Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial membahas seperangkat fakta,
peristiwa, generalisasi, dan konsep. Bidang studi IPS di berbagai karakteristik
dapat memberikan bekal sikap dan nilai serta keterampilan siswa di masyarakat,
bangsa, dan Negara, tetapi memberikan bekal pengetahuan. Bidang studi IPS di
SD merupakan mata pelajaran yang mempelajari interaksi manusia dalam
kehidupan serta interaksi di masyarakat. Adapun tujuan bidang studi IPS secara
sistematis dilakukan manusia dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Sadirman (2004 : h. 2) menyebutkan bahwa berinteraksi kegiatan
pembelajaran antara seorang tenaga pendidik dan siswa sebagai subjek belajar,
dalam tahap ini guru mampu memberikan pembelajaran dan mengembangkan
motivasi terhadap siswa supaya mampu melakukan kegiatan belajar secara
optimal.
Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Sebagai bidang studi di SD dan di
SMP bertujuan guna membantu siswa mencapai keberhasilan berperan untuk
kehidupan bermasyarakat, peserta didik diharapkan bisa menguasai paling tidak
empat tujuan umum yaitu : pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai serta
kegiatan masyarakat (Somantri 2001, h.99).
Keempat tujuan tersebut direflesikan dengan isu-isu serta masalah-masalah
yang berkembang di dalam masyarakat sehingga peserta didik dapat menangkap
serta memahami dengan perbedaan demokrasi secara ideal dan realitas sosial
( Al-Muchtar : 2004, h.40)
Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial dan studi sosial tersebut ialah bagian
kecil kurikulum yang ada di sekolah. Berisikan tentang materi di bidang ilmu-
ilmu sosial adalah sejarah, sosiologi, politik, geografi, ekonomi, filsafat, psikologi
sosial, dan antropologi. Menurut (Trianto, 2010 : h.171) Ilmu sosial yaitu ilmu
mempelajari tentang berbagai macam perilaku dan masalah sosial secara
perorang ataupun tingkah laku berkelompok.Sebagai integrasi berdasarkan cabang

1
ilmu pada masyarakat, misalnya sejarah, geografi, politik, ekonomi, & budaya
berdasarkan realita dan masalah sosial yang diwujudkan pada satu pendekatan
antar disiplin atau bidang studi pada cabang-cabang dan aspek ilmu sosial. Mata
pelajaran IPS di sekolah dasar sangat penting, hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa proses pembelajaran mengandung materi yang dapat mempersiapkan dan
mengajarkan siswa untuk hidup dan memahami dunia mereka. Selain itu, siswa
sekolah dasar merupakan calon masyarakat, sehingga harus memiliki
kecenderungan untuk berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan
dari bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pengembangan dan
merangsang potensi yang dimiliki oleh siswa rentan terhadap masalah masyarakat,
membentuk sikap psikologis yang positif terhadap perilaku menyimpang di
masyarakat, dan mengatasi setiap masalah yang muncul dalam dirinya atau di
masyarakat. Pembelajaran IPS di tingkat SD selain berupaya mengembangkan dan
membina Sumber Daya Manusia di Indonesia yang trampil dalam masyarakat dan
berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki warga Negara yang
sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian sosial serta perhatian yang
merealisasikan tujuan nasional, juga memberikan siswa dengan pengetahuan ilmu
sosial, serta peserta didik dipersiapkan dapat menerima tuntutan dari perubahan
sosial dan kemajuan kehidupan dimasa mendatang.
Pendapat Supardi (2011 : h.182) bidang studi IPS sangat menekankan
keterampilan dalam menyelesaikan masalah, dari masalah sederhana yang ada di
lingkungan hidup dimulai dari dalam diri sampai permasalahan yang kompleks.
Dalam mengolah, kegiatan belajar mengajar harus bisa dikelola oleh guru secara
bagus, hal ini meliputi fungsi dan tujuan dari pembelajaran IPS. Hal tersebut
dilakukan untuk memberi motivasi siswa dapat berperan aktif dalam proses
pendidikan, meningkatkan pemahaman siswa untuk menghadapi, memecahkan
masalah serta memberikan solusi dari masalah yang disajikan serta
mengembangkan potensi anak didik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalam pengembangan potensi peserta didik yaitu
proses sistematis agar memiliki kecakapan dan keterampilan hidup (life skill)

2
merupakan salah satu pendidikan yang mendorong kecakapan personal (personal
skill), kecakapan social (social skill), kecakapan intelektual (self awareness), serta
kecakapan vokasional (vocasional skill). Dalam pendidikan ditahap melatih, lebih
kearah pada konsep pengembangan kemampuan motorik siswa. Karena perlu
adanya pembiasaan dan melatih siswa agar berpikir kritis, strategis, taktis dan
proses pembelajaran. Siswa dilatih untuk lebih paham dalam memilih dan
merumuskan cara pemecahan masalah atau problem solving serta memahami
proses pemecahan masalahnya. Sehingga budaya instan seperti yang saat ini
berkembang harus ditinggalkan untuk proses pemberdayaan seluruh unsur.
Pembelajaran IPS Sekolah Dasar masih mengalami banyak kendala. Pada
dasarnya pembelajaran IPS sebagai pelajaran yang menekankan pada hapalan dan
ingatan karena banyaknya informasi yang berbentuk pengertian dan uraiaan,
akhirnya banyak yang berpandangan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial dianggap
pelajaran yang membosankan apalagi jika dalam menjelaskan guru kurang
menarik dalam penyampaian pembelajaran dan kurangnya media dan alat peraga
yang di gunakan. Sehingga di jumpai hasil atau prestasi siswa yang kurang
optimal.
Disamping masalah prestasi yang rendah guru juga menambahkan bahwa
masih melihat rendahnya keadaan siswa yang antusias dalam membaca dan
rendahnya minat membaca, sedangkan bisa membantu dalam memahami materi
yang diberikan oleh pendidik, siswa harus rajin membaca ini di tunjukkan bahwa
masih banyaknya siswa yang nelum mampu menyelesaikan tugas-tugas membaca
kaitannya dengan pemahaman materi.Terkait dengan permasalahan rendahnya
prestasi belajar dan sikap gemar membaca siswa, guru dan peneliti dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran serta prestasi belajar siswa akan melakukan
penelitian tindakan kelas dengan model picture and picture.
Usaha yang harus dilaksanakan guru harus memahami, memilih metode,
model, pendekatan, teknik dan strategi pembelajaran materi sesuai dengan yang
disampaikan agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Hal ini menjadi unsur
terpenting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

3
Pemilihan metode, teknik dan strategi belajar dapat mempengaruhi
psikologis siswa. Dan pembelajaran yang monoton agan membuat peserta didik
cenderung mengalami rasa bosan ketika keguatan belajar mengajar berlangsung.
Karna guru perlu melakukan kolaborasi dalam memilih metode, model,
pendekatan, teknik dan strategi pembelajaran sehingga suasana dalam proses
pembelajaran lebih hidup serta peserta didik dibuat menjadi aktif dalam belajar.
Dengan cara demikian diaharapkan agar adanya perubahan dari mengingat
(memorizing) atau mengahapal (rote learning) ke arah berpikir (thinking) serta
pemahaman (understanding) dari model ceramah ke discovery learening atau
inquiry learning.
Karakter siswa pada usia sekolah dasar itu lebih cenderung tertarik kepada
media yang sifatnya visual daripada audio. Melalui media gambar, siswa
diharapkan dapat terbentuk pengetahuannya secara cepat dan permanen karena
siswa bukan hanya mendengar saja tetapi dapat melihat sendiri walaupun melalui
gambar sehingga tidak terjadi “hapal tetapi tidak tahu” (verbalisme). Untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan persoalan, perlu ada upaya guru
dengan proses pembelajaran dalam cara memvariasikan beberapa metode
pembelajaran dilengkapi dengan menggunakan media gambar. Disamping itu
juga, pembelajaran tidak akan berpusat kepada guru lagi tetapi berpusat kepada
anak didik, sehingga siswa dapat membangun dan menggali pengetahuan sendiri
secara optimal.
Dalam hal ini, penulis melakukan tindakan kelas Siswa kelas V SD Negeri
dan Muara Rupit sedang belajar IPS di Divisi Wilayah Indonesia. Nilai awal
pembelajaran (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Pembagian Wilayah
Waktu di Indonesia dapat ditemukan rata-ratanya mencapai 59,09 dengan nilai
tertinggi 80 dan terendah 40 dari KKM 65. Persentase ketuntasannya yaitu dari
38 siswa, hanya ada 17 siswa (44.74%) yang tuntas serta yang masih belum tuntas
sebanyak 21 siswa (55.26%). Maka Berdasarkan hasil yang didapat dari awal
pembelajaran tersebut, peneliti menganggap perlu diadakan perbaikan dalam
pembelajaran pada materi Menurut peneliti, pemisahan zona waktu di Indonesia

4
dengan bantuan media gambar seharusnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri I Muara Rupit.
1. Identifikasi masalah
Dari kegiatan pembelajaran awal yang telah dilakukan oleh pendidik
serta melaui refleksi diri maka masalah dari penyebab rendahnya rata-rata nilai
yang diperoleh anak didik, yakni:
a. Siswa kurang termotivasi dalam menerima pelajaran.
b. Guru kurang mampu memberikan contoh-contoh soal realistis (sesuai
dengan pengalaman dengan keseharian siswa).
c. Siswa masih takut dalam bertanya
d. sarana prasarana yang tidak memadai Padahal sebenarnya penerapan
variasi Media pembelajaran bisa menyenangkan bagi siswa

2. Analisis Masalah
Setelah dilakukannya diskusi dengan Supervisor 1, akhirnya terungkap
akibat-akibat yang menyebabkan rendahnya nilai nilai rata-rata yang diperoleh
anak didik, yaitu:
a. Penggunaan metode yg dipakai kurang bervariasi
b. Guru tidak menggunakan media pembelajaran
c. Kurang detail dalam memberikan penjelasan

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Langkah selanjutnya menurut menganalisis masalah sebelumnya, dan
guru merencanakan alternatif dan prioritas untuk memecahkan masalah, agar
dapat memperbaiki proses pembelajaran diantaranya :
a. Penggunaan metode bervariasi diantaranya tanya jawab, ceramah ,
penugasan, serta Metode Picture and Picture
b. Peningkatan hasil belajar siswa dengan Metode Picture and Picture pada
Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia.
c. Menggunakan media gambar pada Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia.

5
d. Pengelolaan kelas yang berfokus untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dengan cara belajar siswa aktif.

B. Rumusan Masalah
Maka latar belakang diatas maka dilakukan perbaikan adalah:
1. Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan Model Picture and
Picture pada materi Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia ?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan Model Picture and
Picture tentang materi Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia di kelas V
SD N I Muara Rupit ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikkan Pembelajaran


Tujuan dari perbaikan pembelajaran dalam penelitian, dilakukan dengan
tujuan:
1. Peningkatan hasil belajar siswa pada materi Pembagian Wilayah Waktu di
Indonesia melalui Model Picture and Picture
2. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam belajar IPS khususnya
pada Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia melalui Model Picture and
Picture

D. Manfaat Penelitian Perbaikkan Pembelajaran


Hasil perbaikan pembelajaran diharapkan bermanfaat bagi :
a. Untuk siswa :
1. Motivasi belajar siswa dapat meningkat.
2. Pembelajaran dibuat menjadi lebih bermakna.
3. Kemampuan rasa percaya diri siswa meningkat
4. Meningkatkan keaktifan dan lebih kreatif anak didik dalam belajar.
b. Manfaat bagi guru :
1. Termotivasi untuk menggunakan media pembelajaran yg sahih
menggunakan Model Picture and Picture. Bisa memperbaiki dan
meningkatnya kualitas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya.

6
2. Meningkatkan profesionalisme seorang guru dalam membimbing siswa
belajar secara benar.
3. Keberhasilan dalam mendidik murid merupakan suatu keberhasial dan
kebanggan oleh setiap guru
c. Bagi sekolah
1. Bisa Meningkatnya kualitas sekolah dalam rangka memberikan
pelayanan pendidikaan terhadap masyarakat.
2. Sebagai arsip dokumentasi yang dapat digunakan sebagai alat bukti
bahwa di sekolah telah ada inovasi dalam dunia pendidikan.
d. Manfaat bagi peneliti
1. Pada kegiatan mengajar dan melakukan penelitian tindakan kelas dapat
meningkatkan wawasan, pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan
peserta didik
2. Lebih cermat dalam mendiagnosa masalah yang ada pada peserta didik
3. Menunjang dalam karir

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran IPS


Menurut (Baskara, 2013 : h.3 ) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kaitan yang
sangat erat dengan keterpaduan konsep ilmu-ilmu sosial. Dan di kuatkan oleh
(Sudrajat 2014 : h.180) pendidikan IPS tujuannya untuk memberikan peserta
didik pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga memiliki kemampuan bisa
menjadikan bagian warga Negara yang baik diantaranya yaitu Pengetahuan
(Knowledge), sikap serta nilai ( attitudes and values), Keterampilan (skill) dan
kemampuan berperilaku. Menurut tersebut kesimpulannya, IPS adalah semua
pengetahuan yang berhubungan dengan masyarakat. Pada hakekatnya IPS adalah
perpaduan pengetahuan sosial. Yaitu perpaduan antara sejarah dan geografi. Lalu
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyaringan dan penyederhanaan terhadap ilmu-
ilmu dalam masyarakat yang menyajikan di sekolah dan kemampuan seorang guru
dalam menyajikan materi dapat disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
Menurut (Puskur, 2001 : h.9) IPS merupakan studi tunggal yang
menyederhanakan seleksi, kustomisasi, dan modifikasi diorganisasikan terhadap
konsep-konsep keterampilan, antropologi, geografi, ekonomi, sejarah dan
sosiologi. Pendapat lain seperti Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (1999 :1)
berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi tentang konsep-
konsep dasar buat aneka macam ilmu sosial yg disusun melalui psikologis &
pendidikan serta kebermaknaan dan kelayakannya bagi siswa dalam
kehidupannya. Karena sangat dipentingkan yakni dimensi psikologis dan
pedagogik dan karakteristik kemampuan dalam berpikir siswa bersifat meyeluruh
makabidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial untuk jenjang SD tidak ada terlihat
dari aspek disiplin ilmu. Pendapat Sapriya ( 2009 : h.20 ) mengatakan proses
belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial mengarah dalam aspek pendidikan dari
transper pemikiran lantaran pembelajaran IPS dalam anak didik diperlukan
menerima pengertian terhadap sejumlah konsep pada pengembangan dan melatih
nilai, perilaku & moral dan keahlian dari konsep yg dimilikinya. IPS pula

8
membahas mengenai interaksi insan menggunakan lingkungan sekitar. Menurut
UU Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
Pendidikan adalah kegiatan secara terencana dan secara sadar untuk
mengembangkan potensi yang ada pada siswa agar memiliki kekuatan dalam
kegamaan, pengendalian diri, kecerdasan emosional dan spiritual demi
mewujudkan keadaan belajar yang kondusif baik dilingkungan pribadi ataupun
dilingkungan masyarakat. Pembelajaran di kelas sebagai bagian integral dalam
pendidikan juga memiliki visi yang sama terhadap sistem pendidikan nasional,
adalah membentuk kemampuan individu dalam mengembangkan dirinya sehingga
berguna bagi kehidupannya maupun sebagai warga negara dan warga masyarakat
Menurut (Enok, 2009 : h.1) IPS tujuannya dapat mengembangkan potensi
siswa supaya peka terhadap masalah yang ada di masyarakat, mempunyai sikap
mental yang positif dalam perbaikan segala ketimpangan serta memiliki
keterampilan dalam mengatasi masalah yang ada sehari-hari baik yang terjadi
terhadap dirinya maupun masyarakat. Menurut ini juga disampaikan oleh
(Sriwinda Mana’a, 2014 : h. 7) adapun tujuan dari pendidikan IPS merupakan
siswa dapat mengembangkan dan dapat digunakannya penalaran untuk
mengambil keputusan setiap masalah yang dihadapi. Dari penjelasan diatas bahwa
tujuan IPS adalah mengatasi persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari baik
disekolah, lingkungan, masyarakat dan keluarga.
Ada pendapat lain seperti Sapriya (2015 : h.19) mendefinisikan bahwa IPS
adalah nama bidang studi di tingkat SD serta SMP. Dari segi bahasa, dalam
kalimat pendidikan IPS terdapat dua kata yang memiliki makna dan arti yang
berbeda yaitu pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Selain itu juga pendapat
Supriatna, dkk (2010 : h. 5) Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
agar dapat menjadikan manusia berkualitas dan lebih baik dari tidak paham
menjadi paham dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya, pengertian
IPS juga merupakan pembahasan yang memfokuskan perhatian dalam kegiatan
kehidupan manusia.
Mata Pelajaran IPS adalah bidang studi yang di SD/MI mengajarkan materi
Ekonomi, Sejarah, Sosiologi serta Geografi. Dalam pasal 37 Undang-Undang

9
Sistem Pendidikan Nasional mata pelajaran IPS adalah muatan yang harus ada
pada kurikulum SD dan SMP. Adar mewujudkan warga Negara Indonesia
bertanggung jawab, demokratis, menghargai serta menghormati perbedaan, juga
menjadi warga Negara yang baik dan cinta kepada kedamaiaan siswa diarahkan
melalui mata pelajaran IPS. Menurut Supriyatna, dkk (2010 : h.26) bidang studi
Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan biar anak didik mempunyai dan mengenal
kekuatan dalam mengerti ide dalam kaitannya tentang kehidupannya dimasyarakat
dan lingkungannya.
Hamid Hasan, dkk (2009 : h. 1) menyatakan bahwa, pembelajaran IPS yang
diharapkan adalah suatu pembelajaran yang akan membina, membentuk,
mempersiapkan kekuatan siswa yang memiliki pengetahuan, sikap, nilai, dengan
kecakapan dasar diperlukan dalam kehidupannya di lingkungan sosial.
Keberhasilan dan kualitas belajar mengajar yang dapat dipengaruhi oleh
kemampuan juga ketepatan seorang guru dalam hal menggunakan metode belajar
mengajar. Konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan konsep ilmu sosial sebagai bahan belajar mengajar di tingkat
SD sampai dengan Sekolah lanjutan, juga sebagai bahan pengembangan dalam
meningkatkan kemampuan daya pikir peserta didik di Penguruan Tinggi. Konsep
dan fakta pembelajaran IPS yang terpenting adalah dapat dipecahkan dan
dipahami melalui kaitannya dengan masalah-masalah sosial, baik masalah
sederhana maupun masalah yang kompleks. Misalnya, tentang kerusakan
lingkungan dalam pembelajaran geografi, gejala ini tidak hanya mencakup
kerusakan gejala geografi belaka, tetapi secara sosial kemasyarakatan, ekonomi,
politik, dan hukum dalam hal ini menjadi tidak seimbang. Bidang Studi IPS
yang dibahas pada hubungan dengan manusia dan lingkungan. Bagian dari
masyarakat yang nantinya akan dihadapkan kepada berbagai permasalahan di
lingkungan sekitarnya. Merupakan tempat peserta didik berkembang dan tumbuh
menjadi manusia utuh.
Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran IPS yang merupakan pokok
bahasan adalah metode dan ragam pendekatan yang diterapkan dan disesuaikan
dengan keadaan ruang lingkup masyarakat dan aspek kehidupan Masyarakat.

10
Kesepakatan strategi serta cara yang diterapkan melalui kegiatan belajar
mengajar, serta bisa dipertahankannya keadaan yang menyenangkan serta
menarik, akibatnya siswa tidak merasakan kejenuhan dan kebosanan.

B. Hasil Belajar
Menurut (Slameto, 2003 : h. 2) Belajar merupakan sebagai kegiatan
kegiatan cara yang dilaksanakan oleh individu agar mendapatkan perubahan
dalam berprilaku sebagai hasil interaksi baru secara menyeluruh, hasil
pengalamanya tersebut dalam interaksi baru secara keseluruhan, dari hasil
pengalamanya secara sendiri dengan interaksinya terhadap lingkungannya.
Juga belajar ialah proses jiwa raga dalam memperolehnya perubahan perilaku
dari hasil pengalaman seseorang dalam interaksi terhadap lingkungannya
mengenai aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta keterampilan
(psikomotorik) juga pendapat lain (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : h.13)
pendapat Abu Ahmadi serta Widodo Supriyono (2004 : h.127) belajar terjadi
baik aktif serta integratif untuk digunakannya berbagai bentuk perbuatan
sehingga tercapainya tujuan.
Ada beberapa pengertian dan tujuan belajar menurut Mardianto :
1. Belajar artinya suatu usaha sadar, yaitu perbuatan dilakukan secara
sistematis, dan sungguh-sungguh melalui pendayagunaan semua potensi
yang ada pada dirinya baik fisik ataupun mental.
2. Belajar artinya perubahan, tujuannya dalam mengadakan perubahan pada
diri sendiri, yakni dengan perubahan perilaku yang diharapkan kearah
yang lebih baik kedepannya.
3. Belajar artinya perubahan sikap juga bertujuan dalam mengadakan
perubahan tingkah laku, dari sikap negatif menjadi sikap positif, dari
sikap yang tidak hormat menjadi hormat.
4. Belajar artinya perubahan kebiasaan, juga bertujuan untuk merubah dari
kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik. Agar menjadi bekal hidup
individu supaya bisa dibedaknnya antara yang dianggapnya buruk di
tengah-tengah masyarakat untuk dijauhi dan mana yang harus dipelihara.

11
5. Belajar artinya perubahan pengetahuan, tujuannya agar dapat
menghadirkan perubahan pengetahuan di berbagai bidang ilmu,
contohnya tidak tahu membaca sehingga menjadi tahu membaca, juga
tidak bisa menulis jadi dapat menulis. Tidak bisa berhitung menjadi tahu
berhitung.
6. Belajar artinya perubahan keterampilan, bertujuan untuk bisa mengadakan
perubahan yakni keterampilan, contohnya : keterampilan bidang kesenian,
bidang olah raga, bidang tekhnik.

Winkel berpendapat (2004 : h.59) bahwa Belajar ialah salah satu kegiatan
psikis atau mental yang terjadi terhadap interaksi dengan lingkungannya,
memperoleh banyak perubahan pada pengetahuan, pemahaman, keterampilan
serta nilai-nilai sikap. Perubahan tersebut sifatnya tetap. Belajar merupakan
proses yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh beragam kemampuan
(competencies), keterampilan ( skill ), dan sikap ( attitudes ). Menurut Bell-
Gredler (Udin S, 2008 : h.1.5). Dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar bisa di
artikan sebagai usaha secara sadar yang dilakukan individu atau manusia agar
memperoleh perubahan tingkah laku baru secara menyeluruh untuk interaksinya
dengan lingkungan terhadap perubahan tingkah laku hasil belajar tersebut bersifat
positif.
Menurut Dimyati dan Mujiono (2002 : h.157) mengartikan pembelajaran
merupakan kegiatan yang diselenggarakan pendidik agar mengajarkan peserta
didik dalam belajar memproses pengetahuan dan mendapatkan sikap serta
kepandaian. Menurut Udin S Winataputra (2008 : h.1.18) pembelajaran ialah
aktivitas yang dilakukan agar memfasilitasi,menginisiasi, meningkatkan kualitas
dan intensitas belajar pada siswa. Oleh sebab itu belajar mengajar ialah cara
sistemik serta sistematis dalam meningkatkan kegiatan dalam belajar dalam
kegiatan pembelajarannya yang berhubungan dengan jenis belajar serta hakikat
dan hasil belajar itu sendiri.

C. Materi Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia

12
Kita tinggal di planet bumi. Di planet bumi terjadi siang dan malam,
perbedaan waktu, serta sebagainya. Karena luasnya Wilaya Indonesia memiliki
pembagian daerah waktu yang berbeda-beda. Meski keberadaan di Negara
yang sama, terdapat diwilayah-wilayah di Indonesia dapat dibagi menjadi
beberapa zona waktu, yakni waktu Indonesia bagian barat (WIB), juga waktu
Indonesia bagian tengah (WITA) selanjutnya waktu Indonesia bagian timur
(WIT). Hal ini di sebabkan wilayah Indonesia yang terdiri dari Negara
kepulauaan dengan luas lebih kurang 1,9 juta km per segi dan juga letak
geografis Indonesia 950 Bujur Timur sampai 1140 Bujur Timur.
Pembagian ini termasuk dalam keputusan presiden No.41 Tahun 1987 adalah :

Perbedaan waktu tidak hanya dialami oleh Indonesia saja tetapi juga
terjadi di seluruh Negara di dunia. Pembagian wilayah waktu, dapat dipelajari
melalui media peta, atlas, atau globe. Garis yang terlihat pada globe adalah
garis lintang atau bias juga disebut garis parallel, dan garis bujur yang biasanya
disebut garis meridian. Garis lintang yaitu yang melingkari bumi, seolah-olah
membela bumi menjadi belahan bumi lintang utara (LU) atau bagian utara

13
dan belahan bumi Lintang Selatan (LS) atau bagian selatan yaitu 60 LU- 11 LS.
Garis bujur merupakan garis yang membujur membela bumi menjadi Bujur
Barat (BB) dan garis Bujur Timur (BT) atau belahan timur.
Garis bujur .yang ada dibumi berjumlah 36 0 buah, terdiri atas 180 buah
terletak di barat belahan bumi dan 180 buah disebelah timur belahan bumi.
Jarak diantara garis yang satu dengan lainnya adalah 1 0. Setiap satu derajat
mempunyai selisih waktu 4 menit. Setiap 150 mempunyai selisih waktu 15 x 4
menit = 60 menit atau 1 jam
1. Waktu Indonesia Barat ( WIB )
Waktu Indonesia Barat terbentang disepanjang garis 105⁰ Bujur Timur.
Waktu Indonesia Barat sama hal dengan pembagian waktu internasional UTC
+7 atau GMT +7. Berikut merupakan provinsi-provinsi terdiri dari yang
tercangkup dalam WIB :
a. Nangroe Aceh Darussalam
b. Sumatera Utara
c. Sumatera Barat
d. Riau
e. Kepulauan Riau
f. Jambi
g. Sumatera Selatan
h. Lampung
i. Bangka Belitung
j. DKI Jakarta
k. Jawa Barat
l. Banten
m. Bengkulu
n. DI Yogyakarta
o. Jawa Timur
p. Jawa tengah
q. Kalimantan Tengah
r. Kalimantan Barat

14
2. Waktu Indonesia Tengah (WITA)
Waktu Indonesia Tengah adalah terbentang disepanjang garis 120⁰ Bujur
Timur (BT). Waktu ini juga sama halnya dengan pembagian waktu
Internasional UTC +8 atau GMT +8. Berikut merupakan provinsi-provinsi
yang tercangkup dalam WITA
a. Kalimantan Utara
b. Kalimantan Timur
c. Kalimantan Selatan
d. Bali
e. Nusa Tenggara Barat
f. Nusa Tenggara Timur
g. Sulawesi Barat
h. Sulawesi Tengah
i. Sulawesi Selatan
j. Sulawesi Tenggara
k. Sulawesi Utara
l. Gorontal
3. Waktu Indonesia Timur (WIT)
Waktu Indonesia Timur adalah terbentang sepanjang garis 135⁰ (BT)
Bujur Timur. Waktu ini juga sama dengan pembagian waktu Internasional
UTC +9 atau GMT +9. Berikut merupakan provinsi-provinsi juga tercangkup
dalam WIT :
a. Maluku
b. Maluku Utara
c. Papua
d. Papua Barat
Perhitungan waktu menurut standar internasional yang berlaku adalah
GMT (Greenwich Meridian Times) dan berada pada garis 00. karena, wilayah
Indonesia yang tergambaar disebelah timur Greenwich, waktunya lebih cepat
dari pada GMT.

15
D. Model Picture and Picture
1. Pengertian Model Picture and Picture
adalah suatu model belajar mengajar yang menggunakan gambar yaitu
diurutkan atau dipasangkan menjadi urutan logis. Model ini mengandalkan
gambar dalam media pada proses belajar mengajar. Dan sebelum proses
belajar mengajar seorang guru sudah melengkapi gambar untuk ditampilkan
dalam bentuk kertas atau dalam bentuk kartu dalam ukuran besar.
Menurut Suprijono dalam (Huda , 2014 : h.236 ) Model picture and
picture adalah strategi belajar mengajar dalam menggunakan gambar
dengan alat atau media pembelajaran. Cara ini mirip dengan Example Non
Example, karena gambar ini merupakan perangkat utama untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini pembelajaran seorang guru
bukan cukup hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja. tetapi juga harus
bisa menciptakan keadaan kelas yang penuh perhatian, akhirnya kegiatan
belajar mengajar akan sangat efektif sehingga tercapai tujuan yang optimal.
Oleh karena itu seorang guru harus bisa menentukan model yang terbaik
dalam kegiatan pembelajaran.
Secara umum pengertian model merupakan suatu garis besar dalam
bertindak untuk usaha mencapai tujuan yang akan ditentukan. Kaitannya
dengan belajar mengajar, yakni model bisa didefinisikan sebagai pola-pola
umum dalam kegiatan seorang guru dan siswa dalam perwujudan aktivitas
belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang akan digariskan.
Pembelajaran tersebut memiliki ciri inovatif, aktif, kreaktif, dan
menggembirakan. Melalui model apapun setiap aktivitas dilakukan sebagai
penekanan keaktifan siswa setiap proses kegiatan belajar mengajar. Inovatif
pada proses belajar mengajar harus memberikan keadaan yang berbeda,
juga dapat menarik minat siswa. Dan sifat yang kreaktif, setiap proses
belajar mengajar harus membawa minat bagi peserta didik yang akan
menghasilkan dan menyelesaikan suatu masalah dalam menggunakan
metode, cara atau teknik yang dikuasai oleh peserta didik itu sendiri yang
akan diperoleh melalui proses pembelajaran.

16
2. Langkah-langkah dalam Model mengajar dengan Picture and Picture
Dalam pelaksanaan model Picture and Picture ini oleh Jamal Ma’mur
Asmani mengemukakan ada tujuh langkah yakni
a. Guru menyampaikan kompetensi sesuai yang ingin dicapai. Seorang
Guru menyampaikan indikator dan Kompetensi Dasar pada mata
pelajaran yang akan dicapai oleh siswa.
b. Dalam menyajikan materi guru sebagai pengantar dalam Penyajian
materi sangat penting, disini guru memberikan pembelajaran permulaan.
Kesuksesan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
c. Guru memperlihatkan media gambar-gambar dalam kaitannya dengan
materi. Pada kegiatan penyajian materi, seorang tenaga pengajar
mengajak peserta didik ikut terlibat dan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan mengamati pada gambar yang akan ditunjukan oleh
seorang guru atau temannya.
d. Guru memilih siswa secara bergantian dalam memasang atau
mengurutkan media gambar urutan yang sesuai. Dan langkah ini seorang
guru harus dapat melaksanakan inovasi, dalam penunjukan secara
langsung yang kurang efektif dan siswa merasa terhukum.
e. Guru menanyakan alasan dan dasar pemikiran dalam urutan gambar
tersebut. Peserta didik dilatih dalam mengemukan alasan, lalu pemikiran
dan pendapat tentang urutan gambar-gambar tersebut.
f. Guru mulai menanamkan materi atau konsep. Dalam proses ini seorang
guru harus melakukan penekanan kepada peserta didik dalam hal akan
dicapai dengan menuliskan, mengulangi, atau bentuk lain terhadap tujuan
siswa dalam mengetahui hal tersebut yang penting dalam pencapaian
indikator dan KD yang telah ditetapkan.
g. Menyimpulkan materi yang diterima oleh siswa. Guru Melakukan
kesimpulan dengan siswa secara bersama. Guru membantu siswa dalam
proses pembuatan rangkuman dan kesimpulan.

3. Kelebihan dan Kelemahan pada Model Picture and Picture

17
Dalam setiap model belajar mengajar terdapat kelebihannya yakni:
a. Pembelajaran akan lebih terarah
b. Siswa dapat memahami materi dengan mudah
c. Dapat meningkat daya pikir atau daya nalar siswa
d. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
e. Pembelajaran akan lebih berkesan
Kelemahan dari model picture and picture:
a. Susah dalam menemukan gambar yang berkulitas dan bagus
b. Susah menemukan gambar yang sesuai dengan daya pikir
c. Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan gambar perlu
beradaptasi
d. Tidak adanya dana khusu dalam menemukan atau mengadakan gambar-
gambar yang diinginkan
Prosedur yang digunakan dalam menyelesaikan, merancang, dan menghasilkan
esuatu yang diinginkan (Atmazaki, 1993 : h.124). Dalam pembelajaran sifat-
sifat bangun ruang ini peneliti melakukan teknik penggunaan model picture and
picture dengan media gambar. Teknik model picture and picture adalah model
yang dilakukan melalui mengamati suatu gambar dengan langsung.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

18
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek
Siswa di kelas V SD Negeri I Muara Rupit. Mata Pelajaran IPS Semester
genap Tahun Pelajaran 2020/2021 Jumlah siswa dikelas V terdiri dari 38 siswa,
19 siswa laki- laki dan 19 siswa perempuan dengan tingkat kemampuan yang
berbeda-beda.
2. Tempat
Penelitian dilaksanakan di Siswa di kelas V SD Negeri I Muara Rupit .
3. Waktu
Jadwal perbaikan yaitu:
NO HARI / TANGGAL SIKLUS POKOK BAHASAN

Pembagian wilayah waktu di


1 Senin, 26 April 2021 Pra Siklus
Indonesia

Pembagian wilayah waktu di


2 Senin, 03 Mei 2021 I
Indonesia
Pembagian wilayah waktu di
3 Senin, 10 Mei 2021 II
Indonesia

4. Pihak yang Membantu


Pelaksanaan penelitian dibantu oleh Ibu Yulianti, M.Pd sebagai supervisor 1
dalam penelitian ini dan teman sejawat dalam merekam video simulasi
pembelajaran.

A. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Setiap siklus kegiatan dilakukan meliputi : (a). Perencanaan; (b).
Pelaksanaan; (c). Observasi/pengamatan; dan (d). Refleksi. Seperti yang
terlihat pada desain siklus berikut ini :

awal/ Rencana
Refleksi rancangan

Tindakan/

Observasi Rencana yang


direvisi
Refleksi
19
Tindakan/

Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

a. Perencanaan
Merencanakan suatu kegiatan merupakan aktifitas yang harus
dilakukan karena tanpa perencaan maka kegiatan akan ricuh dan tidak terarah.
Rencana akan menjadi panduan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran.
1. Mengidentifikasi Masalah
Dengan melaksanakan pembelajaran pra siklus pada tanggal 26 April
2021 peneliti mampu mengidentifikasi secara mudah masalah seperti apa
yang terjadi dalam pembelajaran Siswa di kelas V SD Negeri I Muara Rupit.
Peneliti dengan dibantu oleh Supervisor 1 dalam memutuskan menggunakan
media belajar berupa media gambar sebagai pemecahan masalah
pembelajaran dialami.
2. Menganalisis dan Merumuskan Masalah
Sebelum menggunakan media gambar untuk kegiatan pembelajaran
peneliti berdiskusi terhadap supervisor 1, tentang keberhasilan media
tersebut, atau alternatif media pembelajaran pendukung lain yang supervisor
sarankan pada peneliti.
Persiapan Pelaksanaan meliputi:
a. Membuat skenario, tindakan yang harus dilakukan dalam rencana dan
proses serta langkah-langkah pembelajaran.
b. Menyiapkan fasilitas dan sarana yang dapat dgunakan dan melaksanakan
perbaikan pembelajaran

20
c. Mempersiapkan lembar observasi

b. Pelaksanaan
Tanpa tindakan, pelaksanaan hanya menjadi angan-angan dan belum
pernah menjadi kenyataan. Melaksanakan langkah yang selanjutnya adalah
realisasi dan rencana yang dibuat. Tahap ini dimulai dengan persiapan
pelaksanaan yang sebenarnya dapat melalui bagian dari perencanaa.
Kemudian persiapan mantap baru kita mulai lagi dengan pelaksanaannya di
dalam kelas.
Perbaikan pembelajaran di dalam kelas untuk mengumpulkan data
melalui observasi.pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan :
Adapun dalam kegiatan pembelajaran peneliti melakukan seperti
skenario yang telah disusun :
Perbaikan Pembelajaran Siklus I
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan menyapa
siswa, berdo’a dan absen
b. Memberikan apersepsi berupa pertanyaan tentang materi yang akan
dijelaskan
c. Memberi motifasi kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan pokok bahasan yang akan dipelajari
b. Guru menjelaskan pada siswa mengenai pembagian wilayah waktu di
Indonesia dengan menggunakan model picture and picture
c. Guru menunjukkan gambar pembagian wilayah waktu.
d. Guru menjelaskan kembali tentang pembagian wilayah waktu, dan
memberikan penyimpulan pembelajaran serta memberikan penguatan.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru melakukan refleksi tentang materi yang sudah dibahas
b. Guru memberikan kesimpulan dari hasil pembelajaran

21
d. Refleksi
Pada tahap ini dengan dibantu hasil analisis data, peneliti mencoba
mengingatkan kembali saat kejadian berlangsung bahwa siswa masih sulit untuk
memahami apa yang di jelaskan guru tentang pembagian wilayah waktu. Peneliti
juga mencoba mengingatkan kembali ada beberapa siswa yang berhasil da nada
yang belum memahami sama sekali tentang penjelasan yang guru berikan.
Melalui refleksi ini peneliti mengenal kekuatan dan kelemahan dari tindakan
yang telah dilakukan. Dan melalui hasil simulasi video yang berdurasi 3-5 menit
peneliti akan menetapkan apa yang telah dicapai serta apa yang belum dicapai,
dan apa yang perlu diperbaiki lagi pada pembelajaran berikutnya.

Perbaikan Pembelajaran Siklus II


1. Kegiatan Awal
a. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan menyapa
siswa,berdo’a, Absen
b. Memberikan apersepsi berupa pertanyaan tentang materi yang akan
dijelaskan
c. Memberi motifasi kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan pada siswa tentang pembagian wilayah waktu di
Indonesia dengan menggunakan model picture and picture.
b. Guru menunjukkan gambar pembagian wilayah waktu.
c. Guru meluruskan kembali kesalahan pemahaman tentang pembagian
wilayah waktu, memberikan penguatan dan memberikan kesimpulan.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru melakukan refleksi tentang materi yang telah dibahas
b. Guru memberikan kesimpulan dari hasil pembelajaran

Refleksi

22
Refleksi artinya meminta bantuan Supervisor 1 atau guru senior sebagai
observer untuk membantu untuk merefleksi hasil simulasi pembelajaran.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

23
Berikut menampilkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran. Hasil dalam
siklus penelitian berupa table, dan grafik juga penjelasan lainnya. Ditampilkan
aktivitas siswa, rata-rata nilai pada tiap siklus, analisis data mengenai ketuntasan
belajar tiap siklus. Menampilkan jumlah siswa yang sudah tuntas atau tidak tuntas
pada masing-masing siklus.
1. Hasil Pengolahan Data
Hasil pengolahan data penelitian perbaikan pembelajaran IPS Siswa di kelas
V SD Negeri I Muara Rupit di tampilkan dalam bentuk tabel dan diagram sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
dalam Prediksi
Keterlibatan Pra Siklus Siklus I Siklus II
No Siswa dalam Jumlah Jumlah Jumlah
% % %
Pembelajaran Siswa Siswa Siswa
36.6666 76.6666
1 Terlibat Aktif 17 6666666 25 50 33 6666666
67 67
16.6666 13.3333 6.66666
2 Terlibat Pasif 14 6666666 7 3333333 3 6666666
67 33 67
46.6666 36.6666 16.6666
3 Tidak Terlibat 7 6666666 6 6666666 2 6666666
67 67 67
Jumlah 38 3800 38 3800 38 3800

Keterangan:
a. Terlibat Aktif, artinya siswa dapat menyimak dengan sungguh-sungguh,
aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi
pelajaran yang diajarkan.
b. Terlibat pasif, artinya siswa belum menyimak dengan sepenuhnya, dan
tidak aktif bertanya sehingga menjawab pertanyaan dengan seadanya.
c. Telibat pasif, artinya siswa duduk diam saja, dan tidak mau bertanya dan
mau menjawab pertanyaan.

24
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0% Terlibat Aktif
40.0% Terlibat Pasif
Tidak Terlibat
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.1
Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
dalam Prediksi

Tabel 4.2
Hasil Tes Formatif Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
dalam Prediksi
Nilai
No Nama L/P Pra
Siklus I Siklus II
Siklus
1 Andika Malentino L 50 70 90
2 Ariffur Rahman L 40 60 60
3 Ananda Pratama L 40 70 80
4 Edo Darussalam L 40 70 80
5 Mulyadi L 70 80 100
6 Azzura Nevia Putri P 70 80 100
7 Asyila Salsabilla P 50 70 90
8 Baytul Rahman L 50 70 90
9 Anggun P 70 80 90
10 Annisya Fany Zalianti P 60 70 80
11 Ayu Melisa P 80 95 100
12 Asensa Qua’ani P 80 80 100
13 Jihan Ramanda L 70 80 100
14 Keimas Reval Diandra L 70 70 100
15 M.Haikal L 80 80 100
16 Feni Intan Ayu Duri P 80 90 100
17 Leni SantikaLupiah Febrianti P 60 60 90
18 Fajriyansyah L 80 90 100

25
19 Rezeki Athorik L 80 90 100
20 M.Fajar Eko Putra L 70 70 70
21 M.Lutfi L 60 70 70
22 Muhammad Rizky Alfasa L 40 70 80
23 Shera Aura P 70 70 80
24 Sindi Aulia P 40 60 80
25 Siti Halima Tusakdiah P 70 70 80
26 Olyvia P 40 60 60
27 Pita Amanda P 60 60 60
28 M Farel Perdana L 65 65 80
29 Riri Agus Novarianto L 50 60 60
30 Amelia Tri Zeti P 50 65 70
31 Herli P 50 60 80
32 Hani Karmila P 50 60 70
33 Septi Anugra Putri P 50 65 70
34 Tri Sulistyo L 50 60 80
35 Tania Dewi Septica P 40 60 100
36 Wisnu Asmara L 50 60 100
37 Payza adesta L 70 60 60
38 Hani Syaputra P 50 60 100

Jumlah 22.45 2640 3200


Rata-rata 59.09 69.50 84.21
Nilai Tertinggi 80 95 100
Nilai Terendah 40 40 60
Tuntas ≥ 65 44.74% 65.79% 86.84%
Tidak Tuntas < 65 55.26% 34.21% 13.16%

18
16
14 Diagram 4.2
12 Range Nilai
10
Hasil Tes
PraSiklus
Formatif Pra
8 Siklus I
Siklus II
Siklus, Si klus
6 I, dan Siklus II
4
dalam Prediksi
2
1. Deskripsi
0
90-100 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 Temuan dan
Refleksi

26
a. Refleksi pra siklus, kegiatan prasiklus yang dilakukan pada hari Senin
tanggal 26 April 2021 memperoleh data bahwa rendahnya hasil kegiatan
aktivitas dan hasil evaluasi siswa. Hal itu disebabkan karena guru belum
menggunakan alat bantuan yang sesuai dengan pelajaran sejarah
peninggalan hindu di Indonesia yang seharusnya dapat membantu siswa
menguasai materi pembelajaran yang disampaikan. Berdasarkan tabel di
atas, prediksi dalam menganalisis terhadap hasil aktivitas siswa menunjukan
bahwa 17 (44,74%) siswa terlibat aktif, 14 (36,84%) siswa terlibat pasif, dan
7 (18,42%) siswa tidak terlibat. Analisis terhadap hasil tes belajar
menunjukan bahwa dari 38 orang siswa, 17 (33,3%) siswa nilainya ≥ 65,
dan 21 (66.7%) siswa dengan nilai <65.
b. Refleksi pada siklus I, kegiatan siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 03 Mei 2021. Kegiatan siklus I ini merupakan hasil dari setelah guru
dalam pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi (ceramah, tanya
jawab, dan penugasan) menunjukkan peningkatan hasil aktivitas dan
evaluasi siswa. Prediksi hasil aktivitas belajar siswa meningkat pada pra
siklus peserta didik yang terlibat aktif 17 (44,74%) dan 25 (65,79%) siswa
pada siklus I. Hasil tes belajar meningkat pada pra siklus siswa yang tuntas
hanya 17 (33,3%) dan 25 (65,79%) siswa pada siklus I. Peningkatan
ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I, yaitu 21,4%.
c. Refleksi pada siklus II, kegiatan pada siklus II dilakukan pada hari Senin
tanggal 10 Mei 2021. Kegiatan ini merupakan kegiatan setelah guru
memberikan latihan dan bimbingan disamping dalam pembelajaran
menggunakan metode yang bervariasi (ceramah, tanya jawab, dan
penugasan). Dalam prediksi kegiatan siklus II ini menunjukkan bahwa
adanya peningkatan hasil aktivitas belajar siswa meningkat pada siklus I
peserta didik yang terlibat aktif 25 (65,79%) dan 33 (86,84%) siswa pada
siklus II. Hasil tes belajar meningkat pada siklus I siswa yang tuntas 17
(33,3%) dan 33 (90,0%) siswa pada siklus II. Peningkatan ketuntasan
belajar siswa dari siklus I ke siklus II, yakni 33,3%.

27
B. Pembahasan Hasil Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil refleksi tahap prasiklus, siklus I dan siklus II ternyata proses
belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran yaitu media gambar
menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar serta hasil belajar
siswa. Hal itu disebabkan adanya perbaikan pembelajaran baik dari alat peraga,
metode bervariasi, pemberian contoh-contoh dan latihan, dan bimbingan yang
dilakukan oleh guru.
Hasil perbaikan yang dilakukan dengan menggunakan media dan alat peraga
atau media pembelajaran yang relevan atau sesuai dengan karakteristik pada
materi dan mata pelajaran yang optimal ternyata dapat membantu tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diterimanya. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat I. Gatot Muhsetyo, dkk. (2007), yaitu bahwa media adalah alat bantu
pembelajaran dengan sengaja dan terencana dilakukan atau disediakan oleh guru
untuk menjelaskan materi pelajaran, juga digunakan siswa ketika terlibat langsung
dalam pembelajaran.
Dari nilai dan data keaktifan siswa, ternyata ada peningkatan nilai yang
diraih oleh siswa. Peningkatan tersebut merupakan keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal lain yang yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran diantaranya adalah pemberian motivasi siswa.
Motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan dalam berbuat sesuatu. Suciati
(2003). Dorongan tersebut dapat berasal dari dirinya sendiri yang dinamakan
Intrinsik Motivation atau dari luar yang dinamakan Extrinsic Motivation.
Pembelajaran yang evektif sangat bergantung dari guru yang mengelolanya.
Guru harus dapat memberikan motivasi kepada siswa terutama yang kurang
memiliki motivasi belajar (guru bertindak sebagai motivator) sehingga siswa
termotivasi untuk terlibat aktif dalam aktivitas pembelajaran. Hal-hal yang
dilakukan oleh peneliti dalam upaya meningkatkan semangat siswa dalam proses
pembelajaran, yaitu :
1. Merespon setiap pertanyaan syang diajukan oleh guru maupun temannya
sendiri.
2. Memberikan pujian (rewood) bagi siswa yang dapat menjawab secara benar.

28
3. Membantu siswa dalam menumbuh kembangkan kepercayaan dirinya.
4. Memberikan bimbingan kepada siswa dalam menguasai suatu konsep yang
diberikan guru.
5. Mengajukan pertanyaan (kuis) kepada siswa sesuai dengan tingkat
pemahamannya.
6. Pemberian penugasan dalam kegiatan pembelajaran agar aktivitas siswa
terlibat aktif.
Perbedaan pemahaman yang terjadi pada siswa merupakan tantangan
tersendiri bagi seorang guru. Oleh karena itu, guru harus menciptakan proses
pembelajaran yang didesain atau dipola sebaik dan serelevan mungkin agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Namun, apabila masih ada beberapa siswa yang
belum mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, maka tugas guru untuk
memberikan bimbingan secara khusus.
Membimbing siswa yang tingkat pemahamannya kurang atau lamban
merupakan salah satu tugas guru dalam pembelajaran. Gagne dan M Driscooll
(dalam Woolfolk : h.1993) mengatakan,” Memberikan bimbingan belajar dengan
tujuan agar membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran atau
kemampuan yang akan dicapainya pada akhir pelajaran”. Dengan demikian,
bimbingan dalam proses pembelajaran mutlak harus dilakukan.
Hal lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah evaluasi. Evaluasi dapat
dilakuakn ketika atau setelah proses pembelajaran dilakukan. Dari hasil evaluasi
itulah, guru dapat mengukur sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi.
Sehingga guru dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran itu perlu
dilakukan perbaikan atau tidak.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan penelitian ini yaitu:

29
1. Model picture and picture sangat berhasil dipakai dalam proses belajar
mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial karena bisa
memotivasi siswa dalam belajar serta berfikir secara kritis akibatnya bisa
mengeluarkan pendapatnya
2. Pemakaian model picture and picture bisa meningkatkan motivasi belajar
siswa. Pemakaian model picture and picture juga memperjelas konsep yang
akan disampaikan, sehingga hasil belajar peserta didik meningkat dari siklus
0 ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.

B. Saran Tindak Lanjut


1. Untuk guru kelas V Sekolah Dasar, dalam memberikan materi pembelajaran
Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia, sebaiknya siswa diberikan alat
bantu agar mereka dengan mudah memahami materi pembelajaran.
2. Dalam pembelajaran mengenai Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia,
sebaiknya guru menggunakan waktu yang efisien dan efektif.
3. Dalam pembelajaran IPS dapat memanfaatkan gambar-gambar yang cocok
dengan materi belajar, sehingga dapat selalu meningkatkan hasil belajar.
4. Diharapkan kepada kepala sekolah bisa mendukung upaya guru untuk
menciptakan pembelajaran yang bersifat PAKEM dengan menyediakan
berbagai alat dan bahan yang bisa memacu guru dalam menciptakan media
pembelajaran yang di perlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggro, M. Toha, dkk. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

30
Anitah, Sri, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Sardjiyo, dkk. (2008). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Satori, Djam’an. (2011). Profesi Keguruan.Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumaatmadja, Nursid, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Suryanto, Adi, dkk. (2009). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

Susilaningsih,Endang, dkk.(2008).Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5.


Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional

Wardani, I.G.A.K., dkk. (2014). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K., dkk. (2012). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K., dkk. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Winataputra, Udin S, dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:
Pusat penerbitan Universitas Terbuka.

31

Anda mungkin juga menyukai