Anda di halaman 1dari 12

21

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Sesuai dengan jadwal perbaikan penelitian pada bab III diatas,
perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan
refleksi.
1. Siklus I
a. Hasil Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan penelitian, langkah awal dalam
perencanaan adalah peneliti menentukan metode dan media
pembelajaran, menyusun rencana perbaikan pembelajaran,
menyiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan supervisor 2
yang akan membantu.
Langkah kedua peneliti memeriksa alat peraga yang akan
digunakan dan mensimulasikan hingga benar-benar peragaan akan
berjalan mulus.
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah meyakinkan
bahwa supervisor 2 yang akan membantu sudah memahami apa yang
harus ia lakukan, misalnya apa saja yang harus diamati (guru, siswa,
proses pembelajaran), bagaimana cara mengisi lembar observasi, dan
sebagainya.

b. Hasil Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan siklus I pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dengan Kompetensi Dasar hubugan antara
struktur daun tumbuhan dengan fungsinya pada siswa kelas IV
semester I tahun pelajaran 2013/2014 SD Negeri 2 Dorolegi
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan menggunakan metode

21
22

penerapan alat peraga dan media gambar berjalan sesuai dengan yang
direncanakan dalam RPP.
Nilai hasil belajar siswa pada siklus 1 meningkat, jika
dibandingkan dengan nilai hasil belajar sebelum dilaksanakannya
perbaikan pembelajaran (pra siklus).

Tabel 4.1
Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
No Nama Nilai Ket
1. Avisa Khoirotun R 40 Tidak Tuntas
2. Ahmad Yogi S 70 Tuntas
3. Ahmad Khabib I 60 Tidak Tuntas
4. Guntur Rahmatullah 60 Tidak Tuntas
5. Ali Maskuri 50 Tidak Tuntas
6. Arif agung S 80 Tuntas
7. Alfin Indra S 80 Tuntas
8. Arif Zuliyanto 70 Tuntas
9. Dian Safitri 60 Tidak Tuntas
10. Diyah Ayu A 60 Tidak Tuntas
11. Faikal Cahyadi 70 Tuntas
12. Laili Tukhfatun N 80 Tuntas
13. Lugita Rahma A 70 Tuntas
14. Muh. Dwi A 40 Tidak Tuntas
15. Muh Safri R.A 70 Tuntas
16. Najwa Punky O 70 Tuntas
17. Nila Nasikhatuk K 70 Tuntas
18. Okta Rahma S 50 Tidak Tuntas
19. Prasta Krisya R 60 Tidak Tuntas
20. Rindhyta Ainur F 60 Tidak Tuntas
21. Umi Dinda Dewi 40 Tidak Tuntas
22. Ditya Ikram R 50 Tidak Tuntas
23

23. Mita Suci W 70 Tuntas


Jumlah 1430 Tuntas = 11
Rata-rata Kelas 62,17 Tidak Tuntas = 12
Ketuntasan 47,82%

Tabel 4.2
Data Rentang Nilai Pra Siklus
No Rentang Nilai Jumlah Siswa
1. 41 – 50 6
2. 51 – 60 6
3. 61 – 70 8
4. 71 – 80 3
5. 81 – 90
6. 91 - 100
Jumlah 23

Gambar 3.1
Diagram Batang Data Rentang Nilai Pra siklus
9
8
7
6
5
4 Frekuensi
3
2
1
0
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Rentang Nilai
24

Tabel 4.3
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I (KKM 61)
No Nama Nilai Ket
1. Avisa Khoirotun R 50 Tidak Tuntas
2. Ahmad Yogi S 70 Tuntas
3. Ahmad Khabib I 70 Tuntas
4. Guntur Rahmatullah 70 Tuntas
5. Ali Maskuri 60 Tidak Tuntas
6. Arif agung S 90 Tuntas
7. Alfin Indra S 90 Tuntas
8. Arif Zuliyanto 70 Tuntas
9. Dian Safitri 80 Tuntas
10. Diyah Ayu A 70 Tuntas
11. Faikal Cahyadi 70 Tuntas
12. Laili Tukhfatun N 80 Tuntas
13. Lugita Rahma A 80 Tuntas
14. Muh. Dwi A 50 Tidak Tuntas
15. Muh Safri R.A 80 Tuntas
16. Najwa Punky O 80 Tuntas
17. Nila Nasikhatuk K 70 Tuntas
18. Okta Rahma S 60 Tidak Tuntas
19. Prasta Krisya R 60 Tidak Tuntas
20. Rindhyta Ainur F 70 Tuntas
21. Umi Dinda Dewi 50 Tidak Tuntas
22. Ditya Ikram R 50 Tidak Tuntas
23. Mita Suci W 70 Tuntas
Jumlah 1590 Tuntas = 16
Rata-rata Kelas 69,13 Tidak Tuntas = 7
Ketuntasan 69,56%
25

Tabel 4.4
Data Rentang Nilai Siklus I
No Rentang Nilai Jumlah Siswa
1. 41 – 50 4
2. 51 – 60 3
3. 61 – 70 9
4. 71 – 80 2
5. 81 – 90
6. 91 - 100
Jumlah 23

Gambar 3.2
Diagram Batang Data Rentang Nilai Siklus I
10

5
Frekuensi
4

0
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Rentang Nilai

c. Hasil Pengamatan (Observasi)


Hasil Observasi yang dilakukan oleh pengamat bahwa guru
sudah menyampaikan materi pembelajaran dengan baik,
menggunakan media yang tepat, metode yang digunakan dalam
26

pembelajaran juga sudah tepat tetapi guru belum berhasil dalam


mengendalikan siswa pada saat pembelajaran, sehingga masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru pada saat
pembelajaran. Bahkan tidak semua siswa aktif dalam meminta
bimbingan guru dan dalam mengutarakan pendapat.
d. Hasil Refleksi
Proses perbaikan pembelajaran siklus satu pada mata Pelajaran
IPA dengan materi “hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya“ telah dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2013 dan
diperoleh refleksi sebagai berikut :
1) Siswa kurang berani menyampaikan pendapatnya
2) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang
3) Penggunaan media belum maksimal
Deskripsi Siklus I
Dari yang disampaikan diatas, dapat diketahui bahwa perbaikan
pembelajaran siklus 1 belum berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil tes
formatif siklus 1, dari 23 siswa hanya 16 siswa yang mendapat nilai diatas
KKM atau tuntas ( 69,56 %) dan 7 siswa tidak tuntas (30,4 %).

2. Siklus II
a. Hasil Perencanaan
Untuk membuat rencana perbaikan pada siklus II peneliti
melakukan refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus I, pada tahap
ini peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran dan
mempersiapkan media nyata, sehingga penulis berharap perbaikan
pembelajaran pada siklus II, berjalan dengan lancar.
b. Hasil Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi hubungan
antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya pada kelas IV
semester 1 tahun pelajaran 2013 / 2014 Sekolah Dasar Negeri 2
27

Dorolegi dengan menggunakan metode penerapan alat peraga dan


media nyata. Proses pembelajaran yang diawali dengan apersepsi dan
diakhiri dengan evaluasi pembelajaran.
Setelah menganalisa perbaikan pemebelajaran siklus II, dapat
diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa nilai terendah 65 dan nilai
tertinggi 100, dengan rata-rata kelas 74,34, sedangkan ketuntasan
belajar sudah mencapai 100%. Dapat disimpulkan bahwa pada
perbaikan ke 2 memfokuskan pada keaktifan guru dan siswa yang
perlu diperbaiki pada perbaikan pembelajaran siklus I.
Perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran melalui
penerapan alat peraga dan media nyata telah mengalami kemajuan.
Hal ini menunjukan bahwa perbaikan pembelajaran siklus II sudah
maksimal atau berhasil dengan ketuntasan belajar 100%. Hasil belajar
pada siklus 2 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.5
Daftar Nilai Hasil Belajar siklus II (KKM 61)
No Nama Nilai Ket
1. Avisa Khoirotun R 65 Tuntas
2. Ahmad Yogi S 70 Tuntas
3. Ahmad Khabib I 70 Tuntas
4. Guntur Rahmatullah 70 Tuntas
5. Ali Maskuri 65 Tuntas
6. Arif agung S 90 Tuntas
7. Alfin Indra S 100 Tuntas
8. Arif Zuliyanto 80 Tuntas
9. Dian Safitri 70 Tuntas
10. Diyah Ayu A 70 Tuntas
11. Faikal Cahyadi 80 Tuntas
12. Laili Tukhfatun N 90 Tuntas
13. Lugita Rahma A 80 Tuntas
14. Muh. Dwi A 65 Tuntas
28

15. Muh Safri R.A 70 Tuntas


16. Najwa Punky O 70 Tuntas
17. Nila Nasikhatuk K 70 Tuntas
18. Okta Rahma S 70 Tuntas
19. Prasta Krisya R 80 Tuntas
20. Rindhyta Ainur F 70 Tuntas
21. Umi Dinda Dewi 65 Tuntas
22. Ditya Ikram R 70 Tuntas
23. Mita Suci W 80 Tuntas
Jumlah 1710 Tuntas = 23
Rata-rata Kelas 74,34
Ketuntasan 100%

Tabel 4.6
Data Rentang Nilai Siklus II
No Rentang Nilai Jumlah Siswa
1 41-50
2 51-60
3 61-70 15
4 71-80 5
5 81-90 2
6 91-100 1
Jumlah 23

Gambar 3.3
29

Diagram Batang Data Rentang Nilai siklus II


16

14

12

10

8
Frekuensi
6

0
41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100

Rentang Nilai

c. Hasil Pengamatan (observasi)


Dari data pengamatan didapat bahwa guru telah malaksanakan
proses belajar mengajar dengan baik sesuai dangan RPP. Pada
perbaikan pembelajaran siklus II guru menerapkan alat peraga dan
menggunakan media nyata dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
aktif dan lebih termotivasi, proses pembelajaranpun menjadi lebih
menarik.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II
dapat diperoleh refleksi sebagai berikut:
1) Guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
rencana pembelajaran.
2) Guru lebih kreatif dalam memilih media yang digunakan dalam
pembelajaran.
3) Siswa lebih aktif, karena siswa terlibat langsung dalan proses
pembelajaran.
4) Secara umum kegiatan pembelajaran pada siklus II telah
terlaksana dengan baik dan lancar dilihat dari tingkat ketuntasan.
Deskripsi Siklus II
30

Pada perbaikan pembelajaran siklus II tentang hubungan antara struktur


daun tumbuhan dengan fungsinya, diperoleh nilai ketuntasan belajar siswa
telah mencapai 100%. Hal ini membuktikan bahwa siswa telah mampu dan
menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Dalam perbaikan pembelajaran II mengalami peningkatan dalam
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari keberanian siswa dalam menyampaikan
pendapat, mengajukan pertanyaan, dan siswa lebih semangat, antusias, dalam
proses pembelajaran. Dari hasil analisis perbaikan pembelajaran siklus II
diperoleh nilai rata-rata kelas 74,34.Jadi dapat disimpulkan bahwa dari siklus I
ke siklus II telah berhasil.

B. Pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran


Siklus I
Pada tahap prasiklus pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi hubungan antara struktur daun
tumbuhan dengan fungsinya diperoleh hasil yang rendah. Hal ini terbukti
bahwa data perolehan nilai tindakan perbaikan pembelajaran prasiklus dari
jumlah 23 siswa, hanya 11 siswa (47,82%) yang memperoleh nilai di atas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), berarti masih ada 12 siswa (53,17%)
yang belum tuntas. Dan nilai rata-rata kelas menunjukkan angka 62,17.
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena 1) kurangnya
perhatian siswa dalam proses pembelajaran, 2) kurangnya keterlibatan siswa
dalam pembelajaran, 3) kurangnya kesempatan siswa dalam bertanya, dan 4)
rendahnya tingkat penguasaan materi yang baru dipelajari.
Pada prasiklus 11 anak (47.82%) tuntas belajar pada siklus I naik
menjadi 16 anak (69,56%). Kenaikannya sebanyak 5 anak (21,73%).
Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya pemahaman
siswa terhadap materi hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya dan rendahnya motivasi belajar siswa dengan menggunakan alat
peraga dan media nyata dalam pembelajaran di kelas IV SD N 2 Dorolegi,
Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, ternyata memberikan peningkatan
31

hasil belajar dan keaktifan belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan
studi sebelumnya.
Kehadiran alat peraga dan media nyata dalam pembelajaran telah
mampu meningkatkan aktifitas siswa. Hal ini seperti tercantum dalam
Encyclopedia of Educational Research (dalam Oemar Hamalik, 2004:6)
media memiliki manfaat di antaranya meletakkan dasar berfikir kongkret,
memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan pemikiran yang kontinyu,
yang membuat pembelajaran lebih mantap. Di samping itu, model juga dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa dan juga
keterbatasan indera, ruang, dan waktu (Oemar Hamalik, 2004:16-19).
Keaktifan siswa dapat dilihat pada prosentase perhatian, keaktifan, kerjasama,
dan keberanian bertanya.

Siklus II

Pada siklus I nilai rata-rata kelas 69,13 setelah dilakukan perbaikan


mengalami kenaikan menjadi 74,34. Siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajar pada siklus I adalah 16 anak (69,56%) dan pada siklus II menjadi 23
anak (100%). Kenaikan ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebanyak 7
(30,43%).
Faktor lain yang ikut memberi kontribusi terhadap peningkatan hasil
belajar siswa adalah dengan diberikannya kesempatan kepada siswa untuk
melakukan pengamatan secara langsung terhadap media nyata. Hal ini
memberikan pengalaman nyata sehingga semua siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dan semua siswa memperoleh pengalaman nyata dari
pembelajaran. Seperti dikatakan Edgar Dale bahwa pengalaman belajar yang
paling tinggi nilainya adalah pengalaman belajar langsung dan melakukan
sendiri.
Sesudah penerapan alat peraga dan media nyata, aktifitas siswa dalam
pembelajaran IPA kelas IV SDN 2 Dorolegi telah meningkat. Hal ini dapat
dilihat pada prosentase perhatian, keaktifan, kerjasama dan keberanian
bertanya siswa.
32

Berikut peneliti tampilkan data perbandingan ketuntasan belajar antara


prasiklus, siklus I, siklus II:

Tabel 4.7
Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa Antara Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II
Siswa yang belum
Siswa yang tuntas
tuntas
No Uraian
Prosentas
Frekuensi Frekuensi Prosentase
e
1 Pra siklus 11 47,82% 12 52,17 %
2 Siklus I 16 69,56 % 7 30,4%
3 Siklus II 23 100 % 0 0%

Pada akhirnya perbaikan pembelajaran dapat dikatakan berhasil secara


optimal karena terjadi peningkatan ketuntasan dari 69.56 % menjadi 100%.
Sehingga perbaikan pembelajaran tidak perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai