Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEND.

KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI

NAMA : NURUL ANNISA RACHMAN

NIM : J011201039

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata
“pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan
adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Secara yuridis,
pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara terminologis,
pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi
politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya: pengaruh-pengaruh
positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua. Kesemuanya itu diproses
guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena setiap
generasi adalah orang baru yang harus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan
keterampilan agar mampu mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau
karakter yang baik dan cerdas (smart and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.

Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah


belajar tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh
karena itu, seorang sarjana atau profesional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia
yang terdidik perlu memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia,
memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia. Dengan
demikian, ia menjadi warga negara yang baik dan terdidik (smart and good citizen)
dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis.

B. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi


Pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi merupakan salah satu
bentuk pendidikan untuk mengembangkan kultur demokratis yang mencakup
kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, dan kemampuan untuk menahan diri
di kalangan mahasiswa. Berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang
sistem pendidikan nasional, serta SK dirjen DIKTI nomor 43/DIKTI/Kep/2006, mata
kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi terdiri atas pendidikan agama,
pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Cakupan materi Mata kuliah
pendidikan Kewarganegaraan meliputi identitas nasional,hak dan kewajiban
warganegara, negara dan konstitusi, demokrasi dan pendidikan demokrasi, HAM dan
rule of law, Geopolitik Indonesia dan Geostrategi Indonesia. Dalam UU Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat (3) Juga mewajibkan mata
kuliah Kewarganegaraan disampaikan di Perguruan Tinggi. Dalam penjelasan pasal
35 ayat (3), dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ”mata kuliah kewarganegaraan”
adalah pendidikan mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal
Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kuliah wajib nasional yang harus
diambil oleh seluruh mahasiswa pada jenjang pendidikan diploma maupun sarjana.
Namun demikian, pendidikan kewarganegaraan harus disampaikan dengan metode
dan pendekatan yang bukan indoktrinasi melainkan dengan metode yang
memungkinkan daya kritis mahasiswa terhadap berbagai persoalan bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan diberikan agar mahasiswa memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban, berdaya saing, disiplin dan
berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional guna mewujudkan tujuan nasional
yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Menurut Kurikulum Berbasis
Kompetensi, PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri
yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk
menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 5 1945.
C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap matakuliah tentu memiliki tujuan agar mahasiswa memiliki sejumlah
kompetensi tertentu yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, kompetensi yang
diharapkan dalam matakuliah pendidikan kewarganegaraan adalah agar mahasiswa
menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis, berkeadaban, memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Sedangkan
standar kompetensi yang wajib dikuasai mahasiswa mampu berfikir rasional, bersikap
dewasa dan dinamis, berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban
sebagai warga negara Indonesia. Dengan berbekal kemampuan intelektual ini
diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan proses belajar sepanjang hayat (long
live learning), menjadi ilmuwan profesional yang berkepribadian dan menjunjung
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan hakikat
Pendidikan Kewarganegaraan, untuk membekali dan memantapkan mahasiswa
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang
Pancasilais dengan negara dan sesama warga negara.
Menurut Martini, dkk (2013:3) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi yaitu membantu mahasiswa mengembangkan potensinya untuk
menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai
yang diperlukan dalam rangka penerapan ilmu, profesi dan keahliannya serta
berpartisipasi dalam kehidupan yang bermasyarakat dari komuniti setempat, bangsa
dan dunia. Selain itu, membantu mahasiswa menjadi warganegara yang cerdas,
demokratik berkeadaban, bertanggungjwab, dan menggalang kemampuan kompetitif
bangsa di era globalisasi. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan tinggi adalah (a)
berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsanya. (b)
dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan / atau teknologi
untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; (c)
dihasilkannya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan
bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan (d)
terwujudnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian
yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. (UU Nomor 12 Tahun 2012) Berdasarkan beberapa kutipan
tentang tujuan pendidikan kewarganegaraan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk
mengembangkan potensinya untuk menjadi ilmuan yang bukan saja memiliki ilmu
pengetahuan melainkan juga memiliki sikap, keterampilan dan kesadaran bernegara
yang tinggi sehingga akan membawanya menjadi warganegara yang
bertanggungjawab untuk berpartisipasi dan memiliki disiplin yang tinggi demi
kemajuan bangsa dan negaranya.
Referensi

Ujang J, Damanhuri, Deny Setiawan, Raharjo. Pendidikan Kewarganegaraann Untuk


Perguruan Tinggi. Ed 1. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah
Indonesia Bagian Barat. 2017; pp 4-6.

Paristiyanti Ni, dkk. Buku Ajar Mata Kuliah wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan. Ed
1. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia .2016; pp 2-9.

Tukiran. Materi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi


Tantangan Era Global. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol 25(3). pp 356-9.

Anda mungkin juga menyukai