1. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang di-peroleh melalui
pengalaman, berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan-nya.
belajar matematika juga merupakan belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat
dalam materi yang di-pelajari, serta mencari hubungan-hubungan antara konsep dan struktur
matematika itu. Dengan demikian dalam mempelajari matematika, pemahaman terhadap konsep
dan struktur materi menjadikan siswa lebih mudah mengingat materi itu, karena materi yang
dipelajari mempunyai pola yang berstruktur. Karena matematika merupakan ide-ide abstrak yang
diberi simbul-simbul, maka konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbul- simbul. Dan kehirarkian matematika menjadikan proses belajar matematika
berjalan dengan lancar, apabila dilakukan secara kontinyu.
Jerome S. Bruner adalah merupakan orang terkenal dalam dunia pendidikan matematika khususnya,
ia telah menuliskan hasil studinya tentang “Perkembangan Belajar“ yang merupakan suatu cara
untuk mendifinisikan belajar. Bruner menekankan bahwa setia individu pada waktu mengalami atau
mengenal peristiwa atau benda didalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali
peristiwa atau benda tresebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau
benda yang dialaminya atau dikenalnya.
Peserta didik harus menemukan keteraturan dengan cara memanipulasi material yang berhubungan
dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki peserta didik.
Menurut Brunner, perkembangan mental siswa mengalami 3 (tiga) tahap, yakni:
1. Teorema Konstruksi,
2. Teorema notasi,
3. Teorema perbedaan dan variasi,
4. Teorema konektivitas.
Van Hiele mengemukan lima tahapan belajar geometri secara berurutan yaitu :
1. Tahap pengenalan
2. Analisis
3. Pengurutan
4. Deduksi dan
5. Akurasi.
Teori belajar Brownell dan Van Engen
Teori belajar ini meyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses
pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Menurut hukum ini belajar
akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu
stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau puas ini
bisa timbul sebagai akibat siswa mendapat pujian atau ganjaran sehingga ia merasa puas
karena sukses yang dirainya dan sebagai akibatnya akan mengantarkan dirinya ke
jenjang kesuksesan berikutnya.
Belajar terjadi bila individu merespon terhadap stimulus yang datangnya dari luar,
sedangkan kematangan datangnya memang dari dalam diri orang itu. Perubahan
tingkah laku yang tetap sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang itu berinteraksi
dengan lingkungan.
Sifat tertutupnya juga sama di operasi perkalian. Misalnya, 2×4 = 8. Hasil dari
perkalian bilangan cacah bakal tetap bulat dan cacah juga.
Asosiatif
Sifat asosiatif dalam operasi bilangan cacah ini maksudnya yaitu hasil dari
penjumlahan dan perkalian tiga bilangan bulat bakal tetap sama walaupun
pengelompokannya berbeda-beda. Biar elo nggak bingung, gue coba kasih contoh, ya.
Misalnya:
(2+3) + 4 = 9
2 + (3+4) = 9
Nah, setiap ada tiga bilangan cacah yang dijumlahkan, hasilnya sebenarnya bakal tetap
sama walaupun cara mengelompokkan bilangannya berbeda kayak di atas. Sifat ini
juga berlaku buat perkalian.
Misalnya: (2×3)
x 4 = 24
2 x (3×4) = 24
Distributif
Sifat dalam operasi bilangan cacah selanjutnya yaitu distributif
atau penyebaran. Maksudnya, hasil operasi hitung bilangan cacah dalam bentuk
penjumlahan, pengurangan, perkalian, sampai pembagian ini bisa disebarkan
kelompoknya.
Misalnya:
(2 + 3) x 2 = 10
Nah, sifat distributif dari operasi bilangan cacah bisa menghasilkan angka yang sama
kalau masukin rumus di atas. Jadinya, gini:
(2 x 2) + (3 x 2) = 4 + 6 = 10
X-2, X,X+2