Nim : 855858711
Prodi : Pgsd
1. Karakteristik perkembangan:
Perkembangan itu sepanjang hayat, perkembangan manusia adalah proses yang terjadi
pada individu sejak dalam kandungan sampai individu tersebut meninggal dunia. Tidak
ada rentang usia yang mendominasi perkembangan.
Perkembangan itu multidimensi, perkembangan bukan semata-mata terkait dengan
kondisi fisik saja atau perkembangan kemampuan berpikir(kognitif) saja. Perkembangan
meliputi berbagai aspek (multidimensi) yang saliung berkaitan dengan memengaruhi satu
sama lain. Menurut Santrock (2012), perkembangan terdiri atas di mensi biologi,
kognitif, dan sosioemosional. Di setiap di mensi tersebut, ada komponen-komponen
yang lebih kecil, misalnya dalam di mensi kognitif, ada perkembangan kemampuan
berpikir abstrak, kemampuan memproses informasi, dan sebagainya.
Perkembangan itu multiarah, sepanjang hidup seseorang, sebagian di mensi atau
komponen perkembangan ada yang berkembang dan meningkat, tetapi ada juga yang
memudar dan kemudia menghilang. Semakin tua, orang biasanya belajar dari
pengalaman masa mudanya sehingga ia lebih bijaksana di bandingkan ketika mudanya.
Ini artinya kemampuan berpikirnya meningkat seiring bertambahnya usia. Walaupun
demikian kemampuan untuk belajar hal-hal yang baru, misalnya mempelajari bahasa
asing, akan lebih sulit di lakukan ketika seseorang sudah tua di bandingkan anak yang
masih muda bahkan usia dini.
Perkembangan itu seperti plastisin, plastisin atau lilin mainan memiliki bentuk yang
sangat lentur dan mudah di bentuk. Begitu juga dengan di mensi dan komponen
perkembangan, mereka dapat di bentuk dan di ubah bentuknya. Dengan kata lain,
perkembangan terjadi karena aspek-aspek dalam diri manusi yang dapat di ubah. Sebagai
contoh orang-orang kerap berpikir bahwa semakin tua semakin sulit seseorang belajar.
Walaupun demikian, penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi yang
tepat, orang lanjut usia masih dapat mempelajari hal-hal baru.
Perkembangan itu kontekstual, seluruh perkembangan yang terjadi dalam diri setiap
manusia terjadi dalam satu konteks atau kondisi. Yang di maksud dalam konteks disini
adalah keluarga, sekolah, teman bermain, lingkungan agama (misalnya kelompok
pengajian, organisasi gereja, dan sebagainya), lingkungan tempat tinggal, negara dan
sebagainya. Kondisi tertentu dalam suatu konteks dapat memengaruhi perkembangan
manusia. Misalnya. Wafatnya salah satu orang tua dari anak usia dini ‘memaksa’ anak
tersebut untuk mempelajari konsep kematian, sesuatu yang mungkin tidak di pelajari
anak-anak lainnnya. Kejadian tersebut serta tumbuh dengan orang tua tunggal mungkin
akan memengaruhoi perkembangannya juga.
Vygotsky Piaget
Bersifat kreatif karena budaya yang Secara umum bersifat universal sehingga yang
berbeda-beda sehingga setiap anak berbeda- terjadi pada sifat salah satu anak akan terjadi
beda. pula pada anak yang lain.
Perkembangan kognitif berasal dari interaksi Perkembangan kognitif sangat di pengaruhi
sosial ketika anak belajar dengan bantuan oleh eksplorasi mandiri yang di lakukan anak.
dari orang lain dalam zona proksimalnya Mereka membangun pengetahuan secara
masing-masing. mandiri tanpa pengetahuan orang lain.
Proses sosial yang terjadi dengan adanya Proses individual yang anak alami menjadi
interaksi sosial akan menjadi proses proses sosial. Dengan berkurangnya sifat
psikologi individu ketika anak egosentris, anak semakin mampu melihat
menginternalisasikan pengetahuan yang sesuatu dari perspektif orang lain, dari mereka
mereka dapatkan. sendiri.
Peran orang dewasa penting untuk Peran teman-teman penting bagi anak karena
membantu proses belajar. dengan adanya interaksi, anak belajar
memahami perspektif lain.
Teori Piaget mengemukakan bahwa seseorang dapat belajar secara mandiri dengan melihat
orang-orang di sekelilingnya sedangkan Teori Vygotsky berpendapat bahwa seseorang harus di
tunjang dengan interaksi sosial agar dapat berkembang.
Sensory state/register : informasi masuk dalam sistem melalui indra manusia. Saluran
informasi ini pun berbeda-beda tergantung pada indra yang di gunakan. Informasi di
simpan dalam waktu yang singkat dan akan hilang jika manusia memilih
mengabaikannya. Sebaliknya, jika mereka memilih mengolah lebih lanjut, informasi akan
masuk dalam short-term store (STS).
Short-term store (STS) : ketika manusia mendapat stimulus dari lingkungannya,
informasi akan masuk dalam STS, bergantung dari kebutuhan manusia akan informasi
tersebut. Namun, jika informasi tidak lagi di butuhkan, informasi ini pun akan terlupakan
juga. STS di sebut juga sebagai working memory karena manusia secara sadar mengolah
informasi dalam STS.
Long-term store (LTS) : informasi yng telah diinterpretasi di simpan secara permanen
untuk di gunakan pada kemudian hari.