Anda di halaman 1dari 8

Nama : Susi Desi Susanti

No.Mahasiswa : 1401022532
No. UKG : 201503522107
Kelas :7

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Siswa tidak aktif Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata siswa tidak
dalam kelas 1. Menurut Arianti (2019) Peran guru dalam aktif di kelas itu disebabkan beberapa
meningkatkan motivasi belajar siswa hal :
adalah salah satu kegiatan integral yang
wajib ada dalam kegiatan pembelajaran.
1. Kurangnya motivasi belajar
Selain memberikan dan mentransfer ilmu siswa dalam pembelajaran
pengetahuan guru juga bertugas untuk matematika
meningkatkan motivasi anak dalam 2. Media dan model pembelajaran
belajar. Guru di tuntut kreatif untuk yang digunakan kurang tepat
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Adapun peran guru dalam meningktkan
3. Kurangnya minat belajar siswa
motivasi belajar siswa sebagai beriku: 4. Pembelajaran bersifat monoton
a.Menjadikan siswa yang aktif dalam
kegiatan belajar mengajar
b.Menciptakan suasana kelas yang
kondusif
c. Menciptakan metode pembelajaran
yang bervariasi
d. Meningkatkan antusias dan
semangat dalam mengajar
e. Memberikan penghargaan
f. Menciptakan aktivitas yang
melibatkan siswa dalam kelas
2. Pembelajaran yang konvensional dan
monoton dimana pendidik lebih
mendominasi dalam pembelajaran
membuat siswa merasa bosan dan tidak
termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran. Proses belajar menjadi
kurang menggairahkan dan kurang
menarik. Siswa tidak terlibat secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Strategi
Pembelajaran Aktif (Active Learning
Srategi) adalah istilah di dalam dunia
pendidikan yaitu sebagai strategi belajar
mengajar yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, dan
untuk mencapai keterlibatan siswa secara
efektif dan efesien dalam belajar.
(Syaparuddin : 2020)
3. Minat dalam belajar merupakan
salah satu aspek dalam faktor
psikologis mempengaruhi
individu dalam belajar. Sebab
dengan minat seseorang akan
memiliki suatu rasa lebih suka
dan rasa ketrikatan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh (Minat belajar
memiliki peran besar terhadap
belajar, karena minat belajar
menjadi salah satu kunci
keaktifan seorang pebelajar.
Demikian pula dengan siswa
sebagai pebelajar, dengan adanya
minat belajar akan berimplikasi
pada proses dan hasil belajarnya.
(Djamarah, 2020;191)
4. Pemberian media pembelajaran
yang tepat sesuai karakteristik
anak SD dapat mendorong
peningkatan motivasi belajar
siswa. Penerapan media
pembelajaran visual dalam
membangun motivasi belajar
siswa SD kelas 5. Dengan
pemberian media pembelajaran
visual yang menekankan kepada
prinsip kesederhanaan,
penekanan, dan keterpaduan dapat
membangun motivasi belajar
siswa kelas 5 SD saat belajar.
(Widiastuti : 2021)
5. Menurut Hidayat (2017) Model
pembelajaran Picture and
Picture adalah model
pembelajaran yang
menggunakan media gambar.
Model ini baik untuk
mengembangkan kemampuan
imajinasi anak, dariimajinasi
dituangkan ke dalam tulian.
Dari media gambar siswa
lebih cepat paham, karena
terdapat beberapa proses dari
melihat, pada saat melihat siswa
berpikir. Hal ini menunjukan
bahwa media gambar sangat
berguna untuk proses
pembelajaran.

HASIL WAWANCARA :
1. Siswa tidak aktif dalam
pembelajaran karena siswa
merasa bosan dan
pembelajaran kurang menarik
materi yang disampaikan oleh
Guru
2. Guru Kurang memotivasi anak
dalam pembelajaran
3. Siswa tidak aktif dalam
pembelajaran karena siswa
merasa bosan dan materi yang
diajarkan kurang menarik
4. Guru tidak menerapkan
pembelajaran inovatif dan
bervariasi
5. Media dan model
pembelajaran yang digunakan
tidak tepat

2 Pembelajaran Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata


yang kurang 1. Kurangnya sarana media Pembelajaran kurang kreatif
kreatif pembelajaran yang bersifat disebabkan beberapa hal :
inovatif juga mempengaruhi 1. Metode dan media
proses pembelajaran.(N.I pembelajaran yang digunakan
Cintia:2018) kurang tepat
2. Rendahnya keterampilan berfikir 2. Guru perlu meningkatkan hasil
kreatif siswa dengan model belajar peserta didik dengan
pemebelajaran konvensional. Mind metode Discovery Learning
mapping merupakan salah satu model
pembelajaran yang tepat untuk
melaui media gambar pada
meningkatkan keterampilan berpikir pelajaran PKN.
kreatif siswa. Lingkungan yang tidak 3. Pembelajaran belum
kondusif dikarenakan kelas yang menggunakan media gambar
berisik. Media yang digunakan tidak untuk menunjang pemahaman
kreatif, yaitu media Buku. Metode
yang digunakan tidak menarik, yaitu
siswa pada materi
metode ceramah. (Fitriana Ayu 4. Belum adanya pemanfaatan IT
Wulandari:2019) dalam penyampaian materi
3. Menurut Hanifah & Wasitohadi
(2017: 95), discovery learning
merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk belajar aktif
menemukan pengetahuan sendiri.
Dengan belajar penemuan, siswa
dapat berpikir analisis dan
mencoba untuk memecahkan
sendiri masalah yang dihadapi.
4. Menurut Trianto (2018:56)
beberapa hal yang sering terabaikan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran agar
tercipta
pembelajaran yang kreatif dan
menghasilkan luaran yang optimal
diantaranya yaitu, (1) guru
cenderung memberi materi kepada peserta
didik sangat fokus kepada pemberian
materi (konten) sehingga prosesnya tidak
menyenangkan bagi peserta didik, (2)
guru cenderung menganggap
proses dan kemasan , dan cara-cara
menyenangkan itu tidak penting dan
hanya buang-buang waktu, dan (3) guru
cenderung
mementingkan kedalaman materi
sedangkan peserta didik memilih hal-hal
yang menyenangkan
5. Menurut Husni (2017) salah satu
pernyataan bahwa seorang telah
belajar sesuatu adalah adanya
tingkah laku dalam
dirinya.Perubahan itu bersifat
pengetahuan,keterampilan,maupun
yang menyangkut nilai dan sikap.
Sedangkan belajar mengajar
adalah suatu yang bernilai
pendidikan interaksi interaksi yang
bernilai pendidikan dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan mencapai tujuan tertentu
yang telah dirumuskan sebelum
proses belajar dilakukan. Hasil
belajar antara peserta didik
yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda. Perbedaan itu
sebabkan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhinya,
antara lain:a) Faktor-faktor yang
bersumber dari diri
sendiri faktor ini sangat besar
pengaruhnya terhadap kemajuan
studi peserta didik,
misalnya minat, bakat, kesehatan,
kebiasaan belajar, dan
kemandirian.b) Faktor-faktor yang
berasal dari luar diri peserta didik
faktor ini mempengaruhi terhadap
kemajuan studi peserta didik
lingkungan , studi dari lingkungan
alam, lingkungan dari keluarga,
lingkungan masyarakat dan faktor
lain yaitu sekolah dan peralatan
sekolah.

Hasil Wawancara :

1. Masih terbatasnya sarana dan


prasarana
2. Guru tidak memanfaatkan
penggunaan IT dalam
pembelajaran
3. Guru kurang mahir menggunakan
IT
4. Metode dan model pembelajaran
yang digunakan guru kurang
bervariasi

3 Minat baca siswa Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata minat baca
masih rendah 1. kebanyakan tidak memiliki siswa masih rendah itu disebabkan
buku atau fasilitas perpustakaan beberapa hal :
yang memadai. Buku pelajaran 1. Sekolah belum menyediakan
untuk sekolah dasar dan buku buku bacaan yang menarik dan
bacaan umum atau khusus tidak bervariasi di pojok baca.
terkoleksi secara lengkap. 2. Sekolah belum mengadakan
(Nurhaidah, 2019). gerakan literasi secara rutin
2. Siswa yang enggan membaca 3. Masih terbatasnya Penyediaan
karangannya karena merasa bahan bacaan yang variatif yang
malu dan menyadari bahwa mendukung pembelajaran dan
pekerjaannya masih perlu mendorong siswa menyukai
diperbaiki (Mirnawati, 2019) buku.
3. Guru belum secara aktif memberi 4. Orangtua belum Membudayakan
perhatian pada upaya Cinta Baca sejak dini
peningkatan literasi membaca 5. Siswa lebih menyukai
para siswa. (AN Wulanjani:2019) Penggunaan Media Elektronik
4. Terbatasnya sarana dan prasarana (TV, vidio game, handphone,
membaca, seperti ketersediaan internet) daripada membaca.
perpustakaan dan bukubuku
bacaan yang bervariasi. (J
Witanto:2018)
5. Berkembangnya teknologi
informasi menggeser minat
masyarakat terhadap aktivitas
membaca buku. (J Witanto:2018)
6. Banyaknya keluarga yang belum
menanamkan tradisi wajib
membaca. (J Witanto:2018)

Hasil Wawancara :
1. Kurangnya motivasi guru dan orang
tua untuk kegiatan literasi membaca
2. Berkembangnya teknologi
informasi menggeser minat baca
siswa
3. Perlu adanya gerakan literasi
membaca di sekolah
4. Orang tua tidak perhatian kepada
anak terhadap literasi membaca

4 Kurangnya Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata Kurangnya


pemahaman siswa 1. Fasilitas atau media pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan (Mupel Pkn materi
terhadap materi pembelajaran yang dirasa Keberagaman sosial ) itu disebabkan
yang diajarkan kurang mendukung dalam beberapa hal :
(Mupel Pkn kegiatan belajar mengajar 1. Guru belum menerapkan
materi Hak, menjadi salah satu faktor pembelajaran menjadi lebih
Kewajiban dan tidak efektifnya penyampaian menarik dan inovatif agar siswa
tanggungjawab ) maka dari itu membuat memperhatikan penjelasan
sebuah media permainan guru.
yang dapat digunakan untuk 2. Siswa perlu diberi motivasi agar
mendukung kegiatan belajar siswa lebih percaya diri dan
mengajar dapat menjadikan berani mengungkapkan
kegiatan belajar mengajar pendapat.
yang efektif dan sesuai 3. Guru tidak menggunakan Media dan
dengan tercapainya tujuan dari Model pembelajaran yang tepat, misal
pembelajaran tersebut model pembelajaran TGT (Team
(Ahmad,2018; Sarjuli, 2012). Games Tournament), Discovery
2. PPKN dianggap ilmu yang Learning, PBL, agar siswa mampu
sukar dan sulit dipahami. memahami konsep materi yang
diajarkan
Begitu luasnya materi PPKN
4. Guru belum menggunakan
menyebabkan anak sulit untuk
media gambar untuk menunjang
diajak berfikir kritis dan kreatif
pemahaman siswa pada materi
dalam menyikapi masalah
yang berbeda. Sementara anak
usia sekolah dasar tahap
berfikir mereka masih belum
formal, apa yang dianggap
logis, jelas dan dapat dipelajari
bagi orang dewasa, kadang-
kadang merupakan hal yang
tidak masuk akal dan
membingungkan bagi siswa.
Akibatnya banyak siswa yang
tidak memahami konsep
PPKN. (Siti Era
Harahap:2018)
3. Menurut Hidayat (2017)
Model pembelajaran Picture
and Picture adalah model
pembelajaran yang
menggunakan media gambar.
Model ini baik untuk
mengembangkan kemampuan
imajinasi anak, dari imajinasi
dituangkan ke dalam tulisan.
Dari media gambar siswa
lebih cepat paham, karena
terdapat beberapa proses dari
melihat, pada saat melihat
siswa berpikir. Hal ini
menunjukan bahwa media
gambar sangat berguna untuk
proses pembelajaran.
4. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas, dapat di
identifikasi beberapa
masalah terkait dengan pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),
antara lain :1. Rendahnya hasil
belajar dan ketuntasan belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
siswa. 2. Metode mengajar yang
digunakan guru
dalam mengajarkan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) kurang
bervariasi dan cenderung
menggunakan
metode ceramah yang
mengakibatkan siswa kurang senang
dan bosan dalam
belajar. 3. Guru juga kurang
melibatkan siswa aktif
dalam belajar sehingga sebagian
besar siswa kurang termotivasi dalam
belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dan menganggap Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) adalah
pelajaran yang sulit dan
membosankan. (Harma Sumaranti :
2020)
5. Faktor-faktor penyebab
Kesulitan Belajar dalam
Pembelajaran pkn antara lain :
a. Faktor Minat dari dalam
diri siswa (minat siswa
tergantung dari cara guru
mengajar, pembelajaran
membosankan dan metode
guru monoton.
b. Faktor Keluarga
(menghabiskan waktu
menonton TV, bermain
handphone, membantu
orang tua dalam melakukan
pekerjaan rumah.
c. Faktor Sekolah (Sarana
pembelajaran kurang,
Kurangnya buku paket
dalam proses
pembelajaran,
metode pembelajaran
monoton. (Sartika : 2018 )

Hasil Wawancara :
1. Guru belom menggunakan
media dan model pembelajaran
inovatif dan bervariasi
2. Guru perlu merancang
pembelajaran yang baik
3. Guru belom memanfaatkan
penggunaan IT untuk
penyampaian materi
4. Guru kurang mahir dalam
penggunaan IT

5 Hasil belajar Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata Hasil belajar
siswa masih 1. pembelajaran hanya bersifat satu arah siswa masih rendah pada pembelajaran
Matematika (satuan jarak) itu disebabkan
rendah pada dimana guru yang menjadi sumber,
beberapa hal :
pembelajaran penyedia, dan pemberi informasi.
Sedangkan, siswa hanya mencatat
Matematika penjelasan yang disampaikan oleh guru 1. Guru hanya menggunakan model
(satuan dengan kata lain guru masih pembelajaran ceramah
Kecepatan) menggunakan pendekatan Teacher 2. siswa menyelesaikan masalah
Centered.( Windi Oktaviani:2018) hanya dengan menghafal rumus
2. kebanyakan siswa menyelesaikan masalah dan susah dalam menganalisis
hanya dengan menghafal rumus dan susah
dalam menganalisis soal. (Indri
soal.
Anugraheni:2018) 3. Pembelajaran belum menggunakan
3. Pembelajaran matematika masih media /alat peraga untuk
menekankan pada penghafalan menunjang pemahaman siswa pada
rumus dan menghitung (Setyabukti mapel matematika.
dalam Handayani, 2017:14). 4. Siswa tidak mandiri dalam
4. pembelajaran guru jarang mengerjakan soal, siswa
menggunakan media pembelajaran kebanyakan mencotek jawaban
untuk membantu siswa teman karena tidak mengerti cara
memudahkan memahami materi penyelesaiannya.
yang diajarkan. (Setyabukti dalam 5. Siswa kurang memperhatikan
Handayani, 2017:14). penjelasan guru saat pembelajaran.
5. Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian
belajar dengan hasil belajar
matematika. Apabila kemandirian
belajar tinggi maka hasil belajar
juga akan tinggi demikian
sebaliknya jika kemandirian
belajar rendah maka hasil belajar
matematika juga cenderung
rendah. (Maria Florentina Woi,
2019).

Hasil Wawancara :
1. Guru tidak menerapkan
pembelajaran inovatif dan
bervariasi
2. Guru hanya menggunakan
model pembelajaran ceramah
3. Guru belum menggunakan IT
dalam kegiatan pembelajaran
4. Guru tidak menggunakan
Media pembelajaran yang
dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap
materi.

Anda mungkin juga menyukai