Anda di halaman 1dari 4

Nama : Riski silfiani zebua

Nim : 855858711

Matkul : Bahasa Indonesia

1. Apa sajakah ciri-ciri bahasa manusia?

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang di pergunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Menurut saya 4 ciri-ciri bahasa manusia

1. Arbitter, bahasa memiliki hubungan dengan kenyataan. Antara bahasa yang satu dengan
bahasa yang lain mempunyai hubungan dan di lambangkan dengan kata yang berbeda.
Misalnya, kata matahari, merujuk pada benda langit yang ada di tata surya dan sangat
panas, memiliki sebutan lain yaitu : sun, son, sarangenge dan ponenpoe. Bahasa
memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan untuk berinteraksi/berkomunikasi.
2. Vokal, bahasa di dasari oleh bunyi yang di hasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi
tersebut di visualisasikan dalam bentuk tulisan yang di sebut huruf. Dalam sistem
tulisan, gabungan huruf membentuk suku kata dan kata.
3. Bermakna, bahasa memiliki makna yang merupakan alat yang sistematik untuk
menyampaikan gagasan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, isyarat, atau
konvesional yang memiliki arti dan di mengerti.
4. Ada di masyarakat, bahasa tampil dalam banyak model, idiotik, dialek dan bahasa itu
sendiri. Di samping itu, ada orang yang dapat menguasai lebih dari satu bahasa.

2. Apa yang di lakukan agar siswa dapat memahami pengucapan kosakata bahasa indonesia yang
baik dan benar?

Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, terlebih
dahulu guru akan memberikan penjelasan kepada siswanya. “Berbahasa indonesia dengan baik
dan benar” dapat di artikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan
selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang lebih terpenting lagi adalah mengikuti kaidah
bahasa yang baik dan benar. “Pernyataan bahasa yang baik dan benar” mengacu pada ragam
bahasa yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang di ucapkan
biasanya adalah dalam bentuk bahasa baku.
Menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis
terkait dengan pemakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, yaitu pada situasi
formal, penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar menjadi pilihan atau prioritas utama
dalam berbahasa. Kriteria yang di gunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang baik dan
benar adalah kaidah itu sendiri meliputi 6 aspek.

Langkah yang dapat di lakukan untuk mengajak siswa berbahasa dengan baik dan benar adalah
siswa sejak dini di kenalkan dengan bahasa yang baik dan benar untuk berinteraksi. Bahasa yang
di gunakan dalam percakapan sehari-hari melatih anak terbiasa berbahasa dengan benar, baik
dalam situasi resmi maupun tidak resmi. Tidak hanya dalam hal berbicara tetapi juga dalam
menulis. Jika anak terbiasa melakukan itu semua maka kesalahan berbahasa pada anak dapat di
tekankan. Pemahaman tentang berbahasa indonesia dengan baik dan benar dapat di latih secara
berkesinambungan. Di rumah anak di ajarkan bercerita dan menulis. Anak juga dibiasakan
membaca buku. Buku yang di baca tidak hanya buku pelajaran tetapi juga buku yang lain.
Semakin banyak anak membaca buku dan berinteraksi dengan dunia luar akan menambah
wawasan anak dalam berbahasa. Di era sekarang ini penggunaan bahasa indonesia yang baik dan
benar masih jauh dari sempurna, hal ini di sebabkan pengaruh bahasa lain. Bahasa yang sedang
marak di gunakan bahasa inggris dan bahasa gaul, oleh sebab itu sebagai guru yang menjadi
tugas kita adalah untuk mengajak siswa menggunakan bahasa yang baik dan benar di
lingkungan, sekolah maupun di rumah, dan ini juga tidak terlepas bimbingan dan perhatian
orangtua.

3. Kualitas ucapan seorang manusia dapat menentukan kualitas pribadi masing-masing. Orang
dikatakan berkualitas tinggi merupakan orang yang berbicara pada waktu dan tempat yang
tepat serta ucapannya sarat dengan hikmah. Kata-katanya mengandung ide yang bermanfaat
bagi semua orang. Cobalah kita mengevaluasi diri. Apakah orang yang di sekeliling kita merasa
nyaman? Atau mereka merasa semakin menjauh dari jangkauan lingkaran pertemanan kita?

Bentuk kata berimbuhan yaitu:

 Menentukan
 Berkualitas
 Berbicara
 Ucapannya
 Mengandung
 Bermanfaat
 Mengevaluasi.

Imbuhan adalah bentuk bahasa yang terkecil yang mempunyai arti dan selalu diimbuhkan atau di
gabungkan pada morfem bebas atau kata dasar, biasanya berupa morfem terikat. Proses
pemberian imbuhan atau afiksasi mengakibatkan perubahan bunyi, penghasilkan makna
gramatikal serta mengubah fungsi kata.

Wacana di atas di dukung oleh kalimat. Kalimat didukung oleh kata dan kata di dukung oleh
maofem. Apabila kita perhatikan (kata-kata tercetak tebal dan tercetak biasa ) mengandung
perbedaan, yakni: kata-kata yang tidak mengandung imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) atau
unsur dasar dan kata-kata yang mengandung imbuhan atau dasar tambahan. Misalnya “Kualitas
ucapan seseorang dapat menentukan kualitas pribadi”. Kalimat di atas terdiri atas unsur dasar
kualitas ucap, orang, dapat, tentu, kualitas, pribadi. Unsur tambahan-an pada ucapan dan se-, se-
pada seseorang, me- dan –kan pada menentukan.

4. Menurut pendapat saya, perbedaan mendasar dari kata, frase, klausa, dan kalimat? Karena hal
tersebut merupakan dasar bahasa indonesia.

Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan
kelompok-kelompok kata menjadi kalimat.

Perbedaan kata, frase, klausa, dan kalimat yaitu:

1. Sifat satuan bahasa tersebut, perbedaan pertama antara frasa, klausa, dan kalimat adalah
pada sifat satuan bahasa tersebut, apakah dapat berdiri sendiri atau tidak. Dari segi ini,
frasa merupakan satuan bahasa yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Karena tidak
dapat berdiri sendiri, maka frasa tidaki dapat sebuah kalimat yang utuh. Hal ini berbeda
klausa dan kalimat yang bersifat dapat berdiri sendiri. Khusus untuk klausa, satuan
bahasa ini bisa di ubah menjadi sebuah kalimat karena sifatnya yang dapat berdiri sendiri.
2. Adanya tidaknya unsur predikat di dalamnya, perbedaan selanjutnya antara frasa, klausa
dan kalimat selanjutnya adalah ada tidaknya unsur predikat di dalamnya. Dilihat dari segi
ini, frasa tidak mempunyai unsur predikat di dalamnya. Oleh karenanya, satuan bahasa
ini tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat di jadikan kalimat. Hal ini berbeda dengan
klausa yang mempunyai predikat di dalamnya, sehingga membuat unsur ini dapat berdiri
sendiri dan dapat di jadikan kalimat. Di pihak lain, kalimat mempunyai unsur predikat di
dalamnya, yang dimana unsur tersebut memang merupakan salah satu di antara unsur-
unsur kalimat bahasa Indonesia.
3. Ada tidaknya pola intonasi akhir di dalamnya, dilihat dari segi ini frasa dapat di katakan
sebagai satuan bahasa yang tidak mempunyai pola intonasi akhir di dalamnya.
 Kata adalah satuan terkecil yang memiliki makna. Di bidang syntactic parsing, maknanya
bisa di ubah (lebih kurang): satuan bahasa yang mempunyai peranan sintaks (syntactic
role). Atau dengan kata lain, mempunyai part-of-speech tag sendiri. Misalnya kita
mempunyai kalimat berikut ini : kumerindukannya. Secara sintaktis kita akan
mengatakan bahwa kalimat tersebut terdiri dari 4 kata (perlu di-tokenize menjadi 4 token)
antara lain:
1. Ku, sebagai PRON (pronomina)
2. Merindukan , sebagai VERB (kata kerja )
3. Nya, sebagai PRON
4. Tanda titik, sebagai PUNCT (punctuation)

Awalan dan akhiran, seperti me-, ber-, -kan, dll tidak di anggap sebagai “kata”, Karena tidak
boisa berdiri sendiri dan tidak ada POS tag yang sesuai untuk mereka.

 Frase adalah dua kata atau lebih yang mengandung suatu kesatuan arti. Contoh
1. NP : rumah sakit, baju baru, gedung B
2. VP : naik 5%, membeli baju, meminjaminnya.
3. PP : di atas meja, ke pasar.
 Klausa, adalah struktur bahasa yang harus memiliki predikat. Jadi boleh saja nggak ada
subjek.
 Kalimat, kalimat paling sedikit terdiri dari satu klausa. Kalimat yang terdiri dari satu
klausa di sebut kalimat tunngal, sedangkan kalimat yang terdiri dari lebih dari satu klausa
di sebut kalimat majemuk.

5. Menurut saya wacana dari kutipan soal itu adalah wacana deskripsi. Wacana deskripsi adalah
bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga
objek itu, sepertinya dapat dilihat, di bayangkan oleh pembaca, seakan-akan pembaca dapat
melihat sendiri. Deskripsi memiliki fungsi membuat para pembacanya seolah-olah melihat
barang-barang atau objeknya. Secara singkat deskripsi bertujuan membuat para pembaca
menyadari apa yang di serap penulis melalui panca indranya, merangsang perasaan pembaca
mengenai apa yang di gambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek
yang di deskripsikan mungkin sesuatu yang bisa di tangkap dengan panca indera kita.

Anda mungkin juga menyukai