Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1

Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nlai budaya yang ada dalam

masyarakat.

Tujuan pendidikan Agama Islam adalah membentuk dan membina

akhlak manusia baik anak-anak maupun orang dewasa kearah budi pekerti

yang luhur kaitannya sebagai hamba Allah maupun terhadap sesama manusia

(lingkungan).

Dalam rangka merealisasikan berbagai tujuan pendidikan Agama

Islam tersebut dibutuhkan lembaga pendidikan, adapun salah satu lembaga

pendidikan yang dapat merealisasikan tujuan pendidikan agama Islam

tersebut adalah lembaga pendidikan formal, didalam dunia pendidikan

dikenal dengan adanya proses belajar mengajar.

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm, 3.
2

“Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal disekolah-


sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut
dipengaruhi oleh llingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru,
petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan ajar materi pelajaran (buku,
modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenisnya),
dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead ,Perekam pita
audia dan video, radio, televise, computer, perpustakaan, laboratorium, pusat
sumber belajar dan lain-lain)”.2

Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi

proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan


3
dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Proses belajar mengajar

dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang

waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar peserta didik dengan

bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik

dari pada tanpa bantuan media.

Berdasarkan hasil observasi pra surey yang dilakukan oleh peneliti di

SMP Negeri 1 Jawilan. Proses belajar mengajar masih berpusat pada guru,

sehingga membuat peserta didik kurang aktif didalam proses belajar mengajar

dalam penyajian materi pada mata pelajaran Pendidika Agama Islam. Selain

itu juga terlihat kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari

Pendidikan Agama Islam, salah satunya disebabkan oleh kemonotonan dan

kurangnya variasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Proses

pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode ceramah akan membuat

peserta didik kurang bergairah dalam belajar serta akan menciptakan

2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2002, hal.1
3
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hal.243
verbalisme pada peserta didik yang pada akhirnya akan menyebabkan peserta

didik mengantuk sehingga materi yang disampaikan tidak dapat ditangkap

secara maksimal oleh peserta didik.

Oleh karena itu perlu adanya variasi dan inovasi dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM) agar perhatian peserta didik terhadap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam lebih meningkat. Hal ini dapat disiasati, salah

satunya dengan cara memberikan atau membuat pembelajaran Pendidikan

Agama Islam yang berkaitan dengan kenyataan sehari-hari peserta didik dan

sesuai kesenangan peserta didik. Dalam PBM, variasi pembelajaran dapat

berupa model dan metode pembelajaran atau adanya penggunaan media yang

dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Salah satu jenis media pembelajaran adalah media

audio visual, dimana perpaduan suara dan gambar gerak maupun gambar

diam merupakan dominasi dalam media ini. Salah satu variasi dan inovasi

dalam pembelajaran itu adalah mengajak peserta didik dengan menonton

video, dimana materi sudah dikolaborasikan dengan kisah-kisah atau kejadian

nyata yang ada disekitar lingkungan peserta didik, sehingga peserta didik

akan lebih tertarik dan berminat untuk belajar Pendidikan Agama Islam.

Selain hasil observasi peneliti melihat hasil belajar Pendidikan Agama

Islam peseta didik di SMP Negeri 1 Jawilan masih rendah pada Kompetensi

Dasar Pengetahuan No. 3.8 yaitu Memahami Ketentuan Shalat Berjmaah

belum mencapai ketuntasan belajar. Berikut ini data awal hasil belajar peserta
4

didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menunjukkan

bahwa hasil belajar mata pelajaran ini masih rendah .

Tabel 1
Data Awal Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII.1 di SMP Negeri 1 Jawilan pada
KD. 3.8 Memahami Ketentuan Shalat Berjamaah
Tahun Ajaran 2019/2020

No Nama Peserta Didik L/P KKM Nilai Keterangan


1 Adek Erni Kurnia P 80 50 Belum Tuntas
2 Adisti Khainunicha P 80 62 Belum Tuntas
3 Agus Al-Amin Hutabarat L 80 42 Belum Tuntas
4 Alfyando Dwi Putra L 80 80 Tuntas
5 Andi Yusuf L 80 68 Belum Tuntas
6 Andrian Saputra L 80 43 Belum Tuntas
7 Andriansyah Maulana L 80 60 Belum Tuntas
8 Anisa Nurhayati P 80 82 Tuntas
9 Arisa Agustina P 80 70 Belum Tuntas
10 Asep Giyana Jaya L 80 85 Tuntas
11 Ayu Lestari P 80 73 Belum Tuntas
12 Bima Arda Perlambang L 80 85 Tuntas
13 Devi Fitriyani P 80 71 Belum Tuntas
14 Firgiawan Dwi. L L 80 47 Belum Tuntas
15 Fredy Darma. H L 80 63 Belum Tuntas
16 Gusti Raja L 80 83 Tuntas
17 Hemalia Putri P 80 80 Tuntas
18 Indi Ibrahim Susetio L 80 62 Belum Tuntas
19 Danu Priawan L 80 63 Belum Tuntas
20 M. Lutfi L 80 70 Belum Tuntas
21 M. Naufalgi L 80 80 Tuntas
22 M. Taufiq Dwi Suyatmo L 80 70 Belum Tuntas
23 Mutiaras P 80 85 Tuntas
24 Nandika Putra L 80 69 Belum Tuntas
25 Nisa Amelia P 80 72 Belum Tuntas
26 Ramadan Adi Ariawan L 80 82 Tuntas
27 Rangga Riadhi Sandhi L 80 69 Belum Tuntas
28 Riki Darmawan L 80 87 Tuntas
29 Riska Julianti P 80 82 Tuntas
30 Rizki Putra Pratama L 80 70 Belum Tuntas
31 Robbianto L 80 40 Belum Tuntas
32 Salsabila Indah. P P 80 82 Tuntas
33 Shavira Putri Alifia P 80 85 Tuntas
34 Vera Yunita P 80 85 Tuntas
35 Yohana Adlia Safitri P 80 73 Belum Tuntas
36 Yulika Wahyun. S P 80 70 Belum Tuntas
37 Tri Antika P 80 65 Belum Tuntas
38 Zaini Indrajaya L 80 65 Belum Tuntas
Jumlah Nilai 2637 -
Nilai Rata-rata 69,39 -
Nilai Tertinggi 85 -
Nilai Terendah 40 -

Dari tabel diatas maka rekapitulasi data awal hasil belajar peserta
didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kompetensi Dasar memahami
ketentuan Shalat Berjamaah kelas VII.1 SMP Negeri 1 Jawilan Tahun
Pelajaran 2019/2020:

Data Awal
No Hasil Belajar Keterangan
Jumlah Siswa Persentase
1 Tuntas 14 36,84 % -
2 Belum Tuntas 24 63,16 % -
Jumlah 100 % -

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa hasil belajar yang diperoleh peserta

didik di kelas VII.1 pada evaluasi kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah

peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 24 peserta didik atau 63,16 % dan yang mendapatkan nilai diatas

KKM yaitu 14 peserta didik atau 36, 84 % dari jumlah keseluruhan peserta

didik. Dengan demikian perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran

salah satunya yaitu dengan penggunaan media audio visual didalam melakukan

proses belajar mengajar sebagai alat penunjang meningkatkan hasil belajar

peserta didik di kelas VII.1.

B. Rumusan Masalah
6

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dalam penelitian

ini merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana media audio visual

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam pada Kompetensi Dasar Memahami Ketentuan Shalat

Berjamaah kelas VII.1 di SMP Negeri 1 Jawilan Tahun Pelajaran

2019/2020 ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada Kompetensi Dasar Memahami Ketentuan Shalat Berjamaah
kelas VII.1 di SMP Negeri 1 Jawilan Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui
penggunaan media audio visual.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik, diharapkan nantinya dapat lebih bersemangat dan

termotivasi untuk mempelajari materi pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam, dan peserta didik diharapkan dapat lebih mudah menerima

dan memahami materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, serta

peserta didik dapat lebih cepat dan mudah mencapai Kompetensi Inti (KI)

dan Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

2. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan sekurang-kurangnya dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk


melaksanakan tugas-tugas kependidikan, baik bagi kepala sekolah maupun

bagi guru untuk menyiapkan peserta didik yang berwawasan luas dan

mempersiapkan kegiatan aktivitas belajar yang terencana dengan baik.

Dengan mengambil hasil penelitian sebagai referensi dalam melaksanakan

pelayanan pendidikan akan lebih memudahkan mencapai tujuan

pendidikan yaitu dengan output peserta didik yang berwawasan luas dan

terbiasa dengan aktivitas belajar yang baik.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pemikiran dalam upaya menigkatkan hasil belajar siswa melalui media

audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam rangka

mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan

yang diselenggarakan.

4. Bagi penulis, untuk menambah wawasan peneliti mengenai penggunaan

media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam .


8

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of

behavior through experiencing) . Maka dalam hal ini belajar merupakan

proses, kegiatan dan bukan suatu hasil belajar tidak hanya mengingat

akan tetapi mengalami. Menurut Robert M Gagne yang dikutip oleh

Rachman Abror,”pengertian belajar adalah sejenis perubahan yang

diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaanya berbeda

dari sebelum individu berada dalam stuasi belajar dan sesudah melakukan

tindakan yang serupa itu. 4

Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan

perilaku yang terjadi pada peserta didik. Hasil belajar akan memberikan

pengaruh dalam dua bentuk, yakni: pertama, peserta didik akan

mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan atas perilaku dan hasil

belajar yang diinginkan. Kedua, peserta didik akan mengalami perubahan

perilaku menjadi lebih baik. Kesinambungan tersebut merupakan

dinamika proses belajar sepanjang hayat. 5

4
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara hal. 27
5
Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara hal. 208
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri

individu. Sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan dalam diri individu

maka belajar dikatakan tidak berhasil (Nana, 1989: 70).

a. Faktor yang berasal dari luar diri siswa

1) Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial adalah faktor manusia di luar siswa, baik itu

manusia hadir secara langsung maupun tidak langsung, yang

hadir secara langsung seperti guru, orang tua, teman sebaya dan

lain sebagainya, sedang yang tidak hadir secara langsung seperti

foto-foto, Surat, nyanyian dan sebagainya.

2) Faktor Non Sosial

Faktor non sosial adalah faktor selain manusia yang juga dapat

mempengaruhi prestasi belajar, seperti keadaan cuaca, suasana

lingkungan, alat-alat audio visual yang dipakai untuk belajar

sebagai yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran.

b. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa


1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berkaitan dengan

jasmani siswa.

2) Faktor Psikologis
10

Faktor Psikologis dalam belajar adalah faktor yang

terdapat dalam kejiwaan seseorang anak dalam menghadapi

sesuatu pelajaran.

B. Media Audio Visual

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah,

perantara, atau pengantar. Media audiovisual merupakan media yang

yang memiliki sifat multi yaitu suara dan dapat diindra dengan mata

seperti film, video, dan lain-lain. Media audiovisual ini juga dapat

digunakan untuk berbagai macam kepentingan pembelajaran baik

kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sifat audio yang multi ini

memudahkan siswa untuk memahami suatau materi tertentu. Namun

demikian, adanaya media audiovisual ini bukan berarti meniadakan peran

guru dalam pembelajaran. Karena harus diingat bahwa media

pembelajaran hanya bersifat alat yang membantu proses pembelajaran.6

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang

perang yang sangat pentingadalam proses belajar. Media visual dapat

memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan

organisai) dan memperkuat ingatan. Bentuk vissual bisa berupa (1)

gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukan

bagaimana tampaknya sesuatu benda; (2) diagram yang melukiskan

6
Purbo Hendri Waseso. 2016. Perencanaan Sistim Pembelajaran. Wonosobo.
Diandra Pustaka Indonesia hal. 193
hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (3) peta

yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam

isi materi; (4) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang

menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan

seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 2011: 91-92). 7

C. Kajian Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh NUR HIDAYATI dengan judul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM POKOK

BAHASAN DAUR AIR MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO

VISUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF NU

SANGUWATANG TAHUN PELAJARAN 2015” dengan hasil

Penelitian sebagai berikut : penerapan media pembelajaran audio

visual terbukti dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran

IPA materi daur air kelas V semester II di MI Ma’arif NU

Sanguwatang. Hal ini dapat dilihat pada tabel pra siklus sampai siklus

II menunjukan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 10 siswa

(41,66%) menjadi 21 siswa (87,50%). Nilai rata-rata juga meningkat

dari 61,67 menjadi 76,67. Berdasarkan penelitian ini hendaknya guru

mampu memilih media pembelajaran yang sesuai sehingga siswa dapat

7
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada hal. 91-
92
12

termotivasi untuk belajar.Dalam hal ini, guru dapat menggunakan

media audio visual dalam pembelajarannya.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh : INDHA NURUL FAUZIAH

GANI tentang “PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN BIJI

JURUSAN AGRIBISNIS PEMBIBITAN DAN KULTUR

JARINGAN KELAS X DI SMK NEGERI 4 JENEPONTO” Dengan

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media audiovisual peserta

didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran karena media

audiovisual memiliki daya tarik seperti objek atau gambar nyata yang

bias dilihat serta dapat didengar. Selanjutnya model pembelajaran

audiovisual memberikan kontribusi yang sangat siknifikan dengan

demikian dalam peningkatan keaktifan, hasil pembelajaran dan hasil

belajar peserta didik, hal ini menunjukkan media pembelajaran

audiovisual dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta

didik dalam pencapaiyan target kriteria ketuntasan minimal

D. Kerangka Berpikir

kerangka berpikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis

besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran

dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan

merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan


diantara konsep-konsep tersebut. Untuk kerangka berpikir pada penelitian

adalag sebagai berikut :

1. Peserta Didik
Kurang Aktif.
2. kurangnya minat
peserta didik dalam
mempelajari
KONDISI BELAJAR MENGAJAR
Pendidikan Agama
MASIH BERPUSAT
AWAL (PRA PADA GURU (Metode
Islam
3. hasil belajar
SIKLUS) Ceramah)
Pendidikan Agama
Islam peseta didik di
SMP Negeri 1 Jawilan
masih rendah

SIKLUS I SIKLUS II
TINDAKAN
penggunaan penggunaan
media audio media audio
visual. visual.

HASIL BELAJAR SISWA PADA


KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI
KETENTUAN SHALAT BERJAMAAH
KELAS VII.1 DI SMP NEGERI 1 JAWILAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
MENINGKAT DAN MEMENUHI
KRITERIA KETUNTASAN
MINIMAL(KKM).
14

E. Hipotesis Tindakan

Peneliti berasumsi bahwa Media audio visual dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Kompetensi Dasar Memahami Ketentuan Shalat Berjamaah kelas VII.1 di

SMP Negeri 1 Jawilan Tahun Pelajaran 2019/2020


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

1. Tempat dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jawilan, yang terletak di

kecamatan Jawilan Kabupaten Serang Provinsi Banten. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 yang terdiri dari 38

siswa.Siswa terdiri dari 16 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian di laksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019

semseter genap tepatnya pada bulan April 2019 sampai dengan Mei

2019.

B. Design Penelitian

Menurut Kardiawarman dalam Paizaluddin (2014: 6), “penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk

mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian

di kelas tersebut”. Menurut Mulyasa (2011: 11), “penelitian tindakan

kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar

sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment)

yang sengaja dimunculkan”. Sedangkan menurut Arikunto (2008: 16),

penelitian tindakan kelas mempunyai 4 tahapan yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi.Tahap tindakan dan observasi dalam


16

penelitian ini dilakukan dalam satu waktu.Sesudah suatu siklus selesai

diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti

dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus

tersendiri.Prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2 : Alur Penelitian Tindakan Kelas


Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis merencanakan untuk

melaksanakan 2 siklus, dimana dalam setiap siklus terdapat empat langkah

yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan

refleksi.

1. SIKLUS I :

Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :

a) Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan.

Adapun tahap ini meliputi :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

menggunakan media audio visual

2) Mempersiapkan materi Pendidikan Agama Islam yang akan

diajarkan kepada peserta didik dengan menggunakan media

audio visual

3) Membuat lembar observasi untuk mengetahui frekuensi hasil

belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

4) Membuat soal tes akhir yang berbentuk pilihan ganda.


18

a) Tahap Pelaksanaan (Acting)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual.

Prosesnya mengikuti urutan kegiatan sebagai berikut , yaitu :

1) Pembukaan , terdiri dari apersepsi dan motivasi

2) Kegiatan inti, terdiri dari proses pembelajaran dengan menggunakan

media audio visual

3) Kegiatan penutup , yakni membuat kesimpulan.

Adapun urutannya adalah :

1. Apersepsi dan motivasi

a) Guru mengajak peserta didik membaca doa sebelum memulai

pelajaran

b) Guru mengucapkan salam pembuka

c) Guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah

diajarkan pada minggu lalu

d) Selanjutnya guru memotivasi peserta didik dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajarkan, setelah itu guru

menyampaikan tujuan dan manfaat materi Pendidikan Agama

Islam yang akan diajarkan.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan secara umum materi tentang Kerja Keras,

Tekun, Ulet, dan Teliti


b) Guru menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran malalui media

audio visual

c) Guru mempersiapkan pembelajaran melalui media audio visual

d) Guru memerintahkan peserta didik untuk memperhatikan materi

tentang Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti dengan menggunakan

media Audio Visual

e) Guru memerintahkan peserta didik untuk mencatat hal-hal yang di

anggap penting dalam materi Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti

melalui media audio visual

f) Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang materi Kerja

Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti

g) Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik yang kesulitan

dalam menerima pelajaran

h) Guru melakukan penguatan tentang materi Kerja Keras, Tekun,

Ulet, dan Teliti

3. Penutup

a) Pada tahap penutup ini guru bersama peserta didik menyimpulkan

materi tentang Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti

b) Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya

4. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahapan observasi ini dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap pendidik dan


20

peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media

audio visual yang berpedoman pada lembar observasi. Hasil pengamatan

yang didapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dari

implementasi tindakan yang dirancang pada siklus berikutnya.

5. Refleksi (Reflecting)

Pada tahapan ini, refleksi merupakan tindakan-tindakan yang

dilakukan pendidik mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan

oleh pendidik. Refleksi dilakukan pendidik atau observer untuk perbaikan

siklus berikutnya.

2. SIKLUS II

a. Rencana

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti membuat

RPP sesuai dengan SKKD dalam Kompetensi Inti (KI)

b. Tindakan

Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang

dikembangkan dari hasil refleksi siklus pertama.

c. Observasi

Peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan

pembentukan kompetensi peserta didik.

d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan

menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan

pembelajaran yang telah direncanakan.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan Data dan informasi yang penulis perlukan dalam

penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode antara lain:

a. Metode Observasi

Observasi adalah Pengamatan langsung terhadap

fenomena-fenomena obyek yang di teliti secara obyektif dan hasilnya

akan di catat secara sistematis agar diperoleh gambaran yang lebih

kongkret Sebagaimana yang telah di kemukakan oleh Sutrisno Hadi

“Observasi biasa di artikan sebagai pengamat dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang di selidiki”. Berdasarkan

pendapat diatas dapat di pahami bahwa Observasing merupakan

metode pengumpulan dengan cara mengamati secara langsung

peristiwa keadaan yang menjadi objek penelitian.

b. Metode Interview

Interview adalah “teknik pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada

responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.”8

8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta,
Jakarta, 1998, hal. 226
22

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa interview

merupakan salah satu alat untuk memperoleh informasi dengan jalan

mengadakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih, yang

dilakukan secara lisan. Apabila dilihat dari sifat atau teknik

pelaksanaannya, maka interview dapat dibagi atas tiga :

1) Interview terpimpin adalah wawancara yang menggunakan pokok-

pokok masalah yag diteliti.

2) Interview tak terpimpin (bebas) adalah proses wawancara dimana

interview tidak sengaja mengarahkan Tanya jawab pada pokok-pokok

dari focus penelitian dan interview.

3) Interview bebas terpimpin adalah kombinasi keduanya, pewawancara

hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya

dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.

Dalam penelitian ini digunakan interview bebas terpimpin yaitu

pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan

diteliti,selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti

situasi.

Metode ini penulis gunakan untuk mewawancarai langsung guru

fiqih dan peserta didik terhadap penggunaan media audio visual dalam

melakukan proses belajar mengajar dikelas VII.1 di SMP Negeri 1

Jawilan Kabupaten Serang Provinsi Banten.


c. Metode Tes

Metode tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada

seorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau

tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis

didalam diri seseorang. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi

atau hasil belajar, kecerdasan, minat, bakat, dll. Tes sebagai

instrument sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur

adalah hasil belajar.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk

pilihan ganda. Tes dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan (pretest)

dan sesudah pelaksanaan tindakan (post test), baik pada siklus I

maupun siklus II dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar peserta didik.

d. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi adalah “mencari data

mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku,

surat, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan

sebagainya.”9

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa

dokumentasi salah satu cara untuk menghimpun data mengenai hal-hal

9
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 236
24

tertentu, melalui catatan, dokumen yang disusun oleh suatu instansi

atau organisasi-organisasi tertentu.

Metode ini penulis gunakan sebagai pengumpul data tentang

keadaan peserta didik, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana

yang ada di SMP Negeri 1 Jawilan Kabupaten Serang Provinsi

Banten.

1. Jenis Data

Iskandar Dadang dan Narsim (2015: hlm.52) menyatakan perlu

diperhatikan bahwa penelitian tindakan kelas memiliki dua jenis data

yaitu:

a) Data Kualitatif

Data Kualitatif berisi kalimat penjelasan yang diambil dari

hasil observasi peneliti pada siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dan hasil pengamatan observer pada kegiatan

pembelajaran yang dilakukan peneliti dianalisis dengan deskripsi

persentase dan dikelompokkan berdasarkan kategori.

b) Data Kuantitatif

Data Kuantitatif berupa angka-angka yang diambil dari hasil

evaluasi setelah diadakan pembelajaran diolah dengan menggunakan

teknik deskriptif persentase. Nilai dianalisi berdasarkan pencapaian

siswa yakni nilai tertinggi, terendah, jumlah, rerata kelas, dan

ketuntasan.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

pengamatan atau observasi pelaksanaan pembelajaran, angket, lembar

wawancara, dan hasil, serta foto kegiatan pembealajaran. Jadi untuk

penelitian ini peniliti menggunakan jenis data kualitif.

2. Sumber Data

sumber data, artinya dari mana data penelitian data diperoleh. 10

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah :

a) Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII 1 di SMP Negeri 1 Jawilan

Kabupaten Serang Banten.

b) Perserta didik kelas VII 1 di SMP Negeri 1 Jawilan Kabupaten

Serang Banten..

Sedangkan objek yang menjadi pokok permasalah dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui

penggunaan media audio visual pada kelas VII 1 di Negeri 1 Jawilan

Kabupaten Serang Banten..

3. Instrumen Pengumpulan Data

10
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta, 2010, hal.172
26

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

a. Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala peristiwa

selama proses penelitian berlangsung sehubungan dengan

tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Hal ini

dikarenakan berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana

kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa,

suasana sekolah, dan kegiatan lain yang dapat diketahui dari

catatan lapangan.

b. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan catatan yang

menggambarkan tingkat aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dan melakukan pencatatan mengenai kegiatan

guru dan siswa selama dalam pembelajaran. Adapun kisi lembar

observasi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 1. dan tabel 2. berikut


Tabel. 1
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam Pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual
Aspek yang No Item
Indikator
28

Tahap-tahap 1. Persiapan

implementasi a. Membuka pembelajaran 1

model b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2

pembelajaran c. Memberikan motivasi pada siswa 3

dengan d. Apersepsi 4

menggunakan 2. Pelaksanaan

Audio Visual a. Pembagian kelompok. 5


b. Penyampaian materi pelajaran 6
c. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 7
d. Membagikan LKS dan membimbing 8, 9
diskusi.

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk


10
menyampaikan hasil diskusi.

f. Melakukan penilaian berdasarkan hasil


11
kerja kelompok dan individu.

g. Memberikan penghargaan kepada


12
kelompok dengan nilai terbaik.

3. Penutup

a. Menyimpulkan materi pelajaran.

b. Memberikan tes pada siswa 13


c. Pemberian tugas terkait materi selanjutnya 14
d. Mengakhiri pembelajaran 15,
Tabel.2
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
dengan Model STAD
Aspek yang
Indikator No Item
Diamati
Aktivitas 1. Visual activity 1
Belajar Siswa membaca materi yang akan dipelajari,
Siswa siswa mengamati gambar, dan siswa
mengamati demonstrasi
2. Oral activity
Siswa berdiskusi dengan teman, siswa 2, 3
bertanya pada guru atau guru, siswa
mengeluarkan pendapat, siswa memberikan
saran, siswa memberikan pernyataan, dan
melakukan wawancara
3. Listening activity
4
Siswa menyimak penjelasan dari guru,
mendengarkan percakapan
4. Writing activity
Siswa membuat catatan tentang materi 5
pelajaran, menulis laporan, membuat karangan
5. Mental activity
Siswa menanggapi pendapat teman atau guru,
siswa mengerjakan tes dengan kemampuan 6, 7

sendiri, siswa mengingat materi pelajaran,


siswa menganalisis permasalahan
6. Emotional activity 8
Siswa bersemangat dalam mengikuti
pelajaran, siswa bergembira mngikuti plajaran,
siswa berminat mengikuti pelajaran

c. Hasil Tes Siswa


Tes digunakan dalam pengukuran hasil belajar siswa

sebagai tindak lanjut dalam proses pembelajaran yang telah


30

dilakukan. Tes dilakukan pada tiap akhir siklus untuk

mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran. Kisi-kisi soal tes

dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3. sebagai berikut:

Tabel 7.
Kisi-kisi Instrumen Tes siklus 1 dan 2

Materi Pokok Kompetensi Dasar Indikator


Nomor Bentu
Soal k Soal
 Peserta didik dapat menyebutkan 1 PG
jumlah minimal makmun dalam
sholat jamaah.
 Disajikan sebuah hadits, peserta
didik dapat mengidentifikasi makna 2
yang terkandung dalam hadits
tersebut.
 Disajikan sebuah narasi tentang
halangan melaksanakan sholat
berjamaah, peserta didik dapat 3
menentukan persoalan yang
ditanyakan.
 Disajikan sebuah narasi tentang
shaf dalam berjamaah, siswa dapat
mengidentifikasi persoalan yang
disajikan sehingga mampu 4
memberikan solusi yang benar.
3.8 Memahami
 Peserta didik dapat memahami
ketentuan salat
Shalat berjamaah ketentuan tentang bacaan jahr
berjamaah.
dalam sholat berjamaah. 5
.
 Disajikan beberapa beberapa
ketentuan tentang syarat seorang
imam, peserta didik dapat 6
menunjukkan persyaratan yang
benar.
 Peserta didik dapat menyebutkan
pengertian yang tepat tentang
makmum masbuk. 7,8
 Peserta didik dapat menyebutkan
hukum melakukan shalat
berjamaah.
 Disajikan narasi tentang 9
persyaratan menjadi imam, peserta
didik dapat menjelaskan syarat-
syarat tersebut.
10

4. Teknik Analisis Data


Setelah peneliti memperoleh data melalui teknik pengumpulan data

dari objek penelitian, maka selanjutnya peneliti menganalisis data.

Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk

memastikan bahwa dengan melalui media audio visual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran PAIBP kelas

VII.1 di SMPN 1 JAwilan

Menganalisis data sangat diperlukan dalam penelitian ini agar

memperoleh hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai hasil

penelitian. Sebagaimana pendapat berikut ini :

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, data

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.11

D. Indikator Keberhasilan

Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini, indikator keberhasilan

penelitian yang peneliti tetapkan adalah apabila jumlah peserta didik yang

telah berhasil mencapai KKM yaitu mencapai skor 80 berjumlah 80% dari

38 peserta didik. Dengan demikian maka target yang peneliti tetapkan,

peserta didik yang tuntas sebanyak 30 peserta didik dari 38 peserta didik.

11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, Alfabeta, Bandung, 2011, hal.247
32

Apabila siklus pertama dan kedua, jumlah peserta didik yang mencapai

KKM belum mencapai 80% maka akan dilanjutkan kedalam silkus

selanjutnya.

E. Jadwal Penelitian

Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2018/2019 dengana rencana pelaksanaan sebagai berikut:

N PEKAN BULAN JENIS KEGIATAN KETERANGAN

O KE
1. III Maret Rapat koordinasi dengan
2019 observer dan menyusunan
proposal
2. I April Penyusunan perangkat
2019 penelitian

3. II April Penelitian siklus I


2019
4. III April Analisis Data dan Refleksi
2019 Siklus I
5. III April Penelitian Siklus II
2019
6. IV April Analisis data dan refleksi
2019 siklus II
7. IV April Analisis menyeluruh semua
2019 siklus

8. IV Mei 2019 Penyusunan laporan

9. IV Mei 2019 Seminar di MGMP PAIBP


Sub Rayon 04 Kab. Serang*)

Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai