Anda di halaman 1dari 7

Tugas.

1
Nama : MUJIYAT
NIM : 857813438
Mata Kuliah : Pendidikan Matematika 1/ PDGK4203
Jurusan : S1-PGSD

1. Jelaskan jenis-jenis aliran dalam teori belajar.


Jawab :
Teori-teori belajar matematika pada pembelajaran matematika di SD antara lain :
 Teori Belajar Bruner
Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal
peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan
kembali peristiwa atau benda tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental
tentang peristiwa at
au benda yang dialaminya atau dikenalnya.
Menurut Bruner, hal-hal ada 3 tahapan proses belajar yaitu
a. Tahap Enaktif
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau
pengalaman dengan lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini anak memanipulasikan, menyusun, menjejerkan, mengutak-nagtik, dan
bentuk-bentuk gerak lainnya.
b. Tahap Ikonik
Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda
dalam bentuk bayangan mental.
c. Tahap Simbolik
Pada tahap ini, anak dapat mengutarakan byangan mental tersebut dalm bentuk simbol
dan bahasa.

 Teori Belajar Dienes


Menurut Dienes ada enam tahap belajar matematika yaitu
a. Tahap bermain bebas
Pada tahap ini, anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan menggunakan benda-
benda matematika konkret. Siswa belajar konsep matematika melalui mengotak=ngatik
atau memanipulasikan benda-benda konkret.
b. Tahap permainan
Pada tahap ini, anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep.
c. Tahap penelaahan kesamaan sifat
Pada tahp ini, anak mulai diarahkan pada kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan
dalam permainan yang sedang diikuti. Pada tahap ini, anak mulai belajar membuat
abstraksi tentang pola, keteraturan, sifat-sifat bersama yang dimiliki dari model-model
yang disajikan.
d. Tahap representasi
Pada tahp ini, anak mulai belajar membuat pernyataan atau representasi tentang sifat-
sifat kesamaan suatu konsep matematika yang diperoleh pada tahap penelahaan
kesamaan sifat.
e. Tahap simbolisasi
Pada tahap ini, anak perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal yang
cocok untuk menyatakan konsep yang representasinya sudah diketahuinya pada tahap
ke 4.
f. Tahap formalaisasi
Pada tahap terakhir ini, anak mulai belajar mengorganisasikan konsep-konsep
membentuk secara formal, dan harus sampai pada pemahaman aksioma, sifat, aturan,
dalil sehingga menjadi struktur dari sistem yang dibahas.
 Teori Belajar Van Hiele
Van Hiele mengemukakan lima tahapan belajar geometri secara berurutan yaitu
a. Tahap pengenalan
Pada tahap ini, siswa mulai belajar mengenal bangun Geometri secara keseluruhan, tetapi
dia belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bangun Geometri yang di lihatnya.
b. Tahap analisis
Pada tahap ini, siswa mulai mengenal sifat-sifat dari bangun Geometri yang diamati
c. Tahap pengurutan
Pada tahap ini, siswa sudah mengenal dan memahami sifat-sifat satu bangun Geometri
serta sudah dapat mengurutkan bangun-bangun Geometri yang satu dengan yang lainnya
saling berhubungan.
d. Tahap deduksi
Pada tahap ini, siswa mampu menarik kesimpulan yang bersifat umum dan menuju ke
hal-hal yang bersifat khusus.
e. Tahap akurasi
Pada tahap terakhir ini, siswa sudah menyadari pentingnya ketepatan prinsip-prinsip
dasar yang melandasi suatu pembuktian.

 Teori Belajar Brownell dan Van Engen


Menurut teori makna dari Brownwll dan Van Engen menyatakan bahwa pada situasi
pembelajaran yang bermakna selalu terdapat tiga unsur yaitu
a. Adanya suatu kejadian (event), benda(object), atau tindakan (action)
b. Adanya simbol yang mewakili unsur-unsur
c. Adanya individu yang menafsirkan simbol tersebut

 Teori Belajar Gagne


Menurut teori Gagne objek belajar matematika ada dua yaitu objek langsung (fakta,
operasi, konsep, dan prinsip), dan objek tidak langsung (kemampuan menyelidiki,
memecahkan masalah, disiplin diri, bersikap positif dan tahu bagaimana semestinya
belajar)
Menurut teori Gagne ada 8 tipe belajar mulai dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks yaitu
a. Belajar isyarat
Belajar isyarat adalah belajar sesuatu yang tidak sengaja sebagai akibat adanya
rangsangan. Misalnya sikap positif siswa dalam belajar matematika karena sikap guru
yang menyenangkan.
b. Stimulus respon
Pada tahap ini, belajar dilakukan dengan disengaja dan responnya jasmaniah.
c. Rangkai gerak
Belajar dalam bentuk perbuatan jasmaniah terurut dari dua kegiatan atau lebih
stimulus respons.
d. Rangkaian verbal
Belajar yang berupa perbuatan lisan terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus
respons.
e. Belajar membedakan
Ada dua macam belajar membeda-bedakan yaitu belajar membedakan tunggal berupa
pengertian siswa terhadap lambang ( tentang lambang pakar kuadrat √ ❑ ), sedangkan
membedakan jamak adalah membedakan beberapa lambang tertentu misal lambang
ruas garis, sinar dan garis −, → ,↔
f. Belajar konsep
Tipe belajar konsep juga disebut tipe belajar pengelompokan yaitu belajar mengenal
atau melihat sifat bersama dari suatu benda atau peristiwa.
g. Belajar aturan
Pada tipe ini, siswa diharapkan mampu memberikan respons terhadap semua stimulus
dengan segala macam perbuatan. Misalnya siswa yang mampu menyebutkan sifat
penyebaran perkalian terhadap penjumlahan , tetapi belum mampu menggunakannya
atau sebaliknya.
h. Pemecahan masalah
Sesuatu itu merupakan masalah bagi siswa bila sesuatu itu baru dikenalnya, tetapi
siswa telah memiliki prasyaratnya hanya belum tahu proses penyelesaiannya.

2. Misalkan  ada dua bilangan cacah. Jelaskanlah sifat-sifat operasi hitung penjumlahan dan
perkalian pada bilangan cacah.
Jawab :
Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
a. Tertutup\
Jumlah setiap dua bilangan cacah sebarang adalah bilang cacah pula. Dikatakan bahwa
bilangan cacah tertutup di bawah penjumlahan.
Misal :
3+6=9 , 9 adalah hasil penjumlahan dari 3 + 6 yang merupakan bilangan cacah pula.
Bilangan caaacah tidak tertutup di bawah pengurangan sebab selisih dua bilangan cacah
tidak selalu hasilnya bilangan cacah lagi.
Misal :
9−10=−1, meskipun 9 dan 10 bilangan cacah, tetapi -1 bukan bilangan cacah lagi
b. Pertukaran
Setiap dua bilangan cacah sebarang, bila dijumlahkan, letaknya selalu dapat dipertukarkan
maka bilangan cacah itu memenuhi sifat pertukaran (komutatif) penjumlahan.
Misal :
3+6=6+3, dimana antara ruas kiri dan kanan hasil jumlahnya tidak berubag yaitu 9.

Bilangan cacah tidak memenuhi syarat pertukaran dalam pengurangan, sebab tidak setiap
bilang cacah bila dikurangkan dan letaknya dipertukar hasilnya tetap sama.
Misal :
5−3=2 , sedangkan 3−2=−1

Sifat-sifat operasi hitung perkalian bilangan cacah


a. Tertutup
Apabila hasil sebarang dua bilangan cacah adalah bilang cacah maka perkalian tersebut
tertutup dalam bilangan cacah
Misal :
3 x 4=12, 3 dan 4 merupakan bilangan cacah, 12 sebagai hasil kalinya adalah bilangan
cacah pula.
b. Pertukaran
Apabila sebarang dua bilangan cacah dikalikan dan letaknya ditukar hasilnya tidak
berubah maka perkalian dalam bilangan cacah tersebut memenuhi sifat komtatif.
Misal :
4 x 6=24 → 6 x 4=26
c. Pengelompokan
Untuk setiap 3 bilangan cacah sebarang hasil kalinya tidak berubah bila dua bilangan
pertama atau dua bilangan terakhir dikalikan terlebih dahulu maka perkalian dalam
bilangan cacah tersebut memenuhi sifat pengelompokan
Misal :
( 3 x 4 ) x 6=3 x ( 4 x 6 ) → hasil perkalian ruas kiri dan kana sama yaitu 72

d. Distributif
Untuk setiap bilangan cacah sebarang a, b dan c berlaku bahwa
a x ( b+c )=( a x b ) + ( a x c ) .
Misal :
2 x ( 4 +5 ) =( 2 x 4 )+ ( 2 x 5 ) .
e. Sifat bilangan satu dan nol
Setiap bilangn cacah dikalikan dengan 1 maka hasilnya tetap.
Misal : 3 x 1 = 3
Setiap bilangan cacah jika dikalikan dengan 0 maka hasilnya 0
Misal : 3 x 0 = 0

3. Diketahui tiga bilangan yang berurutan. Bila jumlah bilangan pertama ditambah dua kali
bilangan kedua, ditambah tiga kali bilangan ketiga adalah 134. Tentukan bilangan–bilangan
tersebut.
bil. pertama = x
bil. kedua = (x + 1)
bil. ketiga = (x + 2)
maka,
⇔x + 2(x + 1) + 3(x + 2) = 134
⇔x + 2x + 2 + 3x + 6 = 134
⇔6x + 8 = 134
⇔6x = 134 – 8
⇔6x = 126
⇔x = 126/6
⇔x = 21
bil. pertama = x → 21
bil. kedua = x + 1 → 21 + 1 = 22
bil. ketiga = x + 2 → 21 + 2 = 23
 

Anda mungkin juga menyukai