Oleh:
YONI MARLINA, S.Pd
NIP. 198406032010012025
A. Latar belakang
Pelajaran sosiologi adalah salah satu pelajaran peminatan jurusan IPS di
SMA. Sosiologi sangat penting bagi siswa sebagai makhluk sosial yang selalu
berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Sosiologi mempelajari
berbagai hubungan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
Dalam kedudukannya sebagai suatu disiplin ilmu sosial yang sudah relatif lama
berkembang di lingkungan akademis, secara teoritik idealnya sosiologi
memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-masalah
sosial-politik yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran
sosiologi perlu semakin tanggap dan sensitif terhadap perkembangan di
masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab
tantangan yang ada. Melihat masa depan masyarakat kita, sosiologi semakin
dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang di dalamnya mencakup
berbagai sisi baik positif maupun negatif.
Pembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dalam
keragaman realitas sosial dan budaya berdasarkan etika yang dibangun dan
ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Ada beberapa manfaat Tujuan
pengajaran sosiologi pada dasarnya mencakup dua sasaran yang bersifat
kognitif dan bersifat praktis. Secara kognitif pembelajaran sosiologi
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar siswa
mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari
individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu sistem. Sementara itu
sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan untuk mengembangkan
keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam
menghadapi permasalahan sosial, kemajemukan masyarakat, situasi sosial
perubahan-perubahan beserta dampaknya yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Lembah
Gumanti, terdapat beberapa masalah-masalah dalam kegiatan pembelajaran
adalah rendahnya keaktifan dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan nilai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi rendah.
bahwa siswa kurang memiliki motivasi dalam membaca buku pelajaran, siswa
cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung menunggu
informasi dari guru dengan metode ceramah. pada saat mengerjakan tugas yang
diberikan guru, siswa masih menyalin hasil pekerjaan dari teman mereka yang
lebih pintar, sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan, mereka tidak
mampu menjawab. Ketika diberi tugas secara berkelompok siswa lebih banyak
mengandalkan temanya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan
guru sehingga siswa lebih banyak tidur-tiduran dan sambil menunggu hasil
pekerjaan kelompoknya selesai. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yang
di peroleh dari guru mata pelajaran sosiologi di SMAN 1 Lembah Gumanti
yakni rata-rata perolehan nilai siswa adalah 53,25 dari 34 siswa. Siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM 70 adalah 68% (22 siswa) yang tidak tuntas
atau tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam kriteria
ketuntasan minimal untuk mata pelajaran sosiologi di SMAN 1 Lembah
Gumanti, sedangkan siswa yang tuntas adalah 12 siswa atau 32%. Berdasarkan
KKM yang diperoleh tersebut, maka hasil belajar sosiologi belum mencapai
indikator yaitu 70%.
Dari beberapa masalah yang telah ditemukan, rendahnya keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan masalah yang harus segera
diatasi agar dapat menciptakan manusia yang berkualitas. Beranjak dari
identifikasi masalah tersebut, diperlukan tindakan yang mengatasi
masalah keaktifan dan hasil belajar siswa yang sekaligus mengembangkan
program “student centered”. Model pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan KurikuluM 2013 adalah model pembelajaran kooperatif. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Slavin (2007), “pembelajaran kooperatif
menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok”
(Sugiyono, 2008: 140).
Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan
untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah model
pembelajaran Make a Match. Metode ini dikembangkan oleh Lornna Curran
(1994), dimana guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan kartu
yang berisi jawaban, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal
dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok
dengan persoalannya. Bagi siswa yang benar mendapat nilai/poin (Sugiyanto,
2009).
Huda (2014) mengemukakan kelebihan dari penerapan strategi ini sebagai
berikut :
1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun
fisik
2) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
3) Meningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
5) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar (hlm
Adapun kelemahan strategi Make a Match menurut Huda (2014)
adalah:
1) jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang
terbuang
2) pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenis
3) jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang
kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan
4) guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang
tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu
5) menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan
kebosanan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
dengan judul “PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN
KEAKTITAN SISWA TERHADAP MATERI KETIMPANGAN SOSIAL PADA
SISWA KELAS XII IPS 2 SMAN 1 LEMBAH GUMANTI TAHUN
PELAJARAN 2022/2023”
A. Identifikasi Masalah
Dari segi proses pembelajaran, masih banyak ditemukan permasalahan
belajar baik dari guru maupun dari siswa sendiri. Permasalahan dalam
proses pembelajaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung masih banyak
siswa yang berbicara sendiri, walaupun tidak semuanya namun kondisi
seperti ini sangat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di
kelas.
2) Siswa kurang memiliki motivasi dalam membaca buku pelajaran . hal
ini dapat terlihat ketika diberi tugas untuk membaca materi mereka
hanya membukanya sebentar dan tidur-tiduran diatas meja
3) Ketika diberi tugas kelompok, siswa cenderung mengandalkan teman
lain dalam satu kelompok untuk mengerjakanya
B. Rumusan Masalah
a. Rumusan Masalah Umum
1) Bagaimanapenerapan make a match dalam meningkatkan
keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan sosial pada siswa
kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah Gumanti tahun pelajaran
2022/2023
b. Rumusan Masalah Khusus
1) Bagaimana perencanaanpenerapan make a match dalam
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan
sosial pada siswa kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah Gumanti
tahun pelajaran 2022/2023
2) Bagaimana pelaksanaan penerapan make a match dalam
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan
sosial pada siswa kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah
Gumantitahun pelajaran 2022/2023
3) Bagaimana hasil penerapan penerapan make a match dalam
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi ketimpangan
sosial pada siswa kelas XII IPS 2 SMAN 1 Lembah Gumanti
tahun pelajaran 2022/2023
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dari PTK ini, yaitu :
1) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
2) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat menjadi salah
satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
E. Indikator Keberhasilan
1) Sebelum PTK Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
masih banyak siswa yang berbicara sendiri, tidur-tiduran, malas
membaca buku, kurang aktif dalam kelompok dan susah untuk
mengemukakan pendapat didepan kelas setelah PTK 75% siswa dapat
aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2) Setelah PTK siswa tuntas KKM sebanyak 75%
F. Manfaat Peneitian
1) Manfaat Bagi Siswa
a. Merangsang keaktifan belajar siswa sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Sosiologi
b. Melatih siswa untuk berfikir kritis, dan mengemukakan
pendapatnya didepan kelompok
2) Manfaat Bagi Guru
a. Memperkaya model-model pembelajaran bagi guru
b. Meningkatkan kinerja guru dalam perbaikan kualitas pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran.
3) Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan mutu pendidikan khusunya mata pelajaran Sosiologi
b. Menumbuh kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah,
untuk proaktif melakukan mutu pembelajaran secara berkelanjutan
BAB II
KAJIAN TEORI
B. Keaktifan Belajar
. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu
berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
(Sardiman, 2001:98). Macam aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah aktifitas fisik dan yang
kedua adalah aktifitas psikis.
Belajar secara aktif berarti keterlibatan siswa dalam aktivitas
pembelajaran sangat dominan. Keaktifan siswa selama proses belajar
tergantung pada interaksi siswa dengan lingkungannya. Sebagaimana
dikemukan T. Raka Joni dalam Sudjana (2008:25), “Peristiwa belajar
terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan
belajar yang di atur oleh guru”. Jadi belajar adalah upaya menciptakan
lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui
keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan belajar. Keaktifan siswa yang
diamati dalam penelitian ini adalahkeaktifan yang berhubungan dengan
antusias mengikuti pembelajaran, pemanfaatan guru, proses pemahaman
materi dan penyelesaian tugas secara individu atau kelompok
Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan siswa melalui
gerakan anggota badan, gerakan membuat sesuatu, bermain maupun
bekerja yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Siswa sedang
melakukan aktifitas psikis jika daya jiwanya bekerja sebanyak– banyaknya
atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Pentingnya keaktifan
siswa dalam pembelajaran menurut Mulyasa (2002:32), pembelajaran
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,
mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Oemar Hamalik
(2002:27), menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di sekolah, tugas
utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah
belajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu
hasil atau tujuan.
Menurut Sardiman (2001:47), belajar mengacu pada kegiatan siswa
dan mengajar mengacu pada kegiatan guru. Salah satu penilaian proses
pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004: 61) menyatakan
keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2) Terlibat dalam pemecahan masalah
3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Kegiatan-kegiatan guru yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa
menurut Moh. Uzer Usman (2009:26-27) adalah:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta
didik)
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari)
5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari
6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
7) Memberikan umpan balik (feedback)
8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga
kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa
pada saat belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian (PTK) ini difokuskan pada siswa kelas XII
IPS 1 SMA Negeri I Lembah Gumanti ini terdiri dari 32 siswa. Pada
kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam
proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Sosiologi.
Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat di lihat pada
tabel berikut:
sekolah danguru
b.Diskusi Sosiologiguru (observer)
dengan
untuk mengidentifikasi masalah
pembelajaran dan merancangtindakan
c.Menyusun proposal PTK
d.Menyiapkan perangkat pembelajaran
tindakan
2.Pelaksanaantindakan
a.SiklusI
-perencanaan
-pelaksanaan tindakan
-observasi
-refleksi
b.Siklus II
-perencanaan
-pelaksanaan tindakan
-observasi
-refleksi
3.Analisis Data
a.Analisis data (hasil tindakan 2 siklus)
b.Menyusun laporan PTK
C. SumberData
Sumber data merupakan suatu sumber yang digunakan untuk
memperoleh data, dalam memilih sumber data peneliti harus benar-benar
berfikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga
validitasnya. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian adalah
deskripsi keadaan pembelajaran yang sebenarnya. Data yang diperoleh yaitu
berupa keadaan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, hasil
observasi berdasarkan lembar observasi, wawancara dengan guru dan siswa,
pemberian angket motivasi belajar guna menggambarkan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas tersebut. Sumber data dalam penelitian
berasal dari informasi guru, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas
pembelajaran dan dokumentasi atau arsi antara lain:
1. Informan
Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi informan adalah siswa-siswi
kelas XII IPS 2 data yang diperlukan berupa tingkat keaktifan siswa, nilai
ulangan (hasil belajar) sosiologi siswa saat penerapan motode Make A
Match.
2. Tempat dan Lokasi
Tempat penelitian dilakukan di kelas XII IPS 2 SMA Negeri I
Lembah Gumanti. Lokasi penelitian tentunya di dalam kelas.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu yang terjadi secara langsung. Peristiwa dalam
penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
sosiologi kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Lembah Gumanti
4. Dokumen atau Arsip
Dokumen atau arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya
dalam penelitian tindakan kelas, dokumen dan arsip sebagai sumber data
yang dapat membantu penelitian dalam mengumpulkan data penelitian
yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas.
Yaitu berupa silabus, RPP, buku referensi mengajar dan hasil evaluasi
belajar siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 1 Lembah Gumanti.
2. Wawancara
Tujuanwawancaraadalahuntukmenyajikankonstruksisaatsekarang
dalam suatu konteks mengenai tanggapan atau persepsi,
tingkat dan bentuk
keterlibatandansebagainya.Didalampenelitianiniada dua jenisalat
bantuwawancarayaitupedomanwawancaradandaftarpertanyaan.Pedom
an wawancara hanya memberikansecaragarisbesar
pokokpermasalahan,
sedangkandaftarpertanyaanlebihterincidarisegalahal yangdikehendaki
dalam penelitian.
Wawancara inidilakukanterhadapsiswa kelas XII IPS 2 yang
bertujuanuntukmenggaliinformasiterhadapkendala dan masalah
pembelajaranyang telahdilakukan.Waktudantempatwawancaratidak
ditentukansecaramendetailtetapidilakukanpadasaatyang tepatkarena
wawancara yang dilakukan bersifat bebas dan dilakukan secara
informal kepadasiswayangdianggapmewakili.Wawancarainidilakukan
pada saatpra siklusdanpada akhir
siklusbertujuanuntukmengetahuikeaktifan danhasilbelajar
sebelumdansesudahditerapkannyamodelpembelajaran kooperatiftipe
make a match.
3. Dokumentasi
Dokumentasimerupakansuatumetode
untukmemperolehsuatuinformasi dengan melihat buku-buku, arsip
atau catatan yang berhubungan dengan
penelitian.Selainitudokumentasiinisebagaisumberdatakarenadalambanya
k haldapatdigunakanuntukmenguji,menafsirkandanjuga
sebagaibuktidalam penelitian. Dapat dilakukan dengan mencatat
ataumengabadikan kegiatanbelajar mengajarberupafoto
yangmenggambarkan situasi pembelajaran Sosiologi di kelas XII IPS
2 SMA N 1 Lembah Gumanti. Teknik pengumpulan data
melaluidokumenresmiyaitusilabus,RPPdandaftarnilaiSosiologikelasXIIP
S 2sebelumdilakukannyatindakan.Dokumenyang
digunakanuntukmengetahui perkembangan siswa dalam proses
pembelajaran setelah dilakukan tindakan berupa foto.
E. Analisis Data
Datayang dianalisisdalampenelitianiniadalahdatatentang
motivasidanhasil belajarsiswayang
diperolehselamberlangsungnyapenelitiantindakankelas.Hasil belajar
diperoleh dari pemberian evaluasi pada akhir siklus sedangkan motivasi
belajar siswa diperolehdarihasilwawancara dengangurudansiswa
sertapemberian angketmotivasibelajar.Teknikanalisisinimengacupada
modelanalisisyang
dikembangkanolehMilesdanHubermandalamIskandar(2009)yang
terdiridaritiga komponenyaitureduksidatapenyajiandatadan penarikan
kesimpulan. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksidata pada penelitiandikelasXII IPS 2 SMA N 1 Lembah
Gumanti ini berlangsungterus menerus selama penelitian berlangsung.
Selama pengumpulan databerlangsungterjadilahtahapanreduksiatau
pemilihandata selanjutnyamembuatringkasan,
mengkodedanmenelusuritema. Pemilihan data yang dikode, mana yang
dibuang dan pola-pola mana yang akan diringkas. Reduksi ini
berkelanjutan terus sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir
tersusun lengkap.
2. Penyajian data
Penyajiandatayaitusekumpulaninformasitersusunyang
memberikemingkinan adanya
penarikankesimpulandanpengambilantindakan. Pelaksanaanpenelitian
penyajian datayang lebihbaikmerupakansuatucarayang utamabagianalisis
kualitatif yangvalid. Data yangsudah diperoleh di kelas kemudian
disajikan
dalambentuktabel,foto,dangrafikyangdigunakanpenelitidalammemahami
apayang sedang terjadidanapayang
harusdilakukanlebihjauhnyamenganalisis
ataumengambilkeputusantindakan berdasarkanpemahamanyang
diperolehdari penyajian data.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilaksanakan dengan membandingkan hasil
observasi
dalampenbelajarantersebut.Tesinidilakukanlebihdarisatukali,jika
mengalami peningkatan maka usaha yang dilakukan dikatakan
berhasil. Penarikan kesimpulan pada penelitian sisiwa kelas XII IPS 2
SMA N 1 Lembah Gumanti
dilakukandengancaraberdiskusidengangurumata pelajranSosiologi
tentang hasilakhiryang telahdicapaiuntukmenetukanlangkah penelitian
selanjutnya.
G.IndikatorKinerjaPenelitian
Menurut Mulyasa(2006:101) pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atausetidak-tidaknya sebagianbesar
(75%)siswa peserta didik terlibatsecaraaktif baikfisik ataupun
mentaldalamproses pembelajaran. Penelitian
dapatdihentikanapabilasetiapindikatordariaspekyangdiukursudahmencapai
targetyang ditentukan,sebaliknyajikamasing-masing variabelyang
diukurbelum memenuhitargetcapaianmaka dilanjutkansiklusberikutnya
untukmencapaitarget yang telahditetapkan.Indikator keberhasilan penelitian
iniadalahapabilaterjadinya peningkatanmotivasidanhasilbelajarsiswa
kelasXII IPS 2 SMA N 1 Lembah Gumantiketika proses pembelajaran
Sosiologi pada tiap siklus.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari
awal hingga akhir penelitian. Penelitian ini merupakan tindakan kelas suatu
penelitian yang mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup
yang tidak terlalu luas berkaitan dengan perilaku seseorang atau kelompok
tertentu disertai dengan penelaahan yang diteliti terhadap suatu perlakuan
dan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka
mengubah, memperbaiki dan meningkatkan mutu perilaku itu terhadap
perilaku yang sedang diteliti. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri
dari 2 siklus (direncanakan 2 siklus) yang masing-masing siklus meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan
dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada tiga
kali tatap muka yang disesuaikan dengan RPP.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai,
seperti yang telah direncanakan. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas
sebagai berikut:
Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
langkah. penelitian yang digunakan pada saat penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapung langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Guru menyiapkan silabus dan RPP dengan materi ketimpangan sosial.
2) Guru menyiapakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan.
3) Guru menyiapkan lembar observasi.
4) Guru menyiapkan soal tes untuk evaluasi hasil belajar.
b. Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, tindakan yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok .
2) Guru menentukan keanggotaan dalam kelompok.
3) Guru menyiapkan kartu soal untuk tiap-tiap kelompok yang berisi
pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan. Masing-masing anggota
kelompok mendapatkan satu kartu soal
4) Guru membimbing dan memonitor diskusi kelompok asal.
5) Masing-masing siswa dalam kelompok mencari jawaban dari kartu soal
yang diberikan
6) Guru secara bergantian menunjuk setiap anggota kelompok untuk
membacakan jawaban dari kartu soal yang dibagikan. Ketika anggota
dari masing-masing kelompok menjawab kartu soal kelompok lain
menyimak
7) Guru menunjuk 2 kelompok maju kedepan dengan membawa kartu soal
masing-masing kemudian saling bertukar kartu untuk bertukar
pertanyaan dan masing-masing kelompok menjawab sesuai dengan kartu
yang didapat
8) Guru secara bergantian menunjuk kelompok lain untuk maju kedepan
9) Guru memberikan penilaian pada keaktifan siswa
c. Observasi
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer atau
pengamat sekaligus guru dalam pelaksaan proses belajar mengajar yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Evaluasi pembelajaran diberikan melalui tes formatif dan observasi
keaktifan siswa yang dilakukan setelah pemberian materi pelajaran selesai.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran Sosiologi serta penguasaan materi yang diwujudkan dalam
nilai tes dan lembar observasi keaktifan siswa. Data yang diperoleh dari
beberapa sumber data mencakup informan, tempat, peristiwa dan perilaku
serta dokumen yang diperoleh melalui observasi,wawancara, tes, dan
dokumentasi. Maka peneliti melakukan analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif. Setelah dianalisis peneliti dan guru yang bersangkutan
melekukan refleksi sebagai upaya untuk merencanakan tahap tindak lanjut
untuk memperbaiki proses pemebelajaran sebelumnya agar mencapai hasil
yang lebih baik.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
langkah penelitian yang digunakan pada saat penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match. Adapung langkah-langkah yang dilakukan
pada tahap ini adalah:
1) Guru bersama peneliti mengidentifikasi dan merumuskan
perbaikan- perbaikan yang perlu dilakukan berdasarkan refleksi pada
siklus pertama.
2) Guru menyiapkan silabus dan RPP dengan materi ketimpangan sosial.
3) Guru menyiapakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan
model pembelajaran yang digunakan.
4) Guru menyiapkan lembar observasi.
5) Guru menyiapkan soal tes untuk evaluasi hasil belajar.
b. Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, tindakan yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok asal.
2) Guru menentukan keanggotaan kelompok.
3) Guru menyiapkan kartu soal untuk tiap-tiap kelompok yang berisi
pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan. Masing-masing anggota
kelompok mendapatkan satu kartu soal.
4) Guru membimbing dan memonitor diskusi kelompok asal.
5) Masing-masing siswa dalam kelompok mencari jawaban dari kartu
soal yang diberikan.
6) Guru secara bergantian menunjuk setiap anggota kelompok untuk
membacakan jawaban dari kartu soal yang dibagikan. Ketika anggota
dari masing-masing kelompok menjawab kartu soal kelompok lain
menyimak
7) Guru menunjuk 2 kelompok maju kedepan dengan membawa kartu
soal masing-masing kemudian saling bertukar kartu untuk bertukar
pertanyaan dan masing-masing kelompok menjawab sesuai dengan
kartu yang didapat
8) Guru secara bergantian menunjuk kelompok lain untuk maju kedepan
9) Guru memberikan penilaian pada keaktifan siswa