Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

judul “PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN


KEAKTITAN SISWA TERHADAP MATERI KETIMPANGAN SOSIAL PADA
SISWA KELAS XII IPS 2 SMAN 1 LEMBAH GUMANTI TAHUN
PELAJARAN 2022/2023”

Oleh:
YONI MARLINA, S.Pd
NIP. 198406032010012025

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT


SMAN 1 LEMBAH GUMANT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pelajaran sosiologi adalah salah satu pelajaran peminatan jurusan IPS di
SMA. Sosiologi sangat penting bagi siswa sebagai makhluk sosial yang selalu
berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Sosiologi mempelajari
berbagai hubungan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
Dalam kedudukannya sebagai suatu disiplin ilmu sosial yang sudah relatif lama
berkembang di lingkungan akademis, secara teoritik idealnya sosiologi
memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-masalah
sosial-politik yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran
sosiologi perlu semakin tanggap dan sensitif terhadap perkembangan di
masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab
tantangan yang ada. Melihat masa depan masyarakat kita, sosiologi semakin
dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang di dalamnya mencakup
berbagai sisi baik positif maupun negatif.
Pembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dalam
keragaman realitas sosial dan budaya berdasarkan etika yang dibangun dan
ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Ada beberapa manfaat Tujuan
pengajaran sosiologi pada dasarnya mencakup dua sasaran yang bersifat
kognitif dan bersifat praktis. Secara kognitif pembelajaran sosiologi
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar siswa
mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari
individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu sistem. Sementara itu
sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan untuk mengembangkan
keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam
menghadapi permasalahan sosial, kemajemukan masyarakat, situasi sosial
perubahan-perubahan beserta dampaknya yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Lembah
Gumanti, terdapat beberapa masalah-masalah dalam kegiatan pembelajaran
adalah rendahnya keaktifan dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan nilai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi rendah.
bahwa siswa kurang memiliki motivasi dalam membaca buku pelajaran, siswa
cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung menunggu
informasi dari guru dengan metode ceramah. pada saat mengerjakan tugas yang
diberikan guru, siswa masih menyalin hasil pekerjaan dari teman mereka yang
lebih pintar, sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan, mereka tidak
mampu menjawab. Ketika diberi tugas secara berkelompok siswa lebih banyak
mengandalkan temanya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan
guru sehingga siswa lebih banyak tidur-tiduran dan sambil menunggu hasil
pekerjaan kelompoknya selesai. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yang
di peroleh dari guru mata pelajaran sosiologi di SMAN 1 Lembah Gumanti
yakni rata-rata perolehan nilai siswa adalah 53,25 dari 34 siswa. Siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM 70 adalah 68% (22 siswa) yang tidak tuntas
atau tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam kriteria
ketuntasan minimal untuk mata pelajaran sosiologi di SMAN 1 Lembah
Gumanti, sedangkan siswa yang tuntas adalah 12 siswa atau 32%. Berdasarkan
KKM yang diperoleh tersebut, maka hasil belajar sosiologi belum mencapai
indikator yaitu 70%.
Dari beberapa masalah yang telah ditemukan, rendahnya keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan masalah yang harus segera
diatasi agar dapat menciptakan manusia yang berkualitas. Beranjak dari
identifikasi masalah tersebut, diperlukan tindakan yang mengatasi
masalah keaktifan dan hasil belajar siswa yang sekaligus mengembangkan
program “student centered”. Model pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan KurikuluM 2013 adalah model pembelajaran kooperatif. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Slavin (2007), “pembelajaran kooperatif
menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok”
(Sugiyono, 2008: 140).
Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan
untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah model
pembelajaran Make a Match. Metode ini dikembangkan oleh Lornna Curran
(1994), dimana guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan kartu
yang berisi jawaban, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal
dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok
dengan persoalannya. Bagi siswa yang benar mendapat nilai/poin (Sugiyanto,
2009).
Huda (2014) mengemukakan kelebihan dari penerapan strategi ini sebagai
berikut :
1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun
fisik
2) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
3) Meningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
5) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar (hlm
Adapun kelemahan strategi Make a Match menurut Huda (2014)
adalah:
1) jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang
terbuang
2) pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenis
3) jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang
kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan
4) guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang
tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu
5) menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan
kebosanan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
dengan judul “PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN
KEAKTITAN SISWA TERHADAP MATERI KETIMPANGAN SOSIAL PADA
SISWA KELAS XII IPS 2 SMAN 1 LEMBAH GUMANTI TAHUN
PELAJARAN 2022/2023”

A. Identifikasi Masalah
Dari segi proses pembelajaran, masih banyak ditemukan permasalahan
belajar baik dari guru maupun dari siswa sendiri. Permasalahan dalam
proses pembelajaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung masih banyak
siswa yang berbicara sendiri, walaupun tidak semuanya namun kondisi
seperti ini sangat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di
kelas.
2) Siswa kurang memiliki motivasi dalam membaca buku pelajaran . hal
ini dapat terlihat ketika diberi tugas untuk membaca materi mereka
hanya membukanya sebentar dan tidur-tiduran diatas meja
3) Ketika diberi tugas kelompok, siswa cenderung mengandalkan teman
lain dalam satu kelompok untuk mengerjakanya

B. Rumusan Masalah
a. Rumusan Masalah Umum
1) Bagaimanapenerapan make a match dalam meningkatkan
keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan sosial pada siswa
kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah Gumanti tahun pelajaran
2022/2023
b. Rumusan Masalah Khusus
1) Bagaimana perencanaanpenerapan make a match dalam
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan
sosial pada siswa kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah Gumanti
tahun pelajaran 2022/2023
2) Bagaimana pelaksanaan penerapan make a match dalam
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan
sosial pada siswa kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah
Gumantitahun pelajaran 2022/2023
3) Bagaimana hasil penerapan penerapan make a match dalam
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan
sosial pada siswa kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah Gumanti
tahun pelajaran 2022/2023

C. Cara Memecahkan Masalah


Inovasi/tindakan yang akan dipakai, akan menggunakan inovasi model
pembelajaran Make A Match
Dengan Rencana tindakannya 2 siklus (direncanakan 2 siklus) yang masing-
masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang
dalam satu siklus ada tiga kali tatap muka yang disesuaikan dengan RPP.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti
yang telah direncanakan. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
langkahpenelitian yang digunakan pada saat penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match. Adapung langkah-langkah yang dilakukan
pada tahap ini adalah:
1) Guru menyiapkan silabus dan RPP dengan materi ketimpangan sosial.
2) Guru menyiapakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan.
3) Guru menyiapkan lembar observasi.
4) Guru menyiapkan soal tes untuk evaluasi hasil belajar.
b. Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, tindakan yang akan dilakukan
pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok .
2) Guru menentukan keanggotaan dalam kelompok.
3) Guru menyiapkan kartu soal untuk tiap-tiap kelompok yang berisi
pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan. Masing-masing anggota
kelompok mendapatkan satu kartu soal
4) Guru membimbing dan memonitor diskusi kelompok asal.
5) Masing-masing siswa dalam kelompok mencari jawaban dari kartu soal
yang diberikan
6) Guru secara bergantian menunjuk setiap anggota kelompok untuk
membacakan jawaban dari kartu soal yang dibagikan. Ketika anggota
dari masing-masing kelompok menjawab kartu soal kelompok lain
menyimak
7) Guru menunjuk 2 kelompok maju kedepan dengan membawa kartu soal
masing-masing kemudian saling bertukar kartu untuk bertukar pertanyaan
dan masing-masing kelompok menjawab sesuai dengan kartu yang didapat
8) Guru secara bergantian menunjuk kelompok lain untuk maju kedepan
9) Guru memberikan penilaian pada keaktifan siswa
c. Observasi
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer atau pengamat
sekaligus guru dalam pelaksaan proses belajar mengajar yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Evaluasi pembelajaran diberikan melalui tes formatif dan observasi
keaktifan siswa yang dilakukan setelah pemberian materi pelajaran
selesai.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran Sosiologi serta penguasaan materi yang diwujudkan dalam
nilai tes dan lembar observasi keaktifan siswa. Data yang diperoleh dari
beberapa sumber data mencakup informan, tempat, peristiwa dan
perilaku serta dokumen yang diperoleh melalui observasi,wawancara, tes,
dan dokumentasi. Maka peneliti melakukan analisis data secara kualitatif
dan kuantitatif. Setelah dianalisis peneliti dan guru yang bersangkutan
melekukan refleksi sebagai upaya untuk merencanakan tahap tindak
lanjut untuk memperbaiki proses pemebelajaran sebelumnya agar
mencapai hasil yang lebih baik.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
langkah penelitian yang digunakan pada saat penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapung langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Guru bersama peneliti mengidentifikasi dan merumuskan perbaikan-
perbaikan yang perlu dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus pertama.
2) Guru menyiapkan silabus dan RPP dengan materi ketimpangan sosial.
3) Guru menyiapakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan.
4) Guru menyiapkan lembar observasi.
6) Guru menyiapkan soal tes untuk evaluasi hasil belajar.
b. Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, tindakan yang akan dilakukan
pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok asal.
2) Guru menentukan keanggotaan kelompok.
3) Gurumenyiapkan kartu soal untuk tiap-tiap kelompok yang berisi
pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan. Masing-masing anggota
kelompok mendapatkan satu kartu soal .
4) Guru membimbing dan memonitor diskusi kelompok asal.
5) Masing-masing siswa dalam kelompok mencari jawaban dari kartu soal
yang diberikan
6) Guru secara bergantian menunjuk setiap anggota kelompok untuk
membacakan jawaban dari kartu soal yang dibagikan. Ketika anggota
dari masing-masing kelompok menjawab kartu soal kelompok lain
menyimak
7) Guru menunjuk 2 kelompok maju kedepan dengan membawa kartu soal
masing-masing kemudian saling bertukar kartu untuk bertukar pertanyaan
dan masing-masing kelompok menjawab sesuai dengan kartu yang
didapat
8) Guru secara bergantian menunjuk kelompok lain untuk maju kedepan
9) Guru memberikan penilaian pada keaktifan siswa

c. Tahap Analisis dan Refleksi


Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses pembelajaran
Sosiologi serta penguasaan materi yang diwujudkan dalam nilai tes dan
motivasi melalui angket. Data yang diperoleh dari beberapa sumber data
mencakup informan, tempat, peristiwa dan perilaku serta dokumen yang
diperoleh melalui observasi, tes, angket dan dokumentasi. Maka peneliti
melakukan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Setelah dianalisis
peneliti dan guru yang bersangkutan melakukan refleksi untuk menentukan
perlu tidaknya untuk melakukan tindakan atau siklus selanjutnya.
Apabila hasil tersebut telah mencapai indikator keberhasilan maka tindakan
atau siklus dapat dihentikan.

D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dari PTK ini, yaitu :
1) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
2) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat menjadi salah
satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
E. Indikator Keberhasilan
1) Sebelum PTK Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
masih banyak siswa yang berbicara sendiri, tidur-tiduran, malas
membaca buku, kurang aktif dalam kelompok dan susah untuk
mengemukakan pendapat didepan kelas setelah PTK 75% siswa dapat
aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2) Setelah PTK siswa tuntas KKM sebanyak 75%

F. Manfaat Peneitian
1) Manfaat Bagi Siswa
a. Merangsang keaktifan belajar siswa sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Sosiologi
b. Melatih siswa untuk berfikir kritis, dan mengemukakan
pendapatnya didepan kelompok
2) Manfaat Bagi Guru
a. Memperkaya model-model pembelajaran bagi guru
b. Meningkatkan kinerja guru dalam perbaikan kualitas pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran.
3) Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan mutu pendidikan khusunya mata pelajaran Sosiologi
b. Menumbuh kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah,
untuk proaktif melakukan mutu pembelajaran secara berkelanjutan
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Make A Match


Model pembelajaran Make a Match adalah suatu model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994) dimana guru menyiapkan kartu-kartu
yang berisi pertanyaan dan kartu yang berisi jawaban, setiap siswa mencari dan
mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari
kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya. Bagi siswa yang benar
mendapat nilai/poin (Sugiyanto, 2009). Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Make A MatchModel pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah bagian
dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada kerjasama
antar siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran melalui kartu-kartu
dengan suasana yang menyenangkan. Agus Suprijono menyatakan bahwa “Hal-
hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan teknik Make
a Match adalah kartu-kartu. Kartu tersebut terdiri dari pertanyaan- pertanyaan
dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan.
Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe Make A
Match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi
kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.Model pembelajaran Make a Match adalah suatu model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994) dimana guru menyiapkan kartu-kartu
yang berisi pertanyaan dan kartu yang berisi jawaban, setiap siswa mencari dan
mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari
kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya. Bagi siswa yang benar
mendapat nilai/poin (Sugiyanto, 2009).

Langkah-langkah Pembelajaran Make A Match


Teknik pembelajaran Make A Match dilakukan di dalam kelas dengan
suasana yang menyenangkan karena dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk
berkompetisi mencari pasangan dari kartu yang sedang dibawanya dengan waktu
yang cepat.Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
(membuat pasangan) ini adalah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu
sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban beserta gambar).
2. Setiap peserta didik mendapat satu kartu dan menemukan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.
3. Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban), peserta didik yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi point)
4. Setelah itu bakal dicocokkan lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya.
Model pembelajaran Make A Match dapat melatih siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara merata serta menuntut siswa
bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar tanggung jawab dapat
tercapai, sehingga semua siswa aktif dalam proses pembelajaran.
a. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make A Match
Kelebihan dan kelemahan model Cooperative Learning tipe Make A
Match menurut Miftahul Huda (2013: 253-254) adalah :
1) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif
maupun fisik
2) karena ada unsur permainan, metode ini menyengkan
3) meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
4) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
5) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
b. Kelemahan media Make A Match antara lain:
1) Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu
yang terbuang
2) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya
3) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa
yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan
4) guru harus hati-hati dan bijaksana saat member hukuman pada siswa
yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu
5) Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan
kebosanan.
Menurut Huda (2011), ada berbagai manfaat pembelajaran kooperatif
adalah:
1. Dapat memotivasi siswa untuk saling membantu pembelajaranya satu
sama lain.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya
(sebagaimana kepada diri mereka sendiri) untuk melakukan yang
terbaik.
3. Meningkatkan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bekerja
secara efektif.
4. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
5. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
ketrampilan berdiskusi.

B. Keaktifan Belajar
. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu
berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
(Sardiman, 2001:98). Macam aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah aktifitas fisik dan yang
kedua adalah aktifitas psikis.
Belajar secara aktif berarti keterlibatan siswa dalam aktivitas
pembelajaran sangat dominan. Keaktifan siswa selama proses belajar
tergantung pada interaksi siswa dengan lingkungannya. Sebagaimana
dikemukan T. Raka Joni dalam Sudjana (2008:25), “Peristiwa belajar
terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan
belajar yang di atur oleh guru”. Jadi belajar adalah upaya menciptakan
lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui
keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan belajar. Keaktifan siswa yang
diamati dalam penelitian ini adalahkeaktifan yang berhubungan dengan
antusias mengikuti pembelajaran, pemanfaatan guru, proses pemahaman
materi dan penyelesaian tugas secara individu atau kelompok
Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan siswa melalui
gerakan anggota badan, gerakan membuat sesuatu, bermain maupun
bekerja yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Siswa sedang
melakukan aktifitas psikis jika daya jiwanya bekerja sebanyak– banyaknya
atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Pentingnya keaktifan
siswa dalam pembelajaran menurut Mulyasa (2002:32), pembelajaran
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,
mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Oemar Hamalik
(2002:27), menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di sekolah, tugas
utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah
belajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu
hasil atau tujuan.
Menurut Sardiman (2001:47), belajar mengacu pada kegiatan siswa
dan mengajar mengacu pada kegiatan guru. Salah satu penilaian proses
pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004: 61) menyatakan
keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2) Terlibat dalam pemecahan masalah
3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Kegiatan-kegiatan guru yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa
menurut Moh. Uzer Usman (2009:26-27) adalah:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta
didik)
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari)
5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari
6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
7) Memberikan umpan balik (feedback)
8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga
kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa
pada saat belajar.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitia


1. Tempat
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMA Negeri
1 Lembah Gumanti kelas XII IIS 2 tahun pelajaran 2018/2019. Adapun
alasan diadakan penelitian di tempat ini adalah terdapat permasalahan
belajar yaitu kurangnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XII IPS
2 SMAN 1 Lembah Gumantiterhadap mata pelajaran Sosiologi dengan
materi ketimpangan sosial.
2. Waktu
Waktu untuk kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester I
(Ganjil) tahun pelajaran 2018/2019 yaitu bulan oktober 2019 sampai
bulan november 2019. Waktu ini meliputi kegiatan pra tindakan,
observasi, perencanaan, persiapan, pelaksaan sampai penyusunan
laporan penelitian dengan pertimbangan- pertimbangan permasalahan
yang akan diteliti.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian (PTK) ini difokuskan pada siswa kelas XII
IPS 1 SMA Negeri I Lembah Gumanti ini terdiri dari 32 siswa. Pada
kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam
proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Sosiologi.
Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat di lihat pada
tabel berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


KegiatanPenelitian Bulan
Oktober November
1.PersiapanPenelitian Mingg Mingg Mingg Mingg Ming Mingg
u (1-2) u 3 u4 u(1-2) gu 3 u 4
a.Koordinasi peneliti dengan kepala

sekolah danguru
b.Diskusi Sosiologiguru (observer)
dengan
untuk mengidentifikasi masalah
pembelajaran dan merancangtindakan
c.Menyusun proposal PTK
d.Menyiapkan perangkat pembelajaran

dan instrumen penelitian (lembar


observasi)
e.Mengadakan simulasi pelaksanaan

tindakan
2.Pelaksanaantindakan
a.SiklusI
-perencanaan
-pelaksanaan tindakan
-observasi
-refleksi
b.Siklus II
-perencanaan
-pelaksanaan tindakan
-observasi
-refleksi
3.Analisis Data
a.Analisis data (hasil tindakan 2 siklus)
b.Menyusun laporan PTK
C. SumberData
Sumber data merupakan suatu sumber yang digunakan untuk
memperoleh data, dalam memilih sumber data peneliti harus benar-benar
berfikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga
validitasnya. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian adalah
deskripsi keadaan pembelajaran yang sebenarnya. Data yang diperoleh yaitu
berupa keadaan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, hasil
observasi berdasarkan lembar observasi, wawancara dengan guru dan siswa,
pemberian angket motivasi belajar guna menggambarkan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas tersebut. Sumber data dalam penelitian
berasal dari informasi guru, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas
pembelajaran dan dokumentasi atau arsi antara lain:
1. Informan
Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi informan adalah siswa-siswi
kelas XII IPS 2 data yang diperlukan berupa tingkat keaktifan siswa, nilai
ulangan (hasil belajar) sosiologi siswa saat penerapan motode Make A
Match.
2. Tempat dan Lokasi
Tempat penelitian dilakukan di kelas XII IPS 2 SMA Negeri I
Lembah Gumanti. Lokasi penelitian tentunya di dalam kelas.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu yang terjadi secara langsung. Peristiwa dalam
penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
sosiologi kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Lembah Gumanti
4. Dokumen atau Arsip
Dokumen atau arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya
dalam penelitian tindakan kelas, dokumen dan arsip sebagai sumber data
yang dapat membantu penelitian dalam mengumpulkan data penelitian
yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas.
Yaitu berupa silabus, RPP, buku referensi mengajar dan hasil evaluasi
belajar siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 1 Lembah Gumanti.

D. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilaksanakan
untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas khususnya untuk
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada materi
ketimpangan sosial pelajaran Sosiologi di SMA Negeri I Lembah Gumanti
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make Match.
Menurut St.Y. Slameto dan Suwarto (2007:48-53) adapun teknik
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara
lain dengan menggunakan wawancara, observasi, angket, dokumentasi dan
tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang
diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan
efisian. Pengamatan yang dilakukan yaitu dengan berperan serta secara pasif.
Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas dan kinerja siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung. Peneliti mengambil posisi duduk paling belakang sehingga lebih
leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar di kelas
tersebut. Dalam penelitian ini observasi merupakan alat bantu yang digunakan
peneliti ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan
secara sistematis dan terencana terhadap fenomena yang diselidiki.
Format Observasi model Make A Match
Kemunculan Kualitas
No Kegiatan Ket
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Masing-masing siswa
dalam kelompok mencari
jawaban dari kartu soal
yang diberikan
2 Setiap anggota kelompok
membacakan jawaban dari
kartu soal yang dibagikan
oleh guru
3 Setiap anggota kelompok
menjawab pertanyaan dari
kartu soal kelompok lain
Keterangan :
1 : Kurang Aktif
2 : Cukup Aktif
3 : Aktif
4 : Sangat Aktif

2. Wawancara
Tujuanwawancaraadalahuntukmenyajikankonstruksisaatsekarang
dalam suatu konteks mengenai tanggapan atau persepsi,
tingkat dan bentuk
keterlibatandansebagainya.Didalampenelitianiniada dua jenisalat
bantuwawancarayaitupedomanwawancaradandaftarpertanyaan.Pedom
an wawancara hanya memberikansecaragarisbesar
pokokpermasalahan,
sedangkandaftarpertanyaanlebihterincidarisegalahal yangdikehendaki
dalam penelitian.
Wawancara inidilakukanterhadapsiswa kelas XII IPS 2 yang
bertujuanuntukmenggaliinformasiterhadapkendala dan masalah
pembelajaranyang telahdilakukan.Waktudantempatwawancaratidak
ditentukansecaramendetailtetapidilakukanpadasaatyang tepatkarena
wawancara yang dilakukan bersifat bebas dan dilakukan secara
informal kepadasiswayangdianggapmewakili.Wawancarainidilakukan
pada saatpra siklusdanpada akhir
siklusbertujuanuntukmengetahuikeaktifan danhasilbelajar
sebelumdansesudahditerapkannyamodelpembelajaran kooperatiftipe
make a match.

3. Dokumentasi
Dokumentasimerupakansuatumetode
untukmemperolehsuatuinformasi dengan melihat buku-buku, arsip
atau catatan yang berhubungan dengan
penelitian.Selainitudokumentasiinisebagaisumberdatakarenadalambanya
k haldapatdigunakanuntukmenguji,menafsirkandanjuga
sebagaibuktidalam penelitian. Dapat dilakukan dengan mencatat
ataumengabadikan kegiatanbelajar mengajarberupafoto
yangmenggambarkan situasi pembelajaran Sosiologi di kelas XII IPS
2 SMA N 1 Lembah Gumanti. Teknik pengumpulan data
melaluidokumenresmiyaitusilabus,RPPdandaftarnilaiSosiologikelasXIIP
S 2sebelumdilakukannyatindakan.Dokumenyang
digunakanuntukmengetahui perkembangan siswa dalam proses
pembelajaran setelah dilakukan tindakan berupa foto.

E. Analisis Data
Datayang dianalisisdalampenelitianiniadalahdatatentang
motivasidanhasil belajarsiswayang
diperolehselamberlangsungnyapenelitiantindakankelas.Hasil belajar
diperoleh dari pemberian evaluasi pada akhir siklus sedangkan motivasi
belajar siswa diperolehdarihasilwawancara dengangurudansiswa
sertapemberian angketmotivasibelajar.Teknikanalisisinimengacupada
modelanalisisyang
dikembangkanolehMilesdanHubermandalamIskandar(2009)yang
terdiridaritiga komponenyaitureduksidatapenyajiandatadan penarikan
kesimpulan. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Reduksi data
Reduksidata pada penelitiandikelasXII IPS 2 SMA N 1 Lembah
Gumanti ini berlangsungterus menerus selama penelitian berlangsung.
Selama pengumpulan databerlangsungterjadilahtahapanreduksiatau
pemilihandata selanjutnyamembuatringkasan,
mengkodedanmenelusuritema. Pemilihan data yang dikode, mana yang
dibuang dan pola-pola mana yang akan diringkas. Reduksi ini
berkelanjutan terus sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir
tersusun lengkap.
2. Penyajian data
Penyajiandatayaitusekumpulaninformasitersusunyang
memberikemingkinan adanya
penarikankesimpulandanpengambilantindakan. Pelaksanaanpenelitian
penyajian datayang lebihbaikmerupakansuatucarayang utamabagianalisis
kualitatif yangvalid. Data yangsudah diperoleh di kelas kemudian
disajikan
dalambentuktabel,foto,dangrafikyangdigunakanpenelitidalammemahami
apayang sedang terjadidanapayang
harusdilakukanlebihjauhnyamenganalisis
ataumengambilkeputusantindakan berdasarkanpemahamanyang
diperolehdari penyajian data.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilaksanakan dengan membandingkan hasil
observasi
dalampenbelajarantersebut.Tesinidilakukanlebihdarisatukali,jika
mengalami peningkatan maka usaha yang dilakukan dikatakan
berhasil. Penarikan kesimpulan pada penelitian sisiwa kelas XII IPS 2
SMA N 1 Lembah Gumanti
dilakukandengancaraberdiskusidengangurumata pelajranSosiologi
tentang hasilakhiryang telahdicapaiuntukmenetukanlangkah penelitian
selanjutnya.

a) Data Keaktifan Belajar siswa


Data keaktifanbelajar siswa dianalisis melalui hasil observasi dan
angket motivasi. Adapun pemberian skor angket disajikan dalam
tabel berikut:

Format Observasi model Make A Match


Kemunculan Kualitas
No Kegiatan Ket
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Masing-masing siswa
dalam kelompok mencari
jawaban dari kartu soal
yang diberikan
2 Setiap anggota kelompok
membacakan jawaban dari
kartu soal yang dibagikan
oleh guru
3 Setiap anggota kelompok
menjawab pertanyaan dari
kartu soal kelompok lain
Keterangan : 1. Kurang Aktif
2. Cukup Aktif
3. Aktif
4. Sangat Aktif
Siswadikatakantuntas
hasilbelajarnyauntukmatapelajaranSosiologi,jika
nilaitesyangdiperolehadalahkurangdari70dan rata-rata
kelasnyakurang dari75% darijumlahsiswa kelasXII IPS 2 SMA N 1
Lembah Gumanti dapat memenuhi kriteriaketuntasan minimal.

Tabel 3.3 Kategori HasilBelajarSiswa


No Kriteria Nilai
1 Tuntas 70-100
2 Tidak tuntas 0-69

G.IndikatorKinerjaPenelitian
Menurut Mulyasa(2006:101) pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atausetidak-tidaknya sebagianbesar
(75%)siswa peserta didik terlibatsecaraaktif baikfisik ataupun
mentaldalamproses pembelajaran. Penelitian
dapatdihentikanapabilasetiapindikatordariaspekyangdiukursudahmencapai
targetyang ditentukan,sebaliknyajikamasing-masing variabelyang
diukurbelum memenuhitargetcapaianmaka dilanjutkansiklusberikutnya
untukmencapaitarget yang telahditetapkan.Indikator keberhasilan penelitian
iniadalahapabilaterjadinya peningkatanmotivasidanhasilbelajarsiswa
kelasXII IPS 2 SMA N 1 Lembah Gumantiketika proses pembelajaran
Sosiologi pada tiap siklus.

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari
awal hingga akhir penelitian. Penelitian ini merupakan tindakan kelas suatu
penelitian yang mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup
yang tidak terlalu luas berkaitan dengan perilaku seseorang atau kelompok
tertentu disertai dengan penelaahan yang diteliti terhadap suatu perlakuan
dan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka
mengubah, memperbaiki dan meningkatkan mutu perilaku itu terhadap
perilaku yang sedang diteliti. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri
dari 2 siklus (direncanakan 2 siklus) yang masing-masing siklus meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan
dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada tiga
kali tatap muka yang disesuaikan dengan RPP.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai,
seperti yang telah direncanakan. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas
sebagai berikut:
Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
langkah. penelitian yang digunakan pada saat penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapung langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Guru menyiapkan silabus dan RPP dengan materi ketimpangan sosial.
2) Guru menyiapakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan.
3) Guru menyiapkan lembar observasi.
4) Guru menyiapkan soal tes untuk evaluasi hasil belajar.
b. Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, tindakan yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok .
2) Guru menentukan keanggotaan dalam kelompok.
3) Guru menyiapkan kartu soal untuk tiap-tiap kelompok yang berisi
pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan. Masing-masing anggota
kelompok mendapatkan satu kartu soal
4) Guru membimbing dan memonitor diskusi kelompok asal.
5) Masing-masing siswa dalam kelompok mencari jawaban dari kartu soal
yang diberikan
6) Guru secara bergantian menunjuk setiap anggota kelompok untuk
membacakan jawaban dari kartu soal yang dibagikan. Ketika anggota
dari masing-masing kelompok menjawab kartu soal kelompok lain
menyimak
7) Guru menunjuk 2 kelompok maju kedepan dengan membawa kartu soal
masing-masing kemudian saling bertukar kartu untuk bertukar
pertanyaan dan masing-masing kelompok menjawab sesuai dengan kartu
yang didapat
8) Guru secara bergantian menunjuk kelompok lain untuk maju kedepan
9) Guru memberikan penilaian pada keaktifan siswa

c. Observasi
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer atau
pengamat sekaligus guru dalam pelaksaan proses belajar mengajar yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Evaluasi pembelajaran diberikan melalui tes formatif dan observasi
keaktifan siswa yang dilakukan setelah pemberian materi pelajaran selesai.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran Sosiologi serta penguasaan materi yang diwujudkan dalam
nilai tes dan lembar observasi keaktifan siswa. Data yang diperoleh dari
beberapa sumber data mencakup informan, tempat, peristiwa dan perilaku
serta dokumen yang diperoleh melalui observasi,wawancara, tes, dan
dokumentasi. Maka peneliti melakukan analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif. Setelah dianalisis peneliti dan guru yang bersangkutan
melekukan refleksi sebagai upaya untuk merencanakan tahap tindak lanjut
untuk memperbaiki proses pemebelajaran sebelumnya agar mencapai hasil
yang lebih baik.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
langkah penelitian yang digunakan pada saat penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match. Adapung langkah-langkah yang dilakukan
pada tahap ini adalah:
1) Guru bersama peneliti mengidentifikasi dan merumuskan
perbaikan- perbaikan yang perlu dilakukan berdasarkan refleksi pada
siklus pertama.
2) Guru menyiapkan silabus dan RPP dengan materi ketimpangan sosial.
3) Guru menyiapakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan
model pembelajaran yang digunakan.
4) Guru menyiapkan lembar observasi.
5) Guru menyiapkan soal tes untuk evaluasi hasil belajar.
b. Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, tindakan yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok asal.
2) Guru menentukan keanggotaan kelompok.
3) Guru menyiapkan kartu soal untuk tiap-tiap kelompok yang berisi
pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan. Masing-masing anggota
kelompok mendapatkan satu kartu soal.
4) Guru membimbing dan memonitor diskusi kelompok asal.
5) Masing-masing siswa dalam kelompok mencari jawaban dari kartu
soal yang diberikan.
6) Guru secara bergantian menunjuk setiap anggota kelompok untuk
membacakan jawaban dari kartu soal yang dibagikan. Ketika anggota
dari masing-masing kelompok menjawab kartu soal kelompok lain
menyimak
7) Guru menunjuk 2 kelompok maju kedepan dengan membawa kartu
soal masing-masing kemudian saling bertukar kartu untuk bertukar
pertanyaan dan masing-masing kelompok menjawab sesuai dengan
kartu yang didapat
8) Guru secara bergantian menunjuk kelompok lain untuk maju kedepan
9) Guru memberikan penilaian pada keaktifan siswa

c. Tahap Analisis dan Refleksi


Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran Sosiologi serta penguasaan materi yang diwujudkan
dalam nilai tes dan motivasi melalui angket. Data yang diperoleh dari
beberapa sumber data mencakup informan, tempat, peristiwa dan
perilaku serta dokumen yang diperoleh melalui observasi, tes, angket
dan dokumentasi.
Maka peneliti melakukan analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif. Setelah dianalisis peneliti dan guru yang bersangkutan
melakukan refleksi untuk menentukan perlu tidaknya untuk
melakukan tindakan atau siklus selanjutnya. Apabila hasil tersebut
telah mencapai indikator keberhasilan maka tindakan atau siklus dapat
diberhentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anas, Sudijono. 2006. Pengantar EvaluasiPendidikan, Jakarta: Rajawali Press


Anwar, Syafri. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: Universitas Negeri Padang
Press
Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Eko Widiyanto. 2015. Pengaruh Aktifitas, Kreatifitas dan Motivasi Belajar Siswa terhadap
Prestasi Belajar Kompetensi Alat Ukur di SMK Institut Kotoarjo. Jurnal
Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo
Haryanto. 2012. Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar. Artikel. Diambil
tanggal 12 Februari 2015. dari http://belajarpsikologi.com
Mulyasa. 2002.Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyasa. 2004. Menjadi Guru ProfesionalMenciptakan Pelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nana Sudjana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algessindo.
Oemar, Hamalik. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algessindo.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, Uzer. 1993. Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya:Bandung.

Anda mungkin juga menyukai