Anda di halaman 1dari 22

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA


PELAJARAN IPS MATERI MEMELIHARA DOKUMEN DAN
KOLEKSI BENDA BERHARGA MILIKNYA DI SDN 1
KEMLOKO KEC. GODONG KAB. GROBOGAN
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Nama : Sakroni
Nim : 836756853
E-mail : sakroni6291@gmail.com
Abstrak
SAKRONI. 836756853. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas II
Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Memelihara
Dokumen Dan Koleksi Benda Berharga Miliknya Di SDN 1 Kemloko Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017. UT Surakarta 2016 Masalah yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan media gambar pada mapel IPS
materi memelihara dokumen dan koleksi pribadi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas dua di SD Negeri I Kemloko semester satu. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas II SDN 1 Kemloko Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Semester I
Tahun Pelajaran 2015/2016. Sebanyak 37 siswa. Teknik pengumpulan data dengan
teknik tes (tes formatif) dan non tes (observasi). Dari hasil penelitian ini menunjukan
adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas II SDN 1 Kemloko Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan dengan materi memelihara dokumen dan benda
berharga miliknya setelah menggunakan media gambar. Hal ini nampak pada
perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi prasiklus sebesar 10.81%,
siklus I meningkat menjadi 18.91% dan pada siklus II meningkat menjadi 97.29%
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65). Hasil penelitian ini disarankan
untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD

Kata kunci : Hasil Belajar, Media gambar Ilmu Pengetahuan Sosial.

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasianal mengupayakan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Di dalam Undang–
Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 disebutkan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watar serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam rengka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Ceramah dan mencatat menjadi cara yang dominan dalam
pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata – rata hasil belajar siswa
hanya 48.91 nilai tertinggi 80 (delapan puluh lima), dan nilai terendah 20 (dua
puluh). Jumlah siswa yang tuntas belajar yaitu sebanyak 4 siswa atau 10.81%,
sedangkan yang belum tuntas ada 33 siswa atau 89.19% dari jumlah siswa.
Berdasarkan pemikiran diatas, diharapkan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas dalam kegiatan
belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini menjadi
pertimbangan utama bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan Judul
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media
Gambar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas II SDN 1
Kemloko Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017
1. Identifikasi Masalah
Berangkat dari minimnya daya serap siswa dalam menerima konsep-
konsep yang diajarkan dalam proses pembelajaran yang diidentifikasi dari
hasil evaluasi siswa, maka penulis berusaha mencari solusi akan hal tersebut
dengan melibatkan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah yang ada
dalam proses pembelajaran yang telah penulis anggap gagal.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan penulis dan teman sejawat dalam
proses pembelajaran dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
Kurangnya konsentrasi siswa dalam pelajaran, Ketidaktertarikan siswa akan

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
materi pelajaran, Siswa enggan menjawab pertanyaan, Guru memberi
penjelasan terlalu cepat
2. Analisis Masalah
Setelah mengetahui kelemahan-kelemahan dalam proses pembalajaran
peneliti mendiskusikan dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya tingkat pemahaman siswa
terhadap materi, sebagai berikut : Penggunaan media yang kurang tepat,
Tidak adanya alat peraga, Guru tidak mempunyai keterampilan bertanya,
Bahasa yang digunakan terlalu rumit
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini
adalah; ‘’Apakah dengan menggunakan media gambar pada mapel IPS materi
memelihara dokumen dan koleksi pribadi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas II di SD Negeri I Kemloko semester I Kecamatan Godong Kabupaten
Grobogan.’’
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang diperoleh melalui
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan media gambar pada proses
pembelajaran IPS di SD Negeri I Kemloko.
2. Untuk mengetahui hasil peningkatan prestasi belajar siswa belajar siswa
pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar di SD
Negeri I Kemloko.
D. Manfaat Penelitian
Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Laporan ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengkaji permasalahan-
permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran.
b. Laporan penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi pembaca atau guru lain
dalam upaya memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan PTK.
2. Manfaat praktis

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para guru
yang mengampu di sekolah untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam
mengajar dalam mata pelajaran IPS dengan pemanfaatan media, khususnya
media gambar.
b. Memberikan masukan tentang salah satu upaya dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS melalui penggunaan media gambar
dalam pembelajaran.
Landasan Teori
A. Landasan Teori
1. Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapatkan tempat
yang sangat luas dalam berbagai ilmu yang berkaitan dengan upaya
kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikian pentinganya arti
belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi pendidikan
pun diarahkan peda tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam
mengenai proses perubahan (muhibbin Syah, 2008:94)
Hakikat belajar adalah usaha mencari dan menemukan makna atau
pengertian (Mursell & Nasution, 2002). Jadi belajar merupakan kegiatan aktif
siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Menurut Whittaker dalam
Darsono (2000), belajar didefinisikan sebagai suatu proses yang menimbulkan
perubahan perilaku melalui latihan maupun pengalaman. Sejalan dengan Winkel
dalam Darsono (2000), bahwa belajar merupakan aktifitas mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. Menurut Gagne
dan Berliner dalam Anni (2004), belajar merupakan proses dimana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil pengalaman.
Jadi belajar adalah suatu usaha untuk mencari dan menemukan
pemahaman yang dapat menimbulkan perubahan perilaku, pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan melalui interaksi aktif dengan

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
lingkungan.sedangakan (Darsono,2001: 2) perubahan yang menetap dalam
kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis.
2. Pembelajaran
Pembelajaran secara umum merupakan suatu kegiatan sadar dan disengaja
oleh guru atau pihak lain sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan perilaku,
pengetahuan, dan pemahaman siswa ke arah yang lebih baik. Setiap kegiatan
pembelajaran mempunyai tujuan tertentu. Menurut Darsono (2000), tujuan
pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan
dengan pengalaman tersebut perilaku, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
siswa menjadi lebih baik.
Suatu proses pembelajaran akan dikatakan efektif apabila seluruh komponen
yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan proses pembelajaran
(Anonim, 1994), dijelaskan bahwa komponen-komponen yang berpengaruh
terhadap pembelajaran meliputi siswa, kurikulum, guru, metodologi sarana-
prasarana dan lingkungan. Alat, dan Menurut Sudjana (2001) komponen-
komponen yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar adalah tujuan,
bahan,kondisi siswa, kondisi guru,
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau
dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mangajar dalam kurun
waktu tertentu. Bentuk konkrit dan prestasi belajar adalah dalam bentuk skor
akhir dari evaluasi yang dimasukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui
prestasi belajar siswa dilakukan evaluasi.
Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui
proses belajar. Dalam hal ini, belajar merupakan suatu proses. Hasil belajar
dapat berupa keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta kognitif,
kepribadian, sikap, afektif, Kelakuan, keterampilan dan penampilan
psikomotorik.

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Mediusâ” yang secara harafiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-
alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Gagne dalam Anni (2004) mengartikan media sebagai berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Heinich, Molenda, Russel (1996,8) menyatakan bahwa: A medium
(plural media) is a channel of communication, example include film,
television, diagram, printed materials, computers, and instructors. (Media
adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak,
komputer, dan instruktur).
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar dalah manusia, materi, atau kejadian yang membengun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media.secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartiakan msebagai alat-
alat grafis, photo grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasivisual atau verbal.
b. Penggolongan Media Pembelajaran
Menurut Gerlach dan Ely dalam buku (Mudhoffir 1999:81),
menggatakan bahwa, media dapat digolongkan menjadi 8 kategori, yaitu:
Realthing adalah manusia (pengajar), benda yang sesungguhnya (bukan
gambar atau model), dan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Pengajar adalah
media yang paling utama dalam proses belajar mengajar. Ia adalah
koordinator dan fasilitator belajar bagi siswa. Sedangkan kertas, ruangan,
buku tulis adalah benda atau media yang dipergunakan oleh siswa untuk
mencatat atau menulis apa yang diterangkan maupun yang di
demonstrasikan oleh pengajar. Atau mungkin siswa menuliskan peristiwa

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
yang sedang dipelajarinya, Verbal Representation adalah media tulis atau
cetak, misalnya buku teks, referensi, dan bahan bacaan lainnya, Graphic
Representation dalah misalnya chart, diagram, gambar atau lukisan. Mereka
mungkin dipakai dalam buku teks atau bahan bacaan lain, pada display,
transparency overhead projection, instructional program, workbooks, slide,
filmstrip, overhead projector, Still Picture seperti foto, slide, film strip,
overhead projektor transparency. Still picture kadang-kadang hitam
putih kadang-kadang berwarna, Motion picture adalah film (movie), televisi,
video tape dengan atau tanpa suara, diambil dari kejadian sebenarnya
ataupun dibuat dari gambar (graphic representation), animasi, dan lain-lain,
Audio recording seperti pita kaset, reel tape, piringan hitam, sound track
pada film ataupun pita pada video tape. Audio yang life seperti telefun, radio
(broodcasting), CB (Citizen Band) dapat juga termasuk media audio ini
khususnya untuk distance learning. Telex, fascimile dan telecomference dan
teleprint disebut-sebut sebagai media instruksional dalam buku Gerlach dan
Ely, Program adalah kumpulan informasi yang berurutan. Program bisa
berbentuk verbal (buku teks), visual, maupun audio. Misalnya kumpulan
pilihan buku teks,dan bahan bacaan yang dijadikan program bacaan,
kumpulan gambar yang disusun menjadi suatu program slide, film strip,
film, TV,atau video tape. Suatu program mungkin mempergunakan beberapa
media sekaligus seperti slide dan tape, Simulations. Media ini kita kenal
dengan istilah simulation and game, yaitu suatu permainan yang menirukan
kejadian yang sebenar-benarnya. Media seperti komputer, tape recorder,
motion picture, slides, maupun benda-benda, dapat dipergunakan untuk
simulasi.
Jadi media bisa berasal dari yang sesunguhnya bukan model atau
gambar, dan peristiwa yang sebenarnya terjadi pengajar adalah media yang
paling utama. Media juga bisa berasal dari berbagai seperti halnya, verbal
Representation, Grapic, Still Picture, Motion picture, Audio recording, dan
Program yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
c. Nilai atau Manfaat Media Pembelajaran
Media Pembelajaran yang disebut audio visual aids menurut
Encylopedia of Educational Research memiliki nilai dan manfaat sebagai
berikut: Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir. Oleh karena
itu, mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama tetapi
tidak tahu bendanya), Memperbesar perhatian siswa, Membuat pelajaran lebih
menetap atau tidak mudah dilupakan, Memberikan pengalaman yang nyata
yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para siswa,
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, Membantu tumbuhnya
pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa, Manfaat
lainya yaitu: Sangat menarik minat siswa dalam belajar, Mendorong anak
untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin dengan banyak perkataan, tetapi
dengan memperlihatkan suatu gambar, benda yang sebenarnya, atau alat lain.
(Moh. Uzer Usman, 2005:32)
Jadi manfaat media pembelajaran adalah untuk meletakkan dasar yang
kongkrit memperbesar perhatian siswa dan juga untuk membuat lebih meneap
dan tidak mudah untuk dilupakan
d. Prinsip-prinsip penggunaan media
Media merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat maksimal, maka harus
memperhatikan beberapa hal menurut Gerlach sebagaimana dikutip oleh
Dientje Borman Rumampuk (1988: 19) bahwa sebagian integral dari proses
belajar mengajar.
Sehingga dapat dikatakan media adalah alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan kepada siswa. Media sendiri bisa berupa televisi, radio
tape dan lain sebagainya. Dengan menggunakan media dapat memaksimalkan
dalam kegiatan pembelajaran.
5. Media Gambar
Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian,
memperjelas penyajian ide, menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
Media gambar telah sesuai dengan kemajuan teknologi seperti
gambar fotografi. Gambar fotografi bisa diperoleh dari berbagai
sumber.gambar yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dipergunakan oleh
guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar pada tiap jenjang
pendidikan dan berbagai displin ilmu (Sudjana 2000: 78).
6. Pengertian Media Pembelajaran Gambar.
Media pembelajaran gambar mempunyai beberapa kelebihan
(Sadiman,2003: 29-31) yaitu, sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi batasan
ruang dan waktu, media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita,
dapat memperjelas suatu masalah, gambar juga dapat digunakan tanpa
memerlukan alat khusus.
Ada beberapa syarat harus dipenuhi supaya gambar itu baik sebagai
media pendidikan setidaknya gambar itu akan cocok dengan tujuan pendidikan.
Gambar tersebut harus otentik, sederhana dan ukuran relative serta gambar
sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar hendaknya harus dari
sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sadiman,
2003: 29-31).
Media sebagai salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru
dan siswa dalam mengatasi hambata-hambatan yang ada. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala jenis sarana yang dapat di
indera yang digunakan dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran (Sadiman dkk,
2003:12-13).
Jadi media pembelajaran gambar adalah media yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, pembuatanya sangat mudah dan membutuhkan biaya yang
relatif murah dilihat dari segi biaya. Media pembelajaran mempunyai sifat yang
kongkit dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
7. Pemanfaatan Media Gambar Dalam Pembelajaran IPS
Pemanfaatan media gambar IPS diperlukan strategi yang tepat, hal ini
dimaksudkan agar pelajaran tidak terjebak pada sifat monoton dan siswa tidak
hanya menonton. Pembelajaran IPS dengan diawali media gambar akan
membawa suasana belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan Beberapa

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
strategi yang dapat di pilih : Serangkain gambar untuk belajar kelompok
Gambar disajikan bersamaan dengan serangkain pertanyaan yang harus
didiskusikan dengan imajinasi dan persepsi kelompok, Serangakain gambar
untuk belajar individual Rangkain gambar disajikan kepada setiap anak didik
dengan cara lisan. Kemudian meminta pendapat anak didik, serta memberikan
tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
B. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang terjadi di dalam SD Negeri 1 Kemloko adalah
Rendahnya hasil belajar IPS siswa. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian
hasil belajar IPS di bawah rata-rata dari mata pelajaran yang lainnya.
Pembelajaran guru yang konvensional dan keterbatasan kompetensi yang
dimiliki guru mebuat minat belajar anak berkurang.
Dari permasalahan tersebut, peneliti perlu mencoba menggunakan
media gambar. Dan dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan dua kali
siklus. Pada siklus yang kedua, peneliti menggunakan media gambar untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yang masih rendah.
C. Hipotesis Tindakan Kelas
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Dengan
Menggunakan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi memelihara dokumen dan koleksi benda berharga dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Semester I Tahun
Pelajaran 2016/2017
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas II SD Negeri I Kemloko Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan tahun 2016/2017. Jumlah siswa adalah 37 siswa.
Siswa laki-laki berjumlah 26 siswa, siswa perempuan berjumlah 11 siswa. Penilitian
ini dilaksanakan di Kelas II SD Negeri I Kemloko Kecamatan Godong Kabupaten
Grobogan. Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus. Siklus I Kamis,13 Oktober
2016, Siklus II Kamis , 20 Oktober 2016 Adapun pihak-pihak yang ikut serta
membantu pelaksanaan penelitian perbaikan ini yakni: Ibu Wantiyem,S.Pd, MM
selaku Kepala Sekolah , Ibu Sri Iswahyuni, S.Pd. SD selaku Observer dan Siswa

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
siswi kelas 2 SD Negeri I Kemloko Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan sebagai
obyek penelitian
B. Deskripsi Per Siklus
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan
melalui empat tahap, yakni: 1 perencanaan tindakan, 2 pelaksanaan tindakan, 3
pengamatan/observasi, dan 4 refleksi.
Siklus I
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya. sesuatu hal
Kelas II SD Negeri I Kemloko Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun
2016/2017. Maka peneliti mengembangkan rencana Penelitian Tindakan Kelas.
1. Proses Perencanaan
a Identifikasi masalah dan perumusan masalah
Dari hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat dan konsultasi dengan
supervisor terungkap beberapa masalah antara lain: Kurangnya minat
belajar siswa terhadap materi pembelajaran, Perhatian dan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, Siswa bermain sendiri
ketika proses pembelajaran, Rendahnya tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran, Bimbingan guru hanya tertuju pada siswa
tertentu, Metode yang digunakan kurang bervariasi, Guru sering
melakukan pembelajaran dengan cara ceramah sehingga murid merasa
cepat bosan.
b. Merancang pembelajaran dengan menyusun Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) yang menekankan pada penggunaan media
gambar.
c. Menyusun lembar pengamatan sebagai panduan teman sejawat
d. Menyusun tes formatif
e. Menyediakan alat peraga yang diperlukan
2. Proses Pelaksanaan
Perbaikan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13
Oktober 2016. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
a. Kegiatan awal (± 10 menit): Guru memberikan salam, Guru mengajak
siswa untuk berdo’a, Guru menanyakan siswa yang tidak berangkat,
Guru memberikan apersepsi tanya jawab ke arah materi, Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
b. Kegiatan Inti (± 40 menit), Guru menjelaskan mengenai dokumen dan
koleksi benda berharga, Guru memperlihatkan contoh dua dakumen
penting (gambar masih hitam putih)., Siswa memperhatikan dan
mengamati contoh dokumen tersebut., Guru memberikan pertanyaan
yang mengarah pada materi serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melihat dokumen lebih jelas lagi, Guru mrngadakan
evaluasi
c. Kegiatan Akhir (± 25 menit): Siswa menulis kesimpulan/ rangkuman,
Siswa mengerjakan tes formatif, guru mengamati kemandirian siswa
mengerjakan tes, Guru mengoreksi hasil tes, Guru menganalisis hasil
tes, Pembelajaran ditutup dengan pemberian motivasi belajar kepada
siswa dengan memberi tugas rumah.
3. Proses Pengamatan
Pengamat/teman sejawat mengamati proses perbaikan
pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran dengan
menggunakan gambar. Adapun hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
a. Perilaku Guru: Pengondisian kelas, memotivasi siswa, apersepsi,
Menyampaikan tujuan pembelajaran, Pemanfaatan alat peraga,
Penerapan model pembelajaran menggunakan gambar, Pemberian
reward, Menilai hasil kerja siswa, Memberikan bimbingan kepada
siswa, Pengelolaan waktu, Membuat kesimpulan, Mengadakan evaluasi,
Manganalisis hasil evaluasi
b. Perilaku siswa: Tanggapan siswa terhadap apersepsi, Motivasi belajar
siswa terhadap pembelajaran, Keterlibatan siswa dalam menjawab
pertanyaan guru, Kemandirian mengerjakan tes formatif

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
4. Proses Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus
I dan pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan terhadap perilaku guru
dan perilaku siswa, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat tentang hasil
pengamatan untuk merefleksi proses perbaikan pembelajaran. Dari hasil
diskusi diperoleh data tentang keberhasilan dan kekurangan dalam
pelaksanaan perbaikan siklus I sebagai hasil refleksi.
Siklus II
Perbaikan siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi
berupa kekurangan-kekurangan pada siklus I. Dalam penelitian ini terdiri dari
dua siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi. Secara rinci tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Proses Perencanaan
a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah
Dari hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat dan konsultasi dengan
supervisor terungkap beberapa masalah antara lain: Kemampuan siswa
di dalam memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya,
Pengelolaan pembelajaran kurang optimal, masih terdapat siswa yang
belum bisa memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya,
Keberhasilan siswa belum dirayakan, Terdapat 34 siswa yang hasil
ulangan dibawah KKM, Gambar yang diperlihatkan oleh guru kurang
menarik bagi siswa karena masih hitam putih
b. Merancang pembelajaran dengan menyusun Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) yang menekankan dengan penggunaan media
gambar
c. Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi teman sejawat dalam
mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran
d. Menyusun tes formatif
e. Menyediakan alat peraga

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
2. Proses Pelaksanaan
Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis , 20 Oktober 2016.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal (± 10 menit) : Guru memberikan salam, Guru mengajak
siswa untuk berdo’a, Guru menanyakan siswa yang tidak berangkat,
Guru memberikan apersepsi tanya jawab ke arah materi, Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
b. Kegiatan Inti (± 40 menit): Guru menjelaskan mengenai dokumen dan
koleksi benda berharga, Guru memperlihatkan contoh dua dakumen
penting (gambar sudah warna), Siswa memperhatikan dan mengamati
contoh dokumen tersebut, Guru memberikan pertanyaan yang mengarah
pada materi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat
dokumen lebih jelas lagi, Guru mengadakan evaluasi
c. Kegiatan Akhir (± 25 menit): Siswa menulis kesimpulan/ rangkuman,
Siswa mengerjakan tes formatif, guru mengamati kemandirian siswa
mengerjakan tes, Guru mengoreksi hasil tes, Guru menganalisis hasil
tes, Pembelajaran ditutup dengan pemberian motivasi belajar kepada
siswa dengan memberi tugas rumah.
3. Proses Pengamatan
Pengamat/teman sejawat mengamati proses perbaikan
pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan gambar.
Pengamat/teman sejawat mencatat semua temuan pada saat pembelajaran.
Adapun hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
a. Perilaku Guru: Pengondisian kelas, Memotivasi siswa, Apersepsi,
Menyampaikan tujuan pembelajaran, Pemanfaatan alat peraga,
Penerapan model pembelajaran dengan menggunakan gambar,
Pemberian reward, Menilai hasil kerja siswa, Memberikan bimbingan
kepada siswa, Pengelolaan waktu, Membuat kesimpulan, Mengadakan
evaluasi, Manganalisis hasil evaluasi

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
b. Perilaku siswa: Tanggapan siswa terhadap apersepsi, Motivasi belajar
siswa terhadap pembelajaran, Keterlibatan siswa dalam menjawab
pertanyaan guru, Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
menggunaan gambar, Kemandirian mengerjakan tes formatif
4. Proses Refleksi
Pengamat mengamati kegiatan guru dan siswa, sedangkan guru
mengamati kegiatan siswa dan melakukan refleksi diri. Setelah melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan pengamatan atas tindakan
yang telah dilakukan diperoleh hasil refleksi berupa keberhasilan dan kekurangan.
Hasil refleksi siklus II merupakan dasar untuk membuat kesimpulan hasil
penelitian.
C. Indikator Keberhasilan
Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan apabila rata-rata yang
diperoleh siswa di kelas adalah 64. Capaian target pada siklus pertama 60% dari
jumlah siswa tuntas (kurang lebih 12 anak) dengan mendapat nilai ≥ 60 dan pada
siklus kedua 90% dari jumlah siswa tuntas (kurang lebih 18 anak) dengan
mendapat nilai ≥ 60. Jadi apabila dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum
mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut
dicapai.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sebelum peneliti menyampaikan hasil penelitian tiap siklus terlebih dahulu
peneliti sampaikan hasil pengolahan data milai yang dicapai siswa pada kondisi
awal sebelum diadakan perbaikan pembelajaran melalui PTK.
Hasil Penelitian
Siklus I
1. Perencanaan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa Kelas II SD Negeri I
Kemloko Kec. Godong Kab. Grobogan. tentang Dokumen dan Koleksi
Benda Berharga Miliknya meningkat, maka peneliti menggunakan media
gambar dalam pembelajaran. Perencanaan peneliti susun bersama teman
sejawat dan berkonsultasi dengan pembimbing dimulai dari mengidenitfikasi

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
masalah, menganalisis masalah dan merumuskan masalah. Selanjutnya
peneliti menyusun skenario pembelajaran yang tertulis di dalam rencana
perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, menyusun soal tes
formatif, lembar kerja, kriteria penilaian dan menyiapkan alat peraga.
2. Pelaksanaan
Perbaikan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Oktober 2016.
Materi dalam perbaikan adalah dokumen dan koleksi benda berharga
miliknya. Pelaksanaan perbaikan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup sebagaimana yang telah dirumuskan dalam RPP (Rencana
Perbaikan Pembelajaran). Kegiatan diawali dengan pengkondisikan kelas,
apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru
menjelaskandokumen dan koleksi benda berharga miliknya dengan
menggunakan media gambar. Kegiatan diakhiri dengan menyimpulkan
kegiatan, dan tes formatif yang dikerjakan secara mandiri dan individual oleh
siswa. Jumlah siswa yang mencapai tuntas (64) adalah 7 siswa. Dari 37 siswa
masih ada 30 siswa yang belum tuntas. Data tersebut dapat dibuat grafik
sebagai berikut:
3. Pengamatan
Di dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran teman sejawat
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran baik tentang perilaku
guru maupun perilaku siswa. Adapun hasil pengamatan teman sejawat adalah
sebagai berikut:
a. Perilaku Guru: Guru melakukan persiapan dengan baik melalui
penyusunan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dan menyiapkan alat
peraga, Instrumen tes formatif disusun dengan baik, dan tes formatif
berjalan dengan lancar, Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran dengan baik, Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai rencana yaitu dengan menggunakan media gambar
sebagai pembelajaranya, namun pelaksanaannya kurang optimal, Guru
menggunakan alat peraga berupa media gambar untuk
mengkritik/memuji sesuatu hal, Guru memberikan bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan, Guru telah memberikan reward atau

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
penguatan terhadap hasil kerja siswa, Guru melaksanakan tes
formatif/evaluasi dengan baik, Guru melakukan analisis terhadap hasil
evaluasi yang dicapai siswa, Guru menutup pembelajaran secara baik,
dengan memberi motivasi belajar kepada siswa.
b. Perilaku Siswa: Tanggapan siswa terhadap apersepsi guru baik, Motivasi
belajar siswa cukup baik, ada peningkatan dibandingkan sebelumnya,
Keterlibatan siswa menjawab pertanyaan guru cukup baik, Keterlibatan
siswa di dalam kegiatan pembelajaran, Keaktifan siswa dalam
pembelajaran cukup baik, Ketertarikan siswa terhadap pemanfaatan
media gambar cukup (sedang), Kemandirian mengerjakan tes formatif
masih rendah
4. Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang mengidentifikasi unsur-unsur
cerita , dari hasil diskusi dengan teman sejawat peneliti memperoleh data
hasil refleksi sebagai berikut:
Keberhasilan: Hasil belajar siswa meningkat rata-rata dari 48.91 menjadi
55.29, Keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat.
Kekurangan:Terdapat 30 siswa yang nilainya di bawah KKM (64),
Ketertarikan siswa dengan media gambar masih kurang
Siklus II
Kekurangan-kekurangan pada siklus I peneliti jadikan pertimbangan
untuk menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus II menitikberatkan pada optimalisasi
pelaksanaan pemeblajaran dengan menggunaka media gambar. Kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II melalui tahapan perencanaan, peaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut mengacu pada tahapan-
tahapan siklus I dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan peneliti demi
peningkatan hasil belajar siswa.
1. Perencanaan
Upaya perbaikan peneliti susun dengan menggunakan media gambar.
Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan siklus II dimulai dari mengidentifikasi

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
masalah, menganalisis masalah dan merumuskan masalah. Selanjutnya
peneliti menyusun skenario pembelajaran yang tertulis di dalam rencana
perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, menyusun soal tes
formatif, lembar kerja, kriteria penilaian dan menyiapkan gambar.
2. Pelaksanaan
Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Oktober 2016.
Materi dalam perbaikan adalah mengkritik/memuji sesuatu hal dengan
ekspresi yang tepat melalui model pembelajaran dengan menggunakan media
gambar. Pelaksanaan perbaikan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup sebagaimana yang telah dirumuskan dalam RPP (rencana
perbaikan pembelajaran).
Kegiatan diawali dengan pengkondisian kelas, apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. pada kegiatan inti guru menjelaskan
dokumen dan koleksi benda berharga miliknya dengar benar.Guru
memperlihatkan contoh gambar dokumen kepada siswa. Kegiatan dilanjutkan
dengan kerja kelompok menyelesaikan lembar kerja. Kegiatan diakhiri
dengan menyimpulkan kegiatan, dan tes formatif yang dikerjakan secara
mandiri dan individual oleh siswa. Kegiatan diakhiri dengan menyimpulkan
kegiatan, dan evaluasi yang dilaksanakan secara individual.
3. Pengamatan
Di dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran teman sejawat
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
peneliti. Adapun hasil pengamatan teman sejawat adalah sebagai berikut:
a. Perilaku Guru: Guru melakukan persiapan dengan baik melalui
penyusunan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dan menyiapkan alat
peraga, Instrumen tes formatif disusun dengan baik, dan tes formatif
berjalan dengan lancar, Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran dengan baik, Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai rencana dengan pembelajaran menggunakan media
gambar, dilakukan dengan cukup baik, Guru memberikan rewardterhadap
hasil kerja siswa, Guru melaksanakan tes formatif/evaluasi dengan baik,
Guru melakukan analisis terhadap hasil evaluasi yang dicapai siswa,

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
Guru memberi motivasi kepada siswa agar giat belajar dengan pemberian
PR
b. Perilaku Siswa: Adapun data tentang perilaku siswa sesuai hasil
pengamatan teman sejawat pada proses perbaikan pembelajaran siklus II
pada mata pelajaran IPS materi memelihara dokumen dan koleksi benda
berharga miliknyad engan menggunakan media gambar adalah sebagai
berikut: Tanggapan siswa terhadap apersepsi guru baik, Motivasi belajar
siswa cukup baik, ada peningkatan dibandingkan sebelumnya,
Keterlibatan siswa menjawab pertanyaan guru, baik, Keaktifan siswa
dalam pembelajaran baik, Ketertarikan siswa terhadap media sangat baik,
Kemandirian siswa mengerjakan tes formatif cukup baik
4. Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II pada
mata pelajaran IPS materi memelihara dokumen dan koleksi benda berharga
miliknya, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan
dosen pembimbing. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat peneliti
memperoleh data hasil refleksi berupa kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
Kelebihan: Hasil belajar siswa meningkat rata-rata dari 54.59 menjadi 77.29,
Ketertarikan siswa pada media gambar meningkat, Kemandirian siswa
mengerjakan tes formatif meningkat.
Kekurangan:
Terdapat 1 siswa yang nilainya di bawah KKM (64)
Hasil Penilaian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
Dalam perbaikan pembelajaran pada Siklus I, diikuti oleh 37 siswa.
Meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil terlihat pada data nilai
yang dicapai siswa antara pra siklus dengan siklus I sebagaimana pada tabel
dan grafik di atas. Rata-rata nilai yang dicapai siswa pada sebelum perbaikan
adalah 48.91, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 20. Jumlah siswa yang
mencapai batas tuntas (KKM) adalah 4 siswa. artinya prosentase ketuntasan
klasikal adalah 10.81%. Dari hasil yang dicapai siswa pada siklus I nilai rata-

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
rata 55.29, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40 Banyaknya siswa yang
tuntas 7 siswa. Prosentase ketuntasan klasikal adalah 18.91 %. Jika
dibandingkan antara hasil prasiklus dengan siklus I, terdapat peningkatan
prosentase ketuntasan sebesar 8.10 %.
2. Siklus II
Ditinjau dari hasil belajar yang dicapai siswa terdapat peningkatan
luar biasa dari kondisi awal sebelum diadakan perbaikan pembelajaran. Dari
data nilai yang dicapai siswa pada siklus II nilai tertinggi yang dicapai siswa
adalah 100, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 77.29. Dari 19 siswa hanya
terdapat 1 siswa yang belum tuntas. Prosentase ketuntasan klasikal mencapai
97.29 %. Jika dibandingkan dengan sebelum siklus I hasil belajar yang
dicapai pada siklus II mengalami peningkatan yang amat pesat.
Dari hasil penelitian siklus 2 sudah berhasil mencapai Indikator
keberhasilan yang sudah ditetapkan, sehingga tidak perlu untuk dilanjutkan
perbaikan lagi pada siklus berikutnya.
A. Simpulan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Siklus I dan Siklus II pada
pembelajaran IPS materi memelihara dokumen dan koleksi benda berharga
miliknya kelas II SD Negeri 1 Kemloko Kecamatan Godong Kabupaten
Grobogan maka diperoleh hasil penelitian bahwa sebelum perbaikan
pembelajaran prosentase ketuntasan klasikal hanya 10.81%, dan rata-rata nilai
48.91. Pada siklus I peneliti menerapkan pembelajaran denga menggunakan
media gambar, nilai yang dicapai siswa rata-rata 55.29 dan prosentase klasikal
18.91 %. Pada siklus II peneliti juga menerapkan pembelajaran denga
menggunakan media gambar, sebelumnya ada perbaikan gambar yang akan
digunakan, yaitu dengan mengganti gambar dengan mengunakan gambar yang
berwarna, sehingga lebih menarik minat siswa.. Dari hasil tes prosentase
ketuntasan klasikal meningkat, dari 37 siswa terdapat 36 siswa yang mencapai
nilai tuntas di atas KKM (65). Nilai tertinggi 100, nilai terendah 50, rata-rata nilai
74 dan prosentase ketuntasan klasikal mencapai 97.29 % .
Adanya kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
dalam memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya di SDN 1
kemloko Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Saran dan Tindak Lanjut
a. Saran bagi guru: Dalam pembelajaran hendaknya lebih inovatif dan kreatif
dalam penggunaan alat peraga dan metode yang tepat, Menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, Guru hendaknya menguasai
materi sesuai silabus.
b. Saran Bagi Siswa: Pembagian kelompok dari sisiwa yang pandai, cukup, dan
kurang di gabungkan sehingga bisa bekerja sama dengan baik, Semua siswa
harus menggunakan alat oeraga dalam setiap pembelajaran.
c. Tindak Lanjut : Mengembangkan pembalajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
meyenangkan, Penelitian ini dapat dijadikan diskusi farum Kelompok Kerja
Guru sebagai acuan.

Daftar Pustaka
Anni 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK : Universitas Semarang
Arief S. Sadiman. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi., dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Gerlach dan Ely 1971. Teaching & Media: A Systematic Approach. Second
Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon.
Copyright 1980 by Pearson Education
Muh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Mudhoffir. 1999. Teknologi Intruksional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Mursell, & Nasution 2002. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Bumi Aksara
Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Press.
_______. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.
Sudjana, D 2001 Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori
Pendukung, Asa. Bandung: Falah Production.

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id
_______, D. 2000. Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah.
Bandung : Nusantara Press.

1 Mahasiswa Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Terbuka. Email : sakroni30@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai