Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kalimat Dasar

1. Kalimat Bebas dan Kalimat Terikat


Menurut Surono, kalimat bebas adalah kalimat yang dapat berdiri sendiri, atau dapat
diisolasikan dari kalimat lain (di depan dan/atau di belakangnya).
Kalimat bebas minimal terdiri dari +S+P. Dalam bahasa Indonesia, +P dominan diisi oleh
(frasa) verba, dan untuk terbentuknya kalimat +P memerlukan minimal satu konstituen,
yaitu +S.
Contoh: verba meninggal
Untuk terbentuknya kalimat memerlukan satu konstituen berupa nomina atau frasa
nominal, misalnya Si Polan, sehingga terbentuk kalimat:
 Si Polan Meninggal
Dapat ditentukan bahwa dalam kalimat tersebut, meninggal berkategori (frasa) verba
menduduki fungsi +P dan Si Polan sebagai +S.

Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri. Untuk membedakan
kalimat bebas dan kalimat terikat perlu diketahui lebih dahulu karena pembahasan
kalimat dasar bertolak dari kalimat bebas.

Contoh dalam paragraf berikut ini:


Dalam zaman Romawi, para kaisar memberi subsidi kepada sekolah-sekolah yang
memasukkan retorika dalam silabus pendidikannya (1). Dengan tindakan itu, para kaisar
juga memperoleh dukungan kebudayaan (2). Sebab itu tidak mengherankan kalau ahli
retorika juga menjadi imam agung dalam sebuah acara resmi pada zaman itu (3). Tetapi
dalam tiga abad berikutya sesudah Quintilianus menulis Institutio Oratoria, kegiatan
pidato hanya berlangsung dengan usaha meniru kebesaran zaman lampau, baik dengan
metode imitasi maupun deklamasi (4). (Keraf, 2004:13).

Kalimat (1) dapat dipisahkan dari kalimat (2), (3), dan (4) karena dapat berdiri sendiri,
kalimat (1) memenuhi syarat sebagai kalimat bebas. Sebaliknya, kalimat (2), (3), dan (4)
bukan kalimat bebas. Kalimat (2) diawali dengan tindakan itu, kalimat (3) diawali
dengan sebab itu, dan kalimat (4) diawali dengan tetapi. Kalimat (2), (3), dan (4) saling
terhubung dengan kalimat lain dan didasari oleh kalimat (1). Sehingga kalimat (2), (3),
(4) tidak dapat dipisahkan dan tergolong kalimat terikat.

Dari contoh tersebut dapat diambil beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk
menentukan kalimat bebas:
a. Kalimat yang terletak di awal tuturan atau paragraf;
b. Kalimat yang tidak mengandung penghubung antarkalimat;
c. Kalimat yang tidak mengandung kata ganti petunjuk anaforis atau kataforis;
d. Kalimat yang tidak mengandung kata yang mengacu bagian kalimat lain; dan
e. Kalimat yang tidak berfungsi sebagai penghubung antarparagraf.

Anda mungkin juga menyukai