Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok. Dunia pendidikan ada hubungan atau keterkaitan antara
pendidik dan peserta didik. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan
saling mempengaruhi satu sama lain yang berguna untuk terlaksananya
proses pendidikan, berupa informasi pengetahuan, nilai-nilai, dan
keterampilan-keterampilan yang tertuju kepada tujuan yang dicapai.
Sains berkaitan dengan cara tahu tentang alam secara sistematis
sehingga sains bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses
pembelajarannya memberikan pengalaman secara langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (Sugiharto, 2008).
Menurut Iskandar (2010: 8) Pendidikan tingkat Sekolah
Dasar (SD) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat
manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya. Rendahnya pencapaian mutu hasil
pendidikan di tingkat Sekolah Dasar, cenderung akan
mempengaruhi rendahnya pencapaian hasil pendidikan di
tingkat selanjutnya.

Pada peserta didik SD masih menggunakan pola pikir yang konkret,


maka dalam proses pembelajaran IPA pada materi gaya listrik harus
dibantu menggunakan media agar pembelajaran menjadi lebih konkret.
Hal ini berarti pembelajaran IPA haruslah sesuai dengan perkembangan
intelektual atau perkembangan tingkat berfikir anak, sehingga diharapkan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar lebih efektif dan menyenangkan.

1
2

Maka guru sebagai pendidik wajib membimbing dan mengajarkan IPA


dengan baik agar tujuan pelajaran IPA dan proses pembelajaran Sekolah
Dasar dapat tercapai.
Menurut Widi (2014: 11) “Hasil belajar IPA yang dicapai oleh peserta didik
di Indonesia masih tergolong rendah hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor,
yaitu karakteristik peserta didik dan keluarga, kemampuan membaca,
motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar, tingkat kehadiran
dan rasa memiliki”.
Faktor lingkungan belajar peserta didik adalah bentuk strategi yang
diciptakan guru dalam mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki
peserta didik dalam mempelajari IPA dan menggunakan konsep IPA.
Sehingga peserta didik dapat memperoleh pengetahuan-pengetahuan
yang baru, dan apa yang mereka peroleh dapat dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Maka sebagai pendidik, guru harus menguasai
banyak strategi dan model dalam mengajarkan pembelajaran IPA dengan
suasana yang nyaman dan menyenangkan.
Materi IPA tentang gaya listrik merupakan gaya yang terbentuk
pada benda yang bermuatan listrik. Materi gaya listrik membutuhkan
media benda konkret karena pada materi gaya listrik tidak bisa dipikirkan
secara logika. Media benda konkret adalah alat bantu pembelajaran
berupa benda-benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dsb. Kelebihan
media benda konkret adalah dapat membangkitkan motivasi belajar
peserta didik, memberikan rangsangan belajar, dan mengaktifkan respon
peserta didik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai
peserta didik.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV B
SDN SINGOSARI Gresik, menunjukkan bahwa permasalahan yang
terjadi di sekolah adalah, kurang maksimalnya media sehingga guru
menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran. Pembelajaran
IPA seperti ini akan membuat peserta didik merasa bosan, jenuh, dan
kurang menyenangkan. Pendidik masih belum kreatif dalam
menggunakan media pembelajaran. Guru hanya mengandalkan buku saja
3

tidak menggunakan media pembelajaran pada saat pembelajaran IPA


sehingga kurang sesuai dengan karakteristik materi gaya listrik yang
disampaikan. Dengan media benda konkrit dapat membangkitkan
motivasi belajar peserta didik, memberikan rangsangan belajar, dan
mengaktifkan respon peserta didik, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar yang dicapai peserta didik. Untuk
memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale menjelaskan
Pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah direct purposeful
experience yaitu pengalaman yang diperoleh dari hasil kontak langsung
dengan lingkungan, objek, binatang, manusia dan sebagainya. Tingkat
kedua adalah pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui model,
benda tiruan atau simulasi (contrived expence). Pengalaman tingkat
berikutnya adalah Dramatized Experience Verbal Symbol, yaitu
pengalaman yang diperoleh melalui permainan (permainan pengajaran),
sandiwara boneka, permainan peran, drama soaial atau psikologis.
Melalui pengalaman langsung (konkrit) guru harus menggunakan
media/alat bantu pembelajaran yang melibatkan indera penglihatan,
pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Sehingga peserta didik
lebih memahami dan mengerti tujuan materi yang disampaikan serta
dalam proses pembelajaran peserta didik tidak bosan dan lebih aktif lagi
dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model
yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang menggunakan
pendekatan kooperatif Taniredja (2014: 164). Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD paling tepat untuk mengajarkan materi-materi
pelajaran ilmu pasti, seperti perhitungan dan penerapan matematika,
penggunaan bahasa dan mekanika, geografi dan keterampilan perpetaan,
dan konsep-konsep sains lainnya. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
4

Hasil wawancara dengan guru kelas IV B pembelajaran IPA tentang


materi gaya listrik, peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam
pembelajaran sebelumnya guru tidak menggunakan media pembelajaran
hanya menggunakan buku pembelajaran untuk menjelaskan materi,
sehingga peserta didik hanya berangan-angan saja, maka peneliti
menggunakan media elektromagnetik, sehingga hasil belajar peserta didik
diharapkan dapat meningkat. Apabila guru (peneliti) menggunakan media
elektromagnetik dalam proses pembelajaran, peserta didik akan lebih
memahami, mengerti, dan menguasai tujuan pembelajaran yang sedang
dipelajari, karena peserta didik dapat melihat secara langsung benda yang
akan ditampilkan oleh guru untuk diamati peserta didik.
Menurut penelitian (Purwati, 2013) Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas III SD Giki I Surabaya adalah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III SD Giki 1 Surabaya.
Berdasarkan paparan masalah di atas maka penulis bermaksud
membuat penelitian dengan judul: “Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Dengan Media Elektromagnetik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas permasalahan yang


dapat dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
media elektromagnetik ?
2. Bagaimana aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
media elektromagnetik ?
5

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik dengan


diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD
menggunakan media elektromagnetik pada mata pelajaran IPA di kelas
IVB SDN SINGOSARI GRESIK ?
4. Bagaimana respon peserta didik menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan media elektromagnetik pada mata
pelajaran IPA kelas IVB di SDN SINGOSARI GRESIK ?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
media elektromagnetik ?
2. Mendeskripsikan aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
media elektromagnetik?
3. Mendeskripsikan peningkatkan hasil belajar peserta didik dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD
menggunakan media elektromagnetik pada mata pelajaran IPA di kelas
IVB SDN SINGOSARI GRESIK ?
4. Mendeskripsikan respon peserta didik menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media elektromagnetik
pada mata pelajaran IPA kelas IVB di SDN SINGOSARI GRESIK ?

D. Batasan Masalah
Agar dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis perlu membatasi
masalah dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Penelitian dilakukan pada kelas IVB SDN SINGOSARI kecamatan
Kebomas Kabupaten Gresik Semester II dengan kurikulum K13
2. Materi yang akan diajarkan tentang materi gaya listrik pada Tema 7
Subtema 2 Pembelajaran 1.
6

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bersifat teoritis maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
memperoleh pengetahuan bagi pembaca bahkan dunia pendidikan
khususnya yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).
b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada media
benda konkret dan strategi model pembelajaran STAD untuk
mencapai hasil belajar peserta didik.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pesera Didik
Sebagai masukan agar peserta didik dapat mengoptimalkan
pembelajaran bernuansa kerja team untuk memaksimalkan momen
belajar secara bertahap sehingga peserta didik dapat belajar dengan
baik agar hasil belajarnya meningkat.
b. Bagi Guru
Sebagai saran dan masukan bahwa strategi pembelajaraan
kooperatif tipe STAD dan media benda konkret sebagai salah satu
alternatif dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPA.
c. Bagi Sekolah
Menghadirkan media konkrit dalam setiap pembelajaran
terutama pelajaran IPA.
d. Bagi Institusi
Dari hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai
referensi bagi mahasiswa lain untuk untuk penulisan yang relevan,
serta dapat menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi
mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai