Anda di halaman 1dari 11

7 Macam Laras Bahasa

1. Laras Sastra:
Laras sastra adalah bahasa yang digunakan pengarang atau penulis
untuk menghasilkan sebuah karya sastra yang dapat menarik
pembacanya.
Contoh:
Bagiku, dia bak sebuah Oasis! akhirnya aku menemukan sebuah
metafora yang kuanggap paling tepat untuk melukiskan gadis yang
menarik hatiku. Oasis itu bersumber dari keteduhan sinar matanya.
Sosoknya? Ia seanggun pohon-pohon kurma berbatang kuning
cemerlang, berdaun sehijau jamrud, dan berbuah lebat ranum. (Naning
Pranoto, Kisah Sebuah Oasis: 2003:12)
Ciri-ciri:
- Bentuk bahasa yang terhasil daripada cetusan imaginasi dan
pengalaman penulis
- Laras bersifat imaginatif dan figuratif
- Mementingkan pemilihan diksi yang berkesan. Istilah-istilah khusus
yang berkaitan dengan sastera
- Bahasa yang indah dan puitis
2. Laras Iklan:
Laras iklan adalah bahasa yang digunakan dalam iklan yang berfungsi
untuk menarik perhatian dan mengajak pembaca iklan tersebut.
Contoh:
Sabun CLING, membersihkan segala noda! Harga super murah..!
Ciri-ciri:
- Kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif, dan tidak
bertele-tele
- Bersifat mengajak
- Memiliki bahasa yang menarik
- Mempunyai slogan
- Bersifat objektif, singkat, dan jelas
3. Laras Ilmiah Populer:
Laras ilmiah popular adalah bahasa yang ada didalam tulisan yang
bersifat ilmiah, tetapi di ungkapkan dengan cara penuturan yang
mudah di mengerti
Contoh:
Majalah Trubus : Keajaiban Kulit Manggis French paradoks,
itulah istilah populer di kalangan ahli gizi tentang kebiasaan orang
Perancis meminum red wine. Masyarakat di negara mode itu terkenal

sebagai pengonsumsi lemak tertinggi dibanding penduduk Eropa lain.


Namun, prevalensi terkena penyakit jantung justru paling rendah.
Fenomena itu diteliti dengan saksama sampai akhirnya muncul
kesimpulan: kebiasaan masyarakat Perancis duduk-duduk di kaf
sambil minum red wine menjadi penyebab lunturnya risiko serangan
jantung, walaupun konsumsi lemak berlimpah.
Red wine menjadi penyelamat lantaran mengandung polifenol.
Senyawa yang banyak terkandung di aneka buah-buahan, seperti
blueberry, blackberry, apel, melon, pir, dan anggur itu memiliki
aktivitas antioksidan yang berperan melenturkan arteri jantung.
Alkohol memang melenturkan arteri, tetap tidak sebanyak kombinasi
alkohol dan polifenol, seperti yang ada di red wine.
French paradoks itu berlawanan arah dengan cerita kulit manggis
Garcinia mangostana. Red wine di Perancis menjadi menu minum
sehari-hari sejak zaman dahulu, sehingga peminumnya merasakan
dampaknya secara langsung. Sementara manggisdi beberapa sentra
penanamanselama berada-abad dan sampai sekarang, hanya dikenal
sebagai buah segar. Kulit buahnya terbuang percuma, padahal kulit itu
mengandung polifenol seperti pada red wine. Ia pun sanggup
melenturkan arteri jantung.
Namun, manfaat itu terpendam tak berguna selama ratusan
tahun. Zaman dahulu di China kulit manggis kadang-kadang
dimanfaatkan sebagai obat diare. Itu jelas tidak sebanding dengan
khasiatnya yang luar biasa: petarung tangguh untuk melawan kanker,
penyakit jantung, diabetes mellitus, dan sejumlah penyakit degeneratif
lain.
Dunia pengobatan China yang sudah berusia ribuan tahun
menjadi pelopor pemakaian kulit manggis untuk menangkal penyakit
tertentu. Di Thailand dan Filipina, kulit manggis lazim digunakan untuk
mengobati disentri dan infeksi kulit. Di Karibia dan Amerika Latin, teh
buah manggis dikonsumsi sebagai pembangkit stamina; di Brazil,
untuk mengatasi masalah pencernaan. Masyarakat India memakai
tepung kulit manggis kering untuk mengatasi disentri, luka luar, luka
bernanah, dan mag.
Penduduk Jepang mengenal daun dan batang kulit manggis
sebagai herbal berefek antiinflamasi. Dia kerap dipakai untuk
mengobati eksem dan penyakit kulit lain seperti psoriasis. Di
Venezuela, kulit manggis digunakan untuk mengobati infeksi kulit
akibat parasit.
Laurent Garcin, penjelajah hutan berkebangsaaan Perancis yang
memberi nama Garcinia mangostana pada abad ke-16, mungkin tidak

menduga temuannya memiliki manfaat lebih hebat daripada


pengetahuan zaman kuno itu. Semua bermula pada April 1993 saat
Munekazu Iinuma mengumpulkan kulit manggis dari berbagai sentra di
Indonesia. Kulit manggis itu kemudian diterbangkan ke Gifu
Pharmaceutical University, Jepang.
Di sana, oleh Kenji Matsumoto dan kawan-kawan, termasuk
Munekazu Iinuma, sejumlah 2,7 kg kulit manggis kering diekstrak
dengan heksana, benzena, aseton, dan alkohol 70%. Ekstraksi
menghasilkan 6 turunan xanthone: a-mangostin, b-mangostin, gmangostin, mangostinone, garcinone E, dan 2-isoprenyl-1,7-dihydroxy3-methoxyxanthone.
Selanjutnya mereka mengambil sejumlah sel penyebab
leukemia, seperti HL60, K562, NB4, dan U937 dari Riken Cell Bank,
Tsukuba, Ibaraki, Jepang. Sel kanker penyebab leukemia itu
dikulturkan, kemudian senyawa-senyawa xanthone dilarutkan dalam
kultur itu. Hasilnya terbukti bahwa a-mangostin memicu proses
apoptosis sel leukemia.
Hasil penelitian Kenji Matsumoto itu seakan-akan menjadi
pemicu perhatian ilmuwan dunia pada manggis. Lima bulan setelah
penelitian Kenji Matsumoto, di Swiss ada penelitian yang
membuktikan, xanthone ampuh mengatasi depresi. Berikutnya susulmenyusul penelitian di berbagai negara yang hasilnya saling
menguatkan efek xanthone sebagai obat. Di Taiwan, misalnya, pada
Mei 1996 dilakukan 2 penelitian yang berbeda. Satu penelitian
membuktikan khasiat xanthone mengatasi depresi; penelitian lain,
antikanker.
Tiga penelitian berikut dilakukan di Kaohsiung dan Taipei, Taiwan,
serta Oregon, Amerika Serikat pada kurun 19961997. Hasilnya lain
lagi: penelitian di Kaohsiung membuktikan senyawa xanthone
antithrombotik, sangat penting untuk mengatasi penyakit jantung dan
stroke. Xanthone melenturkan pembuluh darah ke jantung, penting
untuk penderita penyakit jantung.
Di Oregon, xanthone ampuh untuk malaria. Selanjutnya, pada
kurun 19972004, tercatat minimal 24 penelitian tentang xanthone
pada kulit manggis dilakukan di berbagai penjuru dunia. Hasilnya
beragam, antara lain bermanfaat mengatasi diabetes mellitus,
arthritis, kanker payudara, dan tuberkulosis.
Kehebatan kulit manggis pun tidak luput dari perhatian peneliti di
Indonesia. Menurut Dr Agung Endro Nugroho MSi Apt, kulit manggis
mengandung 50 senyawa xanthone. Xanthone ialah bioflavonoid yang
bersifat antioksidan, antibakteri, antialergi, antitumor, antihistamin,

dan antiinflamasi. Molekul biologi aktif ini memiliki struktur cincin 6


karbon dan kerangka karbon rangkap, sehingga sangat stabil. Di alam
ada 200 jenis xanthone, sejumlah 50 di antaranya ditemukan di kulit
manggis.
Yang paling banyak memiliki efek farmakologis adalah
alfamangostin, betamangostin, dan garcinon-E. Pemeran utama
penumpas sel kanker ialah alfamangostin dan garcinon-E. Keduanya
menghambat proliferasi sel kanker dengan mengaktivasi enzim
kaspase 3 dan 9, yang memicu apoptosis atau program bunuh diri sel
kanker. Alfamangostin juga mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
dengan merangsang sel pembunuh alami yang bertugas membunuh
sel kanker dan virus.
Mangostin bersama dengan gammamangostin berperan sebagai
antioksidan yang sanggup mencegah aktivitas HIV-1. Kekebalan tubuh
meningkat berkat antioksidan itu, maka virus penyebab HIV/AIDS pun
terhambat perkembangannya. Xanthone pada kulit manggis memiliki
antioksidan tingkat tinggi. Kandungan antioksidan kulit manggis 66,7
kali wortel dan 8,3 kali kulit jeruk. Sebagai antioksidan, xanthone
memiliki gugus hidroksida yang efektif mengikat radikal bebas
penyebab rusaknya sel tubuh. Istimewanya, nilai gugus hidroksida
pada xanthone besar sekali, 17.00020.000, Padahal nilai oxygen
radical ansorbance capacity (ORAC) sumber antioksidan lain, misal
anggur, hanya 1.100.
Bagi penderita penyakit jantung, temuan manfaat farmakologis
kulit manggis bagaikan munculnya secercah cahaya di kegelapan.
Betapa tidak, penyakit jantung yang memerlukan biaya relatif mahal
jika ditanggulangi secara kedokteran modern, ternyata dapat diatasi
oleh kulit manggis. Hasil penelitian Dachriyanus dari jurusan Farmasi
Universitas Andalas menunjukkan, ekstrak kulit manggis menurunkan
kadar kolesterol mencit pada berbagai dosis. Penyebabnya,
alfamangostin meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase untuk
menghidrolisis low density lipoprotein menjadi asam lemak dan
gliserol. Kadar LDL turun, HDL meningkat. Selain itu, pembuluh darah
pun kian lentur.
Sebagai antioksidan tingkat tinggi, xanthone dari kulit manggis
meningkatkan daya tahan tubuh, mengontrol serangan penyakit
degeneratif, seperti artritis, osteoartristis, aterosklerosis, trombosis,
dan hipertensi. Sebagai buah yang mengandung senyawa antialergi,
kulit manggis cocok untuk menangkal aneka alergi. Tercatat pula

diabetes mellitus, parkinson, alzheimer, migrain, depresi sebagai


penyakit yang dapat ditanggulangi oleh kulit manggis.
Di pasar kini beredar aneka merek jus kulit manggis. Toh,
sebenarnya khasiat kulit manggis dapat dipetik dengan cara mengolah
sendiri. Caranya sederhana: cuci bersih kulit buah, kemudian potong
kulit 2 butir buah. Selanjutnya potongan direbus dalam 4 gelas air,
sehingga tersisa 2 gelas. Air rebusan tersaring itulah yang diminum
secara rutin 23 kali sehari.
Resep sederhana yang dikemukakan Prof Dr Sidik Apt, guru besar
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran itu bisa dikembangkan lagi,
meniru cara para herbalis. Kulit manggis dicuci, dipotong-potong,
kemudian dijemur sampai kering, sebelum ditumbuk halus menjadi
serbuk.
Lantas, buah manggis seperti apa yang layak dikonsumsi
sebagai obat tradisional? Buah matang boleh, buah setengah matang
tidak menjadi masalah, buah mentah pun bisa dijadikan seduhan.
Demikian juga buah yang tidak lolos sortiran untuk dijual sebagai buah
meja pun bisa dimanfaatkan. Sejak buah berumur satu bulan setelah
bunga mekar, kulit manggis sudah mengandung xanthone. Jadi, segera
manfaatkan kulit manggis yang selama ini terbuang percuma, agar
muncul mangostin paradoks, seperti yang terjadi di Perancis dengan
red wine dan french paradox.

Ciri-ciri:
- Opini tentang suatu masalah atau peristiwa disertai fakta empiris
dan teori pendukung.
- Sarana komunikasi antara ilmuwan dan masyarakat (orang awam).
- Gaya bahasa populer atau bahasa media (bahasa jurnalistik) yaitu
sederhana, mudah dipahamii orang awam, singkat, dan efektif.
- Menerjemahkan bahasa iptek yang sulit ke dalam bahasa yang
mudah dimengerti secara umum.
- Mudah dicerna karena berkaitan erat dengan kejadian sehari-hari.
- Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta mengaitkan dengan
kebutuhan masyarakat.

4. Laras Lagu:
Laras lagu adalah bahasa yang digunakan sebagai lirik atau syair lagu
yang mudah dihapalkan dan dimengerti.
Contoh:
Berapa kaliku harus katakan cinta

berapa lama ku harus menunggumu


Diujung gelisah ini aku tak sedetikpun tak ingat kamu
namun dirimu masih begitu acuhkanku tak mau tahu
Luka, luka, luka yang kurasakan
bertubi, tubi, tubi engkau berikan
cinta ku bertepuk sebelah tangan
tapi aku balas senyum keindahan
Bertahan satu cinta,bertahan satu C.I.N.T.A
bertahan satu cinta,bertahan satu C.I.N.T.A
Pernahkah engkau sejenak mengingat aku
pernahkah ingat walau seperti angin berlalu
Disetiap malam kini aku tak sedetikpun tak ingat kamu
namun dirimu masih begitu acuhkanku, tak mau tahu
Ciri-ciri:
- Dapat mudah dihapalkan
- Nyaman didengar

5. Laras Feature:
Laras feature adalah bahasa yang digunakan dalam sebuah tulisan
yang menyangkut fakta yang terjadi.

Contoh:
Ibnu Maroghi: Belajar itu Tuntutan Hidup!
Oleh Zulfian Prasetyo
Keringat yang menetes tak menghalangi terkembangnya sebuah
senyum di bibirnya saat kami bertemu. Raut wajahnya sedikit lelah,
namun ia toh tak menggubrisnya. Dari serambi Musala FIB UI, Ibnu
Maroghi bercerita tentang idealismenya dalam menuntut ilmu.
Lelaki berumur 21 tahun ini sekarang tercatat sebagai
mahasiswa Program Studi Indonesia di Universitas Indonesia. Namun,
pada transisi tahun 2009-2010, ia tak lebih dari seorang karyawan
lulusan STM N Pembangunan (sekarang SMK Negeri 26) yang bimbang
tentang masa depannya. Pada saat itu, gaji bulanan telah ia dapatkan
sebagai seorang drafter di sebuah perusahaan konsultan bangunan di
kawasan Pasar Minggu.
Mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
tentu merupakan sebuah dilema karena kuliah akan membuatnya
mengorbankan pekerjaannya. Hal itu belum termasuk biaya kuliah
yang harus ia tanggung. Mengandalkan orang tua jelas tak mungkin.
Profesi ayahnya sebagai guru mengaji di sebuah musala dekat rumah
hanya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari sekaligus sekolah

adiknya. Sebagai sulung, anak STM ini diharapkan mampu membantu


keluarga secara finansial, setidaknya dengan cara mencukupi
kebutuhan pribadinya sendiri. Namun, sekali lagi, ia ingin kuliah.
Mengapa ia begitu ingin kuliah? Bukankah orang tuanya
menyekolahkan di STM agar cepat bekerja?
Mengikuti kata hati. Saat itu bukan lagi pertimbanganpertimbangan ribet nan memusingkan, tetapi sudah dalam tataran
jiwa. Saat itu pun sudah kerja, tetapi memang keinginan ada di
kuliah. Jadi, itulah pilihannya, jawab pria yang akrab dipanggil Oghi
ini.
Awal Januari 2010 merupakan momen penting baginya. Saat itu,
Oghi menetapkan hati untuk serius menggapai cita-cita mengenyam
bangku kuliah. Berbekal gajinya sebagai seorang perancang ruang
bangunan, pria yang berdomisili di Kandangsampi, Klender, ini nekat
masuk bimbingan belajar (bimbel) untuk memahami pelajaran IPS
SMA. Waktu luang sekecil apapun dimanfaatkannya untuk belajar, baik
di kantor maupun di dalam Metromini. Targetnya jelas: lulus SIMAK UI
2010.
Tiga bulan menyulap diri menjadi anak SMA sambil menjalani
pekerjaan sebagai drafter terlihat seperti sebuah kegilaan tersendiri
bagi Oghi. Sempat ia berpikir bahwa ini merupakan suatu pertaruhan
yang tak berguna. Realitas yang hadir dalam wacana bagaimana
bayar biayanya? hadir untuk menghalangi idealisme yang mulai
berkembang.
Sebetulnya harapan saya sudah punah saat itu. Dan itu
berhubungan dengan materi (biaya). Namun, kali ini mentor saya
berkata dengan lantang, Duit nanti aja dipikirin. Sekarang fokus
belajar!! Emang, lu udah yakin bisa lolos? Ucapannya bikin saya
semangat lagi, kenangnya.
Untuk membentengi diri dari pesimisme yang mulai melanda, ia
mencari dukungan sana-sini. Buku The Secret karangan Rhonda Byrne,
cerita seorang mahasiswa luar kota yang berhasil masuk UI dengan
biaya pas-pasan, serta nasihat dari seorang teman nyatanya berhasil
mendongkrak motivasinya hingga ia kembali ke jalan yang benar.
Oghi kembali memaknai kekuatan sebuah mimpi yang belakangan
dianggap klise bagi sebagian orang. Ia dengan bersemangat
menggapai mimpi itu agar menjadi suatu kenyataan yang bisa diraih.
Waktunya tiba. Maret 2010, ia menjalani Seleksi Masuk
Universitas Indonesia (SIMAK UI). Di lokasi ujian, ia sempat bertemu
teman lama satu sekolah yang ternyata memiliki kegalauan yang
sama untuk banting setir dari dunia teknik. Bersama-sama, mereka

berdoa agar dapat bertemu lagi sebagai mahasiswa di kampus yang


sama.
Segala puji bagi-Nya. Beberapa bulan setelah ujian, Oghi
dinyatakan masuk UI. Waktu itu, saya langsung lari keliling terminal
Rawamangun sambil teriak-teriak saking senengnya. Sambil tetap
berdoa, pria Betawi ini bersiap untuk menyempurnakan ikhtiarnya. Ia
mengundurkan diri dari pekerjaannya, meminta keringanan biaya dari
pihak kampus, serta memikirkan pekerjaan sambilan agar dapat
membiayai kuliahnya. Selain itu, program beasiswa dari pemerintah
pun dibidiknya.
Tuhan tak ragu mencurahkan rizki padanya. Saat ia melayangkan
permintaan pengunduran diri, atasan justru membolehkannya tetap
bekerja sambil menyesuaikan dengan jadwal kuliah. Oghi tak
kehilangan penghasilan bulanannya. Rencananya direvisi oleh Sang
Mahapencipta.
Rejeki lain datang. Biaya kuliah yang tadinya 5 juta rupiah
sebagai uang pangkal dan lima juta rupiah lagi sebagai biaya kuliah
per semester terpangkas menjadi 300 ribu rupiah (uang pangkal) dan
2 juta (biaya kuliah per semester). Ini karena saya menunjukkan
kemiskinan saya, hahahaha. Oghi tergelak.
Kedua rizki di atas akhirnya sempurna oleh rizki ketiga. Oghi
mendapatkan Beasiswa Bidik-Misi dari Kemendiknas sebesar Rp5 juta.
Dua juta saya alokasikan untuk biaya kuliah, sisanya untuk biaya
hidup.
Apa rahasia dibalik pencapaiannya selama ini? Rahasianya
nggak ada...kecuali yakin sama kekuatan dahsyat kita sendiri dan
percaya bahwa hasilnya nanti adalah yang terbaik buat kita. Nothing to
lose, istilahnya. Sebagai penutup perbincangan kami siang itu,
dengan tatapan matanya yang cerah dan senyumnya yang khas, Oghi
berpesan untuk anak sekolah yang mengalami keterbatasan biaya
namun tetap ingin melanjutkan pendidikannya.
Ketika masih dalam usia anak dan remaja, jangan pernah
berpikir bahwa bekerja lebih baik ketimbang belajar (sekolah). Belajar
itu wajib, musti, kudu. Belajar itu tuntutan hidup. Belajar itu sampai
akhir hayat. Berusahalah terus untuk bersekolah.
Ciri-ciri:
- Proses jalannya cerita cenderung vertikal dan mendalam.
- Mengungkapkan gambaran kualitatif (khas).
- Diramu dalam satu tofik kehidupan yang nyata (rill).
- Menggambarkan satu kehidupan dalam satu episode.
- Jalan ceritanya relatif dapat diramalkan.

Diolah dengan sasaran untuk mengubah sikap peserta.

6. Laras Ilmiah
Laras ilmiah adalah bahasa yang digunakan dalam hasil rangkaian
fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan
pendapat.
Contoh:
Karya Ilmiah Sederhana Dampak Sinetron Bagi Siswa
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Banyak sinetron yang menghiasi hampir semua channel di
televisi, itu merupakan hal yang sudah tidak asing lagi dan hal yang
sangat lazim kita saksikan saat menonton televisi untuk mengisi luang
dan hiburan. Dari mulai anak sekolah/ bagi para pelajar manapun
banyak yang sering maupun menonton sinetron. Hampir semua
stasiun televisi berlomba untuk memproduksi sinetron. Tentunya dapat
membawa dampak-dampak negatif bagi para siswa yaitu
terganggunya waktu belajar yang seharusnya dipergunakan untuk
belajar, menjadi waktu rutin untuk menonton sinetron tersebut.
Disamping itu juga, pengaruh sinetron dapat berpengaruh pada otak
dan gaya kehidupan sehari-hari yang menirukan dalam adegan cerita
sinetron tersebut. Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan
menjelaskan kebenaran mengenai sebuah dampak sinetron bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
1) Dampak apasajakah yang dapat terjadi akibat tontonan yang
kurang mendidik?
2) Mengapa sinetron-sinetron sekarang kurang menerapkan normanorma?
3) Sinetron yang bagaimanakah yang baik untuk di tonton?
4) Apa yang harus dilakukan orang tua agar anaknya tidak
terpengaruhi hal buruk dari sinetron?

C. Batasan Masalah
Dalam karya ilmiah sederhana dari dampak sinetron bagi siswa dapat
merusak moral dan budaya bangsa serta menghancurkan generasi
muda di Indonesia.
Isi
A. Pengertian & Pembahasan
Sinetron merupakan suatu jenis tayangan sinema elektronik yang
berisi cerita drama fiktif, yang dewasa ini sebagian besar mengangkat

tema percintaan, seks, horor, kekerasan, dan konflik. Sinema-sinema


semacam ini sering menawarkan gaya hidup yang cenderung penuh
gengsi dan bentuk kehidupan yang jauh dari realita. Berkaitan dengan
pendidikan, yang paling dirugikan dari tayangan sinetron ini adalah
para siswa sekolah. Dan pada siswa sekolah, mereka seharusnya lebih
fokus pada pendidikan. Tetapi, dengan adanya sinetron yang tidak
mengajarkan hal baik pada para siswa, maka hal tersebut menjadi
sangat merugikan dan terpengaruh pada dampak negatif dari sinetron,
ini dapat merusak budaya, nilai pendidikan dan moral bangsa. Ciri-ciri
sinetron yang kurang mendidik diantaranya adalah bercerita tentang
seseorang yang penderitaan lahir batin, adanya tokoh antagonis
dengan akting yang berlebihan dan tidak wajar, memperlihatkan dan
mengumbar kemewahan duniawi.
D. Solusi
Pemerintah harus memaksimalkan perannya dalam mengontrol
tayangan di televisi seperti sinetron yang dapat membawa negatif
yaitu merusak moral dan menghancurkan generasi muda Indonesia.
Pemerintah sebaiknya membatasi acara-acara yang tidak bermanfaat,
memberikan sanksi bagi yang melanggar.
Penutup
1) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh beberapa kesimpulan:
- Sinetron sekarang kurang menerapkan norma-norma karena
tergerus oleh perkembangan zaman yang kemudian terjadi
perubahan sosial budaya
- Anak yang tidak terlalu sering menonton sinetron, belajarnya lebih
rajin dan nilai-nilainya lebih baik daripada anak yang sering
menonton sinetron
- Faktor-faktor siswa menonton sinetron adalah mudah untuk
menikmatinya, mempunyai daya tarik cerita, tokoh sinetron yang
digemari
- Dampak dari menonton sinetron ada 2 macam yaitu positif dan
negatif. Dampak yang positif terjadi apabila orangtua dapat
mengontrol anaknya dan anak tersebut memiliki kesadaran dalam
memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya. Sedangkan
dampak negatif terjadi apabila orangtua tidak dapat mengontrol
anaknya dan anak tersebut tidak memiliki kesadaran dalam memilih
tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya.
2) Saran
Untuk orang tua, agar lebih serius mengawasi putra-putrinya. Selain
itu, harus bisa memilihkan tontonan yang tepat dan membantu
anaknya mengatur jam belajarnya dan untuk siswa, harus memiliki

kesadaran pribadi untuk memilih tontonan yang bermanfaat.


Kemudian, harus pandai mengatur waktu belajar.
Ciri-ciri:
1) Tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna
2) Secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian
yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan
3) Singkat dan memiliki kalimat yang efektif

7. Laras Komik
Laras komik adalah bahasa yang digunakan dalam komik
Contoh:

Ciri-ciri:
- Bersifat menghibur
- Bahasa percakapan

Perbedaan:
Perbedaan antara ketujuh laras bahasa tersebut adalah perbedaan bahasa
yang diambil sesuai dengan kebutuhan penulis.

Anda mungkin juga menyukai