Disusun Oleh:
Dimas Pratomo
B3119018
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keraslembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
Tanya (?), dan tanda seru (!). Jika dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa
Indonesia ada 2 macam, yaitu :
a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja dan
b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja
Contoh dari kata kerja dalam sebuah kalimat yang memiliki predikat :
Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa.
Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah predikat dalam kalimat ini.
Contoh dari bukan kata kerja dalam sebuah kalimat yang memilik predikat :
Dalam ruangan itu memerlukan tiga buah kursi.
Singkatan yang digunakan dalam buku ini adalah sebagai berikut.
S = subjek
P = predikat
O = objek
K = keterangan
Pel. = pelengkap
KB = kata benda (nomina)
KK = kata kerja (verba)
KS = kata sifat (adjektiva)
K Bil. = kata bilangan (numeralia)
FD = frasa depan (frasa preposisi)
KD = kata depan (preposisi)
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara
(subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-subordinatif).
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya,
kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam
bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang
sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan
satu predikat.
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat
majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut:
1) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika
kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara penjumlahan. Contoh:
Kami membaca.
Mereka menulis.
Kami membaca dan mereka menulis.
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua
kalimat tunggal. Contoh:
Direktur tenang.
Karyawan duduk teratur.
Para nasabah antre.
Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.
2) Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh
kata tetapi, sedangkan, dan melainkan jika kalimat itu menunjukkan
pertentangan, disebut kalimat majemuk setara pertentangan. Contoh:
3) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian
jika kejadian yang dikemukakan berurutan dan hasilnya disebut kalimat majemuk
setara perurutan. Contoh:
4) Dapat pula dua kalimat tunggal itu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu
menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh:
Para pemilik televisi membayar iuran di kantor pos terdekat, atau para petugas
menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.
Dalam kalimat majemuk setara, ada yang berbentuk yaitu suatu bentuk
yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan ialah unsur
subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal seperti ini, unsur yang sama cukup
disebutkan satu kali. Contoh kalimat majemuk setara rapatan sebagai berikut:
1) - Kami berlatih.
- Kami bertanding.
- Kami berhasil menang.
- Kami berlatih, bertanding, dan berhasil menang.
2) - Menteri agama tidak membuka seminar tentang zakat.
- Menteri agama menutup seminar tentang zakat.
- Menteri agama tidak membuka, melainkan menutup seminar tentang zakat.
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas
dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda diantara unsur gagasan
yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan
pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan
sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh:
Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan pada
induk kalimat terdapat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal
seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak
kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya. Perhatikan kalimat ini:
6. Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan
informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat kalimat
efektif mempunyai ciri-ciri khas, yang kesepadanan struktur, keparalelan bentuk,
ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan
kelogisan bahasa.
1. Pendahuluan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan
dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf minimal terdiri empat kalimat.
Bahkan, sering kita jumpai bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima kalimat. Walaupun
paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat itu yang
memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya
bertalian erat dengan masalah itu. Contoh sebuah paragraf:
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam satu paragraf. Semua pembicaraan dalam
paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi topik persoalan
atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam
sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam satu paragraf,
itulah topik paragraf.
2. Syarat-Syarat Paragraf
a. Kesatuan Paragraf
b. Kepaduan Paragraf
3. Pengait Paragraf
1) Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
pembicaraan yang akan menyusul kemudian
2) Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan
paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu.
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada
akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu.
5. Tanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama sedikit menjorok ke
dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Dengan demikian,
para pembaca mudah melihat permulaan tiap paragraf sebab paragraph ditandai oleh kalimat
permulaannya yang ditulis tidak sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Selain itu
dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraph sebelumnya.
6. Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf
Rangka atau struktur satu paragraf terdiri atas satu kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam satu paragraf terdapat lebih dari satu kalimat topik,
paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus
saling mendukung, saling menunjang, kait berkait satu dengan yang lainnya.
b. Paragraf Induktif
Paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf
8. Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian,
dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh
karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung
sebuah kalimat topik.
a. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini
melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata
letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh
pancaindera.
b. Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan
suatu objek. Peninjauan tertuju pada satu unsur saja.Penyampaian dapat menggunakan
perkembangan analisis kronologis atau keruangan.
c. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris.
Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau
meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya paragraf ini menggunakan
perkembangan analisis.
d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubungkan-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu,
sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen,
atau hikayat.