Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KARYA INOVATIF

“Wayang Kertas Punakawan”

Oleh: DIAH MAYASARI, S.Pd

PPG DALAM JABATAN KATEGORI I


TAHUN 2022
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
REFLEKSI KARYA INOVATIF
“Wayang Kertas Punakawan”
A. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan kualitas selama mengabdi menjadi pendidik, upaya
perbaikan diri yang selalu saya lakukan adalah dengan mencermati yang saya
hadapi dan menggunakan hasil belajar siswa. Saya melakukan berbagai
perbaikan. Ketika melakukan ulangan harian saya selalu melakukan analisis
soal terlebih dahulu untuk mengetahui daya serap indikator tiap KD dan daya
serap masing-masing siswa. Bagi siswa yang mendapat nilai KKM di bawah
rata-rata, saya selalu melakukan remidi dan merefleksi diri, misalnya dengan
pembuatan alat peraga pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa
merasa antusias dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran, dengan demikian
mereka akan lebih mampu untuk memahami materi dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Penggunaan alat peraga pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dalam penggunaannya
harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu
sendiri. Alat peraga pembelajaran sangatlah beragam dan kelompok alat peraga
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Keberadaan alat peraga
dalam sebuah proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.
Kegunaannya dalam proses pembelajaran antara lain: a) memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, b) mengatasi keterbatasan ruang,
waktu, dan daya indera, c) mengatasi sikap pasif anak didik, dan d) membantu
guru dalam memberikan pemantik yang sama, mempersamakan pengalaman,
dan menimbulkan persepsi yang sama.
Usia anak SD berada pada rentang usia 7-11 tahun. Sebagaimana
menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anakanak usia sekolah dasar disebut
pemikiran operasional konkret (concret operational). Makna operasional
konkret yang dimaksud oleh Piaget yaitu kondisi dimana anak-anak sudah
dapat memfungsikan akalnya untuk berfikir logis terhadap sesuatu yang
bersifat konkret atau nyata. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan
pemikiran intuitif (naluri) dengan syarat pemikiran tersebut dapat diaplikasikan
menjadi contoh-contoh yang konkret atau spesifik. Akan tetapi, kekurangan
dari pada fase ini adalah ketika anak dihadapkan dengan pemasalahan yang
bersifat abstrak (secara verbal) tanpa adanya objek nyata, maka ia akan
mengalami kesulitan bahkan tidak mampu untuk menyelesaikannya dengan
baik. Untuk itu perlu menghadirkan alat peraga sebagai benda nyata yang
sesuai dengan perkembangan kognitif mereka.
Pada materi mengenal tokoh Panakawan, siswa sulit dalam
membedakan antara satu tokoh wayang dengan tokoh lainnya berdasarkan ciri-
cirinya. Hasil ulangan harian Bahasa Jawa materi mengenal tokoh Punakawan
dengan KKM 65 sebagai berikut:
No Nama Siswa Nilai
1 AHNAF DAFFA RAFII 40
2 MUHAMAD ADI GUNA PRATAMA 25
3 RIKA AGUSTINA 75
4 AWALIA ANA RAHAYU 90
5 BELVA ANITA INTANA LINA 80
6 JOHAN PAMUNGKAS BAWONO 75
7 KIRANA DEWI LESTARI 50
8 LU’LUUL JANNAH 70
9 MAHARANI ZAHROTUS TSANISIFA 50
10 MUHAMMAD NOVA ARDIKA PRATAMA 70
11 PUTRI AYATUL HUSNA 20
12 RICKY DWI SAPUTRA 70
13 RISTIA ADI PUTRA 60
14 RIZQI DWI FEBRIYANTI 70
15 THREE WULAN RAMADHANI 60
16 WISNU PERMADANI 60
17 ZAKIA ZAHRA ZULFANI 50
18 RISKY MIFTAHUL HUDA 50
JUMLAH 1060
RATA-RATA 59
NILAI TERTINGGI 90
NILAI TERENDAH 20
PERSENTASE KETUNTASAN KLASIKAL 44%
B. PERMASALAHAN
1. Peserta didik mengalami penurunan dalam hasil belajar, karena tidak ada
alat peraga pembelajaran yang menarik.
2. Alat peraga pembelajaran yang monoton membuat pembelajaran tidak
belangsung seperti yang diinginkan.
3. Kurangnya tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi pembelajaran
C. PERBAIKAN
1. Persiapan
a. Guru bertanya kepada teman sejawat yang bisa membuat alat peraga
pembelajaran yang menarik.
b. Guru mencari materi dan referensi untuk pembelajaran.
c. Guru mencari alat dan bahan untuk membuat alat peraga pembelajaran.
d. Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan untuk
membuat alat peraga pembelajaran termasuk mencari gambar wayang
tokoh Punakawan di internet.
b. Mendesain tiap gambar tokoh wayang pada program posteriza.
c. Mencetak gambar yang telah selesai di desain dengan print
d. Memotong kertas sesuai pola yang telah diprint
e. Menempelkan gambar wayang yang telah dipotong pada kertas karton
bekas agar lebih kokoh
f. Memberikan gagang pegangan masing-masing tokoh dari bambu
supaya bisa dipegang
g. Menancapkan semua tokoh wayang pada stereofoam yang telah
disampul dan ditempel nama masing-masing tokoh.
D. Penutup
Alat peraga wayang kertas Panakawan ini ditempelkan di kelas sehingga
siswa akan sering melihatnya. Karena sering melihatnya, diharapkan sewaktu-
waktu mereka bisa belajar dan akan terus mengingat ciri-ciri tokoh wayang
dengan baik. Setelah pembelajaran dilakukan dengan alat peraga ciri-ciri tokoh
wayang ini, hasil belajar siswa meningkat dengan nilai sebagai berikut:
No Nama Siswa Nilai
1 AHNAF DAFFA RAFII 80
2 MUHAMAD ADI GUNA PRATAMA 80
3 RIKA AGUSTINA 80
4 AWALIA ANA RAHAYU 90
5 BELVA ANITA INTANA LINA 100
6 JOHAN PAMUNGKAS BAWONO 60
7 KIRANA DEWI LESTARI 80
8 LU’LUUL JANNAH 70
9 MAHARANI ZAHROTUS TSANISIFA 90
10 MUHAMMAD NOVA ARDIKA PRATAMA 80
11 PUTRI AYATUL HUSNA 70
12 RICKY DWI SAPUTRA 80
13 RISTIA ADI PUTRA 70
14 RIZQI DWI FEBRIYANTI 90
15 THREE WULAN RAMADHANI 70
16 WISNU PERMADANI 80
17 ZAKIA ZAHRA ZULFANI 80
18 RISKY MIFTAHUL HUDA 70
JUMLAH 1410
RATA-RATA 78
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60
PERSENTASE KETUNTASAN KLASIKAL 94%

Mengetahui,
Kepala SD 4 Gondangmanis Yang membuat refleksi

SUHARNI, S.Pd.SD. DIAH MAYASARI, S.Pd.


NIP. 19620604 198508 2 004 NIP. 19850916 202012 2 001

Anda mungkin juga menyukai