Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGERTIAN KALIMAT

Dosen pengampu : Anih Sumiati

Disusun oleh :

1. Adhi Naufal Putra Cahyani (220511171)


2. Ahmad Fahrijal (220511086)
3. Arya Wahyu Pangestu (220511183)
4. Asy’ari Kafiyudin (220511188)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
Kampus I (kampus pusat) : Jl. Tuparev No. 70 Cirebon
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Tugas Makalah yang berjudul “Pengertian kalimat”

Dalam penyusunan Makalah ini, kami menyadari bahwa hasil tugas makalah ini masih jauh
dari kata sempurna.

Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk
kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Cirebon, 8 Mei 2023

penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagai manusia Bahasa adalah hal paling utama yang dimiliki, dengan bahasa fitrah
manusia sebagai makhluk sosial, karena Bahasa manusia dengan manusia lainnya saling
terhubung, dengan Bahasa kitab bisa saling mengerti.
Bahasa adalah hal utama untuk saling menghubungkan, bertukar pikiran dan
menyatukan pendapat. Dalam berbahasa kitapun memiliki tata cara atau tata Bahasa yang
harus dipelajari.
Seperti disusunnya makalah ini untuk mempelajari pengertian kalimat, apa saja tata
Bahasa yang benar pada kalimat, akan dibahas dalam makalah ini.

2. Rumusan Masalah

1. Apa itu kalimat ?


2. Apa ciri ciri kalimat?
3. Apa saja pola dan jenis jenis kalimat

4. Tujuan Masalah

1. Untuk mempelajari pengertian kalimat


BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kafital dan diakhiri
dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya
(?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan
itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni
kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

CIRI CIRI KALIMAT:


Kalimat tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki
satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu).

Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk
ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan ind yaitu
dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi
hanya terdapat pada anak kalimat.

Contoh:

1. Rani pergi ke pasar (kalimat tunggal 1)


2. Rudi berangkat ke bengkel (kalimat tunggal 2)

 Rani pergi ke pasar sedangkan Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)


 Reza berangkat ke sekolah, sedangkan ibunya pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
1. Kalimat majemuk rapatan

Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek,
predikat atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:

1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)


2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)

 Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)


Jenis Konjungsi

Urutan Waktu kemudian, lalu, lantas

Penguatan/
Bahkan
Penegasan

Penggabungan dan, serta

Pemilihan Atau

sedangkan, tetapi, namun,


Berlawanan
melainkan

2. Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan
anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh
macam, yakni syarat, tujuan, perlawanan (konsesif), penyebaban, pengakibatan, cara, alat,
perbandingan, penjelasan, dan kenyataan.

Jenis Konjungsi

Tujuan agar, supaya, biar

jika, kalau, manakala, andaikata,


Syarat
asal(kan)

perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun

perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih

penyebaban sebab, karena, oleh karena


Jenis Konjungsi

penjelasan Bahwa

pengakibatan maka, sehingga

kenyataan Padahal

Cara dengan, tanpa

Alat dengan, tanpa

Contoh:

1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)


2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti
keterangan waktu)

 Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk
bertingkat cara 1)
 Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk
bertingkat cara 2)
3. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran ialah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:

1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)


2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan
waktu)

 Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke
rumahnya kemarin. (kalimat majemuk campuran)

Pola Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar
yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari
beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar
tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah
yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat
ataupun keterangan subjek, predikat, objek ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan
ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

Dasar Berpola S P Kalimat


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat
berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan Misalnya:

 Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)


 Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
 Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
 Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:

 Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O


Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa
nomina atau adjektiva. Misalnya:

 Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.


Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

 Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.


Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan
karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

 Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

Kalimat Dasar Berpola S P O K


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa
nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

 Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K


Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat, pelengkap berupa
nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya

 Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K


Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Kalimat majemuk campuran ialah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:

1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)


2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan
waktu)

 Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke
rumahnya kemarin. (kalimat majemuk campuran)

Kalimat pasif dan negatif


Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Pada umumnya ditandai oleh
predikatnya yang berawalan di- dan ter-. Terdapat dua kaidah umum untuk membentuk kalimat
aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. fggd
Subyek sebagai kata ganti orang


Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)

Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)

Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)

Dita dimarahi dia. (kalimat pasif)
Subyek bukan sebagai kata ganti orang

 Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)


 Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)
 Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
 Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)
Kalimat negatif

 Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)


 Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)
 Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
 Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)

Anda mungkin juga menyukai