Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUK

KARAKTER WARGA NEGARA INDONESIA

Dosen Pengampu : I Wayan Budiarta, S.Pd.,M.Pd


Mata Kuliah : PKN
Rombel : 34
Nama : Kadek Ardy Wirakusuma
NIM : 2215101012

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
2023
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu pendidikan yang harus
disampaikan karena erat kaitannya dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup berbangsa dan bernegara khususnya di Indonesia. Belajar tentang Pendidikan
Kewarganegaraan pada dasarnya adalah belajar tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi
manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air
Indonesia. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan dirumuskan
secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan
tanggung jawabnya sebagai warga negara dan secara khusus peran pendidikan tersebut di
dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Oleh karena itu, seseorang sarjana atau professional sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai
tanah air Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang baik dan terdidik (Smart and
Good Citizen) dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis. Pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia juga diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga
negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ialah sebagai program pendidikan berdasarkan
nilai-nilai pancasila dan kewarganegaraan untuk mengembangkan dan melestarikasn nilai luhur
dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu hakikat dari pendidikan
kewarganegaraan adalah pembentukan karakter dan moral warga negara yang baik. Pendidikan
kewarganegaraan membantu kita untuk memahami nilai-nilai seperti toleransi, keadilan,
kesetaraan, dan kebebasan, serta mengajarkan mereka untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
tersebut. Pembentukan karakter dan moral warga negara yang baik ini sangat penting dalam
membentuk masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera. Oleh sebab itu, Pendidikan
Kewarganegaraan masih sangat diperlukan di zaman sekarang, karena pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) merupakan perwujudan nilai-nilai moral, sosial, politik, demokrasi yang
diterapkan dalam perilaku nyata sehari-hari.
Pendidikan kewarganegaraan mempunyai tujuan yang penting dalam memberi pemahaman
bahwa pentingnya pendidikan bagi manusia, terutama seorang warga negara dalam memahami
kedudukan warga negara dalam negara. Menurut Brason, tujuan pendidikan kewarganegaraan
adalah keikut sertaan yang mempunyai tanggung jawab serta mutu yang berkualitas dalam
kehidupan masyarakat maupun politik baik secara lokal, negara bagian, dan nasional. Menurut
Djahiri, bahwa pendidikan kewarganegaraan mempunyai dua tujuan yang utama, yaitu tujuan
secara umum dan tujuan secara khusus. Sedangkan menurut Sapriya, pendidikan kewarganegaraan
mempunyai tujuan sebagai sebuah keikutsertaan yang rasional dan juga tanggung jawab di dalam
kehidupan berpolitik dari seorang warga negara yang patuh terhadap nilai-nilai serta prinsip-
prinsip demokrasi konstitusi Indonesia yang mendasar. Keikutsertaan seorang tersebut perlu
menguasai beberapa pengetahuan serta kecakapan intelektual juga keterampilan untuk ikut serta.
Keikut sertaan tersebut lalu akan di tingkatkan lagi dengan jalan mengembangkan disposisi atau
karakteristik tertentu. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman warga negara tentang konstitusi, sistem pemerintahan, dan hak asasi
manusia. Dalam hal ini, pendidikan kewarganegaraan memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, serta memberikan pemahaman tentang
tata cara berpartisipasi dalam proses demokratis.
Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting dalam peran serta memberi suatu
pengajaran tentang tujuan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan dapat berfungsi untuk
mendorong generasi penerus untuk mendapatkan sebuah pemahaman mengenai cita-cita nasional
juga tujuan negara. Selain itu agar generasi muda dapat dengan lebih cepat memuat keputusan-
keputusan yang penting dan bertanggung jawab baik dalam penyelesaian masalah individu dan
masyarakat juga negara. Berdasarkan hal tersebutlah diharapkan Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen
yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki karakteristik yang mencakup tiga komponen
penting yakni Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skill (kecakapan
kewarganegaraan) dan Civic Disposition (watak-watak kewarganegaraan). Komponen civic
knowledge berkaitan dengan nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Aspek ini
menyangkut tentang kemampuan-kemampuan akademik – keilmuan yang dikembangkan dari
berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian pendidikan
kewarganegaraan merupakan sebuah bidang kajian multidisipliner. Kemudian komponen civic
skill meliputi keterampilan intelektual (intellectual skill) dan keterampilan berpartisipasi
(partisipatory skill) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual
adalah keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik. Sedangkan contoh keterampilan
berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hal dan kewajiban di bidang hukum. Dan
komponen civic disposition merupakan dimensi yang paling subtantif dan esensial dalam
pendidikan kewarganegaraan. Dimensi watak kenegaraan ini dapat dipandang sebagai muara dari
pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan
pendidikan kewarganegaraan, karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada
dimensi watak, karakteristik, sikap dan potensi lain yang bersifat afektif.
Pendidikan kewarganegaraan yang sepatutnya diterima oleh setiap pribadi warga
masyarakat setidak-tidaknya dapat mencakup aspek-aspek yang ada dalam ruang lingkup
pendidikan kewarganegaraan itu sendiri yang meliputi:
- Persatuan dan Kesatuan bangsa, yang meliputi budaya hidup rukun dalam perbedaan,
mencintai lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesian, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan Jaminan Keadilan.
- Norma, hukum dan peraturan, yang meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di
sekolah, norma yang berlaku dalam masyarakat, peraturan peraturan daerah, norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, serta
hukum dan peradilan internasional.
- Hak Asasi Manusia yang meliputi hak dan kewajiban seorang anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
- Kebutuhan Warga Negara, yang meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai
keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
- Konstritusi negara yang meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan
konstitusi.
- Kekuasaan dan politik, yang meliputi pemerintahan desa dan pemerintahan daerah dan
otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan madani, sistem pemerintah, pers dalam
masyarakat demokrasi.
- Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
- Globalisasi, yang meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia era
globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional dan
mengevaluasi globalisasi.
Berdasarkan hal inilah dapat diketahui bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu
pendidikan yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang baik sebagai warga negara
yang baik dan bertanggung jawab dalam negara. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting
untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan, dan keterbukaan dalam
masyarakat.
Salah satu tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membangun
kesadaran dan pemahaman yang kuat tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta
tentang konstitusi dan sistem pemerintahan di negara tersebut. Selain itu, pendidikan
kewarganegaraan juga memainkan peran penting dalam membantu mengatasi masalah-masalah
sosial dan politik yang dihadapi oleh negara.
Di dalam pendidikan kewarganegaraan, kita belajar tentang bagaimana negara berfungsi,
hak dan tanggung jawab sebagai warga negara, serta cara berpartisipasi dalam proses demokratis.
Melalui pendidikan kewarganegaraan, siswa juga belajar tentang nilai-nilai penting seperti
toleransi, kesetaraan, kerjasama, dan keadilan. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan
kewarganegaraan juga harus memperhatikan aspek-aspek global yang relevan dengan negara,
termasuk hak asasi manusia, perdamaian dunia, lingkungan hidup, dan isu-isu ekonomi dan sosial.
Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan harus diberikan dengan cara yang inklusif dan
merangkul keragaman budaya dan pandangan, agar mampu menghasilkan warga negara yang
memahami perbedaan dan memiliki sikap toleran dan menghargai keberagaman.

Anda mungkin juga menyukai