Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Sebagai bagian terkecil ujaran atau teks, kalimat berstatus sebagai satuan dasar wacana yang
bersangkutan. Artinya, wacana barulah mungkin terbentuk jika ada kalimat yang letaknya berurutan
dan berdasarkan kaidah kewacanaan tertentu. Berkenaan dengan hal itu, pengenalan secara lebih
seksama dan terpercaya terhadap kalimat sudah selayaknya bertolak dari bagian awal setiap wacana
atau setidak-tidaknya dari bagian awal setiap paragraf/ alinea. Dapat dipastikan, bagian awal setiap
wacana atau alinea adalah sebuah satuan kebahasaan yang disebut kalimat.
Hal lain yang juga dapat dipastkan mengenai bagian awal itu adalah adanya keseluruhan ciri pada
kalimat. Masalah seperti itulah yang menarik penulis untuk mengambil topik “kalimat” dalam
penulisan makalah ini.
Adapun fokus penelitian dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
Sistematikanya adalah: Bab I Pendahuluan teridiri dari: latar belakang, tujuan penulisan, fokus
penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Mengkaji Jenis-jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia,
meliputi: pengertian kalimat dan jenis-jenis kalimat. Bab III Penutup meliputi: Simpulan dan saran.
Daftar Pustaka.
BAB II
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek
(S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah
kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan
kalimat dengan frasa.
Jenis Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang mengungkapkan suatu maksud. Secara lisan,
kalimat diiringi dengan nada bicara, jeda dan intonasi. Secara tertulis, kalimat ditandai dengan huruf
kapital dan tanda baca yang sesuai.
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa
kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif),
ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat
tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari unsur-
unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan
kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana.
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara
dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut:
1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat
tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
3. Dua kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian
yang dikemukakannya berurutan.
Contoh: Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan
namanama juara MTQ tingkat dewasa.
4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu
menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh: Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para
petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau
lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di
antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan
pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan
aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara,
atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Misalnya:
2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
Penjelasan
Kalimat pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang, tetapi
mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua
adalah setara + bertingkat.
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan,
kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan
negatif.
a. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia
ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda
baca titik).
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang
diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan
kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Negatif : Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang
disepakati?
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.
(Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya: Positif : Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!
Negatif : Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.
d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang
mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru
atau tanda titik pada kalimat tulis).
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan. Kalimat Aktif Biasanya memiliki
predikatnya berupa kata kerja yang melakukan suatu pekerjaan dan berawalan me-dan ber-. Contoh:
Nina menulis surat untuk nenek.
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan. Kalimat Pasif Biasanya memiliki
predikat berupa kata kerja berawalan di-. Contoh: Surat untuk nenek ditulis oleh Nina.
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat. Contoh: Bapak memancing ikan. (aktif) Ikan
dipancing oleh bapak. (pasif).
4. Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian
subjek dan predikat dirapatkan. Contoh: Aku harus memngerjakan PR.(aktif) PR harus kukerjakan.
(pasif)
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat diucapkan oleh pelaku. Kalimat Langsung
Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat menirukan ucapan orang. Biasanya ditandai dengan
berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh : Ibu berkata, “Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !”
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang tidak langsung diucapkan oleh pelaku. Bagian kutipan
pada kalimat tak langsung menceritakan kembali ucapan orang lain.
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya berupa informasi atau berita. Kalimat berita umumnya
mendorong orang untuk memberikan informasi atau memberitahukan sesuatu tanggapan.
a. Kalimat berita kepastian Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
b. Kalimat berita pengingkaran Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
c. Kalimat berita kesangsian Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
d. Kalmat berita bentuk lainnya Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu. Dalam bentuk lisan, kalimat perintah Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).
perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
a. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh: Gantilah bajumu!
b. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh Jangan membuang
sampah sembarangan!
c. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh: Tolong temani
nenekmu di rumah!
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga diperoleh
jawaban tentang suatu masalah. Secara lisan, kalimat tanya biasanya diakhiri dengan tanda tanya
(?).
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau
penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu
dapat terjamin.
b. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan
pendengar.
Ciri-ciri :
PENUTUP
2.1 Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan bahwa Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek
(S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah
kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan
kalimat dengan frasa. Jenis-jenis kalimat dapat dikelompokan menjadi kalimat berdasarkan struktur
gramatikalnya, kalimat menurut fungsinya, kalimat langsung dan tak langsung, kalimat akitif-pasif,
kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat efektif.
2.2 Saran
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang mata pelajaran bahasa Indonesia pada
umumnya dan penggunaan kalimat dalam bahasa Indonesia pada khusunya, yakni dengan cara:
3. dalam membuat suatu karya tulis, pergunakanlah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.