Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Alqur’an dan Hadis
(Studi Kontemporer)
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Semester 1 – Virtual
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
1. Nur Esa NIM. 2320203886108014
2. Sukma Kristalara NIM. 2320203886108035
FAKULTAS PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Tuhan semesta alam yang memberikan nikmat kepada seluruh umatnya. Tuhan
yang memberi seluruh kenikmatan, berupa umur, kesehatan, rezeki, dan ilmu,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi Al-Qur’an
dan Hadits Potensi (Fitrah) Manusia Memperoleh Pendidikan dan Menjadi
Pendidik” yang merupakan tugas dalam mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Hadis
(Studi Kontemporer). Shalawat serta salam, senantiasa dipanjatkan kepada
baginda Nabi besar Muhammad saw. beserta seluruh keluarga, nabi pembawa
risalah, yang menunjukkan jalan kebenaran dan membuka peradaban baru.
Kehadiran penulisan makalah ini tidak terlepas dari peranan dosen
pembimbing bapak Dr. Muhammad Jufri, S. Ag., M. Ag. yang memberikan kami
amanah untuk membahasnya. Pembahasan dalam makalah kami diharapkan
menjadi gerbang awal dalam mempelajari dan mendiskusikan berbagai tema-tema
dalam mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Hadis (Studi Kontemporer). Dan semoga
dengan hadirnya makalah ini, dapat memberikan manfaat positif.
Dalam penulisan makalah ini, tentu banyak kesalahan dan kekurangan
yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
masukan dan saran-saran dari para pembaca untuk perbaikan ke depannya. Akhir
kata, penulis mengucapkan rasa terima kasih. Semoga Allah memberikan balasan
yang terbaik untuk semuanya. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Konsep Potensi (Fitrah) Manusia dalam Perspektif
Alqur’an dan Hadis ............................................................................. 3
B. Fitrah Manusia dalam Memperoleh Pendidikan
Menurut Perspektif Alqur’an dan Hadis .............................................. 5
C. Fitrah Manusia sebagai Pendidik dalam Perspektif
Alqur’an dan Hadis .............................................................................. 8
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
suci, bersih dari segala dosa dan memiliki kecenderungan sikap menerima
agama, iman dan tauhid. Manusia menjadi baik atau buruknya adalah akibat
berangkat dari pemahaman lebih dulu terhadap jati diri manusia. Manusia
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep potensi (fitrah) manusia dalam perspektif Alqur’an dan
Hadis?
2. Bagaimana fitrah manusia dalam memperoleh pendidikan menurut
persepktif Alqur’an dan Hadis?
3. Bagaimana fitrah manusia sebagai pendidik dalam persepktif Alqur’an dan
Hadis?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan konsep potensi (fitrah) manusia dalam perspektif
Alqur’an dan Hadis.
2. Untuk mendeskripsikan fitrah manusia dalam memperoleh pendidikan
menurut persepktif Alqur’an dan Hadis.
1
3. Untuk mendeskripsikan fitrah manusia sebagai pendidik dalam persepktif
Alqur’an dan Hadis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata fitrah, berasal dari kata fi’il yang artinya “menjadikan”. Secara
etimologis, fitrah artinya kejadian, potensi dasar dan kesucian. Manusia dalam
perspektif Islam dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu suci, bersih dari segala
dosa dan memiliki kecenderungan sikap menerima agama, iman dan tauhid.
Manusia menjadi baik atau buruknya adalah akibat dari faktor pendidikan dan
al-insaan, an-naas, al-abd, bani adam, dan sebagainya. Al-insaan berarti suka,
senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. An-naas berarti manusia
(jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-
ada empat, yaitu pandangan fatalis, pandangan netral, pandangan positif, dan
pandangan dualis.
1. Pandangan Fatalis
melalui ketetapan Allah, adalah baik atau jahat secara asal, baik ketetapan
semacam ini terjadi secara semuanya atau sebagian sesuai dengan rencana
pendosa akan masuk surga jika hal itu menjadi nasibnya yang telah
3
faktor eksternal dari petunjuk dan kesalahan petunjuk, seorang individu
2. Pandangan Netral
3. Pandangan Positif
Waliyullah (kontemporer).
4
lingkungan-lingkungan sosial, terutama orangtua, bisa memiliki
4. Pandangan Dualis
1
Mualimin, "Konsep Fitrah Manusia dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam", KONSEP
FITRAH MANUSIA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM 8, no. 2 (2017): 257-
258.
2
Umar tirtahardjo dan La sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010)
5
tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu dianggap tabu
diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.
2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, yaitu sebagai
suatukegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbukanya
kepribadian peserta didik. Sistematis disebabkan karena proses
pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap bersinambungan
(prosedural) dan sistemik dsebabkan karena berlangsung dalam semua
situasi, di semua lingkungan yang saling mengisi baik lingkungan rumah,
sekolah maupun masyarakat.
3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara, yaitu sebagai
suatukegiatan yang terencana untuk menyiapkan peserta didik agar
menjadi warganegara yang baik sesuai dengan tuntutan bangsa masing-
masing. Bagi bangsa kitahal ini bertujuan agar peserta didik tahu hak dan
kewajiban sebagai warga negara, hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal
27 yang menyatakan bahwa setiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tak ada kecualinya.
4. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja, yaitu sebagai suatu kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk siap bekerja.
Hal ini sejalan dengan UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 yang menyatakan
bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
Allah telah memberikan fitrah pada manusia saat manusia belum
terlahir di alam dunia ini, sehinnga manusia membawa fitrahnya saat ia
dilahirkan di dunia. Fitrah yang dibawanya bersamaan dengan terlahirnya
manusia tersebut belum sepenuhnya teraktualisasi, hingga alam sekitar
mempengaruhi fitrah manusia tersebut.
Faktor yang pertama kali berpengaruh pada manusia yang baru
terlahir ke dunia adalah faktor lingkungan, terutama lingkungan keluarga. Hal
ini sesuai dengan Hadis:
6
ع ْنهُ قَا َل َّ ي
َ َُّللا َ ض ِ أَ َّن أَبَا ه َُري َْرةَ َر
ْ علَى ْال ِف
ط َرةِ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ ِه أَ ْو َ ُسلَّ َم َما ِم ْن َم ْولُو ٍد ِإ ََّّل يُولَد
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ِ َّ سو ُل
َ َّللا ُ قَا َل َر
سانِ ِه َ
َ َص َرانِ ِه أ ْو يُ َم ِج
ِ يُن
Artinya: Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata, Rasulullah ﷺbersabda,
'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam
kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya
menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi ". (H.R. Al-Bukhari)3
Sebagaimana kutipan hadis di atas bahwa pengenalan terhadap fitrah
kesesatan dan kegelapan menuju ke arah hidup bahagia yang penuh optimis
dan dinamis.
mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia yang telah ia bawa
semenjak lahir. Karena fitrah manusia pada umumnya sama, hanya saja yang
3
Ensiklopedi Hadits, Bukhari No. 4775 pada Fathul Bari.
Kitab: Tafsir Alqur’an, Bab: Tidak ada perubahan pada fitrah Allah/Surah Ar-Rum ayat 30.
7
membedakan mereka adalah pendidikan yang mereka dapatkan, sehingga
dengan tujuan agar nilai hidup masyarakat tetap berlanjut dan terpelihara.
sarana. Sarana itu adalah pendidikan. Ketiga, konvergensi dari kedua tuntutan
dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk
Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirannya
ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan
4
Lukis Alam, "Perspektif Pendidikan Islam Mengenai Fitrah Manusia." Tarbawi: Jurnal Keilmuan
Manajemen Pendidikan 1, no. 02 (2015): 41-52.
8
berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka
mempertahankan hidupnya.
menjadi tahu, dari yangtidak bisa menjadi bisa. Dari rasa ingin tahu maka
mencapai sesuatu dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam
memiliki sifat-sifat yang baik namun juga mempunyai sifat-sifat yang kurang
baik.
mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih baik. Setiap manusia itu
secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk
alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani.
9
Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan
tubuh, akal dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang dikembangkan itu
tidak lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan bersih dari dosa,
manusia pun berkembang secara bertahap sesuai ukuran tingkat kekuatan dan
20 tahun 2003 BAB I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Negara.
melebihi dari orang Islam lainnya yang tidak berilmu pengetahuan dan bukan
pendidik.
َّللاُ بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ َخبِ ْير ٍ ٍۗ َّٰللاُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َرج
ت َو ه يَ ْرفَ ِع ه
Terjemahan:
10
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”5
5
Alqur’an dan Terjemah
6
Alqur’an dan Terjemah
11
2. Guru
Guru, konselor, dan administrator disebut pendidik karena jabatan.
Sebutan ini disebabkan mereka ditugaskan untuk memberikan pendidikan dan
pengajaran di sekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara
terorganisasi demi perkembangan peserta didik (siswa), khususnya di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru, konselor dan administrator (tidak
termasuk anggota keluarga) karna keahliannya ditugaskan mendidik guna
melanjutkan pendidikan yang telah dilaksanakan oleh orangtua dalam
keluarga.7
Siti Hawa, 2021, “KONSEP PENDIDIK DALAM AL-QUR’AN." JURNAL AZKIA: Jurnal
7
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Hawa, Siti. “Konsep Pendidik dalam Al-Qur’an." JURNAL AZKIA: Jurnal Aktualisasi
Pendidikan Islam 16, no. 2. (2021).
Alam, Lukis. "Perspektif Pendidikan Islam Mengenai Fitrah Manusia." Tarbawi: Jurnal
Keilmuan Manajemen Pendidikan 1, no. 02 .(2015).
Padilah, Nurul. 2021. "Urgensi Parenting Perspektif Hadis".
Mualimin, Muslimin. "Konsep Fitrah Manusia dan Implikasinya dalam Pendidikan
Islam", KONSEP FITRAH MANUSIA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
ISLAM 8, no. 2 .(2017).
Tirtahardjo, Umar dan La Sulo. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
14