PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di Sekolah Dasar. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai.
Pembelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dengan
lingkungkannya,berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal,nasional, dan global.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta
didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.Pendidikan Sekolah Dasar (SD) bukan hanya
memberi bekal kemampuan membaca, menulis dan menghitung saja, tetapi
juga membekali anak didik dengan kesadaran,sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup serta pemecahan
masalah yang menjadi bagian dari kehidupan.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan analisis
masalah, maka yang menjadi fokus perumusan masalah yang akan peneliti
kemukakan adalah :
”Apakah dengan penerapan pendekatan diskusi kelompok dan motivasi
belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
kompetensi dasar memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan
sekolah pada siswa kelas III semester 2 SD Negeri 2 Jetaksari, Kecamatan
Pulokulon, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2013 / 2014 ?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan penerapan metode diskusi kelompok dalam
pembelajaran llmu pengetahuan Sosial ( IPS ) kompetensi dasar
memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah hasil
belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Jetaksari, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial ( IPS ) tentang memahami kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan sekolah dengan menggunakan metode diskusi
kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar
Negeri 2 Jetaksari Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini sangat berarti bagi siswa, guru, dan
sekolah serta bagi pendidikan pada umumnya.
Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi siswa
a..Meningkatkan proses / hasil belajar siswa terhadap materi memahami
kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
b. Potensi belajar siswa dapat dikembangkan.
c. Menumbuhkan keaktifan, kekreatifan dan pola fikir kritis.
d. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan wawasan
2. Manfaat bagi guru
a.Membantu guru memperbaiki pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS
yang dikelolanya.
b.Membantu guru berkembang secara professional.
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru.
d. Membantu guru secara aktif mengembangkan pengetahuan.
3. Manfaat bagi sekolah
Dengan melaksanakan PTK di dalam kelas yang dilaksanakan guru maka
PTK ini dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah
yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional para guru, perbaikan
proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah
tersebut.
4. Manfaat bagi pendidikan
Dengan terbiasanya guru melaksanakan PTK dapat meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis dan kritis,rasa
ingin tahu,inkuiri,memecahkan masalah,dan keterampilan dalam kehidupan
sosial, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ),siswa
dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat.Dengan
lingkungan alam sekitar,siswa akan akrab dengan kondisi setempat sehingga
mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (
IPS ) secara nyata.
nilai moral, banyak memuat materi sosial yang bersifat hafalan sehingga
pengetahuan dan informasi yang diterima sebatas produk hafalan. Sifat
materi pembelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses
belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekpositoris, terutama guru
menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau
cenderung pasif. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa
harus secara totalitas artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran
dan psikomotor (keterampilan salah satunya sambil menulis). Jadi dalam
proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk
mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan
untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehinggaterjadi
dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis komprehensip dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta
didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan (Depdikbud, 2006:575).Sedangkan definisi
tentang Social studies menurut Edgar Bruce Wesley bada tahun (1937 )
Barr,Barth,dan Shermis ( 1977 ) yaitru “The Social Studies are the social
sciences simplified for Pedagogical Purpose”.Social Studies adalah ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan .Menurut Welton dan
Mallan ( 1988:14) sebagai off sping of social sciences.Disamping itu disiplin
ilmu ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan atau
pembelajaran baik pada tingkat persekolahan maupun tingkat pendidikan
tinggi.
B. Metode Pembelajaran
Metode mengajar adalah merupakan salah satu komponen yang harus ada
dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini
merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi
dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku,film,komputer,kurikulumdan
lain-lain ( Joyce,1992:4 ). Joyce menyatakan bahwa setiap model
pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
C. Motivasi Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat adanya
latihan dan pengalaman.Belajar sesungguhnya dilakukan oleh manusia
seumur hidupnya,kapan saja,dimana saja baik di sekolah maupun dirumah
dalam waktu yang sudah ditentukan.
Motivasi belajar pada siswa adalah hal yang penting didalam proses
belajar mengajar artinya berfungsi mendorong dan mengarahkan siswa pada
kegiatan belajar. Adapun cara memotivasi belajar siswa antara lain
kebermaknaan menggunakan model pembelajaran berkomunikasi
terbuka,latihan/praktek yang bermanfaat,kondisi kelas yang menyenangkan
dan mengevaluasi ( Hamalik, (1990 : 176 )
D. Hasil Belajar
Teori tentang hasil belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, kegiatan belajar dapat berlangsung
dimana-mana, misalnya dilingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat,
baik itu dusadari atau tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja.
Menurut Gagne (dalam Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan
kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan seseorang
melakukan sesuatu.
14
1. Pengetahuan
2. Keterampilan intelektual
3. Keterampilan motor
4. Sikap
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir akhir ini telah menjadi trend
untuk dilakukan oleh guru sebagai upaya pemecahan masalah dan
peningkatan kualitas pengajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah
pembelajaran dikelasnya. Menurut Suharsimi (2002) bahwa PTK merupakan
paparan gabungan definisi dari tiga kata "penelitian, tindakan, dan kelas".
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
bagi peneliti atau orang orang yang berkepentingan dalam rangka
peningkatan kulitas diberbagai bidang. Tindakan kelas adalah suatu gerak
kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam
pelaksanaanya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas
adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action Research
yaitu Action Research (penelitian tindakan ) yang dilakukan di kelas.
Sedangkan Carr dan Kemmis menyatakan bahwa PTK adalah suatu
bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan (guru, siswa, atau kepala
sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran dari: (a) praktik praktik sosial atau pendidikan
yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik praktik tersebut, (c)
situasi situasi (lembaga - lembaga) tempat praktik-praktik tersebut
dilaksanakan.
16
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Jetaksari
Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
3. Waktu Penelitian
Jadwal perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran IPS sebagai berikut :
SIKLUS I
1. Perencanaan
Hal-hal yang dilaksanakan peneliti dalam tahap ini antara lain :
a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah untuk mengungkap dan
memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi untuk dicari jalan
pemecahan masalah yang tepat sehingga diperoleh hasil yang
maksimal.
b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menitikberatkan pada
penggunaan metode diskusi kelompok yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
c. Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam
mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang difokuskan
pada kegiatan guru dalam menggunakan media pembelajaran dan
metode yang tepat, sesuai dengan analisis permasalahan.
d. Merancang dan menyusun tes formatif.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan awal ( ± 5 menit )
1) Mengabsen siswa.
18
4. Refleksi
Setelah selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini dan
pengamatan atas tindakan pembelajaran di atas yang telah dilakukan
dalam kegiatan pada siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
SIKLUS II
1. Perencanaan
a. Perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi
pada siklus I dalam perencanaan ini peneliti berkolaborasi dengan
teman sejawat untuk menentukan langkah-langkah perbaikan
kekurangan pembelajaran sebelumnya untuk mencapai hasil yang
maksimal.
b. Mengontrol kembali lembar observasi sebagai panduan bagi observer
dalam mengobservasikan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
difokuskan pada kegiatan guru dalam menggunakan media
20
2. Pelaksanaan
Tahap persiapan
a. Kegiatan awal ( ± 5 menit )
1) Tanya jawab tentang contoh-contoh kegiatan jual beli di lingkungan
rumah dan sekolah yang ada di sekitar tempat tinggal siswa.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (1 kelompok 4-5
siswa ).
b. Kegiatan inti ( ± 45 menit )
1) Secara berkelompok mendiskusikan tugas:
a) Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungannya.
b)Menjelaskan sumber daya alam yang ada kaitannya dengan kegiatan
ekonomi masyarakat setempat.
2) Siswa mencatat hasil diskusi, masing-masing kelompok
melaporkannya dalam diskusi kelas.
3) Siswa dan guru membuat kesimpulan.
b. Kegiatan akhir ( ± 20 menit )
1) Siswa mengerjakan soal tes formatif.
2) Pemberian tugas.
3. Observasi atau pengamatan
a. Dari pengamatan terhadap guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
1) Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru sudah
menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik.
2) Guru telah menggunakan metode pembelajaran dengan baik.
21
a. Data kuantitatif
Menurut Aqib ( 2010 : 40 ) data kuantitatif berupa hasil belajar
kognitif siswa, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif.Peneliti mencari nilai rerata, prosentase keberhasilan belajar
dan penyajian datanya disajikan dengan distribusi frekuensi. Sedangkan
untuk mencari nilai rata-rata, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh
siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga
diperoleh nilai rata-rata.
a. Menghitung data hasil balajar atau nilai siswa digunakan rumus
sebagai berikut:
atau
Rumus untuk menentukan mean atau rerata hasil belajar siswa:
∑x
x = ∑N
Keterangan:
X = nilai rata-rata
∑x = jumlah semua nilai siswa
∑N = jumlah siswa
Hasil perhitungan dikelompokkan kedalam dua kualifikasi yaitu tuntas
dan tidak tuntas,dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 1
Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa
SD Negeri 2 Jetaksari
>65 Tuntas
Tabel 2:
Rambu-rambu Analisis Hasil Analisis
b. Data kualitatif
Data ini berupa data hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran diskusi kelompok dapat menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang
dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.Data
kualitatif ini diperoleh dari pengolahan data yang didapat dari instrumen
pengamatan aktivitas siswa atau instrumen pengamatanketerampilan
guru.Adapun kriteria penilaian terhadap pencapaian masing-masing
indikator:
1. Mendapat skor 1 jika hanya satu indikator yang berhasil
2. Mendapat skor 2 jika hanya dua indikator yang berhasil
3. Mendapat skor 3 jika hanya tiga indikator yang berhasil
4. Mendapat skor 4 jika empat/ semua indikator yang berhasil
24
Tabel 3:
Taraf Keberhasilan Tindakan dalam Proses Pembelajaran
1) Keterampilan guru
Tabel 4:
Kriteria keberhasilan tindakan pembelajaran berdasarkan keterampilan guru
Jumlah indikator = 8
= 8 x 4= 32
skor yang
% keberhasilan keteramplan guru × 100%
diperoleh skor
=
maksimal
2) Aktivitas siswa
Tabel 5:
Kriteria keberhasilan tindakan pembelajaran berdasarkan aktivitas siswa
Jumlah indikator = 5
skor yang
% keberhasilan aktivitas siswa × 100%
diperoleh skor
=
maksimal
c. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode diskusi dan motivasi belajar dapat meningkatkan
hasil belajar dalam pembelajaran IPS di kelas III SD Negeri 2 Jetaksari,
dengan indikator sebagai berikut:
26
27
2
Keterangan :
T : Tuntas
TT: Tidak Tuntas
6
5
4
3
2
Jumlah
1
0
S
C
Nilai
2
Dari grafik di atas dapat terlihat hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kompetensi dasar memahami kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan sekolah kelas III SD Negeri 2 Jetaksari. Sebelum
kegiatan perbaikan pembelajaran dari 24 siswa yang mendapat nilai 31-40
sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 41-50 sebanyak 6 siswa, yang
mendapat nilai 51-60 sebanyak 6 siswa, yang mendapat nilai 61-70 sebanyak
3 siswa, yang mendapat nilai 71-80 sebanyak 2 siswa, dan yang mendapat
nilai 81-90 sebanyak 4 siswa.
SIKLUS I
Pada proses perbaikan pembelajaran siklus I ini ada beberapa hasil
penilitian yang dapat peneliti kemukakan mulai dari rencana, pelaksanaan,
pengamatan sampai dengan proses refleksi.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan identifikasi masalah dan
perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat rencana perbaikan
siklus I yaitu menggunakan metode diskusi kelompok. Dalam
perencanaan, peneliti telah menyusun lembar observasi sebagai panduan
observer serta merancang dan menyusun tes formatif.
2. Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran siklua I dilaksanakan pada tanggal 10
Februari 2014, materi yang diajarkan adalah kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan sekolah dengan menggunakan rencana perbaikan
pembelajaran siklus I sebagai terlampir. Proses pembelajaran diawali
dengan apersepsi dan diakhiri tes formatif. Dari hasil tes formatif dapat
dilihat atau dianalisis hasilnya untuk menentukan apakah upaya
perbaikan pembelajaran berhasil atau tidak. Dari hasil pelaksanaan
rencana perbaikan pembelajaran siklus I dapat diketahui bahwa dari 24
siswa, 14 siswa atau 58% telah tuntas(memenuhi KKM). Tetapi masih
ada 10 siswa atau 42% yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM.
3
Dari tes formatif siklus I dapat juga diketahui bahwa nilai yang
dicapai siswa adalah nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100. Sedangkan
nilai rata-rata 70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbaikan
pembelajaran siklus I yang menitik beratkan guru dan siswa
menggunakan metode diskusi kelompok telah mengalami peningkatan
dibanding sebelum perbaikan yaitu dengan rata-rata 61,46. Karena pada
siklus I indikator keberhasilan belum tercapai yaitu 80%, maka peneliti
melanjutkan pada siklus II. Adapun perolehan hasil perbaikan
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Daftar Nilai Siswa siklus I
Ketuntasan
NO Nama Siswa KKM Nilai T TT
1 Bayu Edo Afianto Wibowo 65 55 √
2 Eva Yuliyanti 65 65 √
3 Lailatul Fitriani 65 70 √
4 Adya Dwi Regita Cahyani 65 85 √
5 Ahmad Dani 65 50 √
6 Ahmad Masnun 65 90 √
7 Apriliya Sinta Dewi 65 60 √
8 Ega Kurniawan 65 55 √
9 Evi Dwiwijiprayana 65 95 √
10 Feri Alfian Yahya 65 70 √
11 Intan Puspitasari 65 70 √
12 Mahbib Abdullah Afif 65 65 √
13 Mohammad Reza Nurul Amin 65 90 √
14 Muhammad Nur Fauzi 65 60 √
15 Nezha Aurora Mahartika 65 50 √
16 Oktavia Irmawati 65 60 √
17 Randy Oktovian Wardhana Putra 65 80 √
18 Rizky Kurniawan Saputra 65 55 √
19 Santo Ade Rovii 65 50 √
20 Sindu Try Biantoko 65 80 √
21 Siti Novi Ana Rohmah 65 100 √
22 Tara Aprilia 65 100 √
23 Wahyu Wicaksono 65 50 √
24 Wulan Rahmadhani 65 75 √
Jumlah 1680 14 10
Presentasi 70 58 % 42%
Keterangan :
T : Tuntas
TT: Tidak Tuntas
3
6
5
4
3
2
Jumlah
1
0
S
C
Nilai
Dari grafik di atas dapat terlihat hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kompetensi dasar memahami kegiatan jual beli
di lingkungan rumah dan sekolah kelas III SD Negeri 2 Jetaksari. Pada
perbaikan siklus I dari 24 siswa yang mendapat nilai 41-50 sebanyak 4
3
siswa, yang mendapat nilai 51-60 sebanyak 6 siswa, yang mendapat nilai
61-70 sebanyak 5 siswa, yang mendapat nilai 71-80 sebanyak 3 siswa,
yang mendapat nilai 81-90 sebanyak 3 siswa, dan yang mendapat nilai
91-100 sebanyak 3 siswa.
3. Pengamatan
Setelah perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS berlangsung,
aktifitas peneliti dan siswa diamati oleh supervisor yang berperan sebagai
pengamat.
Adapun hasil temuannya sebagai berikut :
1. Aktifitas guru
a. Pada awal pembelajaran guru mengadakan apersepsi
b. Guru telah menyajikan materi dan contoh soal dengan baik
c. Guru membentuk kelompok heterogen dan memberikan lembar
kerja
d. Pada saat diskusi dalam kelompok, guru telah membimbing
siswa namun kurang maksimal
e. Guru menyuruh masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas
f. Guru telah menyimpulkan materi
g. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi
2. Aktifitas siswa
a. Siswa aktif menjawab pertanyaan saat apersepsi
b. Siswa kurang fokus memperhatikan penjelasan guru
c. Sebagian besar siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok
d. Siswa aktif menyampaikan hasil diskusi
e. Pada akhir pembelajaran siswa aktif mengerjakan tes formatif
4. Refleksi
Dari proses pembelajaran siklus I, ada beberapa keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan guru antara lain : menyampaikan tujuan
3
SIKLUS II
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan atas hasil refleksi
pada siklus I. Pada tahapan ini peneliti merancang rencana perbaikan
pembelajaran siklus II dengan berkolaborasi dengan teman sejawat.
Peneliti menyiapkan lembar observasi dan menggunakan media
pembelajaran agar hasilnya lebih maksimal.
2. Pelaksanaan
Dari proses analisis hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I dapat
dikemukakan bahwa dari jumlah 24 siswa hanya 14 siswa yang telah
tuntas atau memenuhi KKM atau 58%. Selanjutnya peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II pada tanggal 17 Februari
2014 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Dari proses
perbaikan pembelajaran siklus II bahwa dari 24 siswa ada 22 siswa yang
telah tuntas atau memenuhi KKM atau 91,7 %, sedangkan 2 siswa yang
masih belum tuntas atau nilanya kurang dari 65 yaitu 8,3%. Untuk
memperjelas hasil perbaikan siklus II dapat dilihat gambar berikut.
3
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa masih ada 2 siswa yang belum
memenuhi KKM atau nilai ketuntasan. Dari 24 siswa yang memperoleh
65 ada 7 siswa. Tetapi secara keseluruhan siswa sudah ada kemajuan.
Dari tabel di atas jika disajikan pada bentuk grafik, maka akan terlihat
sebagai berikut:
Gambar 3. Grafik Frekuensi Nilai Siswa Siklus II
7
6
5
4
3
Jumlah
2
1
0
S
C
Nilai
Dari gambar di atas bahwa hasil tes formatif pada pelaksanaan siklus
II mata pelajara Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi kegiatan jual
beli di lingkungan rumah dan sekolah siklus II kelas III semester 2 SD
Negeri 2 Jetaksari. Dari 24 siswa yang mendapat nilai 41-50 sebanyak 1
siswa, yang mendapat nilai 51-60 sebanyak 1 siswa, yang mendapat nilai
61-70 sebanyak 7 siswa, yang mendapat nilai 71-80 sebanyak 7 siswa,
yang mendapat nilai 81-90 sebanyak 3 siswa, sedangkan yang mendapat
nilai 91-100 sebanyak 5 siswa.
Berdasarkan hasil belajar siswa untuk mengukur penguasaan materi
IPS siklus II diperoleh hasil 24 siswa telah memenuhi batas ketercapaian
KKM (> 65) sehingga didapat presentase pencapaian KKM hasil belajar
91,7%, namun masih ada 2 siswa atau 8,3% siswa belum mencapai
3
3. Pengamatan
Dari pengamatan terhadap guru saat berlangsungnya proses
pembelajaran, diperoleh temuan sebagai berikut :
a. Guru sudah menggunakan alat peraga dengan baik
b. Guru sudah memberikan motivasi yang baik kepada siswa
c. Evaluasi yang disusun guru sudah sesuai dengan indikator
d. Guru banyak membimbing siswa dalam melakukan pengamatan
Dari pengamatan terhadap siswa saat berlangsungnya proses
pembelajaran diperoleh temuan sebagai berikut:
a. Motivasi dan minat siswa dalam proses pembelajaran bertambah
baik
b. Banyak siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat
c. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sudah baik
d. Fokus siswa selama pembelajar sudah baik sehingga tujuan
pembelajaran sudah tercapai
4. Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan siklus II pada tanggal 17 Februari
2014 materi kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah
diperoleh refleksi sebagai berikut:
a. Guru telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana
b. Siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah baik
d. Perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil sebab hasil yang
dicapai sudah memenuhi kriteria ketuntasan.
3
2. Pembahasan Siklus II
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat, peneliti mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus II. Pada siklus II ini peneliti merancang
pembelajaran dengan menitik beratkan pada penggunaan alat peraga
untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan refleksi dan data penemuan bahwa alat peraga
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dilihat
3
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui siklus I dan
siklus II pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kompetensi dasar
memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah pada siswa kelas
III semester 2 SD Negeri 2 Jetaksari Kecamatan Pulokulon Kabupaten
Grobogan, maka peneliti membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan:
1. Metode mengajar merupakan hal penting dalam proses pembelajaran.
Metode diskusi kelompok bila dilaksanakan dengan baik dan sungguh-
sungguh akan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang
dipelajarinya.
2. Penggunaan alat peraga dapat menarik minat siswa untuk menguasai
materi yang dipelajari.
3. Motivasi guru untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran sangat dibutuhkan.
4. Hasil perbaikan ini ditemukan siswa yang tuntas pada tahap pra siklus
sebesar 37,5%, kemudian siklus I meningkat menjadi 58%, dan pada
siklus II menjadi 91,7%.
B. Saran
1. Dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pada materi
memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah
hendaknya menggunakan metode diskusi kelompok.
2. Alat peraga sangat diperlukan karena dengan alat peraga selain menarik
minat belajar siswa juga untuk membantu siswa menggambarkan
keterkaitan peristiwa yang terjadi pada kegiatan jual beli di lingkungan
rumah dan sekolah.
4
DAFTAR PUSTAKA
Rasyid, Harun dan Mansyur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : CV.
Wacana Prima.
Taruh, Enos. 2003. Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dalam Kaitannya
dengan Hasil Belajar Fisika. Gorontalo : IKIP Negeri Gorontalo.