PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Oleh
Widi Astuti
18032202710053
sedangkan nilai terendah adalah 20 dengan rata-rata kelas 65,3. Ketuntasan kelas
hanya mencapai 63,1 %. Sedangkan ketuntasan yang harus dicapai kelas minimal
75 %. Dari data tersebut terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa rendah.
Terkait belum optimalnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh, maka untuk mengoptimalkan pembelajaran
IPS kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh perlu digunakan model dan media
pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa, kerjasama siswa, sehingga
mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar IPS yang berdampak
pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu model dan media pembelajaran
yang mampu melibatkan keaktivan siswa secara langsung adalah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual.
IPS merupakan pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Peneliti menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual pada
pelajaran IPS karena model pembelajaran kooperatif tipejigsaw merupakan salah
satu cara yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar
bekerjasama selama proses pembelajaran, sedangkan penggunaan media audio
visual dapat memberikan pengalaman belajar yang sama kepada siswa, dapat
mengetahui kejadian ditempat lain, dapat direkam, memungkinkan untuk
memanipulasi waktu. Sehingga model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan
media audio visual sangat tepat digunakan dalam pelajaran IPS.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktifis. Pembelajaran kooperatif
merupakan model belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman disatu kelompok belum menguasai
bahan pelajaran .
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran.
Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diawali dengan pengenalan topik, selanjutnya
guru membagi kelas menjadi kelompok–kelompok kecil yang disebut kelompok
5
asal, setelah kelompokasal terbentuk guru membagikan materi pada tiap kelompok,
sesi berikutnya membentuk kelompok ahli, setelah terbentuk kelompok ahli berikan
kesempatan pada mereka untuk berdiskusi, setelah selesai diskusi mereka kembali
ke kelompok ahli, sebelum pelajaran diakhiri guru menutup pelajaran dengan
memberikan review terhadap topik yang telah di pelajari.(suprijono, 2012:89.91)
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsawakan lebih berhasil
diterapkan pada pembelajaran IPS apabila didukung dengan pengggunaan media
audiovisual. Karena media audiovisual merupakan media yang tidak hanya dapat
dipandang atau diamati tetapi juga dapat didengar. Menurut (Sumantri, 2001:175).
media pembelajaranpun mempunyai beberapa kelebihan. Adapun kelebihandari
media audiovisual adalah sebagai berikut: (a) Memberikan pengalaman belajar
yang sama kepada setiap peserta didik yang menontonnya, (b) Peserta didik dapat
mengetahui kejadian-kejadian di tempat lain, (c) Peserta didik memperoleh
pengalaman belajar baru, (d) Peserta didik dapat lebih kritis dalam belajarnya, (e)
Dapat digunakan untuk kelas besar maupun kelas kecil, (f) Dapat memberikan
informasi-informasi “up to date”, (g) Dapat menjangkau jarak yang luas, (h) Dapat
direkam, (i) Dapat memungkinkan guru berada di dua tempat dalam waktu yang
sama.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Perdy Karuru yang
berjudul Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam seting pembelajaran
kooperatif jigsaw untuk menigkatkan hasil belajar IPS.pembelajatran kooperatif
jigsaw dapat meningkatkan keterampilan guru, pengelolaan kelas dan hasil belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni’mah yang berjudul Penggunaan media audio
visual untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
kelasV SDN Bakalan 1 Malang, membuktikan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan keadaan tersebut penulis melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui model Pembelajaran
Kooperatiftipe Jigsaw dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN
Ketanggi 01 Kec. Suruh.
3.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan
3.2.1 Perumusan Masalah
a. Bagaimanakah peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui
model Kooperatif Tipe Jigsaw berbantuan media audiovisual pada siswa kelas
V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh?
6
4. Kajian Pustaka
4.1 Kajian Teori
Belajar adalah perubahan dalam diri seseorang dari tidak tahu menjadi
tahu. Sependapat dengan itu, Gagne dalam Sri Anitah (2009: 1.3) belajar
merupakan suatu proses yang mana suatu organism berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Selanjutnya Nur Hamiyah (2014: 4) belajar merupakan
proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungannya yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada
pada individu yang belajar. Lebih jelasnya Slameto (2010: 2) belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat
Slameto dikuatkan oleh pendapat dari Achmad Rifa’i (2011: 82) bahwa belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
Menurut Sugandi (2004) teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-
prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperimen diantaranya adalah teori konstrktivisme.
Dari pendapat para ahli di atas tentang pengertian belajar, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana seseorang
mengalami sebuah perubahan, baik secara fisik maupun kepribadian. Dan
perubahan yang terjadi dalam proses belajar bersifat permanen. Dan belajar juga
memiliki unsur-unsur diantaranya adalah pembelajar, rangsangan, memori, dan
respon. Disamping itu belajar juga merupakan perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau akibat dari sutu
perubahan fisik ,yang didapat dengan berinteraksi dengan orang lain dan sifatnya
tetap atau permanen karena tidak didapat secara tiba – tiba.
4.1.2 Prinsip-prinsip belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip
belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar (Anitah, 2009 : 1.9).
Dalam pembelajaran prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam
memilih tindakan yang tepat untuk dapat meningkatkan proses belajar siswa.
9
Beberapa prinsip belajar yang berasal dari teori dan penelitian tentang
pengertian tentang belajar masih relevan dengan beberapa prinsip lain. Beberapa
prinsip yang dimaksud yaitu ( Rifa’i, A & Tri Anni, C. 2009 : 95) :
a. Keterdekatan (contiguity)
Prinsip kedekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak
direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya
dengan respon yang diinginkan.
b. Pengulangan (repetiti)
Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya
perlu diulang–ulang, atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan
meningkatkan retensi belajar.
c. Penguatan (reinforcement)
Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan
diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang
menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya
untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah
dicapai memperoleh penguatan.
Dari uraian diatas dapat diketahui ada beberapa prinsip belajar, yang
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Ada beberapa prinsip–prinsip belajar antara lain : Keterdekatan
(contiguity), Pengulangan (repetiti), Penguatan (reinforcement).
4.1.3 Pengertian Pembelajaran
Berdasarkan(UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20) Pembelajaran adalah
Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran (learning) yang mempunyai makna secara
leksikal yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari (Suprijono, 2010: 11-
13).
Pembelajaran adalah usaha terprogram dan tersusun dari seorang guru
untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan tujuan yang
diharapkan (Trianto, 2010;17). Sedangkan menurut Ruminiati (2007;15)
menemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang oleh
guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi siswa mempelajari suatu
informasi tertentu dalam pembelajaran yang telah dirancang secara matang
mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
Briggs dan Gagne (dalam Sugandi 2007: 9-10) menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar
sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam
10
Aktivitas siswa adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam upaya
proses belajar.Aktivitas belajar siswa tidak pernah lepas dari 3 ranah pendidikan,
yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
John Travers dalam Suprijono (2011 : 7) menggolongkan aktivitas belajar
menjadi belajar gerakan, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah.Ada
pula yang menggolongkan menjadi aktivitas belajar informasi, aktivitas belajar
konsep, aktivitas belajar prinsip, aktivitas belajar keterampilan dan aktivitas belajar
sikap.
Aktivitas belajar siswa dapat diuraikan menjadi 6 aktivitas belajar :
2.1.1.1.1. Keterampilan
Aktivitas belajar keterampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui gerak
yang dilakukan peserta didik. Aktivitas ketrampilan berfokus pada pengalaman
belajar melalui :
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di masa yang akan datang peserta
didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat
yang dinamis.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya. ( Trianto, 2010: 171).oleh karena itu Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
pelajaran yang mempelajari seluruh gejala dan peristiwa sosial yang terjadi di
sekitar kita. IPS merupakan pelajaran yang selalu mengikuti perkembangan zaman
dan terus akan mengalami perkembangan dan perubahan dalam materinya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan d SD yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep,dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial, yang memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga negara yang cinta damai.
4.1.6.2. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ruang lingkup IPS tidak lain menyangkut kehidupan manusia sebagai
anggota masayrakat atau manusia dalam konteks sosial. Selanjutnya IPS sebagai
program pendidikan, ruang lingkupnya sama yakni berhubungan dengan manusia
sebagai anggota masyarakat dan dilengkapi dengan nilai-nilai yang menjadi
karakteristik program pendidikannya (Petrus, 2010:1-36).
Ruang lingkup mata pelajaran IPS dalam KTSP 2006 meliputi aspek-aspek
antara lain sebaga,i berikut :
a. manusia,tempat, dan lingkungan
Ruang lingkup pelajaran IPS didalamnya mengkaji hubungan manusia baik
dalam lingkungan sosial, sehingga peserta didik dapat menghadapi
kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan.
b. waktu, keberlanjutan, dan perubahan
Pembelajaran IPS didalamnya mengkaji perubahan waktu yang terus
berkembang dan mengalami perubahan secara terus menerus dan
berkelanjutan, sehingga peserta didik dapat mengikuti perubahan yang
terjadi secara berkelanjutan.
c. sistem sosial dan budaya
15
IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata
pelajaran sejarah, geografi, dan ekonami. Ciri khas IPS sebagai mata pelajarn pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sifat terpadu dari sejumlah mata
pelajaran, lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan
pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik dan kebutuhan pesrta didik.
(Hamid Said, 2008:22)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPS pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah sifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran,
diantaranya adalah sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi.
Ada dua manfaat mata pelajaran IPS di SD, yakni manfaat yang paling besar
(umum) dan manfaat khusus. Adapun manfaat umum dari adanya mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial adalah memberikan bekal pada anak agar dapat hidup atau
bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat kelak. Manfaat :
a. Anak dapat beradaptasi dengan lingkungan hidup disekitarnya.
b. Membentuk kepribadian yang kuat dan mandiri.
c. Anak dapat menghadapi perubahan sosial yang semakin cepat apalagi di era
globalisasi.
d. Anak dapat menerima moderenisasi sebagai suatu keniscayaan yang tak dapat
dipungkiri (Sumaatmaja, N, 1980:70)
Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintregasi. IPS
terdiri dari disiplin ilmu sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya, karakteristik IPS
SD dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya. Strategi penyampaian
pengajaran IPS sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi
disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat, kota, region, negara,
dan dunia.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS mempunyai cri-ciri
khusus atau karakteristik yang berbeda dengan bidang studi yang lainnya, untuk
karakteristik IPS SD materinya digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari
di masyarakat.
4.1.7 Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kelompok Ahli (tiap kelompok ahli mamiliki satu anggota dari tim-tim asal)
Oleh sebab itu fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar, yaitu menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan guru.
1) Manfaat media bagi pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien (Solihatin, 2008 : 23). Menurut Usman (2003 : 32) manfaat
media dalam pembelajaran yaitu menarik minat siswa dalam belajar serta
mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi.
Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2003 : 25) mengemukakan manfaat media
pengajaran dalam proses bejajar siswa sebagai berikut :
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
2) Audio visual
Media audiovisual menurut Sumantri (2001:161) merupakan jenis media tidak
hanya dapat dipandang atau diamati, tetapi juga dapat didengar. Sedangkan menurut
Djamarah ( 1997 : 212) media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar.
Media audiovisual dipilih dalam pembelajaran karena memiliki beberapa
fungsi. Fungsi dari media audiovisual adalah:
1) Memberikan pengalaman belajar secara visual, maupun secara audial.
2) Menumbuhkan minat peserta didik terhadap pelajaran.
3) Memudahkan pemahaman dan pengertian tentang suatu konsep kejadian
serta keterampilan.
Seperti halnya dengan metode, menurut (Sumantri, 2001:175) media
pembelajaranpun mempunyai kelebihan dak kekurangan. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari media audiovisual adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan media audiovisual
a. Memberikan pengalaman belajar yang sama kepada setiap peserta
didik yang menontonnya.
b. Peserta didik dapat mengetahui kejadian-kejadian di tempat lain.
22
dan cepat seperti gambar. Media ini juga dapat membantu meningkatkan
keterampilan berinkuiri sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat
terlaksana.
Maka peneliti dan kolaborator menyimpulkan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsawdengan media audio visualsangat sesuai diterapkan dalam pembelajaran
IPS. Dalam pembelajaran IPS diperlukan suatu rancangan pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan kritis dan kreatif siswa, memberikan
pengalaman bermakna (meaningfull learning)dan membekali siswa dengan
pengetahuan, sikap maupun keterampilan dalam memecahkan masalah dan sebagai
bekal kehidupan sosialnya. Maka peneliti bersama kolaborator menetapkan alternatif
pemecahan masalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdenganmedia
audio visualuntuk meningkatkan hasilbelajar IPS di kelas V SDN Ketanggi 01 Kec.
Suruh.
Penerapan Pembelajaran IPS yang akan dilakukan oleh peneliti mengadopsi
langkah-langkah pembelajarankooperatif jigsaw.Adapun pemaparan sintaks
pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipejigsaw dengan media audio visual
pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh dalam penelitian
ini adalah:
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
Dalam penelitian ini, Guru membagi siswa kelas V menjadi lima kelompok
dengan anggota kelompok empat siswa
2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi -
bagi menjadi beberapa sub bab
Dalam penelitian ini, guru Guru menjelaskan materi dengan media audio visual
kemudian membagi tugas yang telah disiapkan sesuai dengan nomor dada
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang di tugas kan dan bertanggung
jawab untuk mempelajarinya.
Dalam penelitian ini, guru membimbing siswa untuk berkelompok dalam
kelompok ahli serta mempelajari dan mengerjakan tugas.
4) Setiap anggota dalam kelompok ahli setelah kembali kekelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
Dalam penelitian ini, Guru meminta siswa kembali ke kelompok asal, kemudian
membimbing siswa saling bertukar informasi mengenai tugas masing-masing.
5) Menunjukkanpada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai
tagihan berupa tes kuis individu.
Dalam penelitian ini,guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya secara acak.
25
Visual proses belajar siswa lebih efektif dan menyenangkan. Hal ini terbukti
dari nilai rata-rata aspek pengamatan proses belajar pra tindakan 57,56 manjadi
79,36 dan 95,35. Sedangkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata pra tindakan
48,14 menjadi 63,49 dan 80,93 pada siklus I dan siklus
Berdasarkan hasil penelitian relevan di atas, menunjukkan bahwa metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdan mediaaudio visual dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktifitas siswa. Penelitian tersebut digunakan sebagai acuan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian yang berjudul ” Peningkatan Hasil Belajar IPS
Melalui model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh.
4.3 Kerangka Berfikir
Hasil pembelajaran IPS yang ada di kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh,
masih rendah. Hal ini dikarenakan peneliti masih belum maksimal dalam menerapkan
keterampilan mengajar yaitu keterampilan mengadakan variasi, Keterampilan menegelola
diskusi, keterampilan mengelola kelas. Selain itu keterampilan siswa juga belum
maksimal dalam kegiatan pembelajaran yaitu aktifitas belajar pengetahuan, aktivitas
belajar informasi, aktivitas belajar konsep . Hal tersebut mengakibatkan siswa
memperoleh hasil belajar yang masih dibawah KKM yang ditentukan. Dengan
menerapkan model pembelajaran koopertif tipe jigsaw dengan media audio visual
menuntut guru lebih teampil dalam pembelajaran, meningkatkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun
langkah – langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
Guru memotifasi siswa. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan di capai. Guru mengadakan apersepsi. Siswa mengamati media audio
visual.Siswa membentuk kelompok yang disebut kelompok asal yang terdiri dari 4
siswa.Setiap siswa dalam kelompok diberikan nomer dada.Siswa memperhatikan
sekali lagi sajian media audio visual. Siswa diberikan permasalahan yang
jumlahnya sesuai dengan jumlah anggota kelompok,Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tugas yang di berikan.Setiap siswa yang memiliki
permasalahan sama berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut kelompok
ahli. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.Guru memberikan bimbingan kepada
masing-masing kelompok ahli.Siswa kembali ke kelompok asal masing-
masing.Setiap anggota kelompok asal memaparkan hasil diskusi yang diperoleh
dari kelompok ahli kepada temannya.Guru memberikan tanggapan terhadap hasil
paparan tiap anggota.Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang
telah dipelajari. Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan.
Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya bersama-sama
28
Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan metode pembelajaran kooperatif jigsaw dengan media audio visual.
1) Guru memotifasi siswa dengan cara bernyanyi lagu Hari merdeka
2) Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan pembelajaran yang
akan di capai
3) Guru mengadakan apersepsi
4) Siswa mengamati media audio visual yang ditayangkan guru.
5) Siswa membentuk kelompok yang disebut kelompok asal yang terdiri dari 4
siswa.
6) Setiap siswa dalam kelompok diberikan nomer dada.
7) Siswa memperhatikan sekali lagi sajian media audio visual yang ditayangkan oleh
guru melalui proyektor disertai dengan penjelasan guru.
8) Siswa diberikan permasalahan mengenai materi yang jumlahnya sesuai dengan
jumlah anggota kelompok, sehingga setiap anggota kelompok mendapatkan
bagian persoalan masing-masing yang berbeda-beda.
9) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang di berikan.
10) Setiap siswa yang memiliki permasalahan sama berkumpul membentuk kelompok
baru yang disebut kelompok ahli.
11) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.
12) Guru memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok ahli.
13) Siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
14) Setiap anggota kelompok asal memaparkan hasil diskusi yang diperoleh dari
kelompok ahli kepada temannya.
15) Guru memberikan tanggapan terhadap hasil paparan tiap anggota, serta
memberikan penghargaan kepada kelompok.
16) Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang telah dipelajari
17) Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan
18) Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya bersama-sama
siswa merumuskan kesimpulan tentang materiyang telah dipelajari
Kondisi Akhir
Ketrampilan guru dalam mengelola dan menggunakan media pembelajaran
meningkat
Aktivitas siswa meningkat
4.4 Hipotesis
Hasil belajar siswa meningkat
Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat diambil hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan media
29
audio visual hasil belajar dalam pelajaran IPS siswa kelas V, keterampilan guru,
akrivitas siwa, dan hasil beajar siswa SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh dapat meningkat
5. Metodologi Penelitian
5.1 Subjek Penelitian
Sumber penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec. Suruh
yang berjumlah 19 siswa. Terdiri dari 11 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.
30
serta beberapa instrumen penelitian, baik instrumen terhadap guru maupun siswa.
Ada dua siklus dalam penelitian ini. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.
3.1.2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus satu kali
pertemuan. Pada setiap pertemuan dalam pembelajaran selalu menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual.
3.1.3. Observasi
Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung
(Arikunto, 2009:78). Secara umum observasi bertujuan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam PTK, observasi terutama
ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan
(Wardhani dan Wihardit 2008 : 2 .26)Kegiatan observasi dilakukan secara
kolaboratif untuk mengamati aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasiaktivitas siswa. Disamping itu observasi juga
dilakukan terhadap guru kelas V yaitu melakuakan observasi keterampilan guru
dengan menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
3.1.4. Refleksi
Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa, aktivitas guru, dan
hasil belajar pada mata pelajaran IPS apakah sudah efektif dengan melihat
ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan
dengan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus
pertama, kemudian membuat perenanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.Apabila
pada siklus kedua belum menunjukkan peningkatan maka dimungkinkan akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Siswa memperhatikan sekali lagi sajian media audio visual peristiwa dan
tokoh disekitar peristiwa proklamasi yang ditayangkan oleh guru melalui
proyektor disertai dengan penjelasan guru.
Siswa diberikan permasalahan mengenai tokoh dan peristiwa yang terjadi
disekitar proklamasi yang jumlahnya sesuai dengan jumlah anggota
kelompok, sehingga setiap anggota kelompok mendapatkan bagian
persoalan masing-masing yang berbeda-beda.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang di berikan.
Setiap siswa yang memiliki permasalahan sama berkumpul membentuk
kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.
Guru memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok ahli.
Siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
Setiap anggota kelompok asal memaparkan hasil diskusi yang diperoleh
dari kelompok ahli kepada temannya.
Guru memberikan tanggapan terhadap hasil paparan tiap anggota, serta
memberikan penghargaan kepada kelompok.
Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang materi yang telah
dipelajari
o Guru memberikan umpan balik dan memberikan pemantapan
Kegiatan akhir (± 30 Menit)
Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa, selanjutnya
bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan tentang materiyang telah
dipelajari
o Evaluasi dan tindak lanjut
5.4.1.3. Observasi
1. Melakukan pengamatan terhadap ketrampilan gurudalam pembelajaran IPS
melalui model pembelajara kooperatif tipe jigsaw denganmedia audio visual.
2. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswadalam pembelajaran IPS melalui
model pembelajara kooperatif tipe jigsaw denganmedia audio visual.
3. Melakukan pengamatan terhadap karakter siswayang diinginkan dalam RPP
dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajara kooperatif tipe jigsaw
denganmedia audio visualdengan menggunakan lembar observasi karakter
siswa.
5.4.1.4. Refleksi
34
Berdo,a
Pengkondisian kelas
Absensi siswa
Kegiatan awal ( ± 5 Menit)
5.4.2.3. Observasi
1. Melakukan pengamatan terhadap ketrampilan guru kelas V SDN Ketanggi 01
Kec. Suruh dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajara kooperatif tipe
jigsaw denganmedia audio visual.
2. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa kelas V SDN Ketanggi 01 Kec.
Suruh dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajara kooperatif tipe
jigsaw denganmedia audio visual.
3. Melakukan pengamatan terhadap karakter siswayang diinginkan dalam RPP
dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajara kooperatif tipe jigsaw
denganmedia audio visual.
5.4.2.4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dari keterampilan guru pada siklus I memperleh
skor 24 dan pada siklus II memperoleh skor 27. Hasil observasi aktivitas siswa pada
siklus I memperoleh ketuntasan skor 15,1, siklus II memperoleh ketuntasan skor
15,6. Dan presentase ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 68,4%, siklus II
mencapai 89% , jika sudah memenuhi inikator penelitian yang yang telah ditetapkan
maka penelitian dihentikan dan jika belum memenuhi indikator penelitian di
lanjutkan ke siklus III
Data kualitatif didapatkan dari aktivitas belajar siswa dan keterampilan guru
dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
jigsaw dengan media audio visual. Hasil pengamatan akan dipeoleh dari lembar
pengamatan ketrampilan guru, aktivitas siswa, catatan lapangan, serta data dokumen
berupa foto pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw
5.5.3 Tehnik pengumpulan data
5.5.3.1 Tehnik tes
Poerwanti (2008:1.5) mengemukakan teknik tes adalah seperangkat tugas yang
harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi
yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Sedangkan
menurut Riduwan (2010:57) tes sebagai instrumen pengumpul data adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok
Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
berupa tes tertulis yaitu dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa soal
evaluasi yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan dalam setiap
siklus. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator
yang telah ditetapkan dalam RPP dan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
telah diajarkan. Tes tertulis berupa soal evaluasi yang disajikan dalam bentuk isian.
5.5.3.2 Tehnik non tes
Teknik nontes adalah suatu alat penilaian yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes tanpa menggunakan tes
(Hamdani, 2011:316). Dalam penelitian ini, teknik nontes dilakukan dengan metode
observasi, metode dokumentasi,catatan lapangan.
1.6.3.2.1 Teknik Observasi
Menurut Riduwan (2010:57) observasi yaitu melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Sedangkan menurut Wardhani dan Wihardit (2008: 2.26) secara umum observasi
bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah
tertentu. Dalam PTK, observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan
dampak perbaikan yang direncanakan.
Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati keterampilan
guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw denagan media
audio visual.
38
yang diperoleh siswa yang dibagi dengan jumlah siswa didalam kelas, yaitu dengan
❑
∑X
x ∑N
=
❑
Ketarangan: x : nilai rata-rata
∑N : jumlah siswa
Dari perhitungan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan
tidak tuntas
3) mencari median;
4) mencari rentan nilai menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan
kurang.
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio visual, dilakukan
1. Penskoran
Jumlah skor :
Skor maksimal : 36
Skor minimal : 1
n = (M – K) + 1
= (36 – 1) + 1
= 36
1
Letak Q1 = (n + 1)
4
1
= (36 + 1)
4
2
Letak Q2 = ( n + 1)
4
41
2
= (36 + 1)
4
1
Letak Q3 = ( 3n + 1)
4
1
= (3.36 + 1)
4
( Martiningtyas,2011:38)
1,03 <skor rata-rata < 2,05 9,25 ≤ skor < 18,5 Cukup
( Martiningtyas,2011: 40 )
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berupa aktivitas siswa dalam kegiatan
diskusi kelompok dan kelas, perhatian siswa terhadap materi, kerja sama siswa dalam
satu kelompok dan antar satu kelompok lainnya, ketekunan dan keaktifan selama
Jumlah skor :
Skor maksimal : 24
Skor minimal : 1
n = (M – K) + 1
= (24 – 1) + 1
42
= 24
1 2
Letak Q1 = (n + 1) Letak Q2 = ( n + 1)
4 4
1 2
= (24 + 1) = (24 + 1)
4 4
= 12,25
1
Letak Q3 = ( 3n + 1)
4
1
= (3.24 + 1)
4
( Martiningtyas,2011:38)
2,04 <skor rata-rata < 3,04 12,25≤ skor < 18,25 Baik
1,04 <skor rata-rata < 2,04 6,25 ≤ skor < 12,25 Cukup
( Martiningtyas,2011: 40 )
Perencanaan X
Tindakan X
Observasi X
Refleksi X
3. Siklus 2
Perencanaan X
Tindakan X
Observasi X
Refleksi X
4. Pelaporan X
Jumlah : Rp 1.540.000,00
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2010. Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
http //ekagurunesama.blogspot.com/2010/03/10-keterampilan-guru.html
Rifa’I, A dan Tri Anni, C. A. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS
Solihatin, dkk. 2008. Cooperatife learning. analisis Model pembelajaran IPS. Jakarata:
PT Bumi Aksara
Sugandhi, Achmad dkk. Teori Pembelajaran. 2007. Semarang : UPT UNNES PRESS
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka
Suyanto, edi. Aktivitas Belajar. Tersedia pada situs http // www. Suyanto. Wordpress.
Com, diakses Tgl. 10 juni 2010
http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/03/10-keterampilan-guru.html