MANUSIA
oleh:
Normilawati (2023130173)
Raudah (2023130162)
SEMESTER 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN 2024 M / 1445 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya. Penulis
dapat menyelesaikan makalah ini pada progam studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini A yang mana pada setiap makalah
ditentukan oleh dosen pengampu. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Asiah, M.Pd Dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini A.
2. Rekan satu tim yang semangat dalam tugas menyelesaikan makalah ini.
Terakhir tidak ada yang lebih sempurna selain Allah SWT sang Pencipta dan
tidak ada seorang pun yang tidak luput dari kesalahan termasuk penulis. Saran dan kritik
yang membangun tentu sangat berguna bagi penulis untuk meraih hasil Yang maksimal.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan .............................................................................................. 12
B. Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia diberi fitrah oleh Allah berupa kesucian, sehingga manusia
akan mengawali kehidupan dengan fitrah suci, namun bisa terjadi perubahan
yang sangat cepat dan drastis tanpa bisa diduga arahnya. Para penyeru kerusakan
fitrah memiliki jumlah yang sangat banyak, sehingga manusia yang keluar dari
jalur kesucian fitrah lebih banyak daripada yang istiqamah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fitrah?
2. Apa yang dimaksud dengan potensi lahiriyah manusia?
C. Tujuan
1. Memahami konsep fitrah
2. Memahami potensi lahiriyah manusia
1
Isnanita Noviya Andriyani, ‘’MENJAGA KESUCIAN FITRAH MANUSIA’’, Jurnal Komunikasi dan
Pendidikan Islam, volume 4, nomor 2, Desember 2015, hal. 56
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Fitrah
Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik diantara makhluk
Allah yang lain. Struktur manusia terdiri dari unsur jasmaniah (fisiologis) dan
rohaniah (psikologis). Dalam unsur ini Allah memberikan seperangkat
kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut
potensialitas. Menurut pandangan Islam, kemampuan dasar tersebut dinamakan
fitrah. Dalam pengertian lain dijelaskan secara rinci:
Fitrah adalah ciptaan Allah, yaitu bahwa manusia telah diberi potensi yang
baik oleh Allah.
1. Fitrah berarti ciptaan, sifat tertentu yang mana setiap yang maujud disifati
dengannya pada awal masa penciptaannya, sifat pembawaan manusia (yang
ada sejak lahir).
2. Dalam pandangan Islam, kemampuan dasar/pembawaan disebut dengan
fitrah yaitu dalam pengertian etimologi berarti kejadian, karena kata fitrah
berasal dari kata fathoro yang berarti menjadikan.
3. Menurut Syahminan Zain (1986: 5), bahwa fitrah adalah potensi laten atau
kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia, yang dibawanya
sejak lahir.
Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan pengetian fitrah. Pada
umumnya ulama tersebut memberikan makna fitrah berpijak pada firman Allah
surah Ar-Rum (30): 30. 2 Sedikitnya terdapat 9 makna fitrah yang dikemukakan
oleh para ulama, yaitu:
1. Fitrah berarti suci
Menurut al-Auza’i, fitrah berarti kesucian dalam jasmani dan ruhani.
Bila dikaitkan dengan potensi beragama, kesucian tersebut dalam arti
kesucian manusia dari dosa waris atau dosa asal, sebagaimana pendapat
Ismail Raji Al-Faruqi yang mengatakan bahwa manusia diciptakan dalam
2
Achmad Munib, ‘’Konsep Fitrah dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam’’, PROGRESS, vol. 5, no. 2,
Semarang, 2017, hal. 226-227.
2
3
4
Sururin. Ibid., hal. 34-35
5
5
Sururin. Ibid, hal. 36-37
6
6
Achmad Munib. Op. Cit . hal. 230.
7
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan
hati, agar kamu bersyukur.
Hasil penalaran akal pun sama. Dia dapat berbeda, boleh jadi penalaran satu
orang terhadap satu hal dengan menggunakan akalnya sangat tepat dan jitu,
namun pada orang lain bisa keliru dan berakibat fatal. Sehingga tepatlah
dikatakan, kepala boleh sama berambut namun pikiran bisa berbeda-beda. Pada
7
Amie Primarni, Khairunnas, ‘’Pendidikan Holistik Format Baru Pendidikan Islam Membentuk Karakter
Paripurna’’, (Jakarta Selatan: AMP Press, cet. 2, Januari 2016), hal. 163-165
8
Miftahul Huda, Nurwadjah Ahmad Eq, dan Andewi Suhartini, ‘’KONSEP FITRAH SEBAGAI
POTENSI MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM’’, Journal
of Research and Thought on Islamic Education, vol. 4, no. 2, Bandung : 2021, hal. 177
8
surah an-Nahl (16) ayat 78 tersebut Allah menunjukkan bahwa instrumen utama
untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat material adalah telinga dan mata
sedangkan yang bersifat imaterial adalah hati dan akal.
Dari berbagai ayat al-Qur’an dapat diketahui bahwa jati diri manusia adalah
makhluk psiko-fisik, yaitu suatu makhluk yang eksistensinya terdiri atas unsur
jiwa (ruh) dan fisik (jasad). Gabungan kedua unsur inilah yang mewujud menjadi
manusia. Di antara surah yang mendukung pernyataan ini ialah as-Sajdah ayat 7-
9. Ayat tersebut menegaskan bahwa manusia pertama diciptakan dari tanah
(thin). Kemudian generasi selanjutnya berkembang biak dengan unsur air mani.
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki unsur fisik. Di samping itu, Allah
meniupkan ruh ke dalam unsur fisik tersebut. Setelah bentuk fisik diisi dengan
ruh, terbentuklah suatu jenis makhluk yang khas, yaitu manusia. Keberadaan
kedua unsur ini, fisik dan ruh, meniscayakan keberadaan sifat-sifat keduanya
pada manusia di samping sifat-sifat yang timbul dari gabungan keduanya.
9
Miftahul Huda, Nurwadjah Ahmad Eq, dan Andewi Suhartini, ibid, hal. 178-179
9
2. Sifat-sifat jasmani
Bentuk dan tatanan bagian dan anggota fisik manusia dirancang sedemikian
rupa agar manusia dapat melakukan berbagai aktivitas yang dibebankan
kepadanya.10 Hanya saja, ketika manusia diciptakan (dilahirkan) kondisi dari
masing-masing bagian ini masih dalam keadaan lemah dan bersifat potensial. Hal
ini dapat diketahui dari al-Qur’an surah al-Rum ayat 54 dan surah an-Nisa’ ayat
38.
3. Sifat-sifat jiwa
Jiwa merupakan inti hakikat manusia. Unsur inilah yang mendapat tugas
sebagai khalifah Allah di bumi. Unsur ini pula yang bertanggung jawab atas
segala tingkah laku dan perbuatan manusia.
Para ulama menyimpulkan bahwa unsur ini pula yang telah melakukan
perjanjian dengan sang Pencipta sebelum ia digabungkan dengan tubuh. Berdasar
ini semua, tentu saja tidak mungkin manusia diciptakan dalam keadaan sesat dan
berdosa.
10
Alfurqan dan Harmonedi. ‘’PANDANGAN ISLAM TERHADAP MANUSIA : TERMINOLOGI
MANUSIA DAN KONSEP FITRAH SERTA IMPLIKASI DENGAN PENDIDIKAN’’, Jurnal
Educative : Journal of Educational Studies. Volume 2, Nomor 2, Padang : 2017, hal. 136
10
4. Sifat-sifat Psiko-Fisik
Yang dimaksud dengan (nafs) diri adalah suatu hakikat yang terbentuk
setelah unifikasi unsur fisik dan jiwa. Nafs tidak sama dengan ruh yang menjadi
rahasia kehidupan dan juga tidak sama dengan jasad (tubuh) material yang bisa
diobsevasikan. Dengan demikian, fitrah nafsiyah adalah keadaan dan sifat dari
gabungan ruh dan fisik. Ia bukan merupakan keadaan dan sifat unsur ruh semata
seperti yang telah dikemukakan di atas, melainkan keadaan dan sifat ruh yang
telah menyatu dengan tubuh. Juga bukan keadaan dan sifat unsur fisik semata,
tapi kondisi dan sifat unsur fisik yang telah dimasuki ruh. Di antara gambaran al-
Qur’an tentang fitrah nafsani dapat dikemukakan sebagai berikut :
11
Alfurqan dan Harmonedi. Ibid, hal. 137
11
12
Alfurqan dan Harmonedi. ibid, hal. 138
13
Irawan, " POTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN", Islamika : Jurnal Agama,
vol.13, no.1, Jakarta: 2019, hal. 52
14
Ibid, hal. 53
15
Ibid, hal. 54
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
13
dan karsa (kehendak) yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karya seni, serta
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Saran
Dengan berakhirnya makalah yang kami buat ini, kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi para
pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Kosim, Muhammad. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun: Kritis, Humanis
dan Religius, Jakarta: Rineka Cipta.
Primarni, Amie dan Khairunnas. Pendidikan Holistik Format Baru Pendidikan Islam
Membentuk Karakter Paripurna. Jakarta Selatan : AMP Press. 2016.
Jurnal: