Anda di halaman 1dari 47

1

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS V SDN KETANGGI 01

Disusun Untuk Memenuhi Tugas PPG DALJAB Tahap II

Oleh
Widi Astuti
18032202710053

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


LEMBAGA PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
2

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


1. JUDUL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA
SISWA KELAS V SDN KETANGGI 01
2. BIDANG KAJIAN
Ilmu Pendidikan dengan Model Kooperative Tipe Jigsaw berbantuan media
Audiovisual.
3. PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang ada saat ini menuntut pendidik untuk
membekali peserta didiknya dengan skill yang kuat untuk melindungi mereka dari
pengaruh buruk globalisasi. Dengan pembelajaran IPS yang efektif dan bermakna
pada siswa akan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadi bekal untuk mengatasi masalah
yang akan mereka hadapi dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Kompetensi yang diharapkan dari Undang-undang di atas adalah hasil pendidikan
yang mampu untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
Sedangkan didalam Standar kompetensi dan kompetensi dasar Tingkat
SD / MI dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di masa yang akan datang peserta
didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat
yang dinamis. (Depdiknas, 2006)
Mulyono (dalam Hidayati, 2008 : 1.7) memberi batasan IPS adalah
merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran Ilmu-ilmu sosial. IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
antropologi budaya, psikologi social, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
3

sebagainya. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga


dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial.
Mata pelajaran IPS SD/MI menurut standar isi KTSP 2006 bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar
untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah, dan
ketrampilan dalam kehidupan social; (3) memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan; (4) mimiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk
ditingkat lokal, nasional, dan global (Depdiknas, 2006 : 579).
Menurut Fullan (dalam Suyanto. Wordpress. Com) mengatakan bahwa
siswa aktif adalah siswa berperan sebagai pusat pembelajaran, artinya siswa yang
melakukan pembelajaran dengan penemuannya sendiri. Sedangkan guru kreatif
adalah guru yang mampu memecahkan masalah dengan caranya sendiri dan dengan
model serta metode yang dimiliki.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti yang dilakukan selama
pembelajaran di kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh selama satu semester tahun
pelajaran 2017-2018 ditemukan hasil belajar rendah pada mata pelajaran IPS,
pembelajaran IPS rendah dikarenakan peneliti masih belum maksimal dalam
menerapkan keterampilan mengajar yaitu dalam keterampilan mengadakan variasi
guru tidak menggunakan media pembelajaran.Dalam keterampilan menegelola
diskusi,siswa dibiarkan berdiskusi tanpa bimbingan sehingga terjadi kegaduhan di
kelas. Sedangkan dalam keterampilan mengelola kelas,kegaduhan saat diskusi
mencerminkan guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik. Selain itu aktivitas
siswa juga belum maksimal dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam aktivitas
belajar pengetahuan siswa belum berani bertanya kepada guru, dalam aktivitas
belajar informasi siswa kurang bersenangat membuat catatan dalam buku
pelajarannya, sedangkan dalam aktivitas belajar konsep, siswa tidak membuat
ringkasan ketika akhir pembelajaran.
Hal tersebut mengakibatkan permasalahan yaitu hasil belajar yang di
peroleh siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruhdibawah KKM yang
ditentukan. Dari data awal hasil belajar siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec.
Suruh, dalam pelajaran IPS semester pertama tahun pelajaran 2017/2018
menunjukkan sebagian besar siswa dalam pembelajaran belum mencapai nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM), dari 19 siswa 7siswa (36,9%)mendapat nilai
dibawah KKM yang ditentukan yaitu 64. Sedangkan 12 siswa (63,1%)
mendapatkan nilai diatas KKM, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85
4

sedangkan nilai terendah adalah 20 dengan rata-rata kelas 65,3. Ketuntasan kelas
hanya mencapai 63,1 %. Sedangkan ketuntasan yang harus dicapai kelas minimal
75 %. Dari data tersebut terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa rendah.
Terkait belum optimalnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh, maka untuk mengoptimalkan pembelajaran
IPS kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh perlu digunakan model dan media
pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa, kerjasama siswa, sehingga
mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar IPS yang berdampak
pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu model dan media pembelajaran
yang mampu melibatkan keaktivan siswa secara langsung adalah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual.
IPS merupakan pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Peneliti menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual pada
pelajaran IPS karena model pembelajaran kooperatif tipejigsaw merupakan salah
satu cara yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar
bekerjasama selama proses pembelajaran, sedangkan penggunaan media audio
visual dapat memberikan pengalaman belajar yang sama kepada siswa, dapat
mengetahui kejadian ditempat lain, dapat direkam, memungkinkan untuk
memanipulasi waktu. Sehingga model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan
media audio visual sangat tepat digunakan dalam pelajaran IPS.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktifis. Pembelajaran kooperatif
merupakan model belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman disatu kelompok belum menguasai
bahan pelajaran .
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran.
Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diawali dengan pengenalan topik, selanjutnya
guru membagi kelas menjadi kelompok–kelompok kecil yang disebut kelompok
5

asal, setelah kelompokasal terbentuk guru membagikan materi pada tiap kelompok,
sesi berikutnya membentuk kelompok ahli, setelah terbentuk kelompok ahli berikan
kesempatan pada mereka untuk berdiskusi, setelah selesai diskusi mereka kembali
ke kelompok ahli, sebelum pelajaran diakhiri guru menutup pelajaran dengan
memberikan review terhadap topik yang telah di pelajari.(suprijono, 2012:89.91)
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsawakan lebih berhasil
diterapkan pada pembelajaran IPS apabila didukung dengan pengggunaan media
audiovisual. Karena media audiovisual merupakan media yang tidak hanya dapat
dipandang atau diamati tetapi juga dapat didengar. Menurut (Sumantri, 2001:175).
media pembelajaranpun mempunyai beberapa kelebihan. Adapun kelebihandari
media audiovisual adalah sebagai berikut: (a) Memberikan pengalaman belajar
yang sama kepada setiap peserta didik yang menontonnya, (b) Peserta didik dapat
mengetahui kejadian-kejadian di tempat lain, (c) Peserta didik memperoleh
pengalaman belajar baru, (d) Peserta didik dapat lebih kritis dalam belajarnya, (e)
Dapat digunakan untuk kelas besar maupun kelas kecil, (f) Dapat memberikan
informasi-informasi “up to date”, (g) Dapat menjangkau jarak yang luas, (h) Dapat
direkam, (i) Dapat memungkinkan guru berada di dua tempat dalam waktu yang
sama.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Perdy Karuru yang
berjudul Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam seting pembelajaran
kooperatif jigsaw untuk menigkatkan hasil belajar IPS.pembelajatran kooperatif
jigsaw dapat meningkatkan keterampilan guru, pengelolaan kelas dan hasil belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni’mah yang berjudul Penggunaan media audio
visual untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
kelasV SDN Bakalan 1 Malang, membuktikan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan keadaan tersebut penulis melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui model Pembelajaran
Kooperatiftipe Jigsaw dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN
Ketanggi 01 Kec. Suruh.
3.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan
3.2.1 Perumusan Masalah
a. Bagaimanakah peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui
model Kooperatif Tipe Jigsaw berbantuan media audiovisual pada siswa kelas
V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh?
6

b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS melalui model


Kooperatif Tipe Jigsaw berbantuan media audiovisual pada siswa kelas V SDN
Ketanggi 01 Kec. Suruh?
3.2.2 Pemecahan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, maka peneliti merencanakan pemecahan
masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS diupayakan
pencapaiannya dengan menggunakan penerapan modelpembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw menurut Trianto (2007 : 56-57) dan media audio visual menurut
Sumantri (2001:161).
Langkah-langkah pemecahan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru memotifasi siswa sebelum pembelajaran
2. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran
3. Guru mengadakan apersepsi
4. Siswa memperhatikan media audio visual yang disampaikan guru.
5. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4 orang
siswa yang disebut kelompok asal.
6. Siswa dalam kelompok diberikan nomor dada.
7. Siswa sekali lagi memperhatikan media audio visual
8. Setiap siswa mendapat tugas / permasalahan yang berbeda, setiap nomor
mendapat satu sub bab sebagai permasalahan.
9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang diberikan.
10. Masing-masing anggota kelompok mempunyai tugas yang sama berkumpul
membentuk kelompok yang baru disebut kelompok ahli yang akan membahas
sub-sub tema.
11. Siswa mendiskusikan tugasnya kedalam kelompok ahli.
12. Guru berkeliling kedalam kelompok untuk memberikan bimbingan kepada
semua anggota kelompok.
13. Siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
14. Tiap anggota kelompok asal saling tukar pendapat, saling menularkan, dan
menggali informasi tentang materi yang telah didiskusikan dalam kelompok
ahli kemudian disatukan menjadi satu pengetahuan yang baru.
15. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil paparan tiap anggota, serta
memberikan penghargaan kepada kelompok.
16. Guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran untuk pemahaman dan
umpan balik siswa.
17. Pemberian ulasan dan menarik kesimpulan.
3.3 Tujuan Penelitian
7

Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut:


a. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model
pembelajaran kooperatif tipejigsaw dengan media audio visual pada siswa
kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh.
b. Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS dalam materi peristiwa
sekitar proklamasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
media audio visual pada siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS dalam materi peristiwa
sekitar proklamasi pada siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh melalui
model pembelajaran kooperatif tipejigsaw dengan media audio visual.
3.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bersifat teoritis dan
praktis, adapun penjabaranya sebagai berikut.
3.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta apat menjadi landasan
penelitian mengenai penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh orang
lain di kemudian hari.
3.4.2 Manfaat Praktis
3.4.2.1 Bagi guru
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
guru dalam mengajar, memotivasi guru untuk menerapkan berbagai variasi
pembelajaran, mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran dengan
penggunaan media khususnya media audio visual, dapat meningakatkan
kemampuan dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas. Khususnya dalam
pembelajaran IPS dan kegiatan belajar mengajar pada umumnya.
3.4.2.2 Bagi Siswa
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
belajar yang bermakna sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi belajar,
meningkatkan aktivitas pembelajaran, melatih keberanian dalam menyampaikan
pendapat atau mengajukan pertanyaan, meningkatkan kerjasama dengan sesama
teman, serat dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada pembelajaran IPS
dan kegiatan belajar mengajar pada umumnya.
3.4.2.3 Bagi Sekolah
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
pengalaman tentang model pembelajaran kooperatf tipejigsaw bagi guru di SDN
Kramat 3, khususnya pada pelajaran IPS
8

4. Kajian Pustaka
4.1 Kajian Teori

4.1.1 Hakekat belajar

Belajar adalah perubahan dalam diri seseorang dari tidak tahu menjadi
tahu. Sependapat dengan itu, Gagne dalam Sri Anitah (2009: 1.3) belajar
merupakan suatu proses yang mana suatu organism berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Selanjutnya Nur Hamiyah (2014: 4) belajar merupakan
proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungannya yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada
pada individu yang belajar. Lebih jelasnya Slameto (2010: 2) belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat
Slameto dikuatkan oleh pendapat dari Achmad Rifa’i (2011: 82) bahwa belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
Menurut Sugandi (2004) teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-
prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperimen diantaranya adalah teori konstrktivisme.
Dari pendapat para ahli di atas tentang pengertian belajar, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana seseorang
mengalami sebuah perubahan, baik secara fisik maupun kepribadian. Dan
perubahan yang terjadi dalam proses belajar bersifat permanen. Dan belajar juga
memiliki unsur-unsur diantaranya adalah pembelajar, rangsangan, memori, dan
respon. Disamping itu belajar juga merupakan perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau akibat dari sutu
perubahan fisik ,yang didapat dengan berinteraksi dengan orang lain dan sifatnya
tetap atau permanen karena tidak didapat secara tiba – tiba.
4.1.2 Prinsip-prinsip belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip
belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar (Anitah, 2009 : 1.9).
Dalam pembelajaran prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam
memilih tindakan yang tepat untuk dapat meningkatkan proses belajar siswa.
9

Beberapa prinsip belajar yang berasal dari teori dan penelitian tentang
pengertian tentang belajar masih relevan dengan beberapa prinsip lain. Beberapa
prinsip yang dimaksud yaitu ( Rifa’i, A & Tri Anni, C. 2009 : 95) :
a. Keterdekatan (contiguity)
Prinsip kedekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak
direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya
dengan respon yang diinginkan.
b. Pengulangan (repetiti)
Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya
perlu diulang–ulang, atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan
meningkatkan retensi belajar.
c. Penguatan (reinforcement)
Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan
diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang
menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya
untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah
dicapai memperoleh penguatan.
Dari uraian diatas dapat diketahui ada beberapa prinsip belajar, yang
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Ada beberapa prinsip–prinsip belajar antara lain : Keterdekatan
(contiguity), Pengulangan (repetiti), Penguatan (reinforcement).
4.1.3 Pengertian Pembelajaran
Berdasarkan(UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20) Pembelajaran adalah
Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran (learning) yang mempunyai makna secara
leksikal yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari (Suprijono, 2010: 11-
13).
Pembelajaran adalah usaha terprogram dan tersusun dari seorang guru
untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan tujuan yang
diharapkan (Trianto, 2010;17). Sedangkan menurut Ruminiati (2007;15)
menemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang oleh
guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi siswa mempelajari suatu
informasi tertentu dalam pembelajaran yang telah dirancang secara matang
mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
Briggs dan Gagne (dalam Sugandi 2007: 9-10) menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar
sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam
10

berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. serta pembelajaran yang


berorientasi bagaimana si belajar berperilaku, memberikan makna bahwa
pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang
merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan
jangka panjang.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulnan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk memperoleh ilmu, pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukkan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik.
4.1.4 Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu
apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep, sedangkan tujuan
peserta didikan merupakan diskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan
atau diskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi. Tujuan
yang harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa peranan
penting, yaitu:
a. Memberikan arah kepada kegiatan peserta didikan, yaitu mengarahkan
pesrta didik untuk melakukan kegiatan yang diharapkan.
b. Mengetahui kemajuan belajar dalam menguasai tujuan pembelajaran, dan
perlu tidaknya pemberian remidial.
c. Sebagai bahan komunikasi antara peseta didik dengan peserta didik yang
lain. (Rifa’i, A & Tri Anni, C. 2009 : 85-86).
Mengingat ranah-ranah yang terkandung dalam suatu tujuan pendidikan
merupakan sasaran evaluasi hasil belajar, Dimyati (2009 : 202-208) menjabarkan
ketiga ranah menurut pendapat para ahli sebagai berikut
a) Ranah kognitif
Tujuan ranah kognitif berkaitan dengan ingatan atau pengenalan terhadap
pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual
(Jaromelik dan Foster dalam Dimyati, 2009 :202). Menurut Anderson dan
Krathwohl (dalam Kamriantiramli : 2001) revisi taksonomi atau penggolongan
tujuan ranah kognitif oleh Bloom terdapat 6 tingkatan, yaitu: menghafal
11

(remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis


(analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).
b) Ranah afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,
penghargaan, nilai, perasaan dan emosi. Kratwohl mengemukakan taksonomi
tujuan ranah afektif yaitu : penerimaan, pemberian respon, penilaian,
pengorganisasian, karakterisasi (Usman, 2009 : 36)
c) Ranah psikomotorik
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,
manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan
koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles (dalam Dimyati, 2009 : 207)
mengemukakan taksonomi ranah tujuan psikomotorik yaitu : gerakan tubuh yang
mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, perangkat komunikasi
nonverbal, kemampuan berbicara.
Adapun Indikator hasil belajar kognitif dalam penelitian ini diantaranya
yaitu: (1) mendefinisikan peristiwa sekitar proklamasi, (2) menceritakan
peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar Proklamasi, (3) menyebutkan tempat
terjadinya peristiwa sekitar Proklamasi, (4) menganalisis peristiwa–peristiwa
yang terjadi sekitar Proklamasi , (5) memahami cara menghargai peristiwa–
peristiwa yang terjadi sekitar Proklamasi, (6) menganalisis waktu terjadinya
peristiwa sekitar Proklamasi, (7) menyebutkan tokoh-tokoh dalam peristiwa
sekitar Proklamasi. Adapun Indikator hasil belajar afektif dalam penelitian ini
yaitu: (1) menanggapi apersepsi, (2) memperhatikan penjelasan guru, (3)
antusias dalam pembentukan kelompok, (4) memperhatikan penayangan CD
pembelajaran. Sedangkan hasil belajar psikomotorik berkenaan dengan
keterampilan motorik seperti praktek, dan sebagainya. Sedangkan Indikator hasil
belajar psikomotorik dalam penelitian ini yaitu: (1) kesiapan dalam mengikuti
pembelajaran, (2) interaksi dalam diskusi kelompok, (3) mempresentasikan hasil
diskusi kelompok, (4) aktif dalam bertanya, (5) melakukan refleksi.
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang
diberikan oleh guru dan nilai yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa
pada mata pelajaran tertentu (Wijayanti,2009 : 7).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah segala
sesuatu yang merupakan hasil dari sebuah pengetahuan atau pembelajaran yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku.
4.1.5 Aktivitas siswa
12

Aktivitas siswa adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam upaya
proses belajar.Aktivitas belajar siswa tidak pernah lepas dari 3 ranah pendidikan,
yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
John Travers dalam Suprijono (2011 : 7) menggolongkan aktivitas belajar
menjadi belajar gerakan, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah.Ada
pula yang menggolongkan menjadi aktivitas belajar informasi, aktivitas belajar
konsep, aktivitas belajar prinsip, aktivitas belajar keterampilan dan aktivitas belajar
sikap.
Aktivitas belajar siswa dapat diuraikan menjadi 6 aktivitas belajar :
2.1.1.1.1. Keterampilan
Aktivitas belajar keterampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui gerak
yang dilakukan peserta didik. Aktivitas ketrampilan berfokus pada pengalaman
belajar melalui :

a. Gerak yang terkoordinasi peserta didik


Siswa dapat melaksanakan tugas atau kegiatan yang diinstruksikan oleh
guru dengan baik.
b. Respon yang tepat
Siswa dapat menerima dan menanggapi tugas yang diberikan oleh guru
dengan tindakan yang tepat.
c. Mengembangkan keterampilan dari stimulus yang diberikan
Siswa dapat mencari dan menentukan cara, rumus yang tepat untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
2.1.1.1.2. Pengetahuan
Aktivitas belajar pengetahuan termasuk ranah kognitif, fokus aktivitas
pengetahuan belajar melalui :
a. Memahami pengetahuan
b. Memiliki perkembangan kemampuan
c. Memiliki keterampilan berpikir
2.1.1.1.3. Informasi
Aktivitasbelajar informasi adalah kegiatan peserta didik memahami simbol,
seperti kata, istilah, pengertian, dan peraturan. Fokus aktivitas pengetahuan belajar
melalui :
a. Memahami simbol, seperti : kata, istilah pengertian dan peraturan
b. mengenali, mengulang, dan mengingat fakta atau pengetahuan yang
dipelajari
13

c. memformulasikan informasi yang diperoleh ke dalam rangkaian


kebermaknaan.
2.1.1.1.4. Konsep
Aktivitas belajar konsep adalah belajar mengembangkan inferensi logika atau
membuat generalisasi dari fakta dan konsep.Fokus aktivitas pengetahuan belajar
melalui :
a. mengembangkan logika atau membuat generalisasi
b. menemukan kata kunci materi
c. menyusun pengertian umum yang disusun dengan kata, simbol dan tanda
2.1.1.1.5. Sikap
Aktivitas belajar sikap adalah kegiatan belajar siswa dalam merespon stimulus
tertentu, sikap merupakan kecenderungan atau predisposisi perasaan dan perbuatan
yang konsisten dalam diri seseorang. Fokus aktivitas sikap belajar melalui :
a. Menunjukkan minat yang positif
b. Menghargai pendapat orang lain
c. Menunjukkan prasangka yang baik terhadap proses belajar
2.1.1.1.6. Memecahkan masalah
Aktivitas pemecahan masalah adalah kegiatan belajar dalam usaha
mengembangkan kemampuan berfikir,bagaimana kemampuan siswa dalam
menanggapi tujuan pembelajaran yang akan dicapai, antusias siswa dalam
menyelesaikan berbagai tugas, serta bagaimana kemampuan siswa dalam merancang
kegiatannya untuk menyelesaikan tugas dari guru.
Fokus aktivitas pemecahan masalah belajar melalui :
a. Menentukan tujuan yang akan dicapai
b. Terlibat dalam berbagai tugas
c. Merancang kegiatan untuk melaksanakan tugas`
(Suprijono, 2011: 8-11)
Dalam penelitian ini keenam indikator aktivitas siswa tersebut di atas yang akan
diteliti. Dan peneliti juga akan mengembangkan enam aktivitas siswa dalam teori
tersebut di atas sebagai instrumen penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini
sesuai dengan metode pembelajaran kooperatif jigsaw dengan media audio visual.
4.1.6 Hakekat pembelajaran IPS di SD

4.1.6.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial


Berdasarkan Standar kompetensi dan kompetensi dasar Tingkat SD / MI
dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa IPS merupakan
mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
14

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di masa yang akan datang peserta
didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat
yang dinamis.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya. ( Trianto, 2010: 171).oleh karena itu Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
pelajaran yang mempelajari seluruh gejala dan peristiwa sosial yang terjadi di
sekitar kita. IPS merupakan pelajaran yang selalu mengikuti perkembangan zaman
dan terus akan mengalami perkembangan dan perubahan dalam materinya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan d SD yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep,dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial, yang memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga negara yang cinta damai.
4.1.6.2. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ruang lingkup IPS tidak lain menyangkut kehidupan manusia sebagai
anggota masayrakat atau manusia dalam konteks sosial. Selanjutnya IPS sebagai
program pendidikan, ruang lingkupnya sama yakni berhubungan dengan manusia
sebagai anggota masyarakat dan dilengkapi dengan nilai-nilai yang menjadi
karakteristik program pendidikannya (Petrus, 2010:1-36).
Ruang lingkup mata pelajaran IPS dalam KTSP 2006 meliputi aspek-aspek
antara lain sebaga,i berikut :
a. manusia,tempat, dan lingkungan
Ruang lingkup pelajaran IPS didalamnya mengkaji hubungan manusia baik
dalam lingkungan sosial, sehingga peserta didik dapat menghadapi
kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan.
b. waktu, keberlanjutan, dan perubahan
Pembelajaran IPS didalamnya mengkaji perubahan waktu yang terus
berkembang dan mengalami perubahan secara terus menerus dan
berkelanjutan, sehingga peserta didik dapat mengikuti perubahan yang
terjadi secara berkelanjutan.
c. sistem sosial dan budaya
15

Pembelajaran IPS didalamnya mengkaji pengetahuan, pemahaman, dan


kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
d. perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Pembelajaran IPS didalamnya mengkaji kegiatan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai kesejahteraan.
Pelajaran IPS kelas V SDN Ketanggi 01 materi pokok peristiwa dan tokoh
dalam proklamasi termasuk dalam ruang lingkup waktu, keberlanjutan, dan,
perubahan, karena didalamnya mengkaji perubahan waktu dari masa yang terus
berkembang dan mengalami perubahan secara terus menerus dan berkelanjutan
hingga sekarang, sehingga peserta didik dapat mengikuti perubahan sejarah negara
indonesia secara berkelanjutan.
4.1.6.3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat.( Trianto, 2010: 176).
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosia
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk,di tingkat lokal, nasional, dan global
Dari uraian di atas tujuan pembelajaran IPS adalah agar peserta didik
menjadi warga negara yang baik serta memberikan bekal agar mampu
mengembangkan bakat, minat, dan kemampunnya dalam lingkungan masyarakat
yang majemuk baik di tingkat lokal, nasional, dan global.
4.1.6.4. Pembelajaran IPS di SD
Istilah IPS di Indonesia dimuali sejak tahun 1970-an sebagai hasil
kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem
pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut,
16

IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata
pelajaran sejarah, geografi, dan ekonami. Ciri khas IPS sebagai mata pelajarn pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sifat terpadu dari sejumlah mata
pelajaran, lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan
pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik dan kebutuhan pesrta didik.
(Hamid Said, 2008:22)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPS pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah sifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran,
diantaranya adalah sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi.
Ada dua manfaat mata pelajaran IPS di SD, yakni manfaat yang paling besar
(umum) dan manfaat khusus. Adapun manfaat umum dari adanya mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial adalah memberikan bekal pada anak agar dapat hidup atau
bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat kelak. Manfaat :
a. Anak dapat beradaptasi dengan lingkungan hidup disekitarnya.
b. Membentuk kepribadian yang kuat dan mandiri.
c. Anak dapat menghadapi perubahan sosial yang semakin cepat apalagi di era
globalisasi.
d. Anak dapat menerima moderenisasi sebagai suatu keniscayaan yang tak dapat
dipungkiri (Sumaatmaja, N, 1980:70)
Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintregasi. IPS
terdiri dari disiplin ilmu sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya, karakteristik IPS
SD dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya. Strategi penyampaian
pengajaran IPS sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi
disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat, kota, region, negara,
dan dunia.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS mempunyai cri-ciri
khusus atau karakteristik yang berbeda dengan bidang studi yang lainnya, untuk
karakteristik IPS SD materinya digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari
di masyarakat.
4.1.7 Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang


berdasarkan faham kontruktifis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami
17

materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai


jika satu teman dalam satu kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi
yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerjasama
selama proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan pada
pelajaran IPA dan IPS, akan tetapi pembelajaran kooperatif lebih tepat digunakan
pada mata pelajaran IPS. (Isjoni, 2009 : 14-16).
Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan sikap berpikir kritis, bekerjasama, dan membentu teman. Dalam
pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga
memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang
berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. dalam pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang,
heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab secara mandiri.
Dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari
materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan kelompoknya masing-
masing bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang mempelajari
materi yang sama. Seanjutnya materi tersebut didiskusikan mempelajari serta
memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga perwakilan tersebut dapat
memahami dan menguasai materi tersebut. Pada kegiatan ini keterlibatan guru dalam
proses belajar mengajar semakin berkurang dalam arti guru menjadi pusat kegiatan
kelas. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotifasi siswa
untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggung jawab serta siswa akan
merasa senang berdiskusi dalam kelompoknya. Mereka dapat berinteraksi dengan
teman sebayanya dan juga gurunya sebagai pembimbing (Isjoni, 2009 : 78-82)
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut :
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam kelompok asal dalam bentuk
teks yang telah dibagi - bagi menjadi beberapa sub bab.
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang di tugaskan dan bertanggung
jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan
18

mengenai sistem ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok


mempelajari sub pokok bahasan dalam satu bab.
4) Setiap anggota dalam kelompok ahli setelah kembali kekelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
5) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa
tes kuis individu.

ilustrasi yang menunjukkan tipe tigsaw pada gambar

Kelompok Asal terdiri dari 4 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli (tiap kelompok ahli mamiliki satu anggota dari tim-tim asal)

Gambar 1. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli ( Trianto,2007 : 58)

Tabel. 1 Sintaks pembelajaran kooperatif jigsaw


langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut :

No Fase – fase Tingkah laku Guru Tingkah laku siswa


19

1 Siswa dibagi atas Guru membagi siswa Siswa berkelompok


beberapa kelompok kelas V menjadi lima menjadi lima
(tiap kelompok kelompok dengan kelompok dengan
anggotanya 5-6 anggota kelompok empat setiap kelompok
orang) siswa beranggota empat
siswa

2 Materi pelajaran Guru menjelaskan Siswa menamati


diberikan kepada materi dengan media materi denagn media
siswa dalam bentuk audio visual kemudian audio visual
teks yang telah dibagi membagi tugas yang kemudian menerima
- bagi menjadi telah disiapkan sesuai tugas sesuai dengan
beberapa sub bab dengan nomor dada nomor dada

3 Setiap anggota Guru membimbing siswa Siswa bekelompok


kelompok membaca untuk berkelompok menjadi kelompok
sub bab yang di tugas dalam kelompok ahli ahli sesuai dengan
kan dan bertanggung serta mempelajari dan nomor dada yang
jawab untuk mengerjakan tugas sama, kemudian
mempelajarinya. berdiskusi untuk
mengerjakan tugas.

4 Setiap anggota dalam Guru meminta siswa Siswa kembali ke


kelompok ahli setelah kembali ke kelompok kelompok asal dan
kembali ke asal, kemudian saling bertukar
kelompoknya bertugas membimbing siswa informasi mengenai
mengajar teman- saling bertukar informasi tugas masing-masing.
temannya mengenai tugas masing-
masing.

5 Pada pertemuan dan Guru meminta siswa Siswa


diskusi kelompok untuk mempresentasikan mempresentasikan
asal, siswa-siswa hasil pekerjaannya secara hasil pekerjaan
dikenai tagihan acak. mereka secara acak.
berupa tes kuis
individu.
20

4.1.8 Pengertian media

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa


pesan dari komunikator menuju komunikan ( Criticos dalam Daryanto 2010 : 40).
Menurut Arsyad (2003 : 4) media adalah alat yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Usman (2003 :31) mengemukakan media
pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu
memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah
terjadinya verbalisme pada diri siswa.
Media meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pelajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, video
recorder, film, gambar, foto, televisi, komputer. Sanjaya menyatakan bahwa media
meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang
mengandung pesan. Menurut Hamalik menyatakan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membengkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belaja, bahkan membawa
pengaruh psikologi terhadap siswa (Hamdani, 2011:243-244)
Kata media dalam “ media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau
pengantar sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang
diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan
demikian media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai
wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang
untuk belajar.
Menurut Sardjiyo dkk (2009 : 6.10) media dapat diklasifikasikan menjadi tiga
golongan sebagai berikut :
1) Media visual, yang terdiri atas media visual yang tidak diproyeksikan dan media
visual yang diproyeksikan
2) Media audio
3) Media audiovisual
Proses belajar dan hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang
berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media.
Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran sangat dianjurkan untuk
mempertinggi kualitas pengajaran. Kedudukan media pengajaran ada dalam
komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses
interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.
21

Oleh sebab itu fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar, yaitu menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan guru.
1) Manfaat media bagi pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien (Solihatin, 2008 : 23). Menurut Usman (2003 : 32) manfaat
media dalam pembelajaran yaitu menarik minat siswa dalam belajar serta
mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi.
Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2003 : 25) mengemukakan manfaat media
pengajaran dalam proses bejajar siswa sebagai berikut :
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
2) Audio visual
Media audiovisual menurut Sumantri (2001:161) merupakan jenis media tidak
hanya dapat dipandang atau diamati, tetapi juga dapat didengar. Sedangkan menurut
Djamarah ( 1997 : 212) media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar.
Media audiovisual dipilih dalam pembelajaran karena memiliki beberapa
fungsi. Fungsi dari media audiovisual adalah:
1) Memberikan pengalaman belajar secara visual, maupun secara audial.
2) Menumbuhkan minat peserta didik terhadap pelajaran.
3) Memudahkan pemahaman dan pengertian tentang suatu konsep kejadian
serta keterampilan.
Seperti halnya dengan metode, menurut (Sumantri, 2001:175) media
pembelajaranpun mempunyai kelebihan dak kekurangan. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari media audiovisual adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan media audiovisual
a. Memberikan pengalaman belajar yang sama kepada setiap peserta
didik yang menontonnya.
b. Peserta didik dapat mengetahui kejadian-kejadian di tempat lain.
22

c. Peserta didik memperoleh pengalaman belajar baru.


d. Peserta didik dapat lebih kritis dalam belajarnya.
e. Dapat digunakan untuk kelas besar maupun kelas kecil.
f. Dapat memberikan informasi-informasi “up to date”
g. Dapat menjangkau jarak yang luas.
h. Dapat direkam.
i. Dapat memungkinkan guru berada di dua tempat dalam waktu yang
sama.
2) Kekurangan media audiovisual
a. Memungkinkan peserta didik lalai dan kehilangan perhatian.
b. Membuat peserta didik pasif.
c. Sulit menjadwalkannya di kelas karena terkadang sekolah
Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media
audiovisual adalah media yang mempunyai unsur gambar dan unsur suara yang dapat
digunakan sebagai sarana dalam menyampaikan informasi yang berkenaan dengan
pembelajaran.
4.1.9 Implikasi model pembelajaran tipe jigsaw dan media audio visual

Pembelajaran IPS di SD disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu


dalam proses pembelajaran untuk membekali siswa menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dalam pembelajaran IPS diharapkan
bukan hanya membekali pengetahuan (kognitif) saja kepada siswa namun juga
membekali ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Pembelajaran
kreatif yang dapat melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan dan merangsang
motivasi perkembangan proses intelektual. Oleh karena itu pembelajaran IPS harus
dilandasi oleh nilai-nilai dan keterampilan yang wajib dikembangkan pada diri siswa.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.Agar
pembelajaran IPS dapat efektif, guru perlu mempertimbangkan model dan media
pembelajaran yang akan digunakan yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik maupun karakteristik pembelajaran IPS. Dengan adanya model kooperatif tipe
jigsaw, guru merancang/mendesain segala aspek yang ada di lingkungan kelas
yakni: 1) guru; 2) media pembelajaran, 3) siswa; 4) sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik perkembangan peserta didik maupun karakteristik pembelajaran
IPS di SD. Karakteristik perkembangan peserta didik kelas V berada pada tahap
operasional konkrit, melalui model pembelajaran kooperatif tipejigsaw,pembelajaran
dirancang dengan mengaitkan kehidupan siswa sehingga siswa akan mengalami
pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning). Informasi pada pembelajaran
23

kemudian dihubungkan dengan pengetahuan sebelumnya, sehingga siswa mampu


mengkombinasikan hubungan secara logis guna memahami kesimpulan tertentu.
Selain itu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sangat sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPS yang menelaah interaksi antara
individu dan masyarakat dengan lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek
kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat (Hidayati; 2008:1-26). Hal tersebut
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang memungkinkan setiap
individu untuk berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok asal maupun
kelompok ahli serta saling tukar menukar informasi. Setelah interaksi dan kerjasama
terbentuk maka siswa akan memahami materi pelajaran melalui pengalaman
berdiskusi serta pertukaran informasi dengan sesama teman dalam kelompok secara
bermakna (meaningful learning) dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai.Oleh karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat sesuai
apabila diterapkan pada pembelajaran IPS berkaitan dengankarakteristik
pembelajarannya.
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS selain model pembelajaran diperlukan
media pembelajaran yang tepat pula untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini akan digabungkan dengan media audio
visual. Media audiovisual menurut Sumantri (2001:161) merupakan jenis media
tidak hanya dapat dipandang atau diamati, tetapi juga dapat didengar. Sedangkan
menurut Djamarah ( 1997 : 212) media audio-visual yaitu media yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar.
Media audio visual merupakan media pembelajaran sangat efektif untuk
membantu siswa dalam mengenal konsep materi khususnya dalam pembelajaran
IPS. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Sumantri, 2001:175) media pembelajaran
mempunyai kelebihan. Adapun kelebihan dari media audiovisual adalah sebagai
berikut:Memberikan pengalaman belajar yang sama kepada setiap peserta didik
yang menontonnya, peserta didik dapat mengetahui kejadian-kejadian di tempat lain,
peserta didik memperoleh pengalaman belajar baru, peserta didik dapat lebih kritis
dalam belajarnya, dapat digunakan untuk kelas besar maupun kelas kecil, dapat
memberikan informasi-informasi “up to date”, dapat menjangkau jarak yang luas,
dapat direkam, serta dapat memungkinkan guru berada di dua tempat dalam waktu
yang sama.
Media pembelajaran audio visual digunakan untuk memperoleh realisme,
memanipulasi tempat dan waktu, untuk menampilkan objek yang sebenarnya, dan
singkatnya untuk memberikan pemaknaan dalam belajar. Upaya ini dilakukan karena
kata-kata saja tidak cukup dapat menyampaikan pesan atau arti secara akurat, tepat
24

dan cepat seperti gambar. Media ini juga dapat membantu meningkatkan
keterampilan berinkuiri sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat
terlaksana.
Maka peneliti dan kolaborator menyimpulkan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsawdengan media audio visualsangat sesuai diterapkan dalam pembelajaran
IPS. Dalam pembelajaran IPS diperlukan suatu rancangan pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan kritis dan kreatif siswa, memberikan
pengalaman bermakna (meaningfull learning)dan membekali siswa dengan
pengetahuan, sikap maupun keterampilan dalam memecahkan masalah dan sebagai
bekal kehidupan sosialnya. Maka peneliti bersama kolaborator menetapkan alternatif
pemecahan masalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdenganmedia
audio visualuntuk meningkatkan hasilbelajar IPS di kelas V SDN Ketanggi 01 Kec.
Suruh.
Penerapan Pembelajaran IPS yang akan dilakukan oleh peneliti mengadopsi
langkah-langkah pembelajarankooperatif jigsaw.Adapun pemaparan sintaks
pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipejigsaw dengan media audio visual
pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh dalam penelitian
ini adalah:
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
Dalam penelitian ini, Guru membagi siswa kelas V menjadi lima kelompok
dengan anggota kelompok empat siswa
2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi -
bagi menjadi beberapa sub bab
Dalam penelitian ini, guru Guru menjelaskan materi dengan media audio visual
kemudian membagi tugas yang telah disiapkan sesuai dengan nomor dada
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang di tugas kan dan bertanggung
jawab untuk mempelajarinya.
Dalam penelitian ini, guru membimbing siswa untuk berkelompok dalam
kelompok ahli serta mempelajari dan mengerjakan tugas.
4) Setiap anggota dalam kelompok ahli setelah kembali kekelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
Dalam penelitian ini, Guru meminta siswa kembali ke kelompok asal, kemudian
membimbing siswa saling bertukar informasi mengenai tugas masing-masing.
5) Menunjukkanpada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai
tagihan berupa tes kuis individu.
Dalam penelitian ini,guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya secara acak.
25

Dalam penelitian ini peneliti dan tim kolaborator menetapkan model


pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual. Sebab media
pembelajaran sangat penting dalam menyampaikan pesan atau informasi dalam
pembelajaran. Media pembelajaran audio visual sangat mendukung dalam
pembelajaran IPS. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dari Sapriya (2009:164)
bahwa penggunaan alat bantu visual sebagai media pembelajaran yang paling luas
adalah gambar, foto dan ilustrasi. Media pembelajaran tersebut digunakan untuk
memperoleh realisme, untuk mengungkapkan pemikiran, untuk mengingat objek
yang sebenarnya, dan singkatnya untuk memberikan pemaknaan dalam belajar.
Upaya ini dilakukan karena kata-kata saja tidak cukup dapat menyampaikan pesan
atau arti secara akurat, tepat dan cepat. Maka diharapkan dengan adanya media audio
visual dalam pembelajaran IPS dapat membantu proses pembelajaran IPS dan
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa dalam mengenal konsep dan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Oleh karena
itu pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe jigsawdenganmedia audio visual
dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Adapun langkah pembelajaran IPS di SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh melalui
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual adalah sebagai
berikut:
1) Guru memotifasi siswa
2) Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan pembelajaran yang
akan di capai
3) Guru mengadakan apersepsi
4) Siswa mengamati media audio visual yang ditayangkan guru.
5) Siswa membentuk kelompok yang disebut kelompok asal yang terdiri dari 4 siswa.
6) Setiap siswa dalam kelompok diberikan nomer dada.
7) Siswa memperhatikan sekali lagi sajian media audio visual yang ditayangkan oleh
guru melalui proyektor disertai dengan penjelasan guru.
8) Siswa diberikan permasalahan mengenai materi yang jumlahnya sesuai dengan
jumlah anggota kelompok, sehingga setiap anggota kelompok mendapatkan bagian
persoalan masing-masing yang berbeda-beda.
9) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang di berikan.
10) Setiap siswa yang memiliki permasalahan sama berkumpul membentuk kelompok
baru yang disebut kelompok ahli.
11) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.
26

12) Guru memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok ahli.


13) Siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
14) Setiap anggota kelompok asal memaparkan hasil diskusi yang diperoleh dari
kelompok ahli kepada temannya.
15) Guru memberikan tanggapan terhadap hasil paparan tiap anggota, serta memberikan
penghargaan kepada kelompok.
16) Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang telah dipelajari
17) Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan
18) Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya bersama-sama
siswa merumuskan kesimpulan tentang materiyang telah dipelajari
Berdasarkan pemaparan implementasi pembelajaran IPS melalui model
kooperatif tipe jigsawdengan mediaaudio visual, maka peneliti menyimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajarankooperatiftipejigsawdengan media audio
visualdiharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran dan memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Karena tak dapat dipungkiri pembelajaran
terdiri dari proses dan hasil. Dengan adanya proses pembelajaran yang baik
diharapkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pembelajaran dalam penelitian ini dirancang sedemikian rupa dengan
mengaitkan berbagai komponen dalam pembelajaran yakni: 1) siswa; 2) guru; 3)
model pembelajaran; 4) media pembelajaran dan 5) lingkungan. Sehingga dengan
rancangan model kooperatif tipe jigsaw dengan mediaaudio visualdapat berlangsung
secara efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
4.2 Kajian Empiris
1. Penelitian yang dilakukan oleh Djoko Prayitno:2009 yang berjudul Penerapan
model pembelajaran kooperatif Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPS
pada siswa kelas V SDN Panggungrejo 01 Kecamatan Panggungrejo
Kabupaten Blitar tahun 2009/2010 menunjukkan bahwa hasil belajar anak
meningkat, meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa. Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan pada pra tindakan, hasil belajar siswa hanya ada 53%
yang tuntas belajarnya. Setelah dilakukan penerapan pembelajaran kooperatif
Jigsaw siklus I mencapai 75% siswa yang tuntas belajarnya, siklus II 80% dan
siklus III 87% dengan kriteria ketuntasan yang ditentukan SDN Panggungrejo
sebesar 76%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ni’mah yang berjudul Penggunaan Media
Audio Visual untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas V SDN Bakalan Krajan 1 Kecamatan Sukun Kota Malang.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media Audio
27

Visual proses belajar siswa lebih efektif dan menyenangkan. Hal ini terbukti
dari nilai rata-rata aspek pengamatan proses belajar pra tindakan 57,56 manjadi
79,36 dan 95,35. Sedangkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata pra tindakan
48,14 menjadi 63,49 dan 80,93 pada siklus I dan siklus
Berdasarkan hasil penelitian relevan di atas, menunjukkan bahwa metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdan mediaaudio visual dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktifitas siswa. Penelitian tersebut digunakan sebagai acuan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian yang berjudul ” Peningkatan Hasil Belajar IPS
Melalui model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh.
4.3 Kerangka Berfikir
Hasil pembelajaran IPS yang ada di kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh,
masih rendah. Hal ini dikarenakan peneliti masih belum maksimal dalam menerapkan
keterampilan mengajar yaitu keterampilan mengadakan variasi, Keterampilan menegelola
diskusi, keterampilan mengelola kelas. Selain itu keterampilan siswa juga belum
maksimal dalam kegiatan pembelajaran yaitu aktifitas belajar pengetahuan, aktivitas
belajar informasi, aktivitas belajar konsep . Hal tersebut mengakibatkan siswa
memperoleh hasil belajar yang masih dibawah KKM yang ditentukan. Dengan
menerapkan model pembelajaran koopertif tipe jigsaw dengan media audio visual
menuntut guru lebih teampil dalam pembelajaran, meningkatkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun
langkah – langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
Guru memotifasi siswa. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan di capai. Guru mengadakan apersepsi. Siswa mengamati media audio
visual.Siswa membentuk kelompok yang disebut kelompok asal yang terdiri dari 4
siswa.Setiap siswa dalam kelompok diberikan nomer dada.Siswa memperhatikan
sekali lagi sajian media audio visual. Siswa diberikan permasalahan yang
jumlahnya sesuai dengan jumlah anggota kelompok,Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tugas yang di berikan.Setiap siswa yang memiliki
permasalahan sama berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut kelompok
ahli. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.Guru memberikan bimbingan kepada
masing-masing kelompok ahli.Siswa kembali ke kelompok asal masing-
masing.Setiap anggota kelompok asal memaparkan hasil diskusi yang diperoleh
dari kelompok ahli kepada temannya.Guru memberikan tanggapan terhadap hasil
paparan tiap anggota.Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang
telah dipelajari. Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan.
Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya bersama-sama
28

Berdasarkan Kajian pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, Diperoleh alur


kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut
Bagan. 1 Alur kerangka berpikir
Kondisi Awal :
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode lama, yaitu
metode ekspositori (ceramah). Disamping itu, kurangnya partisipasi siswa dalam proses
pembalajaran dan siswa menganggap bahwa pelajaran IPS sangatmembosankan. Sehingga
hasil belajar siswa rendah
1. Ketrampilan guru dalam mengelola dan penggunaan media pembelajaran kurang
optimal
2. Aktivitas siswa kurang
3. Hasil belajar siswa rendah

Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan metode pembelajaran kooperatif jigsaw dengan media audio visual.
1) Guru memotifasi siswa dengan cara bernyanyi lagu Hari merdeka
2) Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan pembelajaran yang
akan di capai
3) Guru mengadakan apersepsi
4) Siswa mengamati media audio visual yang ditayangkan guru.
5) Siswa membentuk kelompok yang disebut kelompok asal yang terdiri dari 4
siswa.
6) Setiap siswa dalam kelompok diberikan nomer dada.
7) Siswa memperhatikan sekali lagi sajian media audio visual yang ditayangkan oleh
guru melalui proyektor disertai dengan penjelasan guru.
8) Siswa diberikan permasalahan mengenai materi yang jumlahnya sesuai dengan
jumlah anggota kelompok, sehingga setiap anggota kelompok mendapatkan
bagian persoalan masing-masing yang berbeda-beda.
9) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang di berikan.
10) Setiap siswa yang memiliki permasalahan sama berkumpul membentuk kelompok
baru yang disebut kelompok ahli.
11) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.
12) Guru memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok ahli.
13) Siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
14) Setiap anggota kelompok asal memaparkan hasil diskusi yang diperoleh dari
kelompok ahli kepada temannya.
15) Guru memberikan tanggapan terhadap hasil paparan tiap anggota, serta
memberikan penghargaan kepada kelompok.
16) Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang telah dipelajari
17) Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan
18) Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya bersama-sama
siswa merumuskan kesimpulan tentang materiyang telah dipelajari

Kondisi Akhir
 Ketrampilan guru dalam mengelola dan menggunakan media pembelajaran
meningkat
 Aktivitas siswa meningkat
4.4 Hipotesis
Hasil belajar siswa meningkat
Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat diambil hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan media
29

audio visual hasil belajar dalam pelajaran IPS siswa kelas V, keterampilan guru,
akrivitas siwa, dan hasil beajar siswa SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh dapat meningkat

5. Metodologi Penelitian
5.1 Subjek Penelitian
Sumber penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh
yang berjumlah 19 siswa. Terdiri dari 11 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.
30

5.2 Variabel Penelitian


5.2.1 Variabel Tindakan
Variabel tindakan pada penelitian ini adalah penerapan model
pembelaajaran Kooperatif tipe Jigsaw berbantuan media Audiovisual pada kelas
V. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw berbantuan media audiovisual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Media Audiovisual menambah
ketertarikan siswa kepada pembelajaran IPS. Selain itu penggunaan media
audiovisual siswa menanamkan konsep pembelajaran IPS secara nyata sehingga
siswa mudah memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru. Penerapan
model kooperatif tipe jigsaw berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan
hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN Ketanggi 01.
5.2.2 Variabel Masalah
Variabel masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar
pada pembelajaran IPS kelas V SDN Ketanggi 01
5.3 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wardhani dan Wihardit (2008:1.4) penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat. Arikunto dkk (2009:16) mengemukakan
dalam pelaksanaan PTK terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi
Bagan siklus penelitian tindakan kelas

Adapun rancangan dalam penelitian ini meiputi :


3.1.1. Perencanaan
Perencanaan berupa telaah terhadap mata pelajaran IPS kelas V. Kemudian
peneliti menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) dengan media audio visual
31

serta beberapa instrumen penelitian, baik instrumen terhadap guru maupun siswa.
Ada dua siklus dalam penelitian ini. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.
3.1.2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus satu kali
pertemuan. Pada setiap pertemuan dalam pembelajaran selalu menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual.
3.1.3. Observasi
Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung
(Arikunto, 2009:78). Secara umum observasi bertujuan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam PTK, observasi terutama
ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan
(Wardhani dan Wihardit 2008 : 2 .26)Kegiatan observasi dilakukan secara
kolaboratif untuk mengamati aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasiaktivitas siswa. Disamping itu observasi juga
dilakukan terhadap guru kelas V yaitu melakuakan observasi keterampilan guru
dengan menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
3.1.4. Refleksi
Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa, aktivitas guru, dan
hasil belajar pada mata pelajaran IPS apakah sudah efektif dengan melihat
ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan
dengan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus
pertama, kemudian membuat perenanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.Apabila
pada siklus kedua belum menunjukkan peningkatan maka dimungkinkan akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya.

5.4 Siklus Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus 1 pertemuan
(2 jam pelajaran). Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagi berikut:
4.
5.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.4.1. Siklus I
32

5.4.1.1. Perencanaan tindakan


1. Peneliti merencanakan dan menyiapkan materi yang akan disampaikan pada
siklus 1 yaitu peristiwa yang terjadi sekitar proklamasi.
2. Peneliti menyusun perangkat Pembelajaran yang terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, lembar evaluasi siswa, lembar
observasi keterampilan guru, lembar observasi aktivitas siswa, catatan
lapangan dengan kompetensi dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan. Melalui pembelajaran kooperatif jigsaw
dengan media audio visual dengan indikator menceritakan peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi di sekitar proklamasi (peristiwa rengas dengklok dan
penyusunan teks proklamasi, detik-detik proklamasi kemerdekaan), membuat
garis waktu tentang tahapan peristiwa menjelang proklamasi.
3. Peneliti menyusun lembar observasi untuk mengamati ketrampilan guru dan
aktivitas siswa.
4. Peneliti menyiapkan media pembelajaranberupa LCD, laptop,CD
pembelajaran, dan buku sumber ilmu pengetahuan kelas V pusat perbukuan
departemen pendidikan nasional,IPS kelas V karangan siti samsiyah.
5.4.1.2. Pelaksanaan tindakan
Pra kegiatan ( ± 5 Menit)
 Berdo,a
 Pengkondisian kelas
 Absensi siswa
Kegiatan awal ( ± 5 Menit)
 Guru memotivasi siswa dengan cara bernyanyi lagu Hari merdeka
 Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
 Guru mengadakan apersepsi dengan mengulang sedikit materi yang telah
disampaikan yaitu perumusan Dasar Negara dan UUD, dengan
memberikan pertanyaan tanggal berapakah dasar negara kita di
rumuskan?
Kegiatan inti( ± 50 Menit)

 Siswa mengamati media audio visual tentang peristiwa dan tokoh


disekitar peristiwa proklamasi yang ditayangkan guru.
 Siswa membentuk kelompok yang disebut kelompok asal yang terdiri
dari 4 siswa.
 Setiap siswa dalam kelompok diberikan nomer dada.
33

 Siswa memperhatikan sekali lagi sajian media audio visual peristiwa dan
tokoh disekitar peristiwa proklamasi yang ditayangkan oleh guru melalui
proyektor disertai dengan penjelasan guru.
 Siswa diberikan permasalahan mengenai tokoh dan peristiwa yang terjadi
disekitar proklamasi yang jumlahnya sesuai dengan jumlah anggota
kelompok, sehingga setiap anggota kelompok mendapatkan bagian
persoalan masing-masing yang berbeda-beda.
 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang di berikan.
 Setiap siswa yang memiliki permasalahan sama berkumpul membentuk
kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.
 Guru memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok ahli.
 Siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
 Setiap anggota kelompok asal memaparkan hasil diskusi yang diperoleh
dari kelompok ahli kepada temannya.
 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil paparan tiap anggota, serta
memberikan penghargaan kepada kelompok.
 Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang telah
dipelajari
o Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan
Kegiatan akhir (± 30 Menit)
 Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya
bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan tentang materiyang telah
dipelajari
o Evaluasi dan tindak lanjut
5.4.1.3. Observasi
1. Melakukan pengamatan terhadap ketrampilan gurudalam pembelajaran IPS
melalui model pembelajara kooperatif tipe jigsaw denganmedia audio visual.
2. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswadalam pembelajaran IPS melalui
model pembelajara kooperatif tipe jigsaw denganmedia audio visual.
3. Melakukan pengamatan terhadap karakter siswayang diinginkan dalam RPP
dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajara kooperatif tipe jigsaw
denganmedia audio visualdengan menggunakan lembar observasi karakter
siswa.
5.4.1.4. Refleksi
34

Dalam refleksi peneliti mengkaji kelebihan dan kekurangan pembelajaran


yang telah dilaksanakan yaitu:
1. mengkaji ketrampilan guru dalam pembelajaran, serta aktivitas siswa.
2. Mengkaji permasalahan yang muncul, serta mendisksikannya dengan
kolabolator.
3. Menyusun tindak lanjut siklus II
5.4.2. Siklus II
5.4.2.1. Perencanaan tindakan
1. Peneliti merencanakan dan menyiapkan materi yang akan disampaikan pada
siklus II yaitu Tokoh-tokoh dalam peristiwa Proklamasi (Soekarno, Moh Hatta,
Fatmawati)
2. Peneliti menyusun perangkat Pembelajaran yang terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, lembar evaluasi siswa, lembar
observasi keterampilan guru, lembar observasi aktivitas siswa, catatan
lapangandengan kompetensi dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan. `Melalui pembelajaran kooperatif jigsaw
dengan media audio visual dengan indikator Membuat riwayat singkat /
ringkasan tentang tokoh-tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi, misalnya:
Soekarno, Moh Hatta, A Soebardjo, Fatmawati.
3. Peneliti menyusun lembar observasi untuk mengamati ketrampilan guru dan
aktivitas siswa.
4. Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa LCD, laptop, CD
pembelajaran, dan buku sumber ilmu pengetahuan kelas V pusat perbukuan
departemen pendidikan nasional,IPS kelas V karangan siti samsiyah.
5.4.2.2. Pelaksanaan tindakan
Pra kegiatan ( ± 5 Menit)

 Berdo,a
 Pengkondisian kelas
 Absensi siswa
Kegiatan awal ( ± 5 Menit)

 Guru memotivasi siswa dengan cara bernyanyi sambil bergerak di


tempat duduk.
 Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan di
pelajari.
 Guru mengadakan apersepsi dengan mengulang sedikit materi yang telah
disampaikan yaitu peristiwa di sekitar proklamasi,denganmemberikan
35

pertanyaan kenapa bung karno dan bung hatta di asingkan ke


Rengasdengklok?.
Kegiatan inti( ± 60 Menit)

 Guru memberikan pertanyaan yaitu siapakah proklamator indonesia.


 Guru menampung jawaban pertanyaan yang di sesuai dengan pendapat
siswa masing-masing.
 Guru membimbing pembentukan kelompok yang disebut kelompok
asal terdiri dari 4 siswa secara acak laki-laki, perempuan, pandai dan
kurang pandai.
 Guru membagikan nomer dada 1-4.
 Guru menyajikan media audio visual tokoh dalam peristiwa proklamasi
yang ditayangkan oleh guru melalui proyektor disertai dengan penjelasan
guru.
 Guru memberikan permasalahan mengenai tokoh dalam peristiwa
proklamasi yang jumlahnya sesuai dengan jumlah anggota kelompok,
setiap anggota dalam kelompok mendapatkan satu parmasalahan yang
berbeda.
 Guru menjelaskan tentang tugas yang di berikan.
 Guru membimbing siswa untuk menemukan teman dengan permasalahan
atau nomor dadasama berkumpul membentuk kelompok baru yang
disebut kelompok ahli.
 Diskusi dalam kelompok ahli
 Guru berkelilingmemberikan bimbingan kepada masing-masing
kelompok ahli.
 Guru membimbing siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil paparan tiap anggota, serta
memberikan penghargaan kepada kelompok.
 Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang telah
dipelajari
 Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan
Kegiatan akhir (± 30 Menit)
 Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya
bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan tentang materiyang telah
dipelajari
o Evaluasi dan tindak lanjut
36

5.4.2.3. Observasi
1. Melakukan pengamatan terhadap ketrampilan guru kelas V SDN Ketanggi 01
Kec. Suruh dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajara kooperatif tipe
jigsaw denganmedia audio visual.
2. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec.
Suruh dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajara kooperatif tipe
jigsaw denganmedia audio visual.
3. Melakukan pengamatan terhadap karakter siswayang diinginkan dalam RPP
dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajara kooperatif tipe jigsaw
denganmedia audio visual.
5.4.2.4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dari keterampilan guru pada siklus I memperleh
skor 24 dan pada siklus II memperoleh skor 27. Hasil observasi aktivitas siswa pada
siklus I memperoleh ketuntasan skor 15,1, siklus II memperoleh ketuntasan skor
15,6. Dan presentase ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 68,4%, siklus II
mencapai 89% , jika sudah memenuhi inikator penelitian yang yang telah ditetapkan
maka penelitian dihentikan dan jika belum memenuhi indikator penelitian di
lanjutkan ke siklus III

5.5 Data dan Cara Pengumpulan Data


5.5.1 Sumber data
5.5.1.1 Siswa
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa-siswa dari kelas V SDN Ketanggi
01 Kec. Suruh, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
5.5.1.2 Data Dokumen
Data dokumen yang menjadi sumber data dalam penelitian ini berupa data
sebelum dan sesudah dilaksanakannya penelitian. Sebelum dilaksanakannya
penelitian data dokumen berupa: daftar nama siswa dan data nilai siswa sebelum
dilakukan penelitian. Data dokumen setelah dilakukan penelitian berupa catatan
lapangan dan foto pada saat pelaksanaannya
5.5.2 Jenis data
5.5.2.1 Data kuantitatif
Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dari hasil belajar siswa kelas
V SDN Ketanggi dalam pelajaran IPS yang diambil dengan cara memberikan tes
pada akhir setiap siklus.
5.5.2.2 Data kualitatif
37

Data kualitatif didapatkan dari aktivitas belajar siswa dan keterampilan guru
dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
jigsaw dengan media audio visual. Hasil pengamatan akan dipeoleh dari lembar
pengamatan ketrampilan guru, aktivitas siswa, catatan lapangan, serta data dokumen
berupa foto pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw
5.5.3 Tehnik pengumpulan data
5.5.3.1 Tehnik tes
Poerwanti (2008:1.5) mengemukakan teknik tes adalah seperangkat tugas yang
harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi
yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Sedangkan
menurut Riduwan (2010:57) tes sebagai instrumen pengumpul data adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok
Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
berupa tes tertulis yaitu dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa soal
evaluasi yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan dalam setiap
siklus. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator
yang telah ditetapkan dalam RPP dan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
telah diajarkan. Tes tertulis berupa soal evaluasi yang disajikan dalam bentuk isian.
5.5.3.2 Tehnik non tes
Teknik nontes adalah suatu alat penilaian yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes tanpa menggunakan tes
(Hamdani, 2011:316). Dalam penelitian ini, teknik nontes dilakukan dengan metode
observasi, metode dokumentasi,catatan lapangan.
1.6.3.2.1 Teknik Observasi
Menurut Riduwan (2010:57) observasi yaitu melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Sedangkan menurut Wardhani dan Wihardit (2008: 2.26) secara umum observasi
bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah
tertentu. Dalam PTK, observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan
dampak perbaikan yang direncanakan.
Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati keterampilan
guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw denagan media
audio visual.
38

3.5.3.2.1 Teknik Dokumentasi


Menurut Riduwan (2010:58) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,peraturan-
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto dan film dokumenter. Dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nilai awal siswa yaitu nilai rata-rata
IPS serta bukti aktivitas siswa dalam bentuk foto pada saat pembelajaran
berlangsung.
3.5.3.2.2 Teknik Catatan lapangan
Catatan lapangan berisi catatan selama dalam pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung apabila ada permasalahan yang muncul dan tidak
diharapkan. Catatan ini digunakan untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.

5.6 Tehnik Analisis Data


5.6.1 Data kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar untuk mengukur kemampuan kognitif
siswa dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean. Data
kuantitatif akan disajikan dalam bentuk presentase. Berikut langkah-langkah untuk
menganalisis data kuantitatif:
5.6.1.1 Menentukan nilai berdsarkan skor teoritis
B
N= x 100
St
Keterangan :
B= banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk soal pilihan ganda) atau
(jumlah skor jawaban benar pada tiap butir soal pada tes bentuk penguraian)
St= skor teoritis= banyaknya butir soal pada pilihan ganda, jumlah skor
seluruhnya
N= nilai (poerwatik dkk,2008:6,14-16.16)
5.6.1.2 Menghitung prosentase ketuntasan belajar
Menurut Aqip (2010:41) untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
jumlahsiswayan gtuntas
% ketuntasan belajar= = x 100
jumlahseluruhsiswa
Hasil perhitungan persentase ketuntasan belajar diatas kemudian dianalisis
dengan melihat tabel . 2 tingkat keberhasilan berikut ini:

Tingkat keberhasilan Kriteria


39

> 80% Sangat tinggi

60% - 79% Tinggi

40% - 59% Sedang

20% - 39% Rendah

< 20% Sangat rendah

5.6.1.3 Menghitung mean atau rerata kelas

Aqip (2010:40) menyatakan nilai rata-rata diambil dengan menjumlahkan nilai

yang diperoleh siswa yang dibagi dengan jumlah siswa didalam kelas, yaitu dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:


∑X
x ∑N
=


Ketarangan: x : nilai rata-rata

∑X : jumlah semua nilai siswa

∑N : jumlah siswa

Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan KKM SDN Kramat 3,

denagn KKM klasikal dan individual di kelompokkan ke dalam dua kategori

tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:

Kriteria ketuntasan Kriteria ketuntasan Kualifikasi


klasikal individu

≥ 75% > 64 Tuntas

<75% < 64 Tidak tuntas

Sumber SK KKM IPS SDN Kramat 3 tahun pelajaran 2012/2013


40

Dari perhitungan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan

tidak tuntas

5.6.2 Data kualitatif


Data kualitatif ini diperoleh dari pengolahan data yang didapat dari instrument

pengamatan keterampilan gurudan aktivitas siswalangkah-langkah dalam mengelola

data skor adalah sebagai berikut:

1) menentukan skor terendah;

2) menentukan skor tertinggi;

3) mencari median;

4) mencari rentan nilai menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan

kurang.

5.6.2.1 Analisis Pengamatan Keterampilan Guru

Analisa data ketrampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual, dilakukan

dengan memberikan kriteria penilaian sebagai berikut :

1. Penskoran

Jumlah skor :

Skor maksimal : 36

Skor minimal : 1

n = (M – K) + 1

= (36 – 1) + 1

= 36

1
Letak Q1 = (n + 1)
4

1
= (36 + 1)
4

= 9,25 jadi nilai Q1 = 9,25

2
Letak Q2 = ( n + 1)
4
41

2
= (36 + 1)
4

= 18,5, jadi nilai Q2 = 18,5

1
Letak Q3 = ( 3n + 1)
4

1
= (3.36 + 1)
4

= 27,25, jadi nilai Q3 = 27,25

( Martiningtyas,2011:38)

Tabel 3. Kriteria Tingkat Keberhasilan Keterampilan Guru

Skor Rata-rata Kriteria ketuntasan Kategori

3,03 <skor rata-rata < 4,0 27,25 ≤ skor ≤ 36 Sangat baik

2,05<skor rata-rata < 3,03 18,5 ≤ skor < 27,25 Baik

1,03 <skor rata-rata < 2,05 9,25 ≤ skor < 18,5 Cukup

0,1 <skor rata-rata < 1,03 1 ≤ skor < 9,25 Kurang

( Martiningtyas,2011: 40 )

5.6.2.2 Analisa Pengamatan Aktivitas Siswa

Analisis pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui partisipasi

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berupa aktivitas siswa dalam kegiatan

diskusi kelompok dan kelas, perhatian siswa terhadap materi, kerja sama siswa dalam

satu kelompok dan antar satu kelompok lainnya, ketekunan dan keaktifan selama

proses belajar. Pengambilan data melalui observasi.

Jumlah skor :

Skor maksimal : 24

Skor minimal : 1

n = (M – K) + 1

= (24 – 1) + 1
42

= 24

1 2
Letak Q1 = (n + 1) Letak Q2 = ( n + 1)
4 4

1 2
= (24 + 1) = (24 + 1)
4 4

= 6,25 jadi nilai Q1 = 6,25= 12,25, jadi nilai Q2

= 12,25

1
Letak Q3 = ( 3n + 1)
4

1
= (3.24 + 1)
4

= 18,25, jadi nilai Q3 = 18,25

( Martiningtyas,2011:38)

Tabel 4 kriteria tingkat keberhasilan siswa


Skor rata- rata Kriteria ketuntasan Kategori

3,04 <skor rata-rata < 4,00 18,25 ≤ skor ≤ 24 Sangat baik

2,04 <skor rata-rata < 3,04 12,25≤ skor < 18,25 Baik

1,04 <skor rata-rata < 2,04 6,25 ≤ skor < 12,25 Cukup

0,17 <skor rata-rata < 1,04 1 ≤ skor < 6,25 Kurang

( Martiningtyas,2011: 40 )

5.7 Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, dapat dilihat dari beberapa
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa, selama proses pembelajaran
berlangsung.
Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru terampil dalam menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual yang ditandai dengan
keterampilan guru minimal baik (B) dengan kriteria ketuntasan 18,5≤skor
<27,25.
2. Meningkatnya aktivitas siswa ditunjukkan dengan siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik (B)
dengan kriteria ketuntasan 12,25≤skor <18,25.
43

3. Sekurang-kurangnya 75% (19 siswa) dari seluruh siswa di kelas memenuhi


target belajar tuntas(Sudjana, 2009:107) dan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) pada mata pelajaran IPS> 6

5.8 Jadwal Penelitian

Pelaksanaan Oktober November Desember


No
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal X
PTK
2. Siklus 1

Perencanaan X
Tindakan X
Observasi X
Refleksi X
3. Siklus 2

Perencanaan X
Tindakan X
Observasi X
Refleksi X
4. Pelaporan X

5.9 Rencana Anggaran


Adapun anggaran biaya dalam penelitian ini menjadi tanggung jawab
peneliti, biaya tersebut di antaranya adalah
1) Kertas A4 : Rp 90.000,00
2) Tinta : Rp 150.000,00
3) Fotocopi naskah : Rp 100.000,00
4) Jilid proposal dan jilid laporan : Rp 120.000,00
5) Penggandaan laporan : Rp 300.000,00
6) Media : Rp 150.000,00
7) Pembelian buku-buku referensi : Rp 550.000,00
8) Transportasi : Rp 80.000,00
44

Jumlah : Rp 1.540.000,00

5.10 Tim Peneliti


a. Nama : Widi Astuti
No. Peserta : 18032202710053
Jabatan : Peneliti
b. Nama : Siti Umi Cholifah, S.Pd.
NIP :-
Jabatan : Guru Kolaborator
Gelar akademik : Sarjana Pendidikan (S.Pd)
45

Daftar Pustaka

. 2006. Rancangan Hasil Balajar. Jakarta : Depdiknas

. 2007. Kurikulum Sekolah Dasar. Jawa Tengah : Depdikbud

Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar. Bandung : Rineka Cipta

Alwasillah, A. Chaedar. 2006. Tafsir Konstruksi Atas KTSP.

(http:/www.pikiranrakyat.co.id/setak/2006), diakses pada 29 Maret 2010

Anitah W, Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: universitas Terbuka

Aqip, Zaenal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Ywara Widya

Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar.2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Daryanto.2010.Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Depdiknas 2006. SKKD Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2006. KTSP Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Dimyanti. 2009. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Putra

Djamarah, Syaiful Bahri, 2010. Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka setia

Hasan, said Hamid. 2009. Pembelajaran IPS di SD. Bandung: UPI

Herrhyanto, Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka


46

Hidaati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Dirjendikti


Depdiknas

http // www.suyanto. Wordpress.com

http //ekagurunesama.blogspot.com/2010/03/10-keterampilan-guru.html

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Pekanbaru: Pustaka Pelajar

Martiningtyas,Nining.2011.Teori, Soal, dan Pembahasan Statistika.Jakarta : Prestasi


Pustaka Publisher

Rifa’I, A dan Tri Anni, C. A. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS

Rumuniati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: depdiknas

Rusman. 2011. Model-model pembelajaran.Jakarta: Raja wali pres

Subana,dkk.2000.Statistika Pendidikan.Bandung : Pustaka Setia

Sardjiyo dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Solihatin, dkk. 2008. Cooperatife learning. analisis Model pembelajaran IPS. Jakarata:
PT Bumi Aksara

Sugandhi, Achmad dkk. Teori Pembelajaran. 2007. Semarang : UPT UNNES PRESS

Sumantri, Mulyani. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Maulana.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Belajar

Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka

Suyanto, edi. Aktivitas Belajar. Tersedia pada situs http // www. Suyanto. Wordpress.
Com, diakses Tgl. 10 juni 2010

Tri Anni, C. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES PRESS

Trianto. Model – Model Pembelajaran Inovatif. 2007. Jakarta: Prestasi pustaka

Trianto. Model – Model Pembelajaran Terpadu. 2010. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional. 2009. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wihardit, Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka

Wijayanti. 2009. Psikologi Belajar. Semarang : PT Bumi Aksara

http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/03/10-keterampilan-guru.html

http // www. Suyanto. Wordpress. Com


47

Anda mungkin juga menyukai