Anda di halaman 1dari 10

KALIMAT DALAM BAHASA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA

Makalah Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
H. Yusrin, M. Pd

Penyusun Makalah Kelompok 3:


Muhammad Baidlowi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
TAHUN AKADEMIK 2023/2024 M
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), dan tanda seru (!).

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA


Dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja lebih besar
jumlahnya dari pada kalimat yang berpredikat bukan kata kerja. Hal itu membantu
kita dengan mudah untuk menentukan predikat sebuah kalimat Oleh sebab itu, kalau
ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat kata kerja itu dicadangkan sebagai
predikat dalam kalimat itu.1

kalimat-kalimat dalam

bahasa Indonesia yaitu:


kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
kalimat-kalimat yang berpredikat bukan
kata kerja.

2ekspor nonmigas mendatangkan.

• Frasa ekspor nonmigas merupakan subjek kalimat, sedang- kan kata


mendatangkan adalah unsur predikat yang berupa verba transitif.
Kalimat ini belum memberikan informasi yang lengkap sebab belum
ada kejelasan tentang mendatangkan itu. Oleh sebab itu, agar kalimat
itu dapat memberikan informasi yang jelas, predikatnya harus
dilengkapi dengan objek.
POLA KALIMAT DASAR
1) KB + KK : Mahasiswa berdiskusi
2) KB + KS : Dosen itu ramah
3) KB + KBil : Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah.
4) KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film 4
5) KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya peker jaan.
6) KB1 + KB2 : Rustam peneliti.

JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR GRAMATIKALNYA

Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya,
kalau
dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa
Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana.

Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih.
1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan, atau, serta
2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh
kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan
3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika
kejadian yang dikemukakannya berurutan.
4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika
kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
pemilihan.
Kalimat Majemuk Tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas
(klausa bebas)
dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat).
Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara
unsur gagasan yang majemuk.

JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK GAYANYA (RETORIKANYA)

Kalimat yang Melepas

Kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan
diikuti oleh
unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas.
Misalnya: 1) Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

Kalimat yang Berklimaks

Kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kali- mat dan diikuti oleh induk
kalimat,
gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks.
Misalnya: 1) Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya

JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK GAYANYA (RETORIKANYA)

Kalimat yang Berimbang

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk
campuran, gaya
penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan
kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.
Misalnya: 1) Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik
berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam

.JENIS KALIMAT MENURUT FUNGSINYA.

Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat


pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
Semua jenis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif.
• Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
• Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
• Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
• Kalimat Seruan

Kalimat Pernyataan (Deklaratif)

Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menya- takan sesuatu dengan
lengkap pada waktu ia ingin menyam- paikan informasi kepada lawan berbahasanya.
(Biasanya intonasi menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif

 Presiden SBY mengadakan kunjungan ke luar negeri.

Negatif

 Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah

Kalimat Pertanyaan (Interogatif)

Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan.
Misalnya:

Positif

1) Kapan Saudara berangkat ke Singapura?

Negatif

 Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?

Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau "melarang" orang
berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya:

Positif

 Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!

Negatif

 Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.

Kalimat Seruan

Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengung kapkan perasaan "yang
kuat" atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat
lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).
Misalnya:

Positif

 Bukan main, cantiknya.


Negatif

 Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefek
tifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat
efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur keparalelan bentuk,
ketegasan makna keberatan kata, kecermatan pernalaran, kepaduan gagasan, dan
kelogisan bahasa.

Kesepadanan

keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.


Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik

Keparalelan

kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk
pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua
juga menggunakan verba. Contoh: a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan
secara luwes.

Ketegasan
Suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat Dalam sebuah kalimat ada
ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu

Kehematan
Hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
kejelasan kalimat.

Kecermatan
Bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan
kata.

Kepaduan
Kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disam
paikannya tidak terpecah-pecah.

Kelogisan
Bahwa ide kali- mat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan
ejaan yang berlaku.
KALIMAT SALAH DAN KALIMAT BENAR

Bentuk yang Salah :

1. Untuk mengetahui baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari
tingkah lakunya sehari- hari.
2. Semoga dimaklumi.
3. Pekerjaan itu dia tidak cocok

Bentuk yang Benar :

1. Baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari
hari.
2. Semoga Bapak dapat memakluminya.
3. Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.Apa ada ya
PEMBAHASAN

1. Penting atau Tidaknya bahasa Indonesia


2. Ragam lisan dan Ragam tulis
3. Ragam baku dan Ragam tidak Baku
4. Ragam baku tulisdan ragam bakulisan
5. Ragam sosial Dan ragam Fungsional
6. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

1. Penting atau tidaknya bahasa indonesia Sebuah bahasa penting atau tidak
pentingnya dapat

Dilihat Dari Tiga Kriteria Yaitu:

a. Dipandang dari jumlah penutur


Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan
bahasa indonesia sebagai “bahasa kedua ”.data ini akan membuktikan bahwa penutur
bahasa indonesia adalah 240 juta orang (2008) ditambah dengan penutur – penutur
yang berada diluar indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa indonesia amat
penting kedudukannya di kalangan masyrakat

b. Dipandang dari luas penyebarannya


Luas penyebaran bahasa indonesia tersebar dari sabang sampai merauke. Belum
lagi daerah diluar indonesia seperti australia, Belanda, Rusia, Dan jepang. Luas
penyebaran ini dapat dilihat pula pada beberapa universitas diluar negeri yang
membuka jurusan bahasa indonesia sebagai salah satu jurusan. Keadaan daerah
penyebarannya ini akan membuktikan bahwa bahasa indonesia amat penting
kedudukannya diantara bahasa-Bahasa dunia

c. Dipandang dari dipakainya sebagai sarana ilmu, Budaya ,Dan susastra


Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, Pemakaian suatu
bahasa sebagai sarana ilmu, Budaya, Dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting
atau tidaknya bahasa itu. Ketiga hal itu merupakan sarana ilmu pengetahuan, Budaya,
Dan susastra- Telah dijalankan oleh bahasa indonesia dengan sangat sempurna dan
baik .Hal ini membuktikan bahwa bahasa indonesia adalah bahasa yang penting.

2. Ragam Lisan Dan Ragam Tulis

Tidak dapat kita pungkiri, bahasa indonesia ragam lisan sangat berbeda
dengan bahasa indonesia ragam tulis. Perbedaannya adalah sebagai berikut:

PERBEDAAN RAGAM TULIS DAN RAGAM LISAN


RAGAM LISAN

 ragam lisan, menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada
di depan pembicara,
 di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat,
dan objek tidak selalu dinyatakan
 ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu.
RAGAM TULISAN
 Ragam tulis tidak Mengharuskan adanya Teman bicara berada di Depan.
 Ragam tulis perlu lebih Terang dan lebih lengkap Daripada ragam lisan.
 Ragam tulis tidak terikat Oleh situasi, kondisi, ruang, Dan waktu

3. RAGAM BAKU DAN RAGAM TIDAK BAKU


Pada dasarya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku
dan ragam tidak baku.
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga
masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma
bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai oleh ciri-Ciri yang menyimpang dari norma ragam

SIFAT-SIFAT RAGAM BAKU


MANTAP
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa.
DINAMIS
Dinamis artinya tidak statis, tidak baku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya
bentuk mati.
CENDIKIA
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku di pakai pada tempat-tempat resmi.
Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar.
4. RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM BAKU LISAN
a. RAGAM BAKU TULIS
Ragam baku tulis adalah ragam yang di pakai dengan resmi dalam buku-buku
ilmiah lainya. Pemerintahan sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional.
Usaha itu dilakukan dengan menerbitkan dan menertibkan masalah ejaan bahasa
indonesia, yang tercantum dalam buku pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang
disempurnakan.
b. RAGAM BAKU LISAN
Ragam baku lisan ukuran dan nilai ragam baku lisan ini bergantung pada besar
atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapat dikatakan
berbahas alisan yang baku kalau dalam pembicaraan.
Baik bicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

5. RAGAM SOSIAL DAN RAGAM FUNGSIONAL

RAGAM SOSIAL
Yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.

RAGAM FUNGSIONAL
Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional,
adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau
kegiatan tertentu lainnya.

6. BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

1. BAHASA INDONESIA YANG BAIK


Bahasa indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti
di warung kopi, pasar hendaklah gunakan bahasa indonesia yang tidak terlalu terikat
pada patokan. Sedangkan dalam situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato
kenegaraan hendaklah menggunakan bahasa indonesia yang resmi dan formal yang
selalu memperhatikan norma bahsa.

2. BAHASA INDONESIA YANG BENAR


Bahasa indonesia yang benar adalah bahasa indonesia yang digubakan sesuai
dengan aturan atau kaidah bahasa indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi
kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah
penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran.

3.FUNGSI BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR


Fungsi pemersatu kebhinekaan dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas
kedaerahan sehingga mampu membangkitkan kesetian terhadap bahasa itu.
Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam
pergaulan dengan bangsa lain.
Fungsi Pembawa Kewibawaan Karena Berpendidikan Dan Yang Terpelajar
Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya
pemakaian bahasa.

Sebagai simpulan, yang dimaksud dengan bahasa yang benar adalah bahasa yang
menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang
baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi
pemakaiannya.

Anda mungkin juga menyukai