Anda di halaman 1dari 11

Analisis Kalimat

Dasar
Kelompok 9

Aldilla Natasya Gunawan


(13010119130057)

Laurentia Stella Vania


(13010119130051)

Muhamad Hakim Dwy Putra K.


(13010119130053)
Kalimat Bebas dan Kalimat Terikat
Menurut Surono, kalimat bebas adalah kalimat yang dapat berdiri sendiri, atau dapat diisolasikan dari
kalimat lain (di depan dan/atau di belakangnya). Kalimat bebas minimal terdiri dari +S+P. Dalam
bahasa Indonesia, +P dominan diisi oleh (frasa) verba, dan untuk terbentuknya kalimat +P memerlukan
minimal satu konstituen, yaitu +S.
Contoh: verba meninggal
Untuk terbentuknya kalimat memerlukan satu konstituen berupa nomina atau frasa nominal, misalnya
Si Polan, sehingga terbentuk kalimat:
• Si Polan Meninggal
Dapat ditentukan bahwa dalam kalimat tersebut, meninggal berkategori (frasa) verba menduduki
fungsi +P dan Si Polan sebagai +S.
Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri. Untuk membedakan kalimat bebas dan
kalimat terikat perlu diketahui lebih dahulu karena pembahasan kalimat dasar bertolak dari kalimat
bebas. Contoh dalam paragraf berikut ini:

Dalam zaman Romawi, para kaisar memberi subsidi kepada sekolah-sekolah yang memasukkan
retorika dalam silabus pendidikannya (1). Dengan tindakan itu, para kaisar juga memperoleh
dukungan kebudayaan (2). Sebab itu tidak mengherankan kalau ahli retorika juga menjadi imam agung
dalam sebuah acara resmi pada zaman itu (3). Tetapi dalam tiga abad berikutya sesudah Quintilianus
menulis Institutio Oratoria, kegiatan pidato hanya berlangsung dengan usaha meniru kebesaran zaman
lampau, baik dengan metode imitasi maupun deklamasi (4). (Keraf, 2004:13).
Kalimat (1) dapat dipisahkan dari kalimat (2), (3), dan (4) karena dapat berdiri sendiri,
kalimat (1) memenuhi syarat sebagai kalimat bebas. Sebaliknya, kalimat (2), (3), dan (4)
bukan kalimat bebas. Kalimat (2) diawali dengan tindakan itu, kalimat (3) diawali dengan
sebab itu, dan kalimat (4) diawali dengan tetapi. Kalimat (2), (3), dan (4) saling terhubung
dengan kalimat lain dan didasari oleh kalimat (1). Sehingga kalimat (2), (3), (4) tidak dapat
dipisahkan dan tergolong kalimat terikat.
Dari contoh tersebut dapat diambil beberapa pedoman yang dapat
digunakan untuk menentukan kalimat bebas:
a. Kalimat yang terletak di awal tuturan atau paragraf;
b. Kalimat yang tidak mengandung penghubung antarkalimat;
c. Kalimat yang tidak mengandung kata ganti petunjuk anaforis atau
kataforis;
d. Kalimat yang tidak mengandung kata yang mengacu bagian kalimat lain;
dan
e. Kalimat yang tidak berfungsi sebagai penghubung antarparagraf.
Ciri kalimat dasar
Ciri utama kalimat dasar adalah strukturnya terdiri atas konstituen-konstituen inti, seperti
+S, +P, +O, dan +Pel. Ciri lain kalimat dasar adalah:

• Kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri atas satu klausa.


• Kalimat aktif, yaitu kalimat yang subjeknya melakukan tindakan.
• Kalimat deklaratif atau kalimat berita, yaitu kalimat yang berisi pernyataan dan
berfungsi untuk memberikan informasi tanpa meminta balasan ataupun timbal balik.
• Kalimat afirmatif, yaitu kalimat tanpa negasi (sangkalan).
Contoh pola kalimat dasar Hans Lapoliwa:

1. Frasa Nominal (FN) + Frasa Verba (FV)


1) Nenek datang.
Pada contoh kalimat (1), kalimat tersebut bersifat aktif, deklaratif, dan
afirmatif. Bersifat deklaratif artinya kalimat tersebut menginformasikan
kedatangan nenek. Bersifat aktif artinya kalimat tersebut mempunyai
subjek sebagai pelaku, yaitu Nenek. Bersifat afirmatif atau positif artinya
kalimat tersebut tidak ada unsur penegasian.
2) Anak itu sakit.
4) Dia menulis surat.
1. Frasa Nominal (FN) + Frasa Nominal (FN)
1) Amir mahasiswa UI
2) Surat itu surat untuk ayahmu
3) Buku itu buku saya

2. Frasa Nominal (FN) + FNu (Frasa Numeralia)


1) Ayamnya serratus ekor.
2) Anaknya dua orang.
3) Temannya banyak.
Ciri lain, susunannya bukan susunan inversi atau susun balik, +P mendahului +S,
sehubungan dengan ciri ‘bukan kalimat berstruktur inversi’ perlu diberikan catatan
adanya kalimat yang lebih dominan bersusunan +P +S, daripada +S +P. Sebagai
contoh:

Kalimat Di sini akan dibangun Gedung Pertemuan Warga


+K +P +S

Akan lebih dominan dalam pemakaian daripada susunan kalimat:

Gedung Pertemuan Warga akan dibangun di sini


+S +P +K
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai