nabi-tentang-fitrah-dan.html

Labs,Javan Surat Ar-Rum ayat 30, diakses 30 Maret 2020, jam 06.23 WIB.
https://tafsirq.com/id/30-ar-rum/ayat-30

10

Anda mungkin juga menyukai