Anda di halaman 1dari 18

Kata Diksi dan

Unsur
Serapan

Nama-nama kelompok:
1. Sherina Agow (1901238)
2. Angela Ayu(1901229)

3. Angga (1901260)
4. Patrick(1901245
5. Rico (1901265)
Pengertian Diksi

– Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik
dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam
memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak
dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang
pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang sempurna.
– Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan
kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Makna Denonatif dan Makna Konotatif

Makna Denotatif Dan Makna Konotatif


– Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pegertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual.
– Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual.
– Contoh :
a.       Merah ‘warna seperti warna darah’ (denotatif)
b.      Merah ‘berani, dilarang’ (konotasi)
c.       Makan hati ‘makan hati lembu/ayam’ (denotatif)
d.      Makan hati ‘susah karena perbuatan orang lain’ (konotatif)
Kata-kata yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah yang bersifat lugas atau tidak menimbulkan interpretasi
tambahan. Makna denotatif disebut juga dengan istilah :
a.denotasional, konseptual, ideasional, referensial, proposional: karena makna itu mengacu pada referen, konsep, atau ide tertentu dari
suatu referen.
b.Kognitif : karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan, dan menyangkut rasio manusia.
– Makna denotatif dapat dibedakan menjadi dua macam hubungan. Pertama,
hubungan antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya.
Kedua, hubungan sebuah kata dengan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari
barang yang diwakilinya.
– Makna konotatif atau sering juga disebut makna kiasan, makna konotasional,
makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna
dimana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional. Kata-kata yang
bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraan atau
karangan nonilmiah. Seperti berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama,
prosa, puisi, dan lain-lain.
Makna Konseptual

– Makna konseptual Ialah makna yang ditentukan oleh konstek pemakaiannya.


– Contoh:  Dian sedang belajar.
                     Kehidupan mereka sedang saja.
                    Dia mendapat nilai sedang.
– Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek, yakni aspek bentuk atau ekspresi dan
aspek isi atau makna. Bentuk bahasa adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh panca indra, baik didengar
maupun dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam pikiran pendengar
atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi.
– Wujud reaksi itu bermacam-macam yakni berupa tindakan atau perilaku, berupa pengertian, serta berupa
tindakan. Hal ini bergantung pada apa yang didengarnya, dengan kata lain respon akan muncul berdasarkan
stimulusnya.
–   
Kata Umum dan Kata Khusus

– Kata umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Sedangkan  kata khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang
lain.  Contoh :
1. Kata umum : Ikan,  Bunga,  Membawa, Melihat, Warna
2. Kata khusus :
– a.       Gurame, lele, tuna dll.
– b.      Mawar, melati, anggrek dll.
– c.       Memikul, menjinjing, mengepit, dll.
– d.      Menatap, menoleh, mengintip, dll.
– e.   Merah, biru, hijau, kuning dll.
–  
Kata Konkrit dan Kata Abstrak

– Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah,
mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya
sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata abstrak untuk
mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan
yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan
akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.
Contoh:  Anton mengerjakan tugas di rumah temannya. (konkrit)
                 Kakakku duduk di kursi yang berukiran ala eropa. (konkrit)
                 Dion orang paling kaya di kampungnya. (abstrak)
                 Doni merancang gagasan dalam mendirikan usaha. (abstrak)
Sinonim

–    Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya
ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya
bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
Contoh: Bohong=dusta
Bertemu=berjumpa
Jelek=buruk
Antonim

   Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim
disebut juga dengan lawan kata.
– Contoh:
keras                    lembek
naik                      turun
kaya                     miskin
surga                    neraka
laki-laki                perempuan
atas                      bawah
KATA SERAPAN

– Kata serapan (juga kata pungutan atau kata pinjam) adalah kata yang berasal


dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan
diterima pemakaiannya secara umum.
– Pembentukan Kata dari dalam dan luar Bahasa Indonesia
– Bahasa Indonesia memiliki dua upaya pembentukan kata, yaitu dari dalam dan
dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata
baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata
baru melalui unsur serapan. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru,
misalnya tata bahasa, daya tahan, serba mewah, tutup buku, dan lepas landas.
Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pungutan kata,
misalnya abad (Arab), banderol (Belanda), cek (Inggris), gincu (Cina), jiwa (Sanse
kerta/Jawa Kuno), dan tembang (Sunda).
Kata Serapan dari Bahasa
Daerah
Dialek khas Bahasa
Bahasa Jawa Bahasa Sunda
Jakarta Minangkabau

Ceroboh  : 
Ampuh  :  Sakti Nyeri  :  Sakit Acuh  :  Peduli
Tidak hati-hati

Langka  :  Mending  :  Genit  :  Gigih  : 


Jarang Ada Lumayan Bergaya Tangguh

Meriang   :   Cakep  :  Bertele-tele  : 


Lugu      :  Polos
Sakit Mempesona Melantur
Kata Serapan dari Bahasa
Asing
Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa
Inggris Arab Portugis Cina Belanda

Aktor Abad Armada Bakiak Amatir

Bisnis Almanak Algojo Bakmi Akte

Detail Baligh Bangku Bakwan Bombardir

Ekspor Ilmu Dadu Cawan Coklat

Inovasi Lafal Dansa Ginseng Diet


Kata Serapan Berdasarkan
Prosesnya
Kelompok kata serapan yang kedua berdasar pada proses bahasa asing tersebut
masuk ke dalam bahasa Indonesia. Terdapat empat cara penyerapan bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia, yaitu adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi.
1. Adopsi
– Proses adopsi merupakan proses terserapnya bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia dengan mengambil keseluruhan kata. Bahasa asing yang diambil adalah
kata yang mempunyai makna sama. Kata serapan dengan proses adopsi tidak
mengubah lafal dan ejaan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Contoh kata
serapan dengan proses adopsi antara lain supermarket (dari kata supermarket),
formal (juga dari kata formal), editor (dari kata yang sama yaitu editor).
– 2. Adaptasi
– Kata serapan melalui proses adaptasi disesuaikan dengan lafal dan ejaan bahasa Indonesia. 
Makna kata serapan ini mempunyai makna yang sama dengan kata sebelumnya. Contohnya
adalah maksimal (dari kata maximal), organisasi (dari kata organization), intelektual
(intelectual). Dalam proses adaptasi terdapat beberapa kaidah yang digunakan, antara lain:
– Aa → a, contohnya octaaf → oktaf
– Ae → ae, contohnya aerodynamics → aerodinamika
– Ae → e jika bervariasi dengan e, contohnya haemoglobin → hemoglobin
– Ai → ai, contohnya trailer → trailer
– Au → au, contohnya audiogram → audiogram
– C → k jika di muka a, u, o, dan konsonan, contohnya cubic → kubik
– C → s jika di muka e, i, y, contohnya central → sentral
– Cc → k jika di muka u, o, dan konsonan, contohnya accomodation → akomodasi
– Cc → ks jika di muka e dan i, contohnya accent → aksen
– ea → ea , contohnya idealist → idealis
– 3. Terjemahan
– Proses menerjemah dilakukan dengan mengambil maknanya saja, sedangkan
lafal dan ejaan diubah. Contoh kata serapan ini antara lain suku cadang (dari
kata spare part), uji coba (dari kata try out), siksaan (dari kata azab).
– 4. Kreasi
– Cara kreasi hampir sama dengan cara terjemahan. Perbedaanya terletak pada
bentuk fisik yang tidak dituntut sama. Misal pada kata asing ditulis dalam 2 kata
atau lebih, maka pada kata serapan diperbolehkan jika hanya ditulis dalam satu
kata saja. Contohnya adalah effective (kata serapannya menjadi berhasil guna).
Contoh Kata Serapan

No. Kata Asal Kata Serapan Bahasa Asal

1. Abad Abad Arab

2. Algoz Algojo Portugis

3. Acar Acar Parsi

4. Almanak Almanak Arab

5. Ajian Mantra Jawa Kuno

6. Angkara Murka Jawa Kuno


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai